OLEH :
Analisa fisik bahan pangan yakni analisa sifat maupun bentuk dari suatu
bahan untuk mengetahui kualitas demi kepentingan produksi. Karakter fisk bahan
dapat mencakup aspek luas antara lain bentuk, struktur, sifat-sifat optik, warna, dan
penampakan, serta sifat-sifat yang berhubungan dengan panas. Adapun beberapa
nalisa yang dilakukan pada saat analisa karakter fisik bahan yakni derajat putih,
indeks bias, bobot jenis, tekstur, viskositas, dan total padatan terlarut.
Karakter fisik bhan dari hasil pertanian menjadi salah satu patokan untuk
menentukan kualitas dari bahan tersebut. Jika karakter fisik dari bahan tersebut baik
dan sesuai standar maka bahan tersebut dapat di produksiatau diproses lanjut menjadi
prosuk yang mempunyai harga jual yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika karakter
fisik bahna tidak baik makan kita dapat mensiasatinya atau mengolah lanjut sehingga
tidak menurunkan nilai jual.
1.2 Tujuan
Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan meskipun
demikian bukan berarti bahan-bahan cair tidak mengandung bahan-bahan padatan
(solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair.
Bahan pangan pada umumnya bersifat encer, kedua sifat bahan pangan inilah yang
diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan pangan yang mempunyai sifat alir
yang mudah mengalir disebut Fluiditas. (Kanoni, 1999)
Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia
bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan untuk mengtahui
tingkat kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat
dilakukan terhadap pH, total asam dan kadar gula (solube solida). (Khatir,2006)
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungna dengna merancang suatu alat khusus
untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara
penanganannya. Karakter fisik pertanian meliputi bentuk, ukuran luas permukaan,
warna, penampakan, berat, porositas, densitas, dan kadar air. Bentuk dan ukuran
sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,
rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan seperti
elektrostatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembngan alat
grading dan sortasi. (Suharto,1991)
Hand refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan
atau padat, bahan transparan dengan refrektometry. Prinsip pengukuran: oleh cahaya,
penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau refleksi
total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu
dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara
pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda
indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya.
Consistometer adalah alat untuk mengukur konsistensi,contohnya saus.
Penetrometer adalah alat pengukur kekerasan atau kekenyalan pada bahan pangan.
Piknometer adalah alat untuk mengukur berat jenis minyak.
BAB III
NO ALAT BAHAN
1 Consistometer Saus
Hand Refraktometer Minyak Sawit
2
Minyak Kedelai
3 Laktodensimeter Susu Evaporasi
Penetrometer Jeruk
4
Apel
Piknometer Minyak
5
Air
Viskosimeter Minyak Sawit
6
Minyak Kedelai
Whitenesstester Tepung Tapioka
7 Tepung Jagung
Tepung Terigu
8 Gelas Beaker
9 Gelas ukur
10 Batang pengaduk / spatula
11 Neraca Analitik
12 Statif dan Klem
Consistometer
Hand Refraktometer
Laktodensimeter
Penetrometer
Piknometer
Whitenesstester
1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Memasukan sampel kedalam tempat yang telah disediakan,
3. Masukan tempat tersebut kedalam alat whitenesstester.
4. Memasukan sebanyak 3 kali untuk dirata-rata dan kalibrasi untuk mengukur
kadar putih pada sampel tersebut.
Consistometer:
Amati laju aliran sampel dan hitung lamanya aliran menggunakan stopwatch.
Hand Refraktometer:
Tutup prisma yang telah ditetesi sampel,tutup perlahan agar tidak ada
gelembung
Amati dan ukur kadar sampel dengan cara meneropong ke arah sumber
cahaya
Laktodensimeter
Masukan alat Laktodensimeter kedalam gelas ukur yang berisi larutan susu
Piknometer
Masukan sampel yang akan di ukur ke dalam piknometer hingga meluap dan
tidak ada gelembung udara di dalamnya
Lepaskan penahan dan amati sampai batas pertama lalu mulai perhitungan
dengan stopwatch
Whitenesstester
Consistometer
Hand Refraktometer
Laktodensimeter
Sampel Hasil
Susu Evaporasi 31
Penetrometer
Piknometer
Sampel Hasil
Minyak Sawit 76.9015
Air 81.2840
Whitenesstester
Sampel Hasil
Tepung tapioka 91,1
Tepung jagung 60,71
Tepung trigu 77,0
Viskosimeter
4.2 Pembahasan
Analisa fisik bahan pangan yakni analisa sifat maupun bentuk dari suatu
bahan untuk mengetahui kualitas demi kepentingan produksi. Karakter fisk bahan
dapat mencakup aspek luas antara lain bentuk, struktur, sifat-sifat optik, warna, dan
penampakan, serta sifat-sifat yang berhubungan dengan panas. Adapun beberapa
nalisa yang dilakukan pada saat analisa karakter fisik bahan yakni derajat putih,
indeks bias, bobot jenis, tekstur, viskositas, dan total padatan terlarut.
Karakter fisik bhan dari hasil pertanian menjadi salah satu patokan untuk
menentukan kualitas dari bahan tersebut. Jika karakter fisik dari bahan tersebut baik
dan sesuai standar maka bahan tersebut dapat di produksiatau diproses lanjut menjadi
prosuk yang mempunyai harga jual yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika karakter
fisik bahna tidak baik makan kita dapat mensiasatinya atau mengolah lanjut sehingga
tidak menurunkan nilai jual.
Hand refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan
atau padat, bahan transparan dengan refrektometry. Prinsip pengukuran: oleh cahaya,
penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau refleksi
total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu
dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara
pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda
indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya.
Consistometer adalah alat untuk mengukur konsistensi,contohnya saus.
Penetrometer adalah alat pengukur kekerasan atau kekenyalan pada bahan pangan.
Piknometer adalah alat untuk mengukur berat jenis minyak.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hasil dari alat ukur
consistometer pada sampel saus adalah 7,5 cm dengan waktu 18:23:3 menit,pada alat
ukur hand refrakto meter pada sampel minyak sawit indeks biasnya adalah 66.5 dan
pada minyak kedelai 69, pada alat ukur laktodensimeter pada sampel susus evaporasi
mendapatkan hasil 31, pada alat ukur penetrometer mendapatkan hasil untuk jeruk
pada penetro runcing adalah 0.66 dan pada penetro tumpul adalah 1.83 sedangklan
pada apel pada penetro runcing adalah 0.695 dan pada penetro tumpul adalah 3.9,
pada alat ukur piknometer dapat diketahui bahwa berat jenis sampel minyak adalah
0.9460865607, pada alat ukur viskosimeter dapat diketahui bahwa kekentalan minyak sawit
adalah 11,9714 cps sedangkan pada minyak kedelai adalah 11,8708 cps, dan terakhir
pada alat ukur whitenesstester dapat diketahui bahwa derajat putih dari tepung
tapioka 91,1 dan tepung jagung 60.71 dan tepung terigu 77.0.
BAB V
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://triwindari3.wordpress.com/2014/05/07/analisa-karakter-fisik-hasil-
pertanian/
https://www.google.co.id/webhp?hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjz0LS8kLLQAh
WJKo8KHdDOCW8QPAgD&gws_rd=cr&ei=O9wuWKeBDMf2vASEnYvAD
Q#hl=id&q=consistometer&*
https://www.google.co.id/search?q=densitometer&hl=id&biw=1366&bih=604&
site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiFwK2_y7_SAhX
Fu7wKHeh8BsQQ_AUIBigB
Beni Hidayat dan Devi Cendekia. 2017. BPP Analisis Pangan, Semester 2. Penerbit
Polinela, Bandar Lampung.