Anda di halaman 1dari 24

Energi Pada Ternak ruminansia

• Istilah energi merupakan gabungan dari dua kata Junani: en


yang berarti “di dalam” dan ergon yang bermakna “kerja”.
• Dalam ilmu fisika, energi didefinisikan sebagai sesuatu yang
dapat menghasilkan “kerja”
• Dalam pengertian umum, energi adalah kemampuan untuk
melakukan kerja
• Dalam kontek ilmu nutrisi dan makanan ternak, energi
merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak dalam jumlah
besar, dan komponen energi tersebut terdapat dalam bahan
pakan
• Ketika pakan dibakar dengan menggunakan bom kalorimeter,
maka energi akan dikeluarkan dan dapat diukur sebagai panas
• Panas tersebut sering diistilahkan dengan panas hasil
pembakaran atau lebih dikenal dengan istilah energi bruto
dari pakan yang mewakili nilai total dari energi
• Nilai energi dari suatu pakan merupakan hasil
penjumlahan energi yang terdapat pada
masing-masing zat-zat makanan yang ada di
dalamnya
• Karbohidrat yang merupakan komponen yang
paling banyak pada pakan mempunyai nilai
energi sekitar 17,5 MJ/kg berat kering
• Sedangkan lemak mengandung 2,5 kalinya
dan protein mengandung 1,5 kali kandungan
energi karbohidrat
• Abu tidak mengandung energi
• Bahan pakan yang mengandung banyak protein
dan lemak maka kandungan energinya tinggi
• Sebaliknya, bahan pakan yang kandungan abunya
tinggi, maka kandungan energinya rendah.
• Hingga saat ini satuan energi yang digunakan
untuk mengekspresikan nilai energi dalam pakan
adalah kalori (kal)
• Satu kalori didefinisikan sebagai jumlah panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 0C dari
satu gram air
Satuan Energi
• Merupakan nutrien yang dibutuhkan oleh ternak dalam jumlah
besar
• Merupakan komponen utama dalam pakan
• Satuannya cal
k cal
• mcals
• joules (J)
mega joules (MJ)
• Sumber energi : karbohidrat, lemak dan protein
Energi Metabolis (ME)
• Merupakan banyaknya energi yang tersedia untuk
ternak
• Merupakan jumlah energi (Megajoule) per kg
bahan kering pakan (M/D)
• Satuan internasional energi adalah Joule (J)
• 1 kg TDN = 14,9 MJ ME
• 1 kal = 4,184 J
• 1 KJ = 1000 J
• 1 MJ = 1000 000 J
SKEMA SISTEM PEMBAGIAN ENERGI
Energi bruto dalam pakan

Energi pada feses Energi tercerna

Energi dalam Energi dalam urin Energi metabolis (ME)


gas methan

Panas dari metabolisme z Energi neto


at-zat makanan (energi bersih)
(heat increment)

Energi neto utk


hidup pokok
-BASAL METABOLIC RATE Energi neto utk
--PENGATURAN SUHU TUBUH Produksi
--DAGING
-susu 7
Pembagian energi dalam pakan yang
dikonsumsi oleh ternak ruminansia
Konsumsi bahan kering pakan
1,829 kg
Konsumsi energi 35,0 MJ
Energi feses 13,5 MJ
Energi urin 1,2 MJ
Energi dalam gas metan 2,4 MJ
Panas metabolis 7,0 MJ
Energi tercerna = (35,0-13,5)/1,829
11,8 MJ/kg
Energi metabolis = (35,0-
(13,5+1,2+2,4))/1,289 9,8 MJ/kg
Energi neto = (35,0-(13,5+1,2+2,4+7,0))/1,829
6,0 MJ/kg
Metabolisable energy
• ME = GE – (FE+UE+CH4E)
• DE – (UE + CH4E)
• GE = energi bruto dalam pakan
• FE = energi pada feses
• UE = energi pada urine
• CH4E= energi yang hilang melalui gas methan
Energi feses
Energi feses adalah energi yang hilang melalui feses.
Biasanya nilainya bervariasi. Untuk pakan
konsentrat, hijauan berkualitas tinggi dan hijauan
berkualitas rendah nilai energi fesesnya masing-
masing sekitar 20, 30-35 dan 45%.

Energi urin
Merupakan energi yang keluar melalui urin yang nilainya
relative kecil dan konstan. Energi urin dapat diukur
dengan membakar bagian padat urin (setelah dievaporasi)
dalam bom kalorimeter.
Metan (CH4)
Energi yang hilang berupa metan biasanya
antara 8-10% dari energi bruto atau 10-20%
dari energi tercerna
Panas metabolis (heat increament)
Merupakan panas yang timbul dalam tubuh
oleh reaksi biokimia dalam saluran
pencernaan atau tubuh oleh reaksi biokimia
dalam saluran pencernaan atau dalam sel.
Panas metabolis (heat increament)

• Pada daerah dingin, timbulnya panas tersebut


dapat digunakan untuk menjaga kestabilan
suhu tubuh. Di daerah dengan suhu
lingkungan tinggi sebaliknya, panas harus
dikelurakan dari tubuh dengan jalan disipasi
dan/atau konveksi ke udara lingkungan.
Produksi panas ini tergantung pada sistem
pencernaan dan produk yang dihasilkan
Menghitung kandungan ME pakan
menggunakan data Kecernaan
• M/D = 0.172 DMD – 1.707
• M/D = 0.169 OMD – 1.986
• M/D = 0.194 DOMD – 2,577
Dimana M/D = kandungan ME pakan (MJ/kg
BK)
DMD = kecernaan bahan kering pakan
OMD = kecernaan bahan organik pakan
DOMD = kecernaan bahan organik dalam
bahan kering pakan
Kebutuhan ME untuk Hidup pokok sapi
• Hampir semua sistem kebutuhan ME untuk hidup
pokok di ekspresikan dalam bentuk “metabolic
weight” dari ternak
• MEm = K.S.M (0.28W0.75 exp(-0.03A))/km
• MEm = kebutuhan energi untuk hidup pokok
(MJ/kg)
• K = breed, 1.2 untuk sapi Bos indicus, 1.4 untuk
sapi Bos taurus dan nilai tengah diantara nilai tsb,
bila sapi silangan antara dua breed tsb
• S =jenis kelamin,1,0 untuk betina dan ternak
dikastrasi, 1,15 untuk ternak jantan)
• M= 1 + (0.23 x proportion of DE from milk)
• W = Bobot hidup (kg), tidak termasuk kebuntingan
• A = umur dalam tahun, maksimum nilai umur 6,
• Km = effisiensi penggunaan ME untuk hidup pokok
(0.02 x M/D) + 0.5
M/D = (0.172x DMD)-1.707
• MEp = Jumlah ME (MJ) yang langsung digunakan
untuk produksi
Menghitung konsumsi ME (MJ/hari)

• Konsumsi ME = konsumsi BK pakan x M/D


• Bila seekor sapi mengkonsumsi BK pakan 4.65
kg/hari dengan M/D yang sama
• Maka konsumsi ME = 4.65 x 7.06 = 32.82
MJ/hari
• Retensi ME = konsumsi ME-MEm
= 32.82-32.08
= 0.74 MJ/hari
Retensi energi (Energy Balance)
• Positif : nutrient tersedia untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan
penggemukan
• Negatif : konsumsi nutrien tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar (hidup pokok)
– Induk yang sedang menyusui
• Bila tidak dapat memenuhi kebutuhan nutriennya
maka memobilisasi energi cadangan dalam tubuh
(menggunakan lemak tubuh sebagai sumber energi)
Menghitung kandungan ME beberapa
jenis bahan pakan
Bahan pakan DMD (%) ME (MJ/kg DM) ??
Rumput lapang 58.1
Rumput gajah 54.8
Jerami jagung 55.4
Rumput Mulato 53.0
Gamal 58.8
Lamtoro 69.8
Turi 61.2
Moringa 62.1
Centrosema 55.1
Clitoria 55.5
Prima feed 51.1

Source: Poppi et al. (2009)


Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Nilai Energi Metabolis
Pakan

• Kondisi kimia/fisik dari pakan


 Pakan yang banyak mengandung lignin atau silika
biasanya tingkat kecernaannya rendah
 Sebagai konsekuensinya banyak energi dari
pakan tersebut yang keluar melalui feses
 Demikian juga pakan yang mengandung nutrien
yang seimbang, biasanya tingkat kecernannya
meningkat yang juga dapat meningkatkan
besarnya energi metabolis
 Hal ini khususnya terjadi pada pakan-pakan yang berserat kasar
tinggi (seperti jerami padi), penambahan urea dapat
meningkatkan aktivitas mikroba perombak serat kasar, yang
juga dapat meningkatkan kecernaan pakan tersebut
 Retensi energi sering dipengaruhi oleh kandungan protein
dalam pakan
 Protein merupakan zat makanan yang paling banyak
mempengaruhi hilangnya energi melalui urin
 Hubungan antara kadar nitrogen pakan dengan hilangnya
energi melalui urin sangat erat
 Pakan yang sudah mengalami perlakuan secara fisik misalnya
penggilingan, peretakan (khususnya biji), pemotongan (pada
hijauan) mempunyai daya cerna yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pakan yang tidak mengalami perlakuan secara fisik
Level Pemberian Pakan
 Pada tingkat pemberian pakan yang hanya cukup untuk
memenuhi hidup pokok, kehilangan energi biasanya lebih sedikit
 Pada tingkat pemberian pakan tersebut perjalanan pakan dalam
saluran pencernaan khususnya di rumen cukup untuk merombak
pakan yang ada
 Sebaliknya bila tingkat pemberian pakan melibihi kebutuhan
untuk hidup pokok, ada kecenderungan peningkatan aliran
pakan di dalam rumen, sehingga banyak pakan yang lolos
degradasi dan keluar melalui feses
 Pada tingkat pemberian pakan yang tinggi, maka energi yang
hilang melalui gas metan mengalami penurunan
 Pada tingkat pemberian pakan yang tinggi, nilai energi yang
hilang melalui urin juga mengalami penurunan.
Status Fisiologi Ternak
 Panas yang diproduksi dalam keadaan puasa lebih tinggi
pada ternak yang sedang bunting dibandingkan dengan
induk kering (tidak bunting) dengan berat badan yang
sama
 Panas yang diproduksi pada akhir kebuntingan biasanya
lebih tinggi dibanding dengan induk kering pada tingkat
pemberian energi yang sama
 Kebutuhan energi untuk hidup pokok, sekitar 36-58
persen lebih tinggi pada induk yang sedang laktasi
dibandingkan dengan induk kering dengan berat badan
yang sama
Latihan
• Seekor kambing jantan umur 7 bulan dengan
bobot badan 11,45 kg, mengkonsumsi bahan
kering rumput mulato sebanyak 282 g/hari dengan
nilai kecernaan Bahan kering pakan 63,25%.
• Hitung kandungan energi metabolis pakan
• Hitung kebutuhan energi metabolis untuk hidup
pokok kambing tersebut
• Hitung konsumsi energi metabolis
• Hitung retensi energi metabolis kambing tsb
•Kandungan EM bahan pakan (rumput Mulato) (M/D)
= (0,172x 63,25)-1,707
= 9,17 MJ/kg

Kebutuhan EM untuk hidup pokok kambing


MEm = K.S.M (0.28W0.75 exp(-0.03A))/km
1x1,15x1x(0,28x 11,450,75xEXP(-0,03x 0,7))/0,683

= 2,87 MJ/hari

KM = (0,02 x M/D) + 0,5


M/D = (0.172x DMD)-1.707 = 9,17 MJ/kg
= 0,02 x 9,17 + 0,5
=0,683
Konsumsi EM = Konsumsi BK x MD
= 0,282 x 9,17
= 2,58 MJ/hari

Retensi ME = Konsumsi EM-kebutuhan EM utk hidup pokok


= 2,58-2,87
= -0,29

Anda mungkin juga menyukai