1
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 - 5
arus searah) sebagai beban motor induksi. berlawanan untuk menjadikan stasioner terhadap stator.
Dinamometer DC dalam percobaan berfungsi Interaksi medan resultan dan gerak gaya magnet rotor
untuk mengubah energi mekanik menjadi energi akan mengembangkan torsi yang berlawanan dengan
listrik. torsi motor sehingga pengereman terjadi. Torsi
pengereman yang dihasilkan tergantung pada besarnya
arus injeksi DC pada belitan stator, karena torsi
2.4 Pengereman pada Motor listrik[6,8,10,14]
pengereman sebanding dengan arus injeksi. Sedangkan
Pengereman secara elektrik, torsi
nilai tahanan (R) berpengaruh pada nilai kecepatan torsi
pengereman dihasilkan berdasarkan nilai arus
pengereman terjadi. Semakin kecil nilai tahanan (R),
injeksi yang diberikan pada belitan stator.
semakin cepat torsi pengereman terjadi.
Pada pengereman secara elektrik energi
putaran rotor diubah menjadi energi elektrik yang
kemudian dikembalikan ke suplai daya, atau 2.6 Penyearah Penuh Satu Fasa
dengan memberikan suatu medan magnet stasioner Penyearah yang dipakai pada alat ini adalah
pada stator sehingga putaran rotor akan berkurang penyearah gelombang penuh dengan menggunakan
dengan sendirinya, pengereman secara elektrik transformator step down dan mempunyai keluaran
lebih halus dan tidak ada hentakan yang terjadi. tegangan DC positif. Rangkaian penyearah gelombang
Pengereman secara elektrik tidak dapat penuh dengan menggunakan transformator step down
menghasilkan torsi untuk menahan beban dalam dapat dilihat pada gambar 2.2.
keadaan sudah berhenti dan membutuhkan sumber Pada saat setengah siklus positif dioda D2 dan D3
energi listrik untuk mengoperasikannya. akan konduksi untuk menghasilkan satu siklus positif
dan pada siklus negatip dioda D4 dan D1 akan konduksi
2.5 Pengereman Dinamik untuk menghasilkan satu siklus negatif.
N 1 N 2
Pengereman dinamik digunakan untuk 220 v
D 1 D 2
menghentikan putaran rotor motor induksi. VA C + +
Tegangan pada stator diubah dari sumber tegangan D 3 D 4
0 v VDC
AC menjadi tegangan DC dalam waktu yang
sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari
pengereman tergantung pada besar arus DC yang
diinjeksikan pada belitan stator. Pada gambar 2.1. Gambar 2.2 Penyearah gelombang penuh
menunjukkan bentuk rangkaian pengereman
dengan injeksi arus searah pada motor induksi tiga
fasa. III. PENGUJIAN
Blok diagram pengujian seperti tampak pada
gambar dibawah ini.
K1
Stator
M
3~ Motor
Gambar 2.1 Pengereman dinamis dengan injeksi arus searah SU PLAIAC TRAFO STEPDOW N PENYEARAH
SATU FASA PENUH SATU FASA
pada motor induksi tiga fasa.
Gambar 3.1 Diagram blok
Arus searah yang diinjeksikan pada
kumparan stator akan mengembangkan medan
3.1. Pengujian Lama Waktu Berhenti Motor Induksi
stasioner untuk menurunkan tegangan pada rotor.
Oleh karena kumparan rotor terhubung singkat, Tiga Fasa tanpa Pengereman Dinamik
arus yang mengalir menghasilkan medan magnet. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lama
Medan magnet akan berputar dengan kecepatan waktu berhenti motor induksi tiga fasa tanpa pengereman
yang sama dengan rotor tetapi dengan arah yang dinamik. Hasil pengujian ini untuk mengetahui selisih
2
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP)
K o n ta k U ta m a N 0
pengereman dinamik terlebih dahulu melakukan K o n ta k to r 1
K o n ta k N C T im e r 1
TO LR P u s h B u tto n 1 N 0 K o n ta k N O K o n ta k to r 2
IDC I DC IDC
K o n ta k N O K o n ta k to r 1
2/3 1/3 K o n ta k N C K o n ta k to r 1 K o n ta k N C K o n ta k to r 2
STATOR
STATOR
STATOR M
1/3
(b) (c) M o to r In d u k si
(a)
T ig a F a s a
K 1 P ilo t L a m p K2 T1 R1
I DC I DC
1/2
STATOR
STATOR I DC Gambar 3.4 Rangkaian penghentian motor induksi tiga fasa dengan
1/2 STATOR
pengereman dinamik pada salah satu konfigurasi
(d) (e) (f)
3
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 - 5
4.25 4.27
5
1 0,38 0,57 0
0 110 220 Teg angan Belitan Stato r
5
4.04 4.3 4.38
bintang bahwa waktu rata-rata berhenti untuk beban
4
3
lampu 150 Watt lebih cepat dibanding beban lampu 75
2
1.32
Watt. Namun waktu berhenti rata-rata beban lampu 75
0.48 0.59
1
0
Watt dan 150 Watt cenderung semakin lama jika
110 220 380 tegangan cenderung naik.
Tegangan Belitan Stator
Berdasarkan grafik 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4 dapat
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere) dianalisa berdasarkan hasil percobaan untuk belitan
stator hubung bintang dan segitiga bahwa waktu rata-rata
Gambar 4.2 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus
berhenti cenderung sama pada masing-masing variasi
pada variasi hubungan belitan stator hubung bintang beban
lampu 150 Watt tegangan karena tanpa pengereman dinamik.
Berdasarkan grafik 4.1 dan 4.2 dapat 4.2 Lama Waktu Berhenti Motor Induksi Tiga Fasa
dianalisa berdasarkan hasil pengujian untuk dengan Pengereman Dinamik pada Variasi
belitan stator hubung bintang bahwa waktu rata- Tegangan 110, 220, 380 Volt Beban Lampu 75
rata berhenti untuk beban lampu 150 Watt lebih dan 150 Watt
cepat dibanding beban lampu 75 Watt. Namun
waktu berhenti rata-rata beban lampu 75 Watt dan Pada pengujian untuk mengetahui waktu berhenti
150 Watt cenderung semakin lama jika tegangan motor induksi tiga fasa dengan pengereman dinamik
cenderung naik. untuk variasi tegangan 110, 220, 380 Volt beban lampu
75 dan 150 Watt pada keenam variasi hubungan belitan
stator hasilnya digambarkan dalam grafik sebagai
5.6 5.66
berikut :
Besar Wak tu Berhen ti dan Arus
6
5
4
3 2.29 5
Besar Waktu Berhenti dan Arus
2 4.07
1
0.87 4
3.15
0
3
110 220 Tegang an Belitan Stator
1.26 1.6
2
0.47 0.71
1
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
0
110 220 380
Gambar 4.3 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus Tegangan Belitan Stator
pada variasi hubungan belitan stator hubung segitiga beban
lampu 75 Watt Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
Gambar 4.5 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus pada variasi
hubungan belitan stator hubung bintang beban lampu 75 Watt
4
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP)
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan sebagai
Besar Waktu Berhenti dan Arus
3.5
2.89
3
2.5 2.15
berikut :
1.61
2
1.5
1. Waktu berhenti motor induksi tanpa pengereman
0.96
1
0.5
0.6 0.72
dinamik semakin lama jika tegangan belitan stator
0 bertambah besar dan waktu berhenti berkurang jika
110 220 380
Tegangan Belitan Stator
beban lampu bertambah besar.
2. Waktu berhenti motor induksi belitan stator hubung
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
bintang konfigurasi A, B dan E dengan pengereman
Gambar 4.6 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus
dinamik berkurang jika arus injeksi dc, tegangan
pada variasi hubungan belitan stator hubung bintang beban belitan stator dan beban lampu bertambah besar .
lampu 150 Watt 3. Waktu berhenti motor induksi belitan stator hubung
Berdasarkan grafik 4.5 dan 4.6 dapat segitiga konfigurasi C, D dan F dengan pengereman
dianalisa berdasarkan hasil pengujian untuk belitan dinamik berkurang jika arus injeksi dc, tegangan
stator hubung bintang bahwa waktu rata-rata belitan stator dan beban lampu bertambah besar.
berhenti untuk beban lampu 150 Watt lebih cepat 4. Waktu berhenti motor induksi dengan pengereman
dibanding beban lampu 75 Watt walau arus injeksi dinamik berkurang dibandingkan tanpa pengereman
DC relatif sama. dinamik.
5. Pengereman dinamik konfigurasi A, B, E untuk
belitan stator hubung bintang cenderung mempunyai
Besar Waktu Berhenti dan Arus
2.84 2.54
3
2.5 karakteristik yang sama
2
1.5 1.27 1.02 6. Pengereman dinamik konfigurasi F untuk belitan
1
0.5 stator hubung segitiga cenderung mempunyai
0
110 220 Tegangan Belitan Stator
karakteristik yang lebih baik dibanding konfigurasi
C, D karena arus injeksi DC tidak terlalu besar tetapi
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
mempunyai waktu berhenti yang kecil.
3 2.58
0.5
1
CV. Trimitra Mandiri, Jakarta, 1978.
0 [4] I J Nagrath, D P kothari, Electric Machines, Tata
110 220 Tegangan Belitan Stator
McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi, 1985.
[5] Kadir A, Mesin Tak Serempak, Djambatan,
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
Jakarta,1981.
Gambar 4.8 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus [6] M. Chilikin, Electric Drive, MIR Publisher, Moscow,
pada variasi hubungan belitan stator hubung segitiga beban 1970.
lampu 150 Watt [7] M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and
Berdasarkan grafik 4.7 dan 4.8 dapat Aplication 2nd, Prentice-Hall International Inc, 1988.
dianalisa berdasarkan hasil pengujian untuk belitan [8] M. V. Deshpande, Electric Motors: Applications And
stator hubung bintang bahwa waktu rata-rata Control, A. H. Wheeler & Co.Ltd, India, 1990.
berhenti untuk beban lampu 150 Watt lebih cepat [9] ---, Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000.
dibanding beban lampu 75 Watt walau arus injeksi [10] P. C. Sen, Principles Of Electric Machines And
DC relatif sama. Power Electronics, Second Edition, John Wiley & Sons,
Berdasarkan grafik 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8 dapat USA, 1997.
dianalisa berdasarkan hasil percobaan untuk [11] Sumanto, MA, Motor Listrik Arus Bolak-Balik, Endi
belitan stator hubung bintang dan segitiga bahwa Offset, Yogyakarta, 1993.
waktu rata-rata berhenti cenderung semakin kecil [12] Team, Instalasi Listrik, TEDC, Bandung.
ketika tegangan dan arus injeksi DC semakin [13] Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives and
besar. Power Systems 3rd,Prentice Hall Inc, New Jersey, 1997.
5
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 - 5