Anda di halaman 1dari 19

KEBUTUHAN ENERGI

Jumlah Nutrien Dapat Dicerna/Total Digestible Nutrient (TDN)

• Merupakan cara konvensional untuk menunjukkan konsentrasi energi


dapat dicerna dalam bahan pakan
• Perhitungan TDN berdasarkan nilai bahan bakar fisiologis

Nutrien Panas Panas Penyerapan Nilai bahan


pembakaran pembakaran nutrien (%) bakar
(kcal/gram) produk fisiologis
metabolik (kcal/gram)
(kcal/gram)
Karbohidrat 4,1 - 98 4,0

Lemak 9,45 - 95 9,0

Protein 1,30 1,30 92 4,0


Perhitungan
• Melakukan uji kecernaan dan menentukan koefisien cerna semu terhadap:
- Protein kasar (PK)
- Serat kasar (SK)
- Bahan Ekstrak Tanpa N (BETN)
- Ekstrak eter/Lemak kasar (LK)
• Menghitung konsentrasi setiap nutrien dapat dicerna dalam ransum
- Protein dapat dicerna (Pdd)= Konsumsi protein
(gr BK) x % kecernaan PK
- Serat kasar dapat dicerna (SKdd) = Konsumsi SK (gr BK) x
% kecernaan SK
- BETN dapat dicerna (BETNdd) = Konsumsi BETN (gr BK) x
% kecernaan BETN
- Lemak kasar dapat dicerna (LKdd) = Konsumsi lemak (gr BK) x
% kecernaan LK
• Menghitung TDN
TDN = % PKdd + % SKdd + % BETNdd + % LK dd x 2,25
• Ekuivalensi unit energi
- 1 kg TDN = 4000 kcal energi dapat dicerna
• Kekurangan sistem TDN
- Keterbatasan dalam uji keceranaan
* Kesalahan dalam analisis kimia
* Kesalahan dalam uji daya cerna
- Asupan pakan rendah, meningkatkan daya
cerna
- Asupan BK 3x kebutuhan pokok, menurunkan
TDN hingga 8%
- Underestimate/tidak memasukkan semua energi
yang hilang dalam metabolisme
*Underestimate energi yang hilang dari urin (5%)
* Tidak memasukkan kehilangan sebagai gas
metan
- Merupakan produk akhir, kehilangan 3-10%
energi pakan
* Tidak memasukkan
- Kerja alat pencernaan
- Panas fermentasi Peningkatan panas
- Panas dari metabolisme pakan
- Overestimate nilai energi tergunakan dari pakan, terutama
hijauan
Sistem Kalori
• Unit energi
- Kalori (cal)
* Jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur 1 gram air dari 14,5 – 15, 5 °C
- Kilokalori (Kcal) = 1000 cal
- Megakalori = 1000 Kcal = 1000.000 cal

• Sistem kalori merupakan hasil pengurangan kecernaan dengan


kehilangan metabolis dari total energi bahan pakan
Sistem Kalori
Energi kotor

Hilang Energi dapat


dalam feses dicerna

Hilang Hilang Energi


dalam urin sebagai gas termetabolis

Hilang sebagai Energi


peningkatanpanas bersih

Retensi
Kerja Energi Hidup pokok
energi
pencernaan fermentasi
Energi
Panas dari Laktasi Pertumbuhan tersimpan
metabolisme nutrien
Energi kotor
• Panas pembakaran
- Total energi potensial dari bahan pakan
* Diukur menggunakan bomb calorimeter
* Dibakar sampai teroksidasi sempurna
* Dilakukan pengukuran panas yang dilepaskan
• Lemak > protein > karbohidrat
- Rataan rasio; 2,5 – 1,7 – 1,0
• Air dan abu (mineral) tidak ada energi
• Energi kotor tidak dapat membedakan tingkat ketersediaan energi dalam bahan pakan
- Korelasi antara antara energi kotor dan penggunaanya rendah
* Jagung – 4,5 kcal/gram
* Jerami – 4,7 kcal/gram
Bomb Calorimeter
Energi dapat dicerna
• Energi dapat dicerna = Energi kotor – energi yang hilang dalam feses
- Hilang dalam feses
* Ruminansia > Monogastrik
* Ruminansia; Mencapai 60% pada hijauan berkualitas rendah
* Pada monogastrik; Terjadi peningkatan daya cerna energi seiring
pertambahan berat badan
• Tidak dapat digunakan untuk menggambarkan kebutuhan energi pada
unggas
• Hubungannya dengan TDN
- 1 kg TDN = 4400 Energi dapat dicerna
Energi termetabolis (EM)
• Energi termetabolis = Energi dapat dicerna – (Gas mudah
terbakar + energi urin)
- Harus diukur pada hewan dengan pertumbuhan
normal
* Keseimbangan nitrogen nol (0)
* Protein tersimpan atau hilang dari otot akan
mempengaruhi nilai
- Urin (urea) ~ 5% dari energi kotor
* Hilang akibat metabolisme protein
* Ruminansia > monogastrik
- Gas yang mudah terbakar
* Ruminansia >>> Monogastrik
* Ruminansia; terutama hilang sebagai CH4 ~ 3 – 10 %
energi kotor
* Monogastrik; kehilangan energi sangat kecil dan dapat
diabaikan, yaitu 0,1 – 3% energi kotor
• EM biasa digunakan untuk formulasi pakan unggas dan babi
• Hubungannya dengan energi dapat dicerna
- Ruminansia; ME (kcal/kg) = DE x 0,82
Energi bersih/net energi (NE)
• Merupakan energi yang dapat digunakan ternak seluruhnya untuk hidup
pokok, pertumbuhan dan laktasi
• Energi bersih = Energi termetabolis – peningkatan panas
- Peningkatan panas adalah peningkatan energi
hilang akibat penggunaan energi untuk pencernaan dan berbagai
proses metabolisme
* Kerja pencernaan
- Aktivitas, mengunyah, kontraksi alat pencernaan
» Mencapai 30% dari jumlah panas hilang pada hewan
(ruminansia)
» Hijauan berkualitas rendah meningkatkan kerja pencernaan
» Pergerakan dan rangsangan makanan
* Panas fermentasi
- Panas yang dilepaskan mikroba selama fermentasi
» Mencapai 5 ~ 10 % dari energi kotor
» Hijauan berkualitas rendah meningkatkan panas fermentasi
» Penambahan lemak menurunkan panas fermentasi
* Panas dari metabolisme nutrisi
- Panas yang dilepaskan selama proses metabolisme
» Mencapai 10 ~ 30 % dari energi kotor
» Penggunaan nutrisi yang tidak efisien selama metabolisme
» Reaksi oksidatif yang tidak bergabung dalam produksi ATP
» Panas yang dihasilkan selama proses ekskresi oleh ginjal
* Peningkatan panas dapat terjadi karena:
- Berkonstribusi pada pengaturan panas tubuh pada
iklim dingin
- Berkonstribusi pada pelepasan panas pada iklim hangat
• Hubungannya dengan energi termetabolis (EM)
- Sapi potong
* Energi bersih untuk hidup pokok (NEm)
NE (maintenance) = 1,37EM-0,138EM2+0,0105EM3-1,12
* Energi bersih untuk pertumbuhan (NEg)
NE (gain) = 1,42 EM-0,174EM2+0,0122EM3-1,65
Kebutuhan NEm
• Kebutuhan hidup pokok
- Jumlah energi pakan yang dibutuhkan untuk :
* Aktivitas metabolisme basal
* Pengaturan temperatur tubuh
* Aktivitas fisik
- Menghasilkan pertumbuhan nol (0), atau kehilangan energi dari jaringan
tubuh
• Kebutuhan:
- Sapi potong; NEm = 0,077 Mcal/EBW0,75 ; EBW adalah bobot badan
- Sapi perah; NEm = 0,080 Mcal/EBW0,75 kosong, setelah isi saluran
pencernaan dibuang

- Bervariasi menurut bobot badan, bangsa, umur, jenis kelamin, musim,


temperatur, satus nutrisi, dan status fisiologis.
• Pentingkah menghitung energi bersih untuk pertumbuhan ternak?
- Harus selalu menghitung jumlah pakan yang dibutuhkan
untuk kebutuhan pokok ternak, sebelum menghitung jumlah
pakan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat
pertambahan bobot badan tertentu.
Kebutuhan NEg
• Energi bersih yang tersisa/tertinggal setelah kebutuhan pokok
terpenuhi
• Penggunaan energi bersih untuk pertumbuhan kurang efesien
dibandingkan untuk hidup pokok.
• Penggunaan energi untuk hidup pokok dan laktasi
- Energi bersih yang dibutuhkan oleh sapi perah
dapat dihitung sebagai energi bersih untuk
laktasi, yaitu:
NEl (Mcal/kg) = 0,0245 x TDN -1,12
- Faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi
untuk laktasi:
* Jumlah susu yang diproduksi
* Persentase lemak susu yang diproduksi
Perbandingan fraksi energi pada
bahan pakan yang berbeda
Energi Jagung Alfalfa hay Jerami
(Kcal/gram) (Kcal (Kcal/gram)
gram)
GE 4,5 - 4,7
DE 3,92 2,56 2,21

EM 3,25 2,10 1,81


NEm 2,24 1,28 0,97

NEg 1,55 0,68 0,42

Anda mungkin juga menyukai