Buku Bantu Makalah Pak Andreas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan
teknologi informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses
pengambilan keputusan manajemen. Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan
sumber daya utama, yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat
penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong
era Informasi ini. Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem
Informasi Manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk
menyongsong ‘Indonesia Sehat 2010’. Maka diperlukan suatu alat Bantu yang memiliki
tingkat kecepatan perhitungan dan penyampaian data yang tinggi. Alat Bantu tersebut
merupakan perangkat keras (hardware) dam perangkat lunak (software). Dalam penanganan
sistem informasi ini, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah menilai biaya yang
dikeluarkan. Jika hal tersebut dikerjakan dengan tangan (secara manual), tentu akan
memakan waktu, biaya dan tenaga. Untuk menghindari hal tersebut, akan lebih baik jika
digunakan sistem komputerisasi.Contohnya di Rumah Sakit yang hampir setiap harinya bisa
di pastikan 100 atau lebih orang melakukan pengobatan atau hanya sekedar konsul, dapat di
bayangkan apabila dalam mengurus administrasinya dengan cara manual pasti kita kan
sangat kerepotan. Maka dari itu sangat diperlukan bagi rumah sakit jaman sekarang untuk
menggunakan sistem informasi yang lebih canggih, sehingga bisa menghemat tenaga, waktu
dan tentu saja pengeluaran rumah sakit tersebut dan sudah pasti rumah sakit tersebut akan
memenuhi standarisasi pelayanan rumah sakit internasional.
2. Tujuan
 Mangetahui masalah apa saja yang berhubungan dengan Sistem Informasi Rumah sakit.
 Menjelaskan bagaiman sistem informasi rumah sakit yang ideal, yang sesuai dengan
standar pelayanan internasional.
 Agar bisa lebih memahami bagaimana suatu rumah sakit dalam menerapkan suatu
sistem pelayanan yang bertarap internasional terutama dalam sistem informasinya
khususnya untuk rumah sakit di indonesia.

3. Identifikasi masalah
 Sudahkah rumah sakit di indonesia menerapkan sistem komputerisasi dalam
pelayanan informasinya ?
 Apa sajakah keuntungannya jika suatu rumah skit sudah menerapkan sistem
komputerisasi dalam pelayanan sistem inormasinya ?
 Hal-hal apa saja yang harus di perhatikan untuk mengetahui bahwa suatu rumah
sakit sudah memenuhi standar pelayanan internasional ?
 Untuk memetakan permasalahan dan mempersempit ruang gerak perancangan
sistem, perlu dibuat batasan-batasan yang tidak perlu dicakup oleh sistem. Apa saja
kah batasan-batasan itu.

BAB II
1 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan
Pembahasan

A. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit saat ini sudah menjadi permasalahan yang bisa dibilang
sangat serius, terutama dalam hal pelayanan terhadap pasien apalagi Sistim Informasi Manajemen
(SIM) berbasis komputer sekarang ini merupakan sarana pendukung yang sangat penting bahkan bisa
dikatakan mutlak untuk operasional sebuah rumah sakit guna meningkatkan pelayanan rumah skit
tersebut kepada pasien-pasiennya. Karena dengan sudah semakin berkembangnya SDM sekarang ini
maka penerapan sistem informasi yang bebasis komputerisasi bukan lagi hal yang mustahil untuk di
terapakan terutama dalam sistem operasional rumah sakit rumah sakit di Indonesia ataupun di
dunia.

Berbagai pengalaman rumah sakit yang menggunakan sistim administrasi konvensional,


menunjukan banyaknya kehilangan kesempatan memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi
antar departemen maupun kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan
terintegrasi. Yang dimaksud dengan laba tersebut adalah laba secara financial maupun laba non
financial.

Beberapa kasus contoh penggunaan system administrasi secara konvensional adalah sebagai
berikut. Pada sistim administrasi konvensional, pencatatan pendapatan perawatan dibuat pada saat
pasien akan membayar tagihannya atau pada saat pasien akan keluar dari rumah sakit, bukan pada
saat tindakan perawatan dilakukan. Pencatatan tersebut dilakukan oleh masingmasing
bangsal/ruangan yang memungkinkan adanya unsur subyektifitas di mana seorang kepala ruangan
berwenang untuk mengestimasi sendiri tingkat kemampuan pasien dan berapa tindakan perawatan
ataupun obat-obatan yang tidak ditagihkan ke pasien. Kondisi pemberian potongan di masing-masing
ruangan ini jelas akan menimbulkan akibat yang kurang baik, dimana pendapatan rumah sakit
menjadi berkurang dan insentif untuk jasa medis dipotong secara sepihak yang pada akhirnya akan
menimbulkan standar ganda perawatan.

Contoh permasalahan tersebut dapat diberikan solusi dengan sebuah system informasi
manajemen yang terkoordinasi. Dalam sistim informasi manajemen rumah sakit, fungsi dari bagian
perawatan lebih dikonsentrasikan pada pelayanan perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi
penagihan dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi wewenang
kepala rumah sakit.

B. Manfaat SIM-RS

1. Manfaat secara umum


Adapun manfaat dari sebuah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ini dapat dilihat dari
secara umum maupun secara khusus. Selain mampu meningkatkan pendapatan rumah sakit, secara
umum manfaat SIM-RS ini adalah mampu memberikan nilai tambah dengan meningkatkan:
a. Efisiensi
b. Kemudahan
c. Standard praktek kedokteran yang baik dan benar
d. Dokumentasi yang Auditable dan Accountable
e. Mendukung Pemasaran Jasa RS: Mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian, biaya, bahkan
gengsi pelayanan
2 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan
f. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah sakit
g. Mendukung koordinasi antar bagian dalam rumah sakit
h. Meningkatkan akses dan pelayanan rumah sakit terhadap berbagai sumber daya, antara lain
mitra usaha potensial seperi Pedagang Besar Farmasi, jamsostek, Instansi/Perusahaan
pemberi jaminan karyawannya, Askes, dan lain-lain.

2. Manfaat operasional.
a. Kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi.
b. akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual orang harus mencek satu demi satu
transaksi, namun sekarang dengan SIM-RS hal tersebut cukup dilakukan dengan
membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM.
c. Integrasi data di setiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan
di setiap unit, maka dengan SIM-RS data tersebut cukup sekali dimasukkan di
pendaftaran saja.
d. Semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama
untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan.
e. Peningkatan efisiensi , bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang
beban pekerjaan lebih ke arah analisa.
f. Proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat
lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.

3. Manfaat Manajerial
a. Kecepatan mengambil keputusan.
b. Akurasi dan kecepatan Identifikasi masalah
c. Kemudahan penyusunan strategi

4. Manfaat organisasi
a. Budaya Kerja Karena SIM-RS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik
ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya
menangguhkan hal-hal seperti itu, menjadi berubah.
b. Transparansi SIM-RS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya
data-data yang digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali.
c. Koordinasi antar unit (Team working) Karena seringkali data yang digunakan oleh unit
layanan tertentu adalah milik unit layanan yang lain.
d. Pemahaman sistem , apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang
mengetahui atau perduli dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya
SIM-RS hal tersebut terjadi dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami
aliran data sampai datang kepada unitnya, melibatkan berbagai unit lain.
e. Mengurangi biaya administrasi.

C. Sistem Informasi Rumah Sakit Ideal


Ideal dalam hal ini adalah optimal sesuai kebutuhan rumah sakit, secure dalam penanganan
data, dan tidak melampaui batasan-batasan hukum Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) Endang
Rahayu Sedyaningsih menjelaskan, standar pelayanan internasional itu tidak hanya meliputi kondisi
fasilitas pelayanan, namun utamanya pada kapasitas dan kualitas rumah sakit dalam menangani
pasien.

Berbagai macam solusi telah banyak ditawarkan oleh software house (vendor) untuk
menghandle dan mengolah data dan informasi yang ada di rumah sakit. Dari sistem yang close
sampai yang open, dari sistem yang hanya menghandle transaksi penerimaan pasien sampai yang
3 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan
dapat meminimalisir penggunaan kertas, dari yang berharga jutaan sampai angka yang terpisah tiga
titik, dari yang user friendly sampai yang sulit diaplikasikan di lapangan. Pembuatan sistem informasi
rumah sakit dapat dilihat dari berbagai sudut. Bisa dilihat dari sudut administratif yang menghandle
data-data pasien, transaksi dsb, atau bisa juga dari sudut pasien yang cenderung ke pelayanan
kesehatan dengan menambahkan teknologi sebagai alat komunikasinya. Hadirnya teknologi 3G akan
memperkaya kemampuan sistem, dari IT (Information Technology) menjadi ICT (Information and
Communication Technology), kira-kira orang bilang seperti itu.

1. Kebutuhan Pasien

Harapan pasien dari sebuah pelayanan kesehatan adalah diberikannya service yang cepat dan
nyaman. Tingkat mobilitas pasien yang tinggi menuntut adanya komunikasi dan pelayanan yang
cepat antara pasien dan institusi kesehatan, yang kemudian antara pasien dengan dokter. Hal ini
sebenarnya bisa menggunakan fasilitas telepon, atau biar lebih keren, bisa menggunakan
teleconference. Tidak perlu mendebatkan alat komunikasi mana yang lebih cocok, yang terpenting
adalah pendokumentasiannya.

2. Kebutuhan Pihak Rumah Sakit

Jika dilihat dari sudut pandang user, dalam hal ini adalah pihak rumah sakit, mereka tentu
menginginkan sebuah sistem yang ideal, istimewa, dapat menghandle semua transaksi yang ada,
sehingga tak ada kata ‘terlambat’ pada pembuatan laporan masing-masing pelayanan ataupun pada
pengiriman Rekap Laporan (RL 1 – 6) ke dinas kesehatan setempat oleh Sub-bagian Rekam Medis,
bahkan mungkin, poli tak perlu lagi melakukan sensus harian, karena setiap laporan akan tercetak
otomatis atau terkirim otomatis. Jika benar-benar diaplikasikan, maksud saya ‘SDM pihak rumah
sakit bersedia menggunakan sistem yang ada dan sistem tersebut benar-benar BENAR’, jelas akan
banyak mengurangi beban kerja semua komponen di rumah sakit itu sendiri, atau mungkin, malah
menambah beban kerja perawat dalam menginput hasil pemeriksaan ke sistem. Ah, pada akhirnya
semua tergantung desain sistem itu sendiri yang dibatasi oleh Sistem Informasi Rumah Sakit Ideal
kemampuan user dalam mengoperasikan sistem, hal-hal yang berhubungan dengan hukum
Indonesia yang menyangkut autetikasi dsb, atau juga kemampuan pengembang dalam membuat
sistem yang sesuai dengan permintaan user.

3. Kemampuan Pihak Pengembang

Sampai saat ini, sudah banyak pihak pengembang yang menawarkan berbagai macam solusi
untuk kebutuhan sistem informasi rumah sakit. Dari perorangan sampai yang bermain dibelakang
badan usaha (CV/ PT). Kelemahan pengembang adalah ‘belum mengetahui rumah sakit’ itu sendiri.
Karena kebanyakan pengembang adalah lebih dulu menguasai komputer daripada sistem rumah
sakit, sehingga perlu adanya penghubung antara pihak pengembang dan rumah sakit. Istilah
kerennya ‘System Analyst’, orang yang tahu tentang rumah sakit dan sistem yang akan dibuat. Bukan
bermaksud iklan, tapi sejauh yang saya ketahui, orang-orang rekam medis (apalagi rekam medis
UGM, halah) adalah yang cukup tahu tentang administrasi rumah sakit dan sedikit banyak tahu
tentang per-komputer-an. Namun tidak menutup kemungkinan dokter ataupun perawat.

4. Batasan sistem

4 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan


Untuk memetakan permasalahan dan mempersempit ruang gerak perancangan sistem, perlu
dibuat batasan-batasan yang tidak perlu dicakup oleh sistem. Lebih baik tahapan desain sistem
memakan waktu yang lebih lama daripada terjadi huru-hara ketika proses pembuatan. Komunikasi
yang intensif-pun perlu dijaga antara kedua pihak. Pihak rumah sakit menjelaskan secara gamblang
apa yang mereka inginkan dan memberikan secara detil apa yang mereka harapkan. Batasan-
batasan-pun perlu dibahas antara keduanya, seperti :

1) Tidak menghilangkan fungsi dan peran dokter dan perawat dalam melakukan pemeriksaan.
2) Tidak mengurangi/ menghilangkan ke-otentikan berkas rekam medis.

Masalah otentikasi pernah menjadi bahan debat antar kelompok ketika dulu kuliah Kapita
Selekta. Kemudian saya mengarahkan ke masalah security sistem, bahwa tidak ada sistem yang
benar-benar aman, halah, sok-sok an. Yang jelas, masalah ini cukup penting menyangkut fungsi
rekam medis di hadapan hukum. Lembar-lembar rekam medis yang perlu dijaga ke-autentikasi-annya
antara lain :

• Lembar RMK (Ringkasan Masuk-Keluar)


• Lembar Resume
• Catatan Perawat
• Hasil Pemeriksaan Lab/ Radiologi
• Lembar Inform Consent
• Laporan Operasi

5. Kemampuan Sistem

Secara global, sistem yang ideal tentu dapat mengurangi beban kerja masing-masing unit
pelayanan. Secara detil (meskipun tidak keseluruhan), dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam ‘menangani’ berkas rekam
medis.
Sub-bagian rekam medis memang sub-bagian yang paling direpotkan dengan berkas rekam
medis. Dari coding, indexing, assembling, filing dan ing-ing yang lain (maaf, sudah lupa)
semua dihandle oleh sub-bagian ini. Dengan adanya sebuah sistem informasi, seharusnya
paling tidak dapat menggantikan fungsi koding pada sub-bagian rekam medis.
Sebagian besar rumah sakit di indonesia, masih menggunakan petugas rekam medis ataupun
kurir dalam mendistribusikan berkas ke masing-masing pelayanan. Beberapa rumah sakit
sudah menggunakan teknologi ‘lift’ sebagai sarana transportasi berkas ke pelayanan-
pelayanan ataupun kembali ke tempat penyimpanan (filing).

2) Dapat mengurangi pemakaian kertas (paperless).


Pemakaian kertas masih belum dapat dihilangkan di Indonesia saat ini, karena data medis
sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan perdagangan kertas
Indonesia.
Dengan sistem yang terkomputerisasi, pemakaian kertas yang bisa dipangkas antara lain :
 Lembar-lembar rekam medis yang tidak berhubugan dengan masalah autentikasi
atau aspek hukum.
 Laporan masing-masing unit pelayanan (karena semua laporan sudah terekap oleh
sistem).

5 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan


 Rekap Laporan (RL) 1 – 6 yang dikirim ke dinas kesehatan.

3) Dapat berkomunikasi dengan sistem lain pada pelayanan kesehatan lain


Web Service, kira-kira orang IT menyebutnya demikian. Aplikasi ini sangat berguna pada
kasus rujukan, entah dirujuk ke atas atau ke bawah. Dalam sistem manual, prosedur rujukan
adalah dengan mengirimkan kopian lembar resume medis pasien, dan membawa 1 atau 2
perawat yang mengantarkannya. Kesulitan dalam mengaplikasikan sistem ini adalah tidak
adanya standard sistem informasi rumah sakit di Indonesia. Masing-masing rumah sakit
dengan pe-de nya meluncurkan sistem mereka yang baru dari vendor terkenal, kemudian
rumah sakit lain ikut-ikutan launcing sistem dengan vendor yang lain. Tidak adanya
komunikasi antar vendor dan tidak adanya kesepakatan penanganan komunikasi antar sistem
yang seharusnya ditengahi oleh pemerintah dengan mengeluarkan prosedur standard sistem
informasi rumah sakit mengakibatkan hal ini sulit dilaksanakan.

Tantangan lain dalam pengaplikasian web service ini adalah masalah security. Saya tidak akan
mewacanakan masalah security, karena bahasannya cukup kompleks. Bisa dilihat dari security
aplikasi maupun security jaringannya. Dan tentu Anda lebih tahu akan hal ini.

4) Dapat memberikan pelayanan yang real time


Yang saya maksud disini adalah teknologi 3G. Layanan ini mungkin bisa dinomor sekiankan
dulu, karena pemanfaatan teknologi 3G masih jarang digunakan di Indonesia, dan masih
termasuk teknologi yang mahal. Tidak menutup kemungkinan 5 tahun mendatang 3G sudah
meresahkan masyarakat, maksud saya sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup, lebih
dari sekedar gaya hidup (biasanya seperti itu).

Sebenarnya masih banyak aspek yang dapat menjadi bahan dalam pembuatan sistem
informasi rumah sakit ideal, entah itu pembatasan maupun keguanaan dan kemampuan, dimana alur
penanganan pasien dari pendaftaran, pemeriksaan, rawat inap sampai pasien tersebut menebus
obat masih terdapat kerancuan dalam hal urutannya, ini menyebabkan sering terjadinya problem
yang mendasar antara pihak rumah sakit dalam hal ini petugas ataupun perawat dengan para pasien,
hal ini tidak bisa dianggap remeh mengingat rumah sakit merupakan salah satu tempat yang sangat
dibutuhkan masyarakat ketika ingin berobat. Sehingga kenyamanan faktor pelayanan adalah salah
satu yang tepenting.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
6 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan
Dari pembahasan yang telah saya jelaskan di atas dari hal tersebut dapat di tarik
kesimpulan bahwa:
 Sistim Informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan terutama dalam pelayanan
rumah sakit.
 Sistim Informasi dapat menjaga standar praktek medis yang baik dan benar.
 Sistim Informasi dapat menjadi alat koordinasi yang sangat efektif.
 Sistim Informasi dapat menjadi fungsi kontrol yang konsisten.
 Sistim Informasi dapat meningkatkan pendapatan.

B. Saran
Saran saya adalah alangkah baiknya jika semua rumah sakit di Indonesia khususnya,
segera menerapkan sistem informasi yang be basis komputerisasi, hal tersebut tidak lain
untuk meningkatkan pelayanan suatu rumah sakit terhadap masyarakat (pasiennya). Dan hal
tersebut juga dapat menjadikan Rumah Sakit khususnya yang di indonesia tidak kalah
bersaing dengan rumah sakit yang berada di luar Indonesia. Apa lagi untuk rmah sakit yang
di daerah-daerah. Dan agar Rumah Sakit di Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan
Internasional.

Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/174225
36/Sistim-Informasi-Manajemen-
Rumah-Sakit
7 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan
http://sistem-informasi-
manajemen-rs.blogspot.com/

http://www.top.farsup.com/src/tant
os__Blog_Archive__Sistem_Informa
si_Rumah_Sakit_Ideal.html

8 Tugas Makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai