Anda di halaman 1dari 2

Dalam menghitung skor dan komposisi PPH aktual (susunan PPH) dilakukan dengan

mengikuti 7 (tujuh) langkah sebagai berikut :

1. Konversi bentuk, jenis, dan satuan.

Pangan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai bentuk, jenis dengan satuan
yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan konversi ke dalam satuan dan jenis komoditas
yang sama (yang disepakati). Contoh : jika rumah tangga mengonsumsi pangan dengan satuan
URT (ukuran rumah tangga), misalnya 5 butir telur ayam dan 3 potong tempe, maka berat telur
dan tempe dalam satuan gram diperoleh setelah dilakukan konversi satuan. Satu (1) butir telur
ayam = 60 gr dan satu (1) potong tempe = 25 gr.

2. Pengelompokan pangan menjadi 9 kelompok (pada tabel 10).

Makanan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai jenis yang telah
dikonversi dengan satuan sama yaitu gram/hari (langkah 1). Berbagai jenis pangan tersebut
misalnya dalam satu hari jenis pangan yang dikonsumsi rumah tangga adalah beras 700 gram,
beras ketan putih 200 gram, beras ketan hitam 100 gram. Untuk memudahkan maka semua jenis
pangan tersebut digabungkan ke dalam satu jenis pangan yang disepakati yang disebut sebagai
pangan acuan yaitu beras.

3. Menghitung konsumsi energi menurut kelompok pangan.

Pada tahap ini perlu dilakukan : perhitungan kandungan energi setiap jenis pangan yang
dikonsumsi dengan bantuan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Kolom energi dalam
DKBM menunjukkan kandungan energi (kkal) per 100 gram bagian yang dapat dimakan (BDD).

4. Menghitung total konsumsi energi dengan cara menjumlahkannya dari kelompok pangan
1 sampai dengan 9.

5. Menghitung kontribusi energi tiap kelompok pangan ke 1 s.d ke 9. Kolom ini merupakan
langkah untuk menilai pola/komposisi konsumsi pangan dengan cara menghitung kontribusi
energi menurut AKG (AKE konsumsi untuk rata-rata nasional tahun 2004 adalah 2000
kkal/kap/hari) dari setiap kelompok pangan. dalam bentuk persen (%). Contoh : kontribusi energi
dari kelompok padi-padian terhadap AKG adalah 1150/2000 x 100 % = 57.5 %.
6. Menghitung skor PPH.

a. Tahap I : isi kolom 8 = (kolom 6) x (kolom 7). Contoh skor konsumsi kelompok padi-padian
adalah 57.5 x 0.5 = 28.8

b. Tahap II : isi kolom 10 sesuai hasil pada kolom 8 dengan memperhatikan batas skor
maksimum (kolom 9). Jika skor AKE lebih tinggi dari skor maksimum maka yang diambil
adalah skor maksimum. Jika skor AKE lebih rendah dari skor maksimum maka yang diambil
adalah skor AKE.

7. Menghitung total skor mutu konsumsi pangan.

Total skor mutu konsumsi pangan adalah jumlah dari skor kelompok padi-padian sampai
dengan skor kelompok lain-lain. Angka ini disebut skor konsumsi pangan aktual, yang
menunjukkan tingkat keragaman konsumsi pangan. Ringkasan cara penghitungan PPH dapat
dilihat pada Tabel 10.

Anda mungkin juga menyukai