Konstruksi Terowongan
Konstruksi Terowongan
I. DASAR TEORI
A. Pendahuluan
Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin transportasi
langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam
dan aktifitas manusia. Terowongan dibuat menembus gunung, di bawah sungai, laut,
pemukiman, gedung- gedung atau jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi, hidro
power, jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan lain-lain.
B. Klasifikasi Terowongan berdasarkan Fungsinya
1) Terowongan Lalu Lintas (Traffic)
Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu-lintas diantaranya :
• Terowongan Kereta api
• Terowongan jalan raya
• Terowongan navigasi
• Terowongan tambang
2) Terowongan Angkutan
• Terowongan pembangkit Tenaga Listrik (Hidro Power)
• Terowongan Water Supply
• Terowongan Sewerage water
• Terowongan untuk utilitas umum
Terowongan yang dimaksud di sini adalah sebuah struktur bawah tanah sehingga
dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan tanpa boleh mengganggu aktifitas/ kondisi
di permukaan tanah atau dapat pula dilakukan secara gali dan timbun (cut and cover).
F. Penyelidikan Geoteknik
Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan
desain terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya
pelaksanaan yang rasional serta persiapan yang sebaik- baiknya direncanakan aspek
keamanan pelaksanaan. Biaya pelaksaan akan sangat berpotensi membengkak karena
kurangnya tersedianya data geologi.
Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :
1) Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan.
2) Menentukan sifat fisik batuan.
3) Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah.
4) Memberikan kepastian setinggi- tingginya bagi suatu proyek dan member wawasan
kepada engineer menegenai kondisi yang mungkin terjadi saat pelaksanaan.
5) Mengurangi unsure ketidak pastian bagi kontraktor.
6) Meningkatkan keselamatan kerja.
7) Member pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitas- kualitas
keputusan di lapangan.
Pemboran teknik untuk pengambilan sampel batuan adalah cara yang paling umum
dipakai untuk pekerjaan terowongan. Dengan pengambilan sampel (core) dapat
diketahui sifat fisik batuan, variasi pelapisan tanah, satuan batuan, dan informasi
penting lainnya. Lokasi- lokasi yang memerlukan pengeboran secara detail adalah :
1) Daerah portal.
2) Daerah yang secara topografi dekat as terowongan, karena biasanya secara struktur
lemah (overburden tipis).
3) Lokasi yang berpotensi mengalami pelapukan berat.
4) Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan adanya batuan porous.
5) Zona geser/ patahan.
B. Kondisi Batuan
1) Terowongan pada Massa Batuan
Batuan kompeten adalah batuan intact yang keras sehingga tidak memerlukan
supporting namun kekerasannya harus menjadi pertimbangan dalam pelaksanaannya.
Sedangkan batuan tidak kompeten memiliki sifat diskontinu berupa adanya joint,
fault, zona fracture, sesar/ kekar, bidang foliasi, dll. Batuan ini dapat bervariasi, mulai
batuan lunak hingga keras tergantung jenis mineral dan derajat pelapukannya.
2) Klasifikasi Massa Batuan
Berbeda dengan tanah dimana sifat- sifat lapisan tanah dapat dicerminkan oleh sampel
tanah yang diuji di laboratorium. Pada batuan sifat batuan intact yang diperoleh dari
pemeriksaan laboratorium ini tidak bisa mencerminkan sifat masa batuan yang ada
karena keberadaan joint. Maka umumnya kemudian digunakan klasifikasi
geomekanikatau Rock Mass Rating yang menggunakan enam parameter yang
diperoleh dari pengukuran dilapangan dan laboratorium meliputi:
• Kekuatan tekanan uniaksial dari batuan utuh (uniaxial compressive streght of intact
rock material).
• Rock Quality Designation (RQD).
• Jarak Diskontinuitas.
• Kondisi Diskontinuitas.
• Keadaan air tanah.
• Arah dari Diskontinuitas.
2. Disc cutter
Disc cutter digunakan untuk memecahkan batu dengan cara rolling dan menekan disc
yang dipasang pada cutter head ke permukaan tunnel. Cutters tersebut dipasang pada
heavy capacity bearing. Konfigurasi disc ini dapat berbentuk single, double, triple,
atau multi disc. Prinsip kerjanya adalah dengan membentuk groove pada batuan
disamping juga memberikan gaya geser untuk mematahkan puncak groove yang
tersisa. Batuan dengan nilai UCS sampai dengan 175 MPa dapat dipotong dengan disc
tipe ini. Batu dengan high abrasive akan menimbulkan kesulitan jika menggunakan
disc tipe ini, sehingga aplikasinya terbatas pada batu dengan UCS yang lebih rendah.
Pemasangan tungsten carbide disekeliling disc dapat meningkatkat aplikasinya pada
batuan yang lebih keras.
3. Roller cutter
Ada dua tipe roller cutter: milled-tooth dan tungsten carbide insert. Milled-tooth
menyebabkan pecahnya batuan akibat penetrasi lokal, hasilnya berupa serpihan batuan
disekitar cutter dengan keruntuhan kombinasi gaya geser dan tarik. Tungsten carbide
insert digunakan khusus jika karakter abrasive batuan diluar kemampuan milled-tooth
cutter. Galian batu dengan tungsten carbide insert roller cutter menyebabkan
disintegrasi batuan dengan cara grinding dan pulverizing. Meskipun kecepatan
penetrasinya relative lambat karena diproduksinya butiran halus dalam jumlah besar,
dan harga cutters yang sangat mahal, cutter jenis ini mungkin merupakan tipe yang
paling mungkin berhasil jika menghadapi batuan paling kuat yang mungkin ditemui
saat penggunaan tunneling machine.
G. Konfigurasi Cutting Head
Pada kondisi tanah lunak, umumnya drag cutters digunakan pada seluruh permukaan
cutting head face, tetapi pada kondisi batu berbagai kombinasi tipe cutter dan layout
digunakan. Konfigurasi cutting head TBM terdiri dari tiga zone yang berbeda, yaitu
bagian centre, face, dan outside edge.
Centre cutters. Bagian pusat membutuhkan serangkaian cutter untuk menghasilkan
galian dengan cepat dan efektif pada kondisi kecepatan pemotongan yang relative
rendah. Beberapa desian cutting head menggunakan cutters yang disusun dalam
bentuk tricone untuk memecah batuan. Jika hanya menggantungkan galian batuan
dengan cara grinding dan pulverizing pada posisi kunci ini, maka akan menyebabkan
lambatnya pergerakan maju dari tunneling.
Face cutters. Main face area umumnya digali dengan disc atau roller, tegantung
kekerasan batuan. Dalam beberapa situasi seperti pada batuan yang lebih lunak juga
digunakan drag cutter.
Gauge cutter. Bagian ini terletak di ujung luar dari cutting head, dan bertujuan untuk
membuat bukaan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Gauge cutter umumnya dari
tipe disc atau roller yang ditingkatkan kekuatannya agar mampu menahan aus lebih
lama.