Anda di halaman 1dari 1

Banjir Rob Sayung Demak

Dari Abrasi Hingga Industrialisasi


Wilayah pesisir Demak memiliki peran sebagai pusat
perdagangan dan kebudayaan pada masa Kerajaan
Islam Demak. Akan tetapi sejak 1990-an, wilayah pesisir
Demak mengalami bencana kepesisiran berupa abrasi.
Salah satu wilayah pesisir Demak yang mengalami
bencana abrasi adalah Desa Bedono Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak. Akibat abrasi di Desa Bedono adalah
hilangnya dua kampung yakni Tambaksari dan Rejosari
(Senik).
KEADAAN GEOGRAFI
KECAMATAN SAYUNG
Kecamatan Sayung merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Demak,
sebelah utara wilayah ini berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatas
dengan Kecamatan Karangtengah, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Mranggen, serta sebelah barat berbatas dengan Kota Semarang.
Jarak terjauh dari barat ke timur adalah sepanjang 3Km dan dari utara ke
selatan sebanjang 16 Km. jarak ke Ibukota demak sekitar 29 Km, sedangkan
jarak ke Kecamatan sekitarnya yaitu ke Kecamatan karangtengah 8 Km, ke
Kecamatan Mranggen 10 Km dank e Kecamatn Karangawen 15 Km

Sejak tahun 1990 terjadi perkembangan industri yang pesat di


kotamadya Semarang yang menular ke kecamatan Demak.
Pemerintah Demak menetapkan kecamatan sayung sebagai
kawasan industri,perdagangan, dan jasa melalui Perda nomor 17
Tahun 1994. Sepanjang jalan raya di kecamatan sayung berdiri
pabrik-pabrik. Beban bangunan, eksploitasi air tanah untuk
produksi dan limbah berdampak pada perubahan lingkungan di
desa bedono yakni peningkatan tanah ambles yang berakibat pada
elevasi desa pesisir semakin rendah dan mudah terjangkau banjir
rob. Disusul dengan peristiwa ombak besar tahun 1998 yakni abrasi
di kampung Rejosari.

Faktor Internal
Faktor internal terdiri dari keterbatasan pendidikan dan
pengetahuan masyarakat dalam merespon perubahan lingkungan.
Contohnya terlambat dalam penanaman mangrove yang baru
dilaksanakan pada tahun 2004 salah satu kampung tenggelam.
Selain itu alih fungsi lahan untuk diubah menjadi tambak dilakukan
oleh masyarakat dengan mengeksploitasi mangrove. Booming
budidaya udang windu mendorong masyarakat untuk menaikkan
produksi udang dengan ekstensifikasi tahun 1990-1995.

Faktor Eksternal
Faktor eksternalnya adalah reklamasi kawasan pesisir
Semarang sejak 1986 sampai dengan 2003, perkembangan
industri Semarang mendorong permintaan lahan untuk
dijadikan pabrik perluasan pelabuhan Tanjung mas dengan
membangun break water, dan wisata (PRPP). Pembangunan
yang menjorok ke laut menyebabkan perubahan arus laut.

Cara Mengatasi
Banyak cara dilakukan untuk mengurangi dampak
banjir rob yang sering terjadi di kota Semarang hingga
Demak. Banyak cara dilakukan untuk mengurangi
banjir Semarang muksu dari peninggian saluran air,
membangun rumah pompa hingga yang paling terbaru
adalah pembangunan tol Semarang Demak yang
bermanfaat untuk mengurangi dampak banjir rob.

SUMBER
Damayanti, Riyana. (2019). Hilangnya Dua Kampung Pesisir Desa
Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Dalam Pusaran
Abrasi Dan Industrialisasi Tahun 1990-2010. Skripsi Universitas
Diponegoro
BNPB

LULUK MAKNUNAH
(3111420072)

Anda mungkin juga menyukai