I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perubahan pola pandang bahwa kesehatan sebagai suatu hal yang konsumtif menjadi
sesuatu yang bersifat global yaitu merupakan hak setiap orang dan investasi sumber daya
manusia dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional secara utuh dan
komprehensif dan dimulai dari lingkup yang paling kecil. Gerakan Pembangunan
bidang Kesehatan di tahun 2015 yang lebih menekankan pembangunan kesehatan pada
aspek promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dasar pandang baru dalam pembangunan kesehatan ini dikenal dengan Paradigma Sehat.
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar dapat terwujud derajat kesehatan yang
derajat kesehatan masyarakat global yang dikenal dengan sebutan MDGs (Milinium
Morotai Sehat 2021”, maka Puskesmas Daruba menjalankan beberapa misi, yaitu:
Menjalankan misi untuk mencapai visi bersama yang dilakukan oleh seluruh staf
Puskesmas Daruba haruslah mendukung platform baru era reformasi di bidang kesehatan
yaitu paradigma sehat, sehat adalah investasi, sehat adalah pilar kesehatan dan sehat adalah
hak azasi manusia yang merupakan komitmen dunia dalam pencapaian MDGs. Untuk itu
peran Puskesmas Daruba berorientasi pada upaya yang bersifat promotif dan preventif
indikator, antara lain Indikator MDGs dan Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang ditetapkan Dinas kesehatan kabupaten Pulau
Morotai.
Pencapaian dan hasil kinerja puskesmas tersebut disusun dalam bentuk profil
Puskesmas, yang merupakan sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian dan
Profil yang disusun sekaligus merupakan salah satu bentuk informasi manajemen kesehatan
yang memudahkan puskesmas dalam menjalankan fungsinya, serta sebagai bahan masukan
bagi Dinas Kesehatan maupun instansi terkait dalam menyusun program kesehatan untuk
a. Maksud
Profil ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan penyusunan Rancangan
managemen kerja yang objektif dan professional berlandaskan asas kebersamaan dan
Menjadi bahan evaluasi bagi stake holder baik ditingkat desa, kecamatan maupun
kabupaten sehingga lebih pro aktif dalam membangun kerja sama di masa yang akan
datang karena sesungguhnya masalah kesehatan adalah masalah kita bersama yang
membutuhkan kerja sama, dukungan, dan partisipasi dari semua pihak dalam
menyelesaikannya.
b. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan sejauh mana pelayanan kesehatan yang telah dilakukan oleh
Puskesmas Daruba selama tahun 2015 dan rancangan kegiatan pelayanan kesehatan
yang akan dilakukan setahun kedepan dalam upaya peningkatan cakupan dan mutu
c. Tujuan Khusus
selama satu tahun sebagai bentuk gambaran kinerja dan kemampuan puskesmas
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Daruba melalui analisis situasi yang ada
sebelumnya.
C. Sistematika Penyajian
Agar Profil Kesehatan ini lebih informatif, maka profil disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan Profil Puskesmas
sistematika penyajiannya..
keadaan geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
BAB VI : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan kabupaten di tahun 2015. Selain
pembangunan kesehatan.
LAMPIRAN :Pada lampiran ini berisi resume /angka pencapaian Puskesmas Daruba dan
79 Tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
1. Letak Geografis
Puskesmas Daruba berada di kecamatan morotai selatan.Denganluas wilayah
Gambar 1.
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Daruba Kec. Morotai Selatan
dipengaruhi oleh iklim laut. Dikenal ada 3 musim yaitu musim Utara,Timur dan
Selatan Barat yang biasanya diselingi dengan 2 kali masa pancaroba setiap tahun.
Keadaan gelombang laut sangat dipengaruhi oleh arah angin yaitu pada bulan
Januari s/d maret terjadi tiupan angin dari arah utara yang menyebabkan keadaan
gelombang laut menjadi tidak bersahabat pada arah utara/timur kecamatan morotai
selatan sedangkan pada bulan april s/d bulan september terjadi tiupan angin dari
arah selatan sehingga kecenderungan terjadi gelombang laut yang tinggi terjadi
pada wilayah selatan dan pada bulan oktober s/d desember terjadi tiupan angin dari
arah barat yang dikenal dengan istilah lokal “galela majiko” yang menyebabkan
morotai selatan.
B. Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk
Sumber data kependudukan yang diperoleh puskesmas daruba yaitu dari
hasil survei dan pendataan penduduk. Sampai dengan akhir tahun 2015, jumlah
penduduk di wilayah kerja puskesmas daruba berdasarkan data sebanyak 24.125
Jiwa dengan tingkat penyebaran penduduk menurut desa dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
LUAS RATA-
WILAYA JLH RATA KEPADATAN
NO KECAMATAN JLH RT
H ( km PDDK JIWA PDDK /km²
²) /RT
1 2 3 5 6 7 8
1 Daruba 3.107 482 6,45 0.09
2 Yayasan 1.788 264 6,77 0,05
3 Gotalamo 2.340 270 8,67 0,06
4 Muhajirin 897 176 5,10 0,02
5 Darame 1.896 257 7,38 0,05
6 Wawama 1.430 312 4,58 0,04
7 Pandanga 978 210 4,66 0,03
8 Juanga 676 145 4,66 0,02
9 Joubela 947 175 5,41 0,03
10 Totodoku 828 156 5,31 0,02
11 Mandiri 228 79 2,89 0,01
12 Momojiu 517 101 5,12 0,01
13 Sabatai Baru 890 181 4,92 0,02
14 Sabatai Tua 787 262 3,00 0,02
15 Sabala 474 96 4,94 0,01
16 Daeo Induk 1.147 288 3,98 0,03
17 Daeo Majiko 956 198 4,83 0,03
18 Dehegila 837 127 6,59 0,02
19 Morodadi 544 101 5,39 0,01
20 Nakamura 469 67 7,00 0,01
21 Falila 270 13 20,77 0,01
22 Aha 298 47 6,34 0,01
23 Pilowo 665 100 6,65 0,02
24 Galo – galo 607 84 7,23 0,02
25 Koloray 549 99 5,55 0,01
2. Kepadatan Penduduk
Table 1.diatas menggambarkan jumlah penduduk di wilayah kerja
puskesmas daruba tahun 2015 sebesar 24.125 dan 4.290 Rumah Tangga. Luas
wilayah 36.310Km² dengan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 5,62
jiwa.Selanjutnya bila dilihat dari penyebaran penduduk di tiap desa maka desa
JUMLAH PENDUDUK
Jumlah Laki –
KELOMPO RASIO JENIS
No LAKI- laki +
K UMUR KELAMIN
LAKI PEREMPUAN Perempuan
1 2 3 4 5 6
1 0 – 5 Bln 886 889 1775 99.66
2 6 – 11 Bln 1125 1039 2164 108.28
3 1–5 1223 1.233 2456 99.19
4 6–9 1577 1356 2933 116.30
5 10 – 14 1516 1124 2640 134.88
6 15 – 19 1394 1146 2540 121.64
7 20 - 44 1745 1712 3457 111.93
8 45 – 54 1357 1122 2479 120.94
9 55 – 59 1050 980 2030 107.14
10 > 70 899 752 1651 119.55
Jumlah 12.772 11.353 24.125 112.50
Angka Beban Tanggungan (Dependenci Ratio) 41
dari laki-laki sebesar 12.772 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 11.353
jiwa. Sehingga rasio jenis kelamin di wilayah kerja puskesmas daruba yaitu sebesar
112.50 yang berarti penduduk laki – laki lebih banyak dari jumlah penduduk
Gambar 2.
Jumlah Penduduk Menrut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Di wilayah kerja Puskesmas Daruba Tahun 2015
> 70
55 – 59
45 – 54
20 - 44
Jumlah Penduduk Laki -
15 – 19
Laki
10 – 14
Jumlah Penduduk
6–9 Perempuan
1–5
6 – 11 Bln
0 – 5 Bln
20 – 44 tahun yaitu 3.457 jiwa dan kelompok umur terkecil pada umur> 70
dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta
status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan
dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian
juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan
dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat
Berbagai faktor yang menjadi penyebab kesakitan yang berujung pada kematian antara
lain adalah masalah yang berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan
Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh antara lain infeksi
persalinan yang aman dan perawatan bayi baru lahir.Untuk itu kegiatan imunisasi
daruba tahun 2015 dari 556 kelahiran hidup + mati ditemukan 1 kematian pada
bayi, atau dengan kata lain dalam 1000 kelahiran hidup ada kasus kematian bayi
dan untuk lebih jelas dapat di lihat pada lampiran tabel 4 dan gambar di bawah ini :
Gambar 3.
Angka Kematian Bayi dan balita Menurut jenis kelamin
di wilayah kerja Puskesmas Daruba
Tahun 2015
Bayi Balita
1 1
0
0
Laki-laki
Perempuan
selama setahun per 1.000 anak dalam kelompok usia tersebut dalam tahun yang
bersangkutan. Kematian balita sangat berkaitan dengan kualitas rumah tangga dan
balita ditemukan 1 Balita. Adapun kematian anak balita disebabkan oleh kasus
peningkatan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang jadi modal awal untuk
sehat.
pernapasan akut (ISPA), diare dan malaria terutama didaerah endemic perlu
setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap
Di wilayah kerja puskesmas daruba tahun 2015 Angka kematian ibu hamil
berjumlah1 orang yaitu di desa Daruba. Sehingga angka kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup sebesar 911, untuk lebih jelas lihat lampiran tabel 6.
Kejadian komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa sekitar persalinan sehingga pemeriksaan kesehatan pada saat hamil dan
B. Angka kesakitan
1. Sepuluh Pola Penyakit Utama
jumlah penyakit yang terbanyak yang diderita oleh masyarakat selama tahun 2015.
Tabel 3
Sepuluh Pola Penyakit Utama di Wilyah kerja
Puskesmas Daruba Tahun 2015
JUMLAH
No JENIS PENYAKIT KUNJUNGAN Kode
KASUS
1 ISPA 2952 1302
2 Tekanan Darah Tinggi 722 12
3 Peny. pd sistem otot & jaringan Pengikat 476 21
4 Diare 433 102
5 Peny. Kulit Alergi 345 2002
6 Malaria Klinis 342 503
7 P. Pulpa 195 1502
8 Asma 169 1403
9 Peny. Kulit Infeksi 121 2001
10 Gingivitis 108 1502
Jumlah 5863
Sumber : Data jumlah kunjungan di Puskeamas, Pustu dan Plindes tahun 2015
2.952 kasus (30.15%), disusul Peyakit Tekanan Darah Tinggi berada pada urutan
kedua sebanyak 722 kasus (11.31%) sedangkan pola penyakit terkecil adalah
ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di
Indonesia.Dari beberapa hasil SKRT diketahui bahwa 80% - 90% dari seluruh kasus
kematian pada bayi dan balita diduga karena pneumonia merupakan penyakit yang
surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok umur <15
tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya
virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja
dari kasus AFP yang dijumpai. Ada 4 strategi dalam upaya pemberantasan polio,
yaitu: imunisasi (yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, PIN, dan Mop –
up), surveilans AFP, sertifikasi bebas polio, dan pengamanan virus polio di
laboratorium.
Selama tahun 2015 tidak ditemukan kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) non
polio atau lumpuh layu pada anak usia < 15 tahun di wilayah kerja puskesmas
daruba.
positif sebanyak 22 orang penderita. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran tabel 8.
35 7.1
14,3
30
25
20
Abs
15 1 2 %
10
5
0
Complete Rate Cure Rate
adalah 2 orang dan yang mendapat pengobatan lengkap sebanyak 1 orang penderita
sehingga angka kesuksesanya adalah 21.4%. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran
tabel 9.
puskesmas daruba tahun 2015 dari 1.128 jumlah balita dan dari 113 perkiraan
penderita ditemukan 36 kasus Pneumonia. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran tabel
10.
2015 tidak ditemukan kasus penyakit HIV/AIDS. Namun perlu diketahui bahwa
mungkin saja penyakit HIV/AIDS ada dalam masyarakat tapi masyarakat tidak
berani untuk berobat ke petugas kesehatan oleh karena itu perlu dilakukan upaya
yang buruk dan higyene pribadi. Berdasarkan data sepuluh besar penyakit utama di
wilayah kerja puskesmas daruba tahun 2015 penyakit diare menempati urutan ke 4
(433 Kasus).
1000
900
800 433
700
600 Diare ditangani
500 Jumlah Perkiraan Kasus
400
300 516
200
100 84
0
Abs %
Tabel 4.
Kasus Diare Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan desa di
wilayah kerja puskesmas daruba tahun 2015
jenis kelamin dalam hal ini kasus diare terjadi pada semua golongan umur dan desa
paling terbanyak adalah di desa Daruba yaitu sebanyak 50 kasus perempuan dan
menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tumbuh lainnya kecuali susunan syaraf
pusat.
Gambar 6
Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kusta (PB/MB)di
wilayah kerja Puskesmas Daruba Tahun 2015
18 16
16
14
12 PB/Kusta Kering
10 MB/Kusta Basah
8
6
4 2
2
0
Gambar 6 menunjukkan jumlah kasus baru penyakit kusta jenis Multi Basiler
(MB)/ Kusta basah merupakan kasus tertinggi yaitu paling banyak di wilayah kerja
Puskesmas Daruba sebanyak 16 sedangkan penyakit kusta jenis Pausi Basiler (PB)/
2015 di wilayah kerja puskesmas daruba untuk jumlah kasus penyakit kusta
(Multi Basiler)/ Kusta Basa sebanyak 16 orang. Sehingga angka prevalensi per
10.000 penduduk adalah 8,7 orang. Artinya setiap10.000 penduduk di Kab. Pulau
Morotai terdapat 18 kasus penyakit kusta baik kasus baru maupun kasus lama.
sebanyak 12 juga masih tahapan pengobatan. Untuk lebih jelas lihat tabel 17.
]]]]
11. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk
Di wilayah kerja Puskesmas Daruba sampai dengan akhir desember tahun
2015 tidak di temukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk lebih jelasnya
penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di
daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB)
malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit
tahun 2015 jumlah penderita malaria dengan pemeriksaan sediaan darah sebanyak
342 Sample.Maka Angka Kesakitan (API) per 1.000 penduduk sebesar 0.50%. pada
tahun 2015 tidak ada kematian yang di akibatkan oleh malaria. Lihat lampiran tabel
22.
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah
Gambar 8
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1,K4), Persalinan Nakes dan
Palayanan Nifas Di Wilyaha Kerja Puskesmas Daruba Tahun
2015
K4 605 85.7
pelayanan/asuhan antenatal.
(K1) Kunjungan baru ibu hamil yaitu Kunjungan ibu hamil yang pertama
sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) ini menunjukkan
pemeriksaan awal kehamila dan pola pelayanan yang belum cukup aktif. Belum
maksimalnya K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu hamil masih perlu
ditingkatkan.
sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan sebesar 636 (90,1%) dari
jumlah sasaran ibu hamil yaitu 706 Bumil. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran
tabel 29.
pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal 1 kali kontak pada trimester pertama,
satu kali trimester ke dua dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan K4 mencapai
85,7% (dari jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun).
Gambar 10 menunjukan jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan atau
tenaga kesehatan lainnya berjumlah 557 (82,6%) dari jumlah sasaran ibu bersalin
yaitu 674 Bulin. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran tabel 29.
Vit.A pada ibu nifas (0 – 42 hari). Lampiran tabel 29 menunjukan pemberian Vit.A
pada ibu nifas adalah 556 (82,5%) dari jumlah ibu bersalin/nifas yaitu 674 ibu
bersalin/nifas.
Gambar 9
Cakupan Imunisasi TT1, TT2 dan TT2+ Di Wilayah Kerja
Puskesmas Daruba Tahun 2015
500
400 Abs
300 %
200
89 86 86
100
0
TT1 TT2 TT2+
TT1 sebanyak 626 Bumil (89%), TT2 sebanyak 605 Bumil (86%) dan TT2+ sebanyak
605 Bumil (86%). Untuk lebih jelas lihat lampiran tabel 30.
ini adalah ibu hamil mengalami anemia atau kekurangan darah. Anemia
΅Profil Kesehatan Puskesmas Daruba Tahun 2015΅ Halaman 23
menyebabkan tingkat kegawatan akibat kekurangan darah dan risiko infeksi saat
melahirkan. Ini menjadi penyebab penting kematian ibu. Anak yang lahir dari ibu
yang menderita anemia sering mengalami berat badan rendah dan anemia.
Sulementasi zat besi bagi ibu hamil dapat melindungi ibu dan bayinya.
Gambar 10
Persentase Cakupan Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Di
Wilayah Kerja Puskesmas Daruba Tahun 2015
500 454
413
450
400
350
300 Abs
250
%
200
150
64 58.5
100
50
0
FE1 FE3
Di wilayah kerja Puskesmas Daruba dari 706 ibu hamil yang mendapat tablet
FE1 (30 tablet ) yaitu sebanyak 454 (64%), sedangkan yang mendapatkan FE3 (90
tablet ) berjumlah 413 (58,5%) Bumil. Untuk lebih jelas lihat lampiran tabel 32.
paling terbanyak pada kontrasepsi Non MKJP yaitu suntik sebesar 1.993 (75,7%)
diikuti pil 311 (11,8%) dan kondom 1 (0,0%) sedangkan kontrasepsi MKJP yaitu
implan 321(12,2%) diikuti IUD 7 (0.3%), MOW 0 (0%) dan MOP 0 (0%).
2015 adalah sebanyak 4.101 dengan jumlah peserta KB baru 297 orang atau
pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
6–48 jam, 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28
setelah lahir sehingga dapat meningkatkan status kesehatan bayi. Perawatan setelah
Gambar 11
Cakupan KN1 dan KN Lengkapdi Wilayah Kerja Puskesmas
Daruba Tahun 2015
105
100 99.5
100
95
90 Capaian
85 85 Target
85
80
75
KN 1 KN Lengkap
Dari jumlah bayi yang lahir sebanyak 556 bayi dan yang mendapat
pelayanan neonatal adalah sebanyak87%. Artinya semua bayi yang lahir mendapat
85%
pertama kehidupannya
Asi Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 – 6
bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi
(pengobatan penyakit)
mendapat ASI eksklusif hanya 72 orang bayi atau 12,9%.Hal ini disebabkan karena
Gambar 12
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Daruba Tahun 2015
12.9
%
Abs
72
0 20 40 60 80
dengan 90% dari jumlah bayi yang ada di daerah tersebut sudah mendapat
Untuk tahun 2015 dari 25 Desa yang berada diwilayah kerja puskesmas
Persentase desa UCI di wilayah kerja puskesmas daruba masih rendah bila
dibandingkan dengan indikator 85%. Hal ini disebabkan karena sering terjadinya
kekosongan vaksin di Dinas Kesehatan Kab. Pulau Morotai selain itu pemahaman
paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah
masalah kesehatan. Namun demikian, sampai saat ini masih terdapat masalah-
masalah dalam pemberian imunisasi, antara lain pemahaman orang tua yang masih
kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah tentang imunisasi, sampai jadwal
Pada lampiran Tabel 42 menggambarkan jumlah bayi 630 Jumlah bayi yang
imunisasi DPT3+HB3 392 (70,5%) dan jumlah bayi yang mendapat imunisasi
campak sebanyak 317 (57.0%). Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar di bawah
ini :
700
99.3
600
500
70.5
400 %
57
300 552 Abs
392
200 317
100
0
DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
Gambar 14
Persentase Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Daruba Tahun 2015
450
400 381
349
350
300
250
Abs
200
%
150
100 69 63
50
0
BCG Polio 4
sebanyak 381 (69%) sedangkan bayi yang mendapat imunisasi Polio 4 sebanyak
349 bayi dari total bayi lahir hidup 556. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran tabel
43.
84.66
84.7 84.62
84.6
84.5 84.42
84.4
84.3
Bayi Anak Balita Balita
Gambar 16
Persentase Balita Di Timbang, Dengan BB Naik dan Balita Dengan BGM Menurut Desa
di Wilayah Kerja Puskesmas Daruba Tahun 2015
350
332
300 301
250 250
217 202
200
199 184 190 180
165 172
150 153 158
140 150 140
132 131 122
121 144 121 125
115 119 102
100 101 99 99 89
87 78 71 64
70 58
50 57 57
46 56 58 50
32 31 29 23 28
14 19 21
0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
Joubela
Falila
Darame
Morodadi
Pilowo
Mandiri
Daruba
Yayasan
Muhajirin
Wawama
Momojiu
Sabatai Tua
Daeo Majiko
Nakamura
Aha
Sabala
Gotalamo
Juanga
Sabatai Baru
Daeo Induk
Koloray
Galao-galo
Pandanga
Dehegila
Totodoku
Daruba, Gotalamo, Darame dengan kata jumlah keseluruhan bayi yang ditimbang
yang tersebar di 25 desa adalah sebanyak 2613 balita dari jumlah target yaitu 3090
balita, sedangkan Balita dengan berat Dibawah Garis Merah (BGM) berjumlah 15
707 siswa dan yang mendapat pelayanan kesehatan 502 orang atau 71%. Jadi
12000
10024
10000
8090
8000
5954
6000 5071 BPJS
4070
4000 3019
JAMKESDA
kesehatan pada tahun 2015 berjumlah 18.114 terdiri dari Peserta BPJS sebesar
8.090 jiwa, dan Jamkesda Sebesar 10.024 Jiwa maka persentase peserta jaminan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri.Di samping itu,
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan
yang ber perilaku hidup bersih sehat tidak ada data yang tersedia.
D. Keadaan Lingkungan
umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek
fisik dan sosial.Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah,
dan sebagainya.
sementara rumah yang memenuhi syarat rumah sehat yaitu 662 rumah atau 14,1%.
UPAYA KESEHATAN
BERSUMBERDAYA MASYARAKAT Strata dan Jumlah Posyandu
NO Nama Desa (UKBM)
Poskesdes Polindes Posbindu Pratama Madya Purnama Mandiri
1 2 3 5 6 7 8
1 Daruba 0 0 0 0 1 0 0
2 Yayasan 0 0 0 0 1 0 0
3 Gotalamo 0 0 0 0 2 0 0
4 Muhajirin 0 0 0 0 1 0 0
5 Darame 0 0 0 0 1 0 0
6 Wawama 0 1 0 0 1 0 0
7 Pandanga 0 0 0 0 1 0 0
8 Juanga 0 0 0 0 1 0 0
9 Joubela 0 0 1 0 1 0 0
10 Totodoku 1 0 0 0 1 0 0
11 Mandiri 0 0 0 0 1 0 0
12 Momojiu 0 1 0 0 1 0 0
13 Sabatai Baru 0 1 0 0 1 0 0
14 Sabatai Tua 1 0 0 0 1 0 0
15 Sabala 0 0 0 0 1 0 0
16 Daeo Induk 0 0 0 0 1 0 0
17 Daeo Majiko 1 0 0 0 1 0 0
18 Dehegila 1 0 0 0 3 0 0
19 Morodadi 0 1 0 1 0 0 0
20 Nakamura 0 1 0 1 0 0 0
21 Falila 0 0 0 0 1 0 0
22 Aha 0 0 0 1 0 0 0
23 Pilowo 1 0 0 0 1 0 0
24 Galo – galo 1 0 0 0 1 0 0
25 Koloray 0 1 0 0 1 0 0
JUMLAH KECAMATAN 6 7 1 3 25 0 0
belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas, berdasarkan data yang
diperoleh tahun 2015 di di wilayah kerja Puskesmas Daruba tahun 2015 jumlah
Posyandu atau 10,71% yang kegiatannya belum rutin tiap bulan dan kader yang aktif
masih sedikit.
Posyandu madya adalah Posyandu yang dapat melaksanakan kegiatan > 8 kali
per tahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu (50%).
Data yang diperoleh didapatkan bahwa jumlah Posyandu Madya sebanyak 25 Posyandu
atau 89,29%.
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang frekuensi kegiatannya > 8 kali per
tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan program
utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) > 50% sudah ada program tambahan, bahkan
mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana. Berdasarkan data yang
Terbentuk.
secara teratur, cakupan program utamanya sudah bagus, ada program tambahan dan
dana sehat telah menjangkau > 50% kepala keluarga. Data yang diperoleh
hal ini memiliki gedung sendiri, peralatan sendiri minimal memiliki timbangan dacin
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja.
b. Laboratorium
1. Mikroskop 1 Buah
c. UGD
1. Pinset Anatomi 2 Buah
2. Pinstet Sirugis 1 buah
3. Klem 2 Buah
4. Gunting biasa 2 Buah
5. Bengkok 1 Buah
6. Tromol 1 buah
7. Korentang 1 buah
8. Oksigen kecil 1 buah
9. Lemari 1 buah
10. Sterilisator 1 buah
11. Troli 1 Buah
12. Bed 2 buah
d. Poli KIA-KB
1. Bak Instrumen 1 buah
2. Klem sirurgis 1 Rusak
3. Gunting episiotomi 1 buah
4. Gunting tali pusat 1 buah
5. Gunting biasa 1 buah
6. Nalfoeder 1 Buah
7. Pinset sirugis ukuran kecil 1 buah
8. Pinset anatomi ukuran kecil 1 buah
9. Linek Besi 1 buah
10. Linek kayu 1 buah
11. Bengkok 1 buah
12. Delee 1 buah
13. Inkubator 1 buah
14. Selimut bayi 1 buah
15. Bak instrument besar dan kecil 1 buah
16. Speculum sim 3 buah
17. Spekulum cocor bebek 3 buah 1
18. Klem porsio 3 buah
19. Hb sahli 1 buah
20. Reflek patella 3 buah
21. Spatel 4 buah
22. Duk lubang 2 buah
΅Profil Kesehatan Puskesmas Daruba Tahun 2015΅ Halaman 37
23. Ukur panggul 1 buah
24. Celemek 1 buah
25. Head Lamp 1 buah
26. Bad 1 buah
4. Tenaga Kesehatan
secara keseluruhan sebanyak 54 orang yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi,
tenaga kefarmasian, tenaga gizi, bidan, perawat, tenaga kesmas, dll. Baik PNS maupun
PTT.
tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas Daruba dapat dilihat pada penjelasan
berikut ini :
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di Sarana
Kesehatan
Gambaran mengenai jumlah tenaga medis dapat dilihat dari indikator
jumlah tenaga medis per 100.000 penduduk. Jumlah tenaga medis yang ada di
wilayah kerja puskesmas Daruba pada tahun 2015 yaitu 2 orang dokter umum dan
2 orang dokter gigi. Adapun rasio tenaga medis per 100.000 penduduk dapat dilihat
Tabel 6
Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Daruba Tahun 2015
1 Dokter Spesialis 0 0
2 Dokter Umum 2 9
3 Dokter Gigi 2 9
Jumlah 4 17
Sumber: Bezzeting Puskesmas Tahun 2015
Gambaran distribusi tenaga bidan (D III Bidan dan Bidan) dan perawat
(Sarjana Keperawatan, D III Perawat dan SPK) dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak dapat ditunjukkan dengan jumlah bidan dan perawat per
100.000 penduduk. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 7
Rasio Tenaga Kebidanan dan Keperawatan per 100.000 Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Daruba Tahun 2015
I. Bidan
1 D III Kebidanan 22 223.33
2 Sarjana Kebidanan 0 0
Total 22 223.33
II. Perawat
3 Sarjana Keperawatan 2 9.32
4 D III Keperawatan 7 32.61
Total II 9 41.92
Total I + Total II 31 265.65
Sumber: Bezzeting Puskesmas Tahun 2015
Jenis Tenaga
No Jumlah Rasio/100.000
Kefaramasian
Apoteker dan Sarjana
1 0 0
Farmasi
D III Farmasi dan Asisten
2 1 4
Apoteker
Jumlah 1 4
1 Sarjana Kesmas 1 4
3 Tenaga Sanitasi 0 0
Jumlah 1 4
Gambar 23
Jenis Tenaga Kesehatan Berdasarkan
Kategori Di Puskesmas Daruba Tahun 2015
25 22
20
15
9
10 7
5 2 2 3
1 1
0
5. Pembiayaan Kesehatan
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan tidak mungkin bisa berlangsung aktifitas seperti
biasa. Dalam kehidupan brbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya bernilai
kesehatan Kabupaten Pulau Morotai sebagai retribusi untuk penunjang PAD Kabupaten
Pulau Morotai, jumlah rata-rata setoran ke Dinas Kesehatan Kabuapten Pulau Morotai
dana sebesar Rp. 1.135.054.500 ( Satu Milyar Seratus Tiga Puluh Lima Juta Lima Puluh
Empat Ribu Lima Ratus Rupiah ). Untuk lebih jelas Sebaran dana yang masuk ke
Puskesmas Daruba selama tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran table 82.
A. Kesimpulan
kuantitas sudah cukup merata diseluruh kecamatan dan desa. Hanya secara kualitas ada
beberapa program pelayanan kesehatan yang capaian kinerjanya belum meraih hasil
program yang belum mencapai target sesuai Arah Kebijakan Umum, RENSTRA dan SPM.
banyak petugas yang mempunyai fungsi rangkap bahkan merangkap lebih dari 2
program Puskesmas.
3. Kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat masih relatif
rendah.
B. Saran
komitmen, khususnya dari tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Pulau Morotai
terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam RENSTRA dan SPM
(Standar Pelayanan Minimal). Untuk itu disarankan kepada seluruh pengelola program
kesehatan agar :
(SPM)