Anda di halaman 1dari 53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Gresik

a. Sejarah

Gresik sudah dikenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat

perdagangan tidak saja antar pulau, tetapi sudah meluas ke berbagai negara.

Sebagai kota bandar, gresik banyak dikunjungi pedagang Cina, Arab, Gujarat,

Kulkuta, Siam, Bengali, Campa dan lain-lain. Semula Kabupaten Gresik bernama

Kabupaten Surabaya, namun setelah dilakanakannya PP Nomer 38 Tahun 1974

seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan ke Kota

Gresik. Nama Kabupaten Surabaya kemudian berganti menjadi Kabupaten Daerah

Tingkat II Gresik dengan pusat kegiatan di Kota Gresik.

Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian

(SWPB) tidak terlepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang

Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Kabupaten

Gresik termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah pengembangan Jawa Timur

yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri, perdagangan,

maritime, pendidikan dan industri wisata. Ditetapkannya Gresik sebagai bagian

salah satu wilayah pengembangan Gerbangkertosusila dan juga sebagai wilayah

industri, maka kota gresik menjadi terkenal dan termashur, tidak saja di persada

nusantara tetapi juga diseluruh dunia yang ditandai dengan munculnya imdustri

multi modern yang patut dibanggakan Indonesia.

36
37

b. Geografi

Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya yang

merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur, dengan luas wilayah 1.191,25 km2 yang

terbagi dalam 18 Kecamatan dan terdiri dari 330 Desa dan 26 Kelurahan.

Kabupaten Gresik juga mempunyai wilayah kepulauan, yaitu pulau bawean dan

beberapa pulau kecil disekitarnya. Wilayah pesisir Kabupaten Gresik telah

difasilitasi dengan pelabuhan umum dan pelabuhan/dermaga khusus, sehingga

Kabupaten Gresik memiliki akses perdagangan regional dan nasional.

Secara geografis wilayah Kabupaten Gresik terletak antara antara 112°

sampai 113° Bujur Timur dan 7° sampai 8° lintang Selatan dan merupakan

dataran rendah dengan ketinggian 2 sampai 12 meter diatas permukaan air laut.

Sebagian wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu

memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu,

Ujungpangkah dan Panceng serta Kecamatan sangkapura dan Tambak yang

lokasinya berada di Pulau Bawean. Wilayah Kabupaten Gresik sebelah utara

berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura

dan Kota Surabaya, Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo,

Kabupaten Mojokerto, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten

Lamongan.

Sebagian wilayah Kabupaten Gresik mempunyai dataran tinggi diatas 25

meter di atas permukaan laut, serta adanya fakor pembatas alam berupa bentuk-

bentuk batuan yang relatif sulit menyerap air (tanah clay) yang terdapat di

Kecamatan Bungah dan Kecamatan Dukun. Sebagian kawasan pantai terdapat


38

kawasan yang terabrasi dan intrusi air laut. Abrasi yang terjadi meliputi Kecamata

Bungah, Ujung Pangkah, Panceng, Sangkapura dan Tambak, sedangkan intrusi air

laut terjadi diwilayah Kecamatan Gresik, Kebomas, Manyar, Bungah, Sidayu, dan

Ujung Pangkah.

Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari jenis aluvial,

grumusol, mediteran merah dan litosol. Curah hujan di Kabupaten Gresik relatif

rendah, yaitu rata-rata 2.245 mm per tahun. Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya,

Kabupaten Gresik dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:

1) Kabupaten Gresik bagian Utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah,

Sidayu, Bungah, Dukun Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan

kapur yang memiliki tanah relatif kurang subur (wilayah Kecamatan

Panceng). Sebagian dari daerah ini adalah daerah hilir aliran sungai

Bengawan Solo yang bermuara di pantai utasa Kabupaten Gresik yaitu

Kecamatan Ujung Pangkah. Daerah hilir sungai Bengawan Solo tersebut

sangat potensial karena mampu menciptakan lahan yang cocok untuk industri,

perikanan, perkebunan, dan pemukiman. Potensi bahan galian di wilayah ini

cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian non

logam. Sebagian dari bahan mineral non logam ini telah dieksplorasi, dan

sebagian sudah dalam taraf eksploitasi.

2) Kabupaten Gresik bagian tengah (meliputi wilayah Duduk Sampeyan, Balong

Panggang, Benjeng, Cerme, Gresik, Kebomas) merupakan kawasan dengan

tanah relatif subur. Di wilayah ini terdapat sungai-sungai kecil antara lain
39

Kali Lamong, Kali Corong, Kali Manyar sehingga di bagian tengah wilayah

ini merupakan daerah yang cocok untuk pertanian dan perikanan.

3) Kabupaten Gresik bagian Selatan (meliputi wilayah Menganti, Kedamean,

Driyorejo dan Wringin Anom) merupakan sebagian dataran rendah yang

cukup subur dan sebagian merupakan daerah berbukit sehinggah di wilayah

ini merupakan daerah yang cocok untuk industri, pemukiman dan pertanian.

Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini cukup potensial terutama dengan

adanya beberapa jenis bahan galian mineral non logam. Sebagian dari bahan

mineral non logam ini telah dieksplorasi, dam sebagian lainnya sudah dalam

taraf eksploitasi.

4) Wilayah kepulauan Kabupaten Gresik berada di Pulau Bawean dan pulau

kecil sekitarnya yang meliputi wilayah Kecamatan Sangkapura dan Tambak

merupakan sebagian dataran rendah yang cukup subur dengan jenis tanah

mediteran coklat kemerahan dan sebagian merupakan daerah berbukit,

sehinggah di bagian wilayah ini merupakan daerah yang cocok untuk

pertanian, pariwisata, dan perikanan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah

ini cukup potensial dengan adanya jenis bahan galian mineral non logam

spesifik (batu onyx).

Keadaan permukaaan air tanah di wilayah Kabupaten Gresik pada umumnya

realatif dalam, hanya daerah tertentu di sekitar sungai atau rawa-rawa saja yang

mempunyai permukaan air tanah agak dangkal. Pola aliran sungai di Kabupaten

Gresik memperlihatkan wilayah Gresik merupakan daerah muara Sungai

Bengawan Solo dan Kali Lamong dan juga dilalui oleh Kali Surabaya di wilayah
40

selatan. Sungai-sungai ini mempunyai sifat aliran dan kandungan unsur hara yang

berbeda, seperti Sungai Bengawan Solo mempunyai debit air yang cukup tinggi

dengan membawa sedimen lebih banyak dibandingkan dengan Kali Lamong,

sehingga pendangkalan di Sungai Bengawan Solo lebih cepat. Adanya peristiwa

tersebut mengakibatkan timbulnya tanah-tanah oloran (daratan baru yang

terbentuk secara alamiah oleh endapan sungai disekitar muara) seringkali oleh

penduduk dimanfaatkan untuk lahan perikanan.

Iklim Kabupaten Gresik termasuk kedalam iklim tropis dengan temperatur

rata-rata 28,5 °C, kelembaban udara di Kabupaten Gresik rata-rata 75%. Curah

hujan relatif rendah, yaitu rata-rata 2.245 mm pertahun.

c. Pertumbuhan Industri, Penduduk dan Polusi di Kabupaten Gresik

Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.

Beberapa industri di Kabupaten Gresik antara lain Semen Indonesia, Petrokimia

Gresik, Nippon Paint, BHS-Tex, Industri Perkayuan/Plywood, Maspion, dan lain-

lain. Gresik juga merupakan penghasil perikanan yang cukup signifikan, baik

perikanan laut maupun tambak. Gresik juga memiliki sebuah Pembangkit Listrik

Tenaga Gas dan Uap berkapasitas 2.200 MW.

Gresik dan Surabaya dihubungkan oleh Jalan Tol Surabaya-Manyar, yang

terhubung dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol, sehingga membuat Kabupaten

Gresik mudah dijangkau. Perekonomian masyarakat Gresik banyak ditopang dari

sektor wiraswasta, salah satunya yaitu industri songkok, pengrajin tas, pengrajin

perhiasan emas dan perak, dan industri konveksi. Kabupaten Gresik bagian Utara
41

tepatnya di Kecamatan Sidayu juga dikenal sebagai penghasil sarang burung

walet.

Kabupaten Gresik mengalami perkembangan laju industri yang cukup

signifikan, dikarenakan kemudahan akses transportasi baik darat maupun laut.

Selain itu, tenaga kerja terampil cukup mudah diperoleh di Kota Gresik.

Kabupaten Gresik merupakan kawasan industri strategis sejak puluhan tahun lalu,

dikarenakan iklim dan kebijakan sektor investasi membuat para investor semakin

tertarik dan nyaman untuk berbisnis di kabupaten Gresik.

Banyak industri besar di Kabupaten Gresik mengundang perantau-perantau

dari daerah lain untuk mencari pekerjaan yang layak. Kondisi ini selain

menambah jumlah tenaga kerja di Kabupaten Gresik juga akan memperpadat

wilayah Kabupaten Gresik. Berkembang pesatnya kegiatan industri menyebabkan

pembangunan di Kabupaten Gresik juga berkembang dengan pesat, banyak

infrastruktur mulai dari rumah sakit, sekolah, perumahan, dan lain-lain yang

dibangun di Kabupaten Gresik.

Semakin banyaknya pembangunan di Kabupaten Gresik menyebabkan

peningkatan kadar polusi dan memperburuk kualitas udara yang ada di Kabupaten

Gresik. Banyaknya industri merupakan faktor penyebab paling dominan dalam

munculnya pencemaran lingkungan, banyak pabrik yang kurang memperlihatkan

efek jangka panjang limbah yang mereka hasilkan. Polusi baik udara, air, tanah,

maupun polusi suara di Kabupaten Gresik telah mencapai tingkat yang

memperhatinkan.
42

Setiap malam masyarakat Kota Gresik mencium bau ammonia yang sangat

menyengat, yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik kimia yang ada di Kabupaten

Gresik. Pabrik-pabrik di Kabupaten Gresik beroperasi dari pagi hingga malam

hari. Air PDAM di beberapa wilayah Kabupaten Gresik airnya kotor dan bau,

sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

Ketika musim kemarau PDAM tidak memiliki stok air untuk warga,

sedangkan daerah resapan air tanah telah banyak berkurang sehingga banyak

warga tidak bisa lagi memiliki alternatif sumber air dan sangat bergantung pada

PDAM. Sebagian besar tanah di Kabupaten Gresik telah tercemar oleh banyak zat

kimia. Banyak pabrik yang belum memiliki alat untuk melestarikan limbah dan

langsung membuangnya melalui air, tanah, maupun udara, hal ini meupakan

penyebab tingginya tingkat polusi di Kabupaten Gresik.

2. Gambaran Umum BPPKAD Kabupaten Gresik

Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah yang selanjutnya

disingkat BPPKAD adalah Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Gresik. BPPKAD Kabupaten Gresik berlokasi di Jl. Dr.

Wahidin Sudirohusodo No 245 Gresik. Lokasi BBPKAD Kabupaten Gresik

berada di wilayah Kantor Bupati Kabupaten Gresik.


43

Gambar 6. Kantor Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Gresik

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

BPPKAD Kabupaten Gresik dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris

daerah. BPPKAD Kabupaten Gresik dipimpin oleh Ibu Dr. Yetty Sri Suparyati,

MM. Kedudukan sebagai perangkat daerah BPPKAD Kabupaten Gresik

Merupakan unsur penunjang pelaksana urusan pemerintahan daerah di bidang

keuangan.

a. Visi dan Misi BPPKAD Kabupaten Gresik

BPPKAD Kabupaten Gresik tentu memiliki tujuan dan sasaran yang hendak

dicapai yang terangkum dalam suatu visi misi.Visi dan Misi BPPKAD Kabupaten

Gresik adalah sebagai berikut:


44

1) Visi BPPKAD Kabupaten Gresik

Visi BPPKAD Kabupaten Gresik adalah “ Menjadi Institusi yang Transparan,

Akuntabel dan Profesional dalam Pemungutan Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Daerah”.

2) Misi BPPKAD Kabupaten Gresik

Visi yang telah ditetapkan dilaksanakan melaluli misi-misinya, antara lain:

a) Menyediakan informasi pemungutan pendapatan daerah dan pengelolaan

keuangan daerah yang akurat, relevan dan tepat waktu.

b) Menyelenggarakan pemungutan pendapatan dan pengelolaan keuangan

daerah sesuai dengan sistem dan prosedur.

c) Meningkatkan kopetensi dan integritas kinerja aperatur didukung sarana

dan prasarana yang memadahi.

b. Tugas dan Fungsi BPPKAD Kabupaten Gresik

BPPKAD Kabupaten Gresik memiliki tugas sebagai berikut:

1) Membantu Bupati dalam merumuskan dan mengkoordinasikan pelaksanaan

kebijakan teknis operasional dan kegiatan administrasi urusan pemerintahan

di bidang keuangan.

2) Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah

3) Menyusun rencana APBD dan Rancangan perubbahan APBD

4) Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan

peraturan daerah.

5) Melaksanakan fungsi Bendaharra Umum Daerah (BUD).


45

6) Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

7) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan

oleh Kepala Daerah.

Selain memiliki tugas diatas BPPKAD Kabupaten Gresik berfungsi sebagai

berikut :

1) Menyusun kebijakan teknis pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset

daerah.

2) Pelaksanaan tugas dukungan teknis pendapatan, pengelolaan keuangan dan

aset daerah.

3) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

4) Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan

pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan, keuangan dan aset

daerah.

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

c. Struktur Organisasi BPPKAD Kabupaten Gresik

Adapun susunan organisasi BPPKAD Kabupaten Gresik berdasarkan

Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2016, sebagai berikut:

1) Kepala Badan

2) Sekretariat, terdiri dari:

a) Subbagian Umum dan Kepegawaian


46

b) Subbagian Keuangan

c) Subbagian Penyusunan Program dan Pelaporan

3) Bidang Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan, terdiri dari:

a) Subbidang Pendataan dan Verifikasi

b) Subbidang Penetapan da Penilaian

c) Subbidang Pengelolahan Data dan Informasi

4) Bidang Pajak Daerah Lainnya, terdiri dari:

a) Subbidang Pendataan dan Pengembangan

b) Subbindang Penetapan dan Pemeriksaan

c) Subbidang Legalisasi Benda Berharga

5) Bidang Penagihan dan Pelayanan, terdiri dari:

a) Subbidang Penagihan Pajak Daerah

b) Subbidang Pelayanan dan Keberatan Pajak Daerah

c) Subbidang Bagi Hasil dan Pelaporan Pendapatan Daerah

6) Bidang Anggaran, terdiri dari:

a) Subbidang Anggaran Urusan Pemerintah Wajib

b) Subbidang Anggaran Urusan Pemerintah Lainnya

c) Subbidang Administrasi Negara

7) Bidang Perbendaharaan, terdiri dari:

a) Subbidang Belanja Daerah

b) Subbidang Penerimaan Daerah

c) Subbidang Akuntansi dan Pertanggungjawaban


47

8) Bidang Pengelolaan Aset, terdiri dari:

a) Subbidang Pemanfaatan dan Pengamanan Aset

b) Subbidang Penilaian, Penghapusan dan Pemindahtanganan Aset

9) Kelompok Jabatan Fungsional

10) Unit Pelaksana Teknis Badan

Berikut bagan struktur organisasi BPPKAD Kabupaten Gresik :

Gambar 7 Struktur Organisasi Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Gresik

Sumber: gresikkab.go.id/profil/badan_ppkad

d. Rincian Tugas dan Fungsi BPPKAD Kabupaten Gresik

1) Kepala Badan

Kepala badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam merumuskan dan

mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan teknis operasional dan kegiatan


48

administrasi urusan pemerintahan di bidang keuangan. Dalam Melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud kepala badan mempunyai fungsi :

a) Menyusun kebijakan teknis pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset

daerah;

b) Pelaksanaan tugas dukungan tekis pendapatan, pengelolaan keuangan dan

aset daerah;

c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

d) Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan

pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan

aset daerah; dan

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2) Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan surat menyurat,

kearsipan, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga

kantor serta mengkoordinasian penyusunan rencana program, evaluasi dan

pelaporan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud sekretariat

menyelenggarakan fungsi:

a) Pengkoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan;

b) Pelayanan administrasi umum, ketatausahaan, kearsipan dan dokumentasi

dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas;

c) Pengelolaan administrasi keuangan dan urusan kepegawaian;


49

d) Pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan dan investaris kantor;

e) Pelayanan administrasi perjalanan dinas;

f) Pengkoordinasian Bidang di lingkup Badan Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah;

g) Pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan program dan

kegiatan; dan

h) Pelakasanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat memiliki berbagai subbagian, yang terdiri dari:

a) Subbagian Umum dan Kepegawaian

b) Subbagian Keuangan

c) Subbagian program dan Pelaporan

Subbagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh kepala subbagian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris. Berikut tugas dari

kepala subbagian yang dimaksud:

a) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian

Kepala subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas:

i. Melaksanakan pelayanan administrasi umum dan ketatausahaan;

ii. Mengelola tertib administrasi perkantoran dan kearsipan;

iii. Menyusun agenda kegiatan pimpinan dan keprotokolan;

iv. Melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan

mempersiapkan sarana prasarana kantor;


50

v. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan perjalanan

dinas pimpinan;

vi. Melaksanakan pengadaan, perawatan inventaris kantor;

vii. Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian, disiplin

pegawai dan pengembangan kompetensi pegawai; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris

sesuai dengan bidang dan tugasnya.

b) Kepala Subbagian Keuangan

Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas:

i. Menyusun rencana usulan kebutuhan anggaran keuangan;

ii. Mempersiapkan dan menyusun kelengkapan adminstrasi keuangan;

iii. Mengelola pembukuan dan pembendaharaan;

iv. Melaksanakan verifikasi kelengkapan bukti administrasi keuangan;

v. Menyusun rekapitulasi penyerapan keuangan sebagai bahan

evaluasi kinerja keuangan;

vi. Melaksanakan pengelolaan tertib administrasi keuangan di

ingkungan BPPKAD;

vii. Melaksanakan penyelesaian biaya perjalanan dan pembayaran hak

lainnya; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris

seusai dengan bidang tugasnya.


51

c) Kepala Subbagian Program dan Pelaporan

Kepala subbagian program dan pelaporan mempunyai tugas:

i. Melaksanakan penyusunan rencana strategis di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah;

ii. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan tahunan badan;

iii. Melaksanakan verifikasi internal usulan perencanaan progran dan

kegiatan;

iv. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan BPPKAD;

v. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan program dan

kegiatan BPPKAD;

vi. Mengumpulkan dan menganalisa data hasil pelaksanaan program

dan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset

daerah; dan

vii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yag diberikan oleh sekretaris

sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Bidang – Bidang dalam BPPKAD Kabupaten Gresik

Bidang-bidang dalam BPPKAD Kabupaten Gresik mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan di Bidang masing-masing. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Bidang, menyelenggarakan

fungsi:

a) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan bahan kebijakan dan

perencanaan program sesuai bidangnya;


52

b) Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program dan kebijakan di

bidangnya;

c) Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan di

bidangnya;

d) Pelaksanaan pelayanan administrasi program di bidangnya;

e) Pelaksanaan program, pengendalian kegiatan dan kebijakan teknis di

bidangnya;

f) Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi program dan kebijakan teknis di

bidangnya;

g) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan program dan kebijakan

teknis di bidangnya;

h) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Badan sesuai

dengan bidang tugasnya.

Berikut tugas dari Bidang yang terkait dalam penelitian ini:

1) Bidang Pajak Daerah Lainnya

Bidang Pajak Daerah Lainnya mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Kepala Badan di bidang Pajak Daerah Lainnya. Dalam melaksanakan

tugasnya, Kepala Bidang Pajak Daerah Lainnya menyelenggarakan fungsi:

a) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan bahan kebijakan perencanaan

program pajak daerah lainnya;

b) Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program dan kebijakan di bidang

pajak daerah lainnya;


53

c) Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

program pajak daerah lainnya;

d) Pelaksanaan administrasi program pajak daerah lainnya;

e) Pelaksanaan program dan kebijakan teknis di bidang pajak daerah

lainnya;

f) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi program dan kebijakan

teknis di bidang pajak daerah lainnya; dan

g) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Pajak Daerah Lainnya, terdiri dari:

a) Subbidang Pendapatan dan Pengembangan;

b) Subbidang penetapan dan pemeriksaan; dan

c) Subbidang Legalisasi Benda Berharga.

Subbidang dipimpin oleh seorang kepala subbidang yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pajak Daerah Lainnya. Berikut

tuagas kepala subbidang yang dimaksud:

a) Kepala Subbidang Pendataan dan Pengembangan

Kepala Subbidang Pendataan dan Pengembangan memiliki tugas:

i. Menyusun rencana kegiatan di Subbidang Pendataan dan

Pengembangan;
54

ii. Melakukan penyusunan bahan kebijakan, pembinaan dan fasilitasi

pendataan dan pengembangan pajak daerah lainnya;

iii. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

kegiatan dan kebijakan teknis pendataan dan pengembangan pajak

daerah lainnya;

iv. Melaksanakan administrasi kegiatan pendataan dan

pengembangan pajak daerah lainnya;

v. Melaksanakan kegiatan dan kebijakan teknis pendataan dan

pengembangan pajak daerah lainnya;

vi. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kegiatan dan kebijakan

teknis pendataan dan pengembangan pajak daerah lainnya;

vii. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan dan kebijakan teknis pendataan dan pengembanan pajak

daerah lainnya; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pajak Daerah Lainnya sesuai tugasnya.

b) Kepala Subbidang Penetapan dan Pemeriksaan

Kepala Subbidang Penetapan dan Pemeriksaan memiliki tugas:

i. Menyusun rencana kegiatan di Subbidang Penetapan dan

Pemeriksaan;

ii. Melakukan penyusunan bahan kebijakan, pembinaan dan fasilitasi

kegiatan penetapan dan pemeriksaan;


55

iii. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

kegiatan penetapan dan pemeriksaan;

iv. Melaksanakan administrasi kegiatan penetapan dan pemeriksaan;

v. Melaksanakan kegiatan dan kebijakan teknis penetapan dan

pemeriksaan;

vi. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kegiatan dan kebijakan

teknis penetapan dan pemeriksaan;

vii. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan dan kebijakan teknis penetapan dan pemeriksaan; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pajak daerah Lainnya sesuai bidang tugasnya.

c) Kepala Subbidang Legalisasi Benda Berharga

Kepala Subbidang Legalisasi Benda Berharga memiliki tugas:

i. Menyusun kegiatan di Subbidang Legalisasi Benda Berharga;

ii. Menyusun bahan kebijakan, pembinaan dan fasilitasi kegiatan

legalisasi benda berharga;

iii. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk

pelaksanaan di kegiatan legalisasi benda berharga;

iv. Melaksanakan administrasi kegiatan legalisasi benda berharga;

v. Melaksanakan kegiatan dan kebijakan teknis legalisasi benda

berharga;

vi. Melakanakan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan

kegiatan dan kebijkan teknis legalisasi benda berharga;


56

vii. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan

kebijakan teknis legalisasi benda berharga; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pajak Daerah Lainnya sesuai bidang tugasnya.

2) Bidang Perbendahharaan

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Kepala Badan di bidang Perbendaharaan dan Akuntasi. Dalam melaksanakan

tugas, bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:

a) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan kebijakan dan perencanaan

program di bidang perbendaharaan dan akuntansi;

b) Pelaksanaan koordinasi dan singkronisasi program dan kebijakan di

bidang perbendaharaan dan akuntansi;

c) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk

pelaksanaan program di bidang perbendaharaan dan akuntasi;

d) Pelaksanaan administrasi di bidang perbendaharaan dan akuntansi;

e) Pelaksanaan program, pengendalian kegiatan dan kebijakan teknis

akuntansi, verifikasi dan pelaporan di bidang perbendaharaan;

f) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi penerapan program dan

kebijakan teknis di bidang perbendaharaan dan akuntansi;

g) Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

penerapan program dan kebijakan teknis perbendaharaan dan akuntasi;


57

h) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perbendaharaan terdiri dari:

a) Subbidang Belanja Daerah;

b) Subbidang Penerimaan Daerah;

c) Subbidang Akuntansi dan Pertanggungjawaban.

Subbidang dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. Berikut tugas dari

Kepala Subbidang yang dimaksud:

a) Kepala Subbidang Belanja Dearah

Kepala Subbidang Belanja Daerah memiliki tugas:

i. Menyusun rencana di Subbidang Belanja Daerah;

ii. Menyusun bahan perumusan kebijakan, pembinaan dan fasilitasi

kegiatan dan kebijakan teknis bendahara belanja daerah;

iii. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

bendahara belanja daerah;

iv. Melaksanakan pelayanan administrasi di bidang belanja daerah;

v. Melaksanakan kegiatan dan kebijakan teknis perbendaharaan

belanja daerah;

vi. Melaksanakan koordinasi pembinaan dan fasilitasi kegiatan dan

kebijakan teknis bendahara belanja daerah;


58

vii. Melakukan mentoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan dan kebijakan teknis belanja daerah; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Perbendaharaan sesuai bidang tugasnya.

b) Kepala Subbidang Penerimaan Daerah

Kepala Subbidang Penerimaan Daerah memilik tugas:

i. Menyusun rencana kegiatan di Subbidang Penerimaan Daerah;

ii. Menyusun bahan perumusan kebijakan, pembinaan dan fasilitasi

kebijakan teknis penerimaan daerah;

iii. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

bendahara penerimaan daerah;

iv. Melaksanakan pelayanan administrasi di bidang penerimaan

daerah;

v. Melaksanakan kegiatan dan kebijakan teknis perbendaharaan

penerimaan keuangan daerah;

vi. Melaksanakan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi kebijakan

teknis bendahara penerimaan kauangan daerah;

vii. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan

perbendaharaan penerimaan keuangan daerah; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Perbendaharaan sesuai bidang tugasnya.


59

c) Kepala Subbindang Akuntansi dan Pertanggungjawaban

Kepala Subbidang Akuntansi dan Pertanggungjawaban memiliki tugas:

i. Menyusun rencana kegiatan di Subbidang Akuntansi dan

Pertanggungjawaban;

ii. Menyusun bahan perumusan kebijakan, pembinaan dan fasilititasi

pelaksanaan kebijakan akutansi dan pertanggungjawaban;

iii. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan di

bidang akuntansi dan pertanggungjawaban;

iv. Melaksanakan pelayanan administrasi kegiatan di bidang akuntansi

dan pertanggungjawaban;

v. Melaksanakan kegiatan dan kebijakan teknis akuntansi dan

pertanggungjawaban;

vi. Melaksanalan koordinasi, pembinaan dan kebijakan teknis

akuntansi dan pertanggungjawaban;

vii. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kebijakan di bidang akuntansi dan pertanggungjawaban; dan

viii. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Perbendaharaan sesuai bidang tugasnya.

3) UPTB (Unit Pelaksana Teknis Badan)

Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disingkat UPTB yaitu Unit

Pelaksana Teknis di lingkungan BPPKAD untuk melaksanakan sebagian teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja 1


60

(satu) atau beberapa kecamatan. UPTB di BPPKAD Kabupaten Gresik terbagi di

4 (empat) wilayah yaitu:

a) UPT BPPKAD Cerme;

b) UPT BPPKAD Sedayu;

c) UPT BPPKAD Driyorejo; dan

d) UPT BPPKAD Sangkapura

B. Penyajian Data

1. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik

Salah satu sumber penerimaan suatu daerah yaitu pendapatan asli daerah.

Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.Pendapatan asli daerah Kabupaten Gresik terdiri

dari 4 bagian yaitu :

a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah;

c. Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan; dan

d. Lain-lain PAD yang Sah.

Pada tabel 1 berikut ini disajikan data realisasi Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Gresik pada tahun 2010 sampai tahun 2014.


61
62

Dari tabel yang dijelaskan sebelumnya terlihat bahwa pada pendapatan asli daerah

Kabupaten Gresik selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Penyumbang terbesar pada pendapatan asli daerah Kabupaten Gresik yaitu

dari sektor pajak daerah. Pada urutan ke dua penyumbang pendapatan asli daerah

Kabupaten Gresik yaitu lain-lain PAD yang sah, selanjutnya yaitu retribusi daerah

dan yang terakhir yaitu pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pajak

daerah Kabupaten Gresik memiliki peranan penting dalam pendapatan asli daerah.

Pajak Daerah di Kabupaten Gresik tiap tahun nya mengalami peningkatan

yang signifikan. Sumber pendapatan di Kabupaten Gresik memiliki 11 objek

pajak yang mempunyai jumlah penerimaan yang berbeda di setiap tahunnya.

Salah satu objek pajak daerah yang menyumbang penerimaan terbesar di

Kabupaten Gresik adalah berasal dari sektor BPHTB.

Selain mengalami peningkatan, pada pajak daerah Kabupaten Gresik juga ada

yang mengalami penurunan. Salah satu objek pajak daerah di Kabupaten Gresik

yang mengalami penurunan yaitu pada sektor pajak sarang burung walet. Pajak

sarang burung walet menjadi satu-satunya objek pajak daerah yang mengalami

penurunan di pajak daerah Kabupaten Gresik. Pajak sarang burung walet

mengalami penurunan drastis pada tahun 2011 dan sudah tidak ada pemasukan

lagi mulai tahun 2013.

Berikut tabel 2 yang menyajikan penerimaan pajak daerah Kabupaten Gresik

pada tahun 2010 sampai tahun 2015.


63
64

2. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten

Gresik

Pajak sarang burung merupakan pajak yang dikenakan kepada pengusaha atau

petani/peternak sarang burung walet. Pengenaan pajak sarang burung walet tidak

mutlak ada pada seluruh daerah Kabupaten atau Kota di Indonesia. Kabupaten

Gresik merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai kebijakan mengenakan

pajak sarang burung walet.

Kebijakan mengenakan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik

dimulai saat adanya peraturan yang mengatur tentang pajak sarang burung walet.

Untuk kepastian tahunnya kapan dikenakannya pajak jenis ini masih belum

diketahui. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Sholihan, S.E. (Kepala Subbidang

Pendapatan dan Pengembangan Pajak Daerah Lainnya)

“ mulai awalnya tahun berapa ya, kalau dilihat dari data yang saya punya pada
tahun 2007 sudah ada”. (wawancara tanggal 13 Juni 2017 di kantor BPPKAD
Kab. Gresik)

Pengenaan pajak sarang burung walet dimulai saat berlakunya Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Pada

peraturan ini berisi tentang objek pajak baru untuk pajak daerah salah satunya

pajak sarang burung walet. Dengan adanya peraturan tersebut setiap kabupaten

atau kota di beri wewenang untuk mengenakan objek pajak baru yang tercantum

di Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tak terkecuali di Kabupaten Gresik.

Berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, membuat Kabupaten Gresik menerbitkan Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Dalam peraturan tersebut ada
65

beberapa pajak baru yang dikenakan, salah satunya yaitu pajak sarang burung

walet. Pajak sarang burung walet diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun

2011 pada bagian ke sembilan.

Pengenaan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik dilakukan

sebelum adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2011. Untuk dasar hukum yang

dipakai dalam pengenaan pajak sarang burung walet yaitu menggunakan

Peraturan Bupati.Sebagaimana dijelaskan Bapak Sholihan, S.E. (Kepala

Subbidang Pendapatan dan Pengembangan Pajak Daerah Lainnya)

“Ya dulu juga ada mas peraturan yang membahas pajak sarang burung walet,
Cuma ditahun 2011 ada pergantian perda. Kan tidak mungkin kita mengenakan
pajak tanpa adanya peraturan. Jadi dulu kita pakai Peraturan Bupati, kalau untuk
Peraturan Daerah No 2 Tahun 2011 itukan turunan dari Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”. (wawancara tanggal
13 Juni 2017 di kantor BPPKAD Kab. Gresik)

Pengenaan pajak sarang burung walet tiap daerah berbeda. Karena penentuan

besarnya tarif pajak sarang burung walet ditentukan daerah masing-masing,

sehinggabesarnya tarif pajak sarang burung walet tiap daerah berbeda. Kabupaten

Gresik mengenakan tarif pajak sarang burung walet sebesar 5%. Sebagaimana

dijelaskan Bapak Sholihan, S.E. (Kepala Subbidang Pendapatan dan

Pengembangan Pajak Daerah Lainnya)

“Untuk tarifnya yaitu seingat saya Cuma 5% dari omset mas”. (wawancara
tanggal 13 Juni 2017 di kantor BPPKAD Kab. Gresik)

Pajak sarang burung walet dikenakan kesemua pengusaha atau petani sarang

burung walet tanpa ada minimal penghasilan. Berapapun penghasilan dari sarang
66

burung walet tetap dikenakan pajak sarang burung walet. Jadi meskipun

penghasilan pengusaha atau petani sarang burung walet itu kecil maupun besar

tetep dikenakan pajak sarang burung walet.

Sistem pemungutan pajak sarang burung walet yaitu menggunakan self

assesment system. Karena wajib pajak diberi wewenang untuk menghitung jumlah

pajak yang terutangnya sendiri.Dan pembayarannya langsung dibayar ke

BPPKAD ataupun UPT.

Berikut alur penetapan sampai pelaporan pajak sarang burung walet di

Kabupaten Gresik:

Gambar 8 Alur Pendataan Wajib Pajak sampai Pelaporan Pajak Sarang

Burung Walet di Kab. Gresik

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Penjelasan:

1. Pihak BPPKAD mensurvei ke daerah yang dianggap memiliki potensi

pajak sarang burung walet, pihak BPPKAD mendatangi langsung


67

pengusaha/petani sarang burung walet dengan membawa form Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), dan memberikan informasi tentang

pajak sarang burung walet.

2. Setelah mendapat informasi tentang pajak sarang burung walet dan

mendapat form SPTPD, pengusaha/petani menghitung hasil dari panen

sarang burung walet dan mengkalikan dengan tarif pajak sarang burung

walet. Setelah itu pengusaha/petani sarang burung walet menyetorkan ke

kantor BPPKAD atau bisa di Kantor UPT dimana yang paling dekat

dengan membawa form SPTPD.

Sosialisasi tentang pajak sarang burung walet dilakukan oleh pihak

BPPKAD pada saat jaya-jayanya sarang burung walet di Kabupaten Gresik.

Sosialisasi dilakukan di Kantor BPPKAD dan dilakukan juga di Kecamatan

dimana daerah itu memiliki potensi sarang burung walet. Sebagaimana dijelaskan

Bapak Sholihan, S.E. (Kepala Subbidang Pendapatan dan Pengembangan Pajak

Daerah Lainnya)

“Pada saat dulu pada saat jaya-jayanya itu (sarang burung walet) ya ada sosialisasi
mas, ada yang di Kecamatan pernah juga diundang kesini (Kantor BPPKAD)
untuk dilakukan sosialisasi”. (wawancara tanggal 13 Juni 2017 di kantor
BPPKAD Kab. Gresik)

Dan sebagaimana tambahan dari penjelasan Bapak Kadri (Pelaksana di UPT

Kecamatan Sidayu)

“Pernah dilakukan, itu kisaran tahun 2003 sampai 2004 itu pas gencar-gencarnya
sarang burung walet di Kecamatan Sidayu”. (wawancara tanggal 15 Juni 2017 di
kantor UPT Kecamatan Sidayu)
68

Pusat sarang burung walet di Kabupaten Gresik yaitu berada di Kecamatan

Sidayu. Dibuktikan dengan banyaknya pengusaha/petani walet di kecamatan

tersebut pada waktu jaya-jayanya sarang burung walet. Bahkan di Kecamatan

Sidayu terdapat asosiasi yang bergerak di bidang walet yaitu APPSWI (Asosiasi

Pengusaha Sarang Burung Walet Indonesia) yang diketuai oleh Bapak H.

Wahyudin yang asli Sidayu tapi sudah berdomisili di Surabaya. Sebagaimana

yang dijelasan Bapak Kadri (Pelaksana di UPT Kecamatan Sidayu)

“Pas waktu gencar-gencarnya sarang burung walet di Kecamatan Sidayu, sampai


ada asosiasinya namanya APPSWI (Asosiasi Pengusaha Sarang Burung Walet
Indonesia) yang kebetulan ketuanya orang Sidayu, yaitu H. Wahyudin putranya
H. Qosin tapi sekarang berdomisili di Surabaya”. (wawancara tanggal 15 Juni
2017 di kantor UPT Kecamatan Sidayu)

Di Kabupaten Gresik pendapatan pajak daerah pada sektor pajak sarang

burung walet tiap tahunnya mengalami penurunan. Meskipun di tahun 2008

sempat mengalami kenaikan, namun kenaikannya hanya sedikit.. Dilihat dari

tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 pendapatan pajak sarang burung

waletselalu mengalami penurunan, apalagi pada tahun 2011 pendapatan pajak

sarang burung walet mengalami penurunan yang sangat drastis. Bahkan untuk

ditahun 2013 sudah tidak ada pemasukan dari sektor pajak sarang burung walet.

Berikut tabel pendapatan pajak sarang burung walet dari tahun 2007 – 2015.
69

Tabel 3 Pendapatan Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Gresik

Tahun 2007 – 2015

Tahun Total Pendapatan Pajak Sarang Burung Walet

2007 Rp 11.161.090,00
2008 Rp 11.295.500,00
2009 Rp 11.050.000,00
2010 Rp 11.025.000,00
2011 Rp 3.050.000,00
2012 Rp 1.500.000,00
2013 Rp -
2014 Rp -
2015 Rp -
Sumber: BPPKAD Kabupaten Gresik, olahan peneliti 2017

Penyebab penurunan pemasukan pajak daerah pada sektor sarang burung

walet yaitu kondisi sarang burung walet sekarang. Kondisi sarang burung walet di

Kabupaten Gresik sekarang sudah tidak bergairah lagi, karena banyak rumah

walet yang sudah tidak menghasilkan sarang burung lagi. Sebagaimana dijelaskan

Bapak Sholihan, S.E. (Kepala Subbidang Pendapatan dan Pengembangan Pajak

Daerah Lainnya)

“kondisi sarang burung waletnya mas bukan rumah waletnya. Kalau rumah
waletnya masih banyak, tapi tidak ada sarangnya. Sarang burung walet dihasilkan
dari liur burung walet, kalau sudah tidak produksi lagi kan kita tidak bisa
memungut pajaknya”. (wawancara tanggal 13 Juni 2017 di kantor BPPKAD Kab.
Gresik)

Pada saat peneliti terjun langsung kelapangan untuk melihat langsung kondisi

rumah-rumah walet. Memang kondisi rumah walet banyak yang kosong hanya

tinggal gedung-gedung bekas rumah walet, seperti gambar berikut:


70

Gambar 9Gedung Bekas Sarang Burung Walet

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

Bahkan bukan hanya gedung bekas rumah walet yang kosong, peneliti saat terjun

ke lapangan juga menemukan rumah walet yang beralih fungsi menjadi tempat

makan dan supermarket. Rumah walet ini terletak di Kecamatan Sidayu tepatnya

di Jl. Pemuda. Rumah walet yang beralih fungsi tersebut milik salah satu mantan

pengusaha walet sukses yaitu Bapak H. Qosin. Berikut gambar rumah walet yang

beralih fungsi:
71

Gambar 10Gedung Sarang Burung Walet yang Beralih Fungsi

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

Tidak hanya menemukan rumah walet yang beralih fungsi, peneliti juga

menemukan rumah walet yang dijual. Rumah walet yang dijual tersebut terletak di

Desa Banyu Urip Kecamatan Ujung Pangkah. Menurut informasi yang didapat

pemilik rumah walet tersebut yaitu Bapak Sastra yang berdomisilih di Sidoarjo.

Berikut gambar dari rumah walet tersebut:


72

Gambar 11Gedung Sarang Burung Walet Yang di jual

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

Selain menemukan bekas rumah walet yang sudah tidak terpakai dan rumah

walet yang dijual, peneliti juga menemukan rumah walet yang masih beroperasi.

Rumah walet tersebut terletak di Desa Banyu Urip Kecamatan Ujung Pangkah.

Pemilik dari rumah walet tersebut yaitu Bapak Ghofur yang berdomisili di Desa

Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah.

Rumah walet milik Bapak Ghofur kondisinya masih aktif dan masih

menghasilkan sarang burung walet. Kegiatan panen di rumah walet milik Bapak

Ghofur dilakukan setiap bulan. Hasilnya pun lumayan bisa sampai 1kg bahkan

bisa lebih. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Ghofur (pemilik rumah walet yang

masih aktif)
73

“iya mas rumah walet tersebut milik saya, masih aktif dan masih panen bahkan
tiap bulan panen. Untuk hasil panen tergantung kadang dapat 5 ons kadang bisa
sekilo kadang juga bisa lebih tergantung. Untuk harga sekarang diambil Rp
6.000.000 /kg”. (wawancara tanggal 09 Juli 2017, di Rumah Bapak Ghofur)

Bapak Ghofur berbisnis sarang burung walet bisa dibilang masih baru. Beliau

memulai usaha sarang burung walet pada tahun 2012. Disini beliau tidak

menjalankan sendiri rumah waletnya, tetapi dijalankan sama orang Babat

Lamongan. Pada saat peneliti bertanya tentang peraturan daerah yang mengatur

pajak sarang burung walet, beliau tidak mengetahui dan tidak komentar dengan

adanya pajak sarang burung walet.

Pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik, dikenakan tidak

untuk semua pengusaha/petani sarang burung walet. Melainkan dikenakan bagi

pengusaha yang memiliki rumah walet. Apabila pengusaha tersebut tidak

memiliki rumah walet sendiri tidak dikenakan pajak sarang burung walet.

Pengusaha yang dimaksud yaitu pengusaha yang sebagai pengepul maupun

pengekspor sarang burung walet. Sebagaimana dijelaskan Bapak Sholihan, S.E.

(Kepala Subbidang Pendapatan dan Pengembangan Pajak Daerah Lainnya)

“ Itu sarang burung waletnya hasil sendiri atau ambil dari petani lain mas, kalau
pengusaha itu mengahasilkan sarang burung walet sendiri ya tetap dikenakan
pajak sarang burung walet. Sedangkan jika pengusaha itu ambil dari petani lain ya
tidak dikenakan pajak” (wawancara tanggal 13 Juni 2017 di kantor BPPKAD
Kab. Gresik)

Dan sebagaimana tambahan dari penjelasan Bapak Kadri (Pelaksana di UPT

Kecamatan Sidayu)

“bukan tidak dikenakan mas tapi dilihat dulu. Kan pajak sarang burung walet itu
dikenakan bagi pembudidaya dan/atau petaninya mas. Itu ada (PT) Liur Mas dan
H. Qosin itu dulu pengekspor sarang burung walet dan mereka dikenakan pajak
74

sarang burung walet soalnya sarang burung waletnya hasil budidaya mereka
sendiri” ( wawancara tanggal 15 Juni 2017 di kantor UPT Kecamatan Sidayu)

Peneliti juga menemui Bapak Rizal selaku pengusaha sarang burung

walet.Bapak Rizal adalah sebagai pengeksporsarang burung walet dan memiliki

rumah walet sendiri. Rumah walet yang dimiliki oleh Bapak Rizal berada di

Sumbawa dan Kalimantan.

Harga sarang burung walet naik turun tiap waktu. Umumnya menjelang imlek

harga sarang burung walet akan naik. Harga sarang burung walet juga di

pengaruhi oleh kualitas sarang burung walet, semakin putih dan bulu semakin

dikit maka sarang brurung walet semakin bagus dan harga semakin mahal.

Harga sarang burung walet juga dipengaruhi oleh banyakya permintaan dan

juga banyak dikitnya sarang burung walet yang ada di lapangan. Kalau untuk

sekarang harga sarang burung walet yaitu mangkok bisa Rp 12.000.000/kg, sudut

Rp 9.000.000/kg dan patahan Rp 8.000.000/kg. Harga itu untuk sarang burung

walet hasil luar pulau yaitu Sumbawa dan Kalimantan.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik

Penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Gresik terdiri dari 4 sumber

yaitu :

a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah;

c. Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan; dan


75

d. Lain-lain Pendapatan yang Sah.

Pendapatan asli daerah Kabupaten Gresik tiap tahunnya selalu mengalami

kenaikan pendapatan. Dari keempat sumber tersebut penyumbang terbanyak yaitu

dari sektor pajak daerah.

Pajak Daerah di Kabupaten Gresik terdiri dari berbagai jenis pajak, diataranya

sebagai berikut:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan & Perkotaan; dan

k. Pajak Perolehan Hak atas Tanah & Bangunan.

Dari semua jenis pajak daerah di Kabupaten Gresik, tidak semua jenis pajak

mengalami kenaikan pendapatan tiap tahunnya. Pajak daerah yang mengalami

penurunan tiap tahunnya bahkan sudah tidak ada pemasukannya lagi yaitu Pajak

Sarang Burung Walet.

Dari data yang ada pajak sarang burung walet mengalami penurunan drastis

pada tahun 2011, dari yang sebelumnya Rp 11.025.000 pada tahun 2011 menjadi
76

Rp 3.050.000. Pada tahun 2013 pajak sarang burung walet sudah tidak ada

realisasinya. Tercatat mulai tahun 2013 sampai sekarang pendapatan sarang

burung walet di Kabupaten Gresik Nihil.

Hasil wawancara bersama pihak BPPKAD Kabupaten Gresik, peneliti

mendapatkan informasi penyebab dari nihilnya pendapatan pajak sarang burung

walet di Kabupaten Gresik yaitu sarang burung walet di Kabupaten Gresik sudah

tidak bergairah lagi. Produksi sarang burung walet di Kabupaten Gresik sudah

berkurang bahkan sudah tidak ada produksi lagi. Akantetapi saat peneliti terjun

kelapangan peneliti masih menemukan beberapa rumah walet yang masih aktif,

bahkan masih ada yang berproduksi.

2. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten

Gresik

a. Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Gresik

Awal perkembangan sarang burung walet di Kabupaten Gresik tidak

diketahui sejak kapannya. Saat terjun ke lapangan peneliti menemukan rumah

walet milik bapak H. Qosin di Kecamatan sidayu yang berdiri sejak tahun 1926.

Bapak H. Qosin adalah salah satu pengusaha sarang burung walet yang sukses

dimasanya. Perkembangan sarang burung walet di Kabupaten Gresik mungkin

sudah mulai sebelum tahun 1926.

Awal mula pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik juga kurang jelas

dari tahun berapa. Keterangan dari kepala subbidang yang menangani pajak

sarang burung walet mengatakan kalau pemungutan pajak sarang burung walet
77

yang beliau ketahui hanya dari tahun 2007,karena beliau beralih menangani pajak

sarang burung sejak tahun 2007. Keterangan tersebut juga belum menjelaskan

sejak kapan pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik di

laksanakan.

Melihat dari keterangan yang mengatakan pemungutan pajak sarang burung

walet di Kabupaten Gresik mulai tahun 2007 sudah ada pemungutan, hal tersebut

tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Peraturan tantang pajak sarang burung

walet ada sejak berlakunya Undang – Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Untuk Kabupaten Gresik sendiri peraturan pajak

sarang burung walet tertuang pada Peraturan Daerah no 2 tahun 2011 tentang

Pajak Daerah. Pajak sarang burung walet diatur pada bagian kesembilan di

Peraturan Daerah no 2 tahun 2011.

Akan tetapi sebelum berlakunya Undang-Undang No 28 Tahun 2009,

Kabupaten Gresik sudah melakukan pemungutan pajak sarang burung walet.

Dasar pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik sebelum

berlakunya Undang-Undang No 28 Tahun 2009, tertuang pada Peraturan Bupati

Kabupaten Gresik Nomor 33 Tahun 2000 tentang Pajak Pengambilan Sarang

Burung Walet. Jadi pemungutan Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Gresik

sudah ada sejak tahun 2000.


78

b. Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Gresik

Pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik tidak dikenakan

ke semua pengusaha sarang burung walet. Pengusaha yang dikenakan pajak

sarang burung walet hanya pengusaha sarang burung walet yang memproduksi

atau memiliki rumah walet sendiri. Sedangkan pengusaha yang tidak memiliki

rumah walet tidak dikenakan, seperti pengusaha sarang burung walet sebagai

pengepul maupun pengekspor sarang burung walet.

Pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik dilakukan setiap

1 tahun sekali. Jadi, para pengusaha sarang burung walet melaporkan transaksi-

transaksi jual beli sarang burung walet selama 1 tahun. Prosedur tersebut menurut

saya tidak baik dilakukan, karena pasti banyak kecurangan yang dilakukan oleh

wajib pajaknya. Seharusnya pemungutan pajak sarang burung walet dilakukan

setiap panen atau setiap transaksi jual beli.

Pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik dikenakan kepada semua

pengusaha sarang burung walet tanpa ada minimal pendapatan. Jadi, berapa pun

pendapatan yang diperoleh wajib pajak sarang burung walet tetap dikenakan pajak

sarang burung walet. Pendapatan yang dimaksud yaitu pendapatan bruto yang

selanjutnya dikalikan dengan tarif yang diatur dalam Peraturan Daerah No 2

Tahun 2011.
79

c. Sistem Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet Di Kabupaten Gresik

Sistem pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik

dilakukan menggunakan sistem self assessment, yaitu suatu sistem pemungutan

pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri

besarnya pajak terutang. Dengan sistem ini wajib pajak menghitung, membayar,

dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Sedangkan pihak fiskus tidak ikut

campur dan hanya sekedar mengawasi.

Dengan menganut sistem self assessment, maka pemungutan pajak sarang

burung walet memberikan rasa keadilan yang tinggi pada wajib pajaknya.

Keadilan yang dimaksud yaitu wajib pajak mempunyai hak untuk menentukan

sendiri berapa besar pajak yang akan dibayarkannya. Sehingga besarnya pajak

yang terutang sesuai dengan kemampuan wajib pajaknya. Hal ini sesuai dengan

asas pemungutan pajak yang dikemukakan waluyo (2011:13), yaitu Pemungutan

pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang pribadi

yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak (ability to pay).

Akan tetapi melihat dari alur pendataan wajib pajak sampai pelaporan pajak

sarang burung walet di Kabupaten Gresik, maka terlihat kurangnya kepatuhan

sukarela dari wajib pajaknya. Dimana wajib pajak sarang burung walet masih

enggan untuk mengambil form SPTPD ke kantor BPPKAD, melainkan menunggu

pihak BPPKAD datang dan memberikan form SPTPD ke wajib pajak sarang

burung walet. Padahal seharusnya dalam sistem self assesment wajib pajak harus

mempunyai inesiatif sendiri untuk mengambil form SPTPD ke kantor BPPKAD.


80

Dalam sistem self assessment kepatuhan wajib pajak sangatlah

dibutuhkan.Kepatuhan wajib pajak bisa dicapai apabila elemen-elemen kunci

diterapkan secara efektif. Untuk menghasilkan kepatuhan wajib pajak, Wiyoso

Hadi (pajak.go.id) memberikan beberapa elemen kunci yang harus dilakukan,

yaitu:

a. Sosialisasi;

b. Pendekatan Persuasif;

c. Jemput Bola;

d. Pelayanan yang lebih baik; dan

e. Penegakan hukum.

Berdasarkan elemen-elemen kunci yang dikemukakan di atas, BPPKAD

Kabupaten Gresik telah melaksanakan empat elemen kunci yaitu melakukan

sosialisai, pendekatan persuasif, jemput bola dan pelayanan yang lebih baik.

Sosialisasi dilakukan pihak BPPKAD dengan datang langsung ke Kecamatan-

Kecamatan dan mengundang langsung ke kantor BPPKAD Kabupaten Gresik.

Namun sosialisasi yang dilakukan hanya waktu sarang burung walet di Kabupaten

Gresik saat masih berjaya sekitar tahun 2003 sampai 2004.

Setelah sosialisasi, pendekatan persuasif dilakukan oleh petugas pemungutan

pajak sarang burung walet ke rumah-rumah pengusaha/petani sarang burung walet

langsung, dan memberikan arahan dan sekaligus mengecek kondisi lapangan,

namun pendekatan ini dilakukan hanya sampai tahun 2013. Strategi jemput bola

yang dilakukan oleh petugas pemungut pajak sarang burung walet semakin
81

memudahkan wajib pajaknya dalam membayar pajaknya. Dengan strategi ini

wajib pajak tidak perlu mengambil form SPTPD ke kantor BPPKAD sendiri,

melainkan hanya menunggu di rumah, petugas akan mengantar form SPTPD ke

rumah wajib pajak yang terdaftar.

Selanjutnya yaitu pelayanan yang lebih baik, pihak BPPKAD dalam

memudahkan wajib pajak membuat kantor-kantor cabang yang ada di tiap

kecamatan, semisal di UPT BPPKAD Cerme, Sidayu, Driyorejo, dan Sangkapura.

UPT tersebut memudahkan wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak tidak

harus jauh-jauh ke kantor BPPKAD pusat. Namun dengan kemudahan prosedur

tidak berarti mampu meningkatatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak sarang burung walet.

Program penegakan hukum belum bisa dilakukan oleh pihak BPPKAD

Kabupaten Gresik. Selama ini belum pernah ada pemeriksaan dari pihak

BPPKAD terhadap wajib pajak sarang burung walet yang tidak membayar pajak,

dan wajib pajak sarang burung walet baru yang belum terdaftar. Hal ini sangat

berguna setidaknya memberikan perhatian bagi wajib pajak bahwa mereka akan di

periksa bila tidak membayar pajak, dan wajib pajak sarang burung walet yang

belum terdaftar.

Dengan tidak adanya pemeriksaan maupun pengawasan yang dilakukan pihak

BPPKAD terhadap wajib pajak yang tidak patuh. Wajib pajak akan beranggapan

bahwa kepatuhan mereka tidak berdampak apapun, sehingga membuat semakin

banyak wajib pajak yang tidak patuh. Wajib pajak sarang burung walet baru pun
82

enggan mendaftarkan diri karena tidak berdampak apapun. Seharusnya BPPKAD

memberikan sanksi kepada wajib pajak yang tidak bayar dan wajib pajak baru

yang belum terdaftar.

d. Tarif Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Gresik

Tarif pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik yang berlaku yaitu

sebesar 5%. Akan tetapi pada Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No 2 Tahun

2011 pada paragraf 2 pasal 77 tertulis kalau tarif pajak sarang burung walet di

Kabupaten Gresik ditetapkan sebesar 10%. Hal ini menyebabkan pemungutan

pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik melenceng dari Peraturan Daerah

yang berlaku.

Dalam menentukan tarif pajak sarang burung walet, pihak BPPKAD

mengundang pihak APPSWI (Asosiasi Pengusaha Sarang Burung Walet

Indonesia) untuk membahas masalah tarif pajak sarang burung walet di

Kabupaten Gresik. Namun dalam pembahasan tarif pajak sarang burung walet di

Kabupaten Gresik, pihak APPSWI merasa keberatan dengan tarif pajak sarang

burung walet. Pihak APPSWI meminta untuk diturunkan lagi tarifnya menjadi

2,5%, namun Pihak BPPKAD tidak menerima keberatan tersebut dan masih

menerapkan tarif pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik sebesar 5% dari

omset.

Tarif sebesar 5% adalah tarif lama, yang diatur dalam Peraturan Bupati

Kabupaten Gresik No 33 Tahun 2000. Akan tetapi pada tahun 2011 terdapat
83

perubahan peraturan yang membahas pajak sarang burung walet, yaitu Peraturan

Daerah Kabupaten Gresik No 2 Tahun 2011 yang membahas bahwa tarif pajak

sarang burung walet ditetapkan sebesar 10%. Seharus sejak berlakunya Peraturan

Daerah Kabupaten Gresik No 2 Tahun 2011, tarif pemungutan pajak sarang

burung walet harus sebesar 10% tidak menggunakan tarif lama yaitu 5%.

e. Kondisi Burung Walet di Kabupaten Gresik

Pelaksanaan pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik

menjadi sulit dilaksanakan karena penurunan produksi sarang burung walet.

Penurunan produksi sarang burung walet, yang disebabkan keadaan burung walet

di Kabupaten Gresik mengalami eksodus atau berpindah tempat secara besar-

besaran. Penyebab dari berpindahnya burung walet dari Kabupaten Gresik yaitu:

a. Polusi lingkungan, yaitu dimana Kabupaten Gresik sekarang banyak

berdiri pabrik, dan pabrik tersebut menyebabkan pencemaran polusi

di Kabupaten Gresik. Karena karateristik burung walet tidak bisa

hidup di daerah yang banyak polusi.

b. Cara memproduksi, dalam memproduksi sarang burung walet

dibutuhkan keahlian dalam memproduksinya. Kondisi yang dialami

pengusaha sarang burung walet di Kabupaten Gresik yaitu pengusaha

tidak memperhatikan reproduksi burung walet, karena dalam proses

memanen sarang burung walet diambil semuanya tidak disisakan.


84

Hal tersebut yang menyebabkan berpindahnya burung walet di Kabupaten Gresik,

dan berpindah ke luar Jawa semisal Kalimantan dan Sumbawa.

Penurunan produksi sarang burung walet di Kabupaten Gresik, menyebabkan

pelaksanaan pemungutan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik berhenti

di tahun 2013. Pihak Dewan juga tidak memberikan target untuk pajak sarang

burung walet sejak tahun 2012, dikarenakan pendapatan pajak sarang burung

walet di Kabupaten Gresik selalu menurun.Pihak BPPKAD juga sudah tidak

melakukan pendekatan kepada petani-petani walet di Kabupaten Gresik pada

tahun 2013, karena banyaknya keluhan yang di terima pihak BPPKAD dari petani

walet. Bahkan untuk SPTPD pajak sarang burung walet sudah tidak dicetak lagi.

f. Kondisi Petani dan Pengusaha Sarang Burung Walet di Kabupaten

Gresik

Pada saat terjun langsung ke lapangan, memang kondisi rumah-rumah walet

di Kabupaten Gresik sudah banyak yang kosong. Bahkan ada rumah walet yang

dijual dan ada juga yang beralih fungsi. Padahal masih banyak burung-burung

yang berterbangan disekitar rumah-rumah walet, akan tetapi menurut keterangan

penduduk sekitar burung yang berterbangan tersebut bukan burung walet

melainkan burung sriti.

Akan tetapi tidak semua rumah walet di Kabupaten Gresik kosong. Peneliti

menemukan rumah walet yang masih aktif dan masih berproduksi tepatnya di

Kecamatan Sidayu dan Desa Banyu Urip, Kecamatan Ujung Pangkah. Namun
85

untuk rumah walet yang di Kecamatan sidayu peneliti tidak bisa menemui pemilik

rumah tersebut, peneliti hanya bisa menemui pemilik rumah walet yang berada di

Desa Banyu Urip, Kecamatan Ujung Pangkah. Dari keterangan pemilik rumah

walet, rumah walet miliknya masih aktif bahkan setiap bulan masih panen.

Pemilik rumah walet tersebut yaitu Bapak Ghofur yang berdomisili di Desa

Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah.

Besarnya panen di rumah walet milik bapak Ghofur tidak bisa diprediksi

kadang panen banyak kadang juga sedikit, tergantung burung walet yang masuk

dirumah walet miliknya. Dari keterangan yang didapat dari bapak Ghofur setiap

bulan pasti panen kadang 1kg bisa juga lebih dan bisa kurang dari 1kg. Sarang

burung walet yang dihasilkan rumah walet milik bapak Ghofur sudah memiliki

Pelanggan sendiri, dan tidak bisa dijual ke orang lain. Harga sarang burung walet

milik bapak Ghofur diambil oleh pelanggannya sebesar Rp 6000.000/Kg.

Melihat dari hasil panen rumah walet milik bapak Ghofur, sebenarnya sarang

walet milik bapak Ghofur bisa menjadi potensi pajak sarang burung walet di

Kabupaten Gresik. Penghitungan pajak sarang burung walet seperti yang jelaskan

Siahaan (2016:534) yaitu :

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Nilai jual Sarang Burung Walet

Berikut kira-kira besarnya potensi pajak sarang burung walet di Kabupaten

Gresik, apabila melihat dari hasil rumah walet milik Bapak Ghofur:

Keterangan:
86

a. Tarif pajak yang berlaku : 5%

b. Besarnya panen : 1kg/bulan

c. Nilai jual sarang burung walet : Rp 6000.000/kg x 12= Rp

72.000.000 ( disetahunkan)

Penghitungan:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Nilai jual Sarang Burung Walet

= 5% x Rp 72.000.000

= Rp 3.600.000

Melihat hasil perhitungan diatas, potensi untuk pajak sarang burung walet

bisa menghasilkan pemasukan sebesar Rp 3.600.000 per tahunnya itupun hanya

dari hasil panen rumah walet milik bapak Ghofur. Namun pihak BPPKAD sudah

tidak melakukan pemungutan pajak sarang burung walet dari tahun 2013.

Seharusnya pihak BPPKAD melakukan survei dan pendataan lagi untuk menggali

potensi pajak sarang burung walet yang masih aktif di Kabupaten Gresik. Karena

bukan hanya rumah walet milik bapak Ghofur saja yang masih aktif di Kabupaten

Gresik.

Bapak Ghofur termasuk petani sarang burung walet yang masih baru yang

berdiri sejak tahun 2012. Dari keterangan Bapak Ghofur beliau tidak mengetahui

adanya peraturan pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik dan beliau juga

kurang setuju dengan adanya pemungutan pajak sarang burung walet di

Kabupaten Gresik.Saat peneliti menyinggung tentang pajak sarang burung walet,

bapak Ghofur memberikan jawaban yang mengejutkan dimana beliau enggan


87

membayar pajak sarang burung walet, beliau bilang kalau dari usahanya ini belum

balik modal enak pemerintah tinggal minta-minta pajak saja. Dari keterangan

bapak Ghofur tersebut bisa disimpulkan bahwa beliau belum sadar pajak, inilah

tugas untuk pihak BPPKAD untuk melakukan sosialisasi lagi untuk menyadarkan

wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

Seperti keterangan sebelumnya bahwa pemungutan pajak sarang burung

walet di Kabupaten Gresik tidak dikenakan ke semua pengusaha sarang burung

walet. Melaikan dikenakan bagi pengusaha yang memproduksi sarang burung

waletnya sendiri atau memiliki rumah walet sendiri. Dan pengusaha yang tidak

memiliki rumah walet sendiri tidak dikenakan pajak sarang burung walet, seperti

sebagai pengepul maupun pengekspor sarang burung walet.

Seperti keterangan yang didapat dari bapak Syarief selaku pengusaha

sekaligus pemilik rumah walet bahwa dalam pelaksanaan pajaknya bapak Syarief

hanya menyetor pajak penghasilan saja, karena rumah walet yang dimilikinya

berada di Pulau Sumbawa dan kalimantan. Rumah walet yang berada di Jawa

tepatnya di Kecamatam Sidayu sudah tidak ada hasil lagi, dan menurut keterangan

bapak syarief kualitas sarang burung walet yang dihasilkan dari Pulau Jawa itu

kualitasnya jelek. Kualitas sarang burung walet mempengaruhi harga jual sarang

burung walet tersebut. Berikut harga jual sarang burung walet yang siap ekspor:

a. Sarang burung walet Mangkok Rp 12.000.000/Kg

b. Sarang burung walet Sudut Rp 9.000.000/Kg

c. Sarang burung walet Patahan Rp 8.000.000/Kg


88

Harga sarang burung walet diatas yaitu untuk sarang burung walet hasil

panen di Pulau Sumbawa dan Pulau Kalimantan. Karena kualitas sarang burung

walet dari Pulau jawa jelek maka untuk peminat juga berkurang. Harga sarang

burung walet bisa naik bisa turun tergantung banyak tidaknya permintaan dan

juga banyak dikitnya sarang burung walet di lapangan. Sarang burung walet di

ekspor ke negara China, karena peminat sarang burung walet yaitu warga negara

China apalagi waktu mendekati hari raya imlek permintaan sarang burung walet

sangat banyak.

Sayangnya pemungutan sarang burung walet di Kabupaten Gresik dikenakan

ke pemilik rumah walet saja, seandainya pemungutan pajak sarang burung walet

di Kabupaten Gresik dikenakan kepada pengusaha sarang burung walet sebagai

pengepul dan pengekspor potensi pajak sarang burung walet di Kabupaten Gresik

akan besar. Padahal dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No 2 Tahun 2011

menjelaskan bahwa wajib pajak sarang burung walet adalah orang pribadi atau

badan yang melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan sarang burung

walet. Melihat penjelasan dari peraturan tersebut pengusaha sarang burung walet

sebagai pengepul dan pengekspor seharusnya wajib dikenakan pajak sarang

burung walet.

Anda mungkin juga menyukai