Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH

RECORD (EHR) DI RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS


GADJAH MADA BERDASARKAN METODE ANALISIS PIECES

Nuryati1; Nurzara Anggar Widayanti2


Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
Email: 1nur3yati@yahoo.com; 2nurzara.anggar@rocketmail.com

Abstract

The purpose of this study was to evaluate an Electronic Health Record (EHR) at the Academic Hospital of
the University of Gadjah Mada reviewed based on the PIECES method analysis to determine the aspects
of performance, information / data, economic, control, efficiency, and service. This study used descriptive
research with quantitative approach and cross-sectional study design. The result of the research showed Aspects
performance (performance), information / data (information / data), efficiency (efficiency), service (leyanan)
Academic Hospital EHR system UGM rated as good by users of EHR systems, while aspects of control /
security (control / security) considered quite good and economic aspects (economic) Academic Hospital EHR
system UGM rated poorly by users of EHR systems. While the EHR system in UGM Academic Hospital when
viewed from the characteristics of users with various categories of age, past education, tenure, and work unit
showed different results in every aspect of the study (performance, information / data, economic, control /
security, efficiency, service).

Keywords: evaluation, implementation, Electronic Health Record, PIECES

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi sistem Electronic Health Record (EHR) di Rumah Sakit
Akademik Universitas Gadjah Mada ditinjau berdasarkan metode analisis PIECES untuk mengetahui aspek
performance, information/data, economic, control, efficiency, dan service. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian
menunjukkan Aspek performance (kinerja), information/data (informasi/data), efficiency (efisiensi), service
(leyanan) sistem EHR di RS Akademik UGM dinilai baik oleh pengguna sistem EHR, sedangkan aspek control/
security (kontrol/keamanan) dinilai cukup baik dan aspek economic (ekonomi) sistem EHR di RS Akademik
UGM dinilai kurang baik oleh pengguna sistem EHR. Sedangkan sistem EHR di RS Akademik UGM apabila
ditinjau dari karakteristik pengguna dengan berbagai kategori usia, pendidikan terakhir, masa kerja, dan unit
kerja menunjukkan hasil yang berbeda dalam setiap aspek yang diteliti (performance, information/data,
economic, control/security, efficiency, service).

Kata kunci: evaluasi, implementasi, Electronic Health Record, PIECES

PENDAHULUAN standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan


dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
tempat tidur rawat inap, pelayanan medis, dan dan ketiga sesuai kebutuhan medis, penyelenggaraan
pelayanan keperawatan terus-menerus untuk pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
diagnosis dan pengobatan oleh staf medis yang rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
terorganisir (Huffman,1994). Fungsi rumah pelayanan kesehatan, dan penyelenggaraan penelitian
sakit adalah sebagai penyelenggaraan pelayanan dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

17 17
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu Menurut AHIMA dalam Journal of AHIMA 83 No.7
pengetahuan bidang kesehatan (UU No 44 tahun (2012), yaitu Data Quality Management Model
2009 pasal 5). (Updated), semakin lama sistem Electronic Health
Record (EHR) menjadi lebih banyak diterapkan
Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan di semua pengaturan kesehatan. Sistem ini telah
rekaman atau catatan dari segala pelayanan yang dikembangkan dan digunakan dengan berbagai
diberikan kepada pasien yang disebut rekam medis. metode dokumentasi sebagai salah satu catatan
Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah elektronik. Oleh karena itu, dibutuhan pengelolaan
rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, kualitas data, pelayanan, manajemen, dan pengukuran
bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan yang lebih ketat/besar dari sebelumnya. Selain itu,
kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat hal ini dapat menimbulkan perhatian untuk menjamin
pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang integritas data dalam pelaksanaan kegiatan, metode
diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk pengumpulan, atau sistem yang digunakan untuk
mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis merekam, menyimpan, dan mengirimkan data pada
dan pengobatan serta merekam hasilnya. Berkas pelayanan kesehatan.
rekam medis sangat menentukan terciptanya laporan
kesehatan yang valid, untuk itu proses penulisan, Electronic Health Record (EHR) terdiri dari
pengolahan, dan pelaporan rekam medis harus data baik terstruktur dan tidak terstruktur. Hal
terjaga kualitasnya. Dengan demikian perekam medis ini mengakibatkan berbagai peluang terjadinya
memegang peranan penting sebagai pengumpul, kesalahan. Karena penggunaannya yang sangat
pengolah, dan penyaji informasi kesehatan. Baik penting, timbul peningkatan tekanan entitas
dilakukan secara manual maupun elektronik. kesehatan dan penyedia pelayanan untuk memberikan
data kesehatan yang berkualitas. Selain itu, data
Sistem Electronic Health Record (EHR) adalah harus dipercaya untuk mendukung keputusan klinis,
salah satu sistem rekam kesehatan elektronik yang keuangan, dan administrasi. Sebab EHR dan seberapa
merupakan kegiatan mengkomputerisasi isi rekam baik kualitas data kesehatan sangat penting untuk
medis kesehatan dan proses yang berhubungan memberikan kualitas pelayanan yang baik. Dalam
dengannya. EHR adalah rekaman atau catatan Journal of AHIMA 83 No. 7 (2012), juga dijelaskan
elektronik informasi terkait kesehatan (Health- checklist to assess data quality management efforts
Record-Information) seseorang yang mengikuti (ceklis untuk menilai upaya data manajemen mutu),
standar interoperabilitas nasional dan dapat salah satunya adalah:
dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan, dan
dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang “...quality (i.e., accuracy) is routinely monitored
berhak (authorized) pada lebih dari satu organisasi and meaningful use is achieved via the evaluation
pelayanan kesehatan (National Alliance for Health of EHR data.”
Information Technology, 2008). Menurut Fuad
(2008), EHR juga berarti sebagai rekaman atau Hal tersebut berarti kualitas (yaitu, akurasi) secara
informasi catatan elektronik terkait kesehatan rutin perlu dipantau dan penggunaan bermakna dicapai
(health-related-information) yang mengikuti melalui evaluasi data EHR. Dalam KEPMENKES
standar interoperabilitas nasional dan dapat ditarik No. 377/Menkes/SK/III/2007 juga disebutkan salah
dari berbagai sumber, namun dikelola, dibagi, serta satu kompetensi perekam medis, yaitu menjaga mutu
dikendalikan oleh individu. rekam medis. Hal ini disebutkan dalam kode unit
kompetensi MIK.MU.04.005.01, yaitu melakukan
Penyelenggaraan sistem Electronic Health Record penilaian dan memberikan solusi terhadap sistem
(EHR) di rumah sakit sejalan dengan adanya tuntutan komputerisasi pelayanan Manajemen Informasi
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang semakin Kesehatan (MIK)/Rekam Medis (RM). Selain itu,
berkualitas karena salah satu keuntungan yang dapat dijelaskan pula dalam kode unit kompetensi MIK.
diperoleh dengan sistem EHR, yaitu mencegah MU.04.009.01, yaitu meningkatkan kualitas data
kejadian medical error melalui tiga mekanisme klinis dalam proses menjaga mutu MIK/RM. Oleh
yaitu (1) pencegahan adverse event, (2) memberikan karena itu, dalam suatu sistem informasi kesehatan,
respon cepat segera setelah terjadinya adverse event, salah satunya sistem EHR perlu dilakukan evaluasi.
dan (3) melacak serta menyediakan umpan balik
mengenai adverse event (Fuad, 2008). RS Akademik UGM merupakan salah satu rumah
sakit di Yogyakarta yang telah menerapkan Electronic

18
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...

Health Record (EHR) pada Instalasi Rawat Jalan dan hukum yang jelas. Hal ini juga terkait dengan upaya
Gawat Darurat. Pada saat ini, RS Akademik UGM untuk menjamin agar data yang tersimpan dapat
masih dalam tahap pengembangan EHR agar dapat melindungi aspek privacy, confidentiality, maupun
sesuai dengan kebutuhan dan harapan rumah sakit. safetyi (keselamatan) informasi secara umum. Kini,
Oleh karena itu, peneliti melakukan evaluasi sistem teknologi informasi memberikan harapan baru,
EHR di RS Akademik UGM untuk mengetahui yaitu teknologi enkripsi maupun berbagai penanda
keinginan dan pendapat pengguna terhadap aspek- biometrik (sidik jari maupun pemindai retina) yang
aspek yang mempengaruhi sistem EHR. Dengan justru lebih protektif daripada tandatangan biasa.
evaluasi terhadap sistem EHR yang sudah berjalan Menurut Sabarguna (2010) Ada 4 hal yang menjadi
tersebut, diharapkan agar RS Akademik UGM keuntungan dari rekam medis terkomputerisasi yaitu:
dapat mengetahui dan lebih memahami hambatan-
hambatan maupun keuntungan dari penggunaan a. Fasilitas yang lebih lengkap,
b. Dapat bergerak pada sistem inforamsi lain,
sistem yang selama ini berjalan.
c. Sebagai alat bantu yang lengkap,
Dalam memberikan analisis atau evaluasi terhadap d. Sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut
suatu sistem, dapat dilakukan dengan beberapa model secara otomatis
analisis. Dalam penelitian ini akan digunakan model
Electronic Health Record (EHR) merupakan kegiatan
analisis PIECES yang mampu menganalisa sistem
mengkomputerisasikan isi rekam kesehatan dan
dari segi kekuatan maupun kelemahan berdasarkan
proses yang berhubungan dengannya. EHR bukanlah
aspek performance (kinerja), information/data
sistem informasi yang dapat dibeli dan diinstall
(informasi/data), economic (ekonomi), control/
seperti paket word-procesing atau sistem informasi
security (kontrol/keamanan), efficiency (efisiensi),
pembayaran dan laboratorium yang secara langsung
dan service (pelayanan). Teknik analisis ini
dapat dihubungkan dengan sistem informasi lain
dijelaskan oleh Whitten (2007) bahwa sebuah sistem
dan alat yang sesuai dalam lingkungan tertentu.
dilakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui
EHR merupakan sistem informasi yang memiliki
permasalahan dan kebutuhan dalam pembuatan
framework lebih luas dan memenuhi satu set fungsi.
sistem itu sendiri. Sebuah sistem informasi perlu
ditemukan permasalahan yang ada agar suatu sistem Menurut Amatayakul (2004), Electronic Health
dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai Record (EHR) harus memenuhi kriteria sebagai
tujuan yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan berikut:
tersebut digunakan sebagai bahan referensi dan
kontrol untuk perubahan sistem, sehingga dapat a. Mengintegrasikan data dari berbagai sumber
menjadi masukan dalam pengembangan sistem EHR (Integrated data from multiple source);
RS Akademik UGM lebih lanjut. b. Mengumpulkan data pada titik pelayanan
(Capture data at the point of care);
Menurut UK Institute of Health Informatics (2000), c. Mendukung pemberi pelayanan dalam
tujuan evaluasi sistem informasi, antara lain: pengambilan keputusan (Support caregiver
decision making).
a. Menentukan peningkatan yang diperlukan
dalam produk individu tunggal atau tim. Hatta (2011) menjelaskan bahwa Electronic Health
b. Mengkonfirmasi bagian bagian dari sebuah Record (EHR) terdapat dalam sistem yang secara
produk dimana peningkatan tidak diperlukan khusus dirancang untuk mendukung pegguna dengan
atau dibutuhkan. berbagai kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan
c. Mencapai kerja kualitas teknik yang lebih baik, keakuratan data, memberi tanda waspada, peringatan,
paling tidak lebih seragam dan lebih dapat memiliki sistem untuk mendukung keputusan klinik
diprediksi dan untuk membuat kinerja teknis dan menghubungkan data dengan pengetahuan
menjadi lebih dapat diatur. medis serta alat bantu lainnya.Berdasarkan definisi
International Organization for Standarisasi (ISO)
Tantangan utama sistem informasi di rumah sakit
dalam Hayrinen, dkk (2008), sistem EHR berarti
khususnya dalam hal pengembangan rekam medis
repositori data pasien dalam bentuk digital, disimpan
terkomputerisasi selain aspek finansial adalah
dan dipertukarkan dengan aman, dan dapat diakses
aspek legal, keselamatan pasien (patient safety),
oleh beberapa pengguna yang berwenang. EHR
dan security. Masih banyak pihak yang mencurigai
berisi informasi retrospektif (masa lalu), konkuren
bahwa rekam medis elektronik tidak memiliki payung

19
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015

(saat ini), dan informasi prospektif (kemungkinan 1) Accuracy (akurat), dimana informasi atas
dimasa depan), serta tujuan utamanya adalah untuk hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat
selalu mendukung keberlanjutan, efisiensi dan ketepatan/ketelitian yang tinggi.
kualitas pelayanan kesehatan yang terintegrasi. ISO 2) Relevansi informasi, dimana informasi
juga memberikan sejumlah istilah lain yang umum yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan.
digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis 3) Penyajian informasi, dimana informasi
sistem EHR. disajikan dalam bentuk yang sesuai.
4) Aksesibilitas informasi, dimana informasi
Dalam menganalisa suatu sistem informasi terdapat dapat tersedia sewaktu-waktu ketika
beberapa hal yang perlu dilakukan dan dilihat, yaitu dibutuhkan.
aspek kinerja, ekonomi, keamanan, efisiensi, dan
pelayanan. Dalam hal ini analisis yang digunakan c. Economic (ekonomi) yaitu untuk menilai sistem
adalah analisis PIECES (Performance, Information/ informasi dari aspek ekonomi yang terdiri dari:
Data, Economic, Control/Security, Eficiency, 1) Reusabilitas, yaitu tingkat dimana sebuah
Service). Analisis PIECES digunakan untuk program atau bagian dari program tersebut
mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dapat digunakan kembali di dalam aplikasi
dan digunakan sebagai bahan referensi dan kontrol yang lain.
untuk perubahan sistem itu sendiri. Teknik analisa ini 2) Sumber daya, yaitu jumlah sumber daya
dijelaskan oleh Whitten, dkk (2007) untuk membuat yang digunakan dalam pengembangan
sebuah sistem yang dibuat secara prototyping dengan sistem, meliputi sumber daya manusia serta
melakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui sumber daya ekonomi.
permasalahan dan kebutuhan untuk membuat sistem. d. Control and security (kontrol dan keamanan)
Sebuah sistem perlu ditemukan permasalahan yang yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek
ada agar sistem dapat berjalan dengan baik dan bisa keamanan dan kontrol data yang terdiri dari:
mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa 1) Integritas, yaitu tingkat dimana akses ke
aspek yang dapat dilihat dari analisa ini adalah perangkat lunak atau data oleh orang yang
sebagai berikut: tidak berhak dapat dikontrol.
a. Performance (kinerja) diperlukan untuk 2) Keamanan, yaitu mekanisme yang
menilai kinerja dari sistem informasi yang telah mengontrol atau melindungi program dan
dirancang, terdiri dari: data dalam sistem informasi.
1) Throughput, dimana sistem dinilai dari e. Efficiency (efisiensi) yaitu untuk menilai sistem
banyaknya kerja (output) yang dilakukan informasi dari aspek efisiensi yang terdiri dari:
pada beberapa periode waktu dalam 1) Usabilitas, yaitu usaha yang dibutuhkan
memenuhi kebutuhan. untuk mempelajari, mengoperasikan,
2) Respon time, yaitu waktu yang diperlukan menyiapkan input, dan menginterpretasikan
oleh sistem informasi untuk melakukan
output suatu program.
proses kerja.
2) Maintanabilitas, yaitu usaha yang
3) Audibilitas, yaitu kecocokan dimana
diperlukan untuk mencari dan membetulkan
keselarasan terhadap standar dapat diperiksa.
kesalahan pada sebuah program.
4) Kelaziman komunikasi, yaitu terkait user
interface yang digunakan dalam sistem f. Service (pelayanan), yaitu untuk mengetahui
informasi dinilai dalam kemudahan untuk bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan,
dipahami. pegawai dan manajemen. Aspek service
5) Kelengkapan, yaitu derajat di mana sistem (pelayanan) terdiri dari:
informasi mempunyai fungsi yang penuh 1) Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan
dalam mendukung pekerjaan. kontrol.
6) Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang 2) Reliabilitas, tingkat dimana sebuah
terjadi pada saat program mengalami program dapat dipercaya dan diandakalkan
kesalahan. untuk melakukan fungsi yang diminta.
b. Information and data (informasi dan data) yaitu 3) Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana
untuk menilai informasi yang dihasilkan dan sebuah program dapat dipahami tanpa
data yang digunakan, terdiri dari: kesukaran.

20
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah c. Masa kerja


ada perbedaan persepsi pengguna terhadap aspek Tabel 4 Distribusi Karakteristik Masa Kerja
PIECES (Performance, Information/data, Economic, Responden
Control/security, Efficiency dan Service) dan serta No. Masa Kerja f %
apakah ada perbedaan bermakna terkait karakteristik 1. ≤1 Tahun 18 16
pengguna pada implementasi sistem Electronic 2. 1 Tahun 1 44 39
Health Record (EHR) di Rumah Sakit Akademik Bulan - 2
Universitas Gadjah Mada. Tahun
3. 2 Tahun 1 30 27
Bulan - 3
Tahun
METODE PENELITIAN
4. ≥3 Tahun 1 20 18
Bulan
Penelitian yang telah dilakukan di RS Akademik
Total 112 100
Universitas Gadjah Mada. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
d. Unit Kerja
adalah pengguna sistem Electronic Health Record
Tabel 5 Distribusi Karakteristik Unit Kerja
(EHR) di RS Akademik UGM yang berjumlah 153
Responden
orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah
No. Unit Kerja f %
112 orang yang diamnil dengan teknik purposive
sampling. 1. IGD & IMC 25 22
2. Poliklinik lantai 1 10 9
3. Poliklinik lantai 2 17 15
HASIL PENELITIAN DAN 4. Poliklinik lantai 3 10 9
PEMBAHASAN 5. Klinik lantai 4 8 7
6. Instalasi Hemodialisa 9 8

1. Karakteristik Responden 7. Instalasi farmasi 6 5


8. Instalasi gizi 4 3
a. Kelompok usia 9. Instalasi radiologi 6 5

Tabel 2 Distribusi Karakteristik 10. Laboratorium patologi 9 8


klinik
Usia Responden
11. Instalasi Rekam medis 5 4

No. Usia f % 12. Kasir (Billing) 4 3


Total 112 100
1. 20 th - 25 th 40 36
2. 26 th - 30 th 33 29
3. 31 th - 35 th 30 27 2. Analisis Deskriptif
4. 36 th - 40 th 9 8
a. P e r s e p s i P e n g g u n a S i s t e m EHR
Total 112 100 Berdasarkan Aspek PIECES
Tingkat aspek PIECES sistem EHR di
b. Pendidikan Terakhir RS Akademik UGM dalam penelitian
Tabel 3 Distribusi Karakteristik Pendidikan ini diukur dengan instrumen angket
Terakhir Responden (kuesioner) yang terdiri dari 19 item
pertanyaan dengan skor 1 sampai dengan
Pendidikan
No.
terakhir
f % 5 (skala Likert).
1. SMA/SMK 2 2 Tabel 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Aspek
2. D3 54 48 PIECES
3. S1/ D4 13 12
Kategori Rentang Frekuensi
4. S1 Profesi 32 28 No.
jawaban Skor f %
5. S2 11 10
1 Sangat baik 4,201 s.d 5 4,46
Total 112 100 5,00

21
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015

Kategori Rentang Frekuensi Kategori Rentang Frekuensi


No. No.
jawaban Skor f % jawaban Skor f %
2 Baik 3,401 s.d 67 59,82 5 Tidak baik 1,000 s.d 0 0
4,200 1,800
3 Cukup baik 2,601 s.d 35 31,25 Total 112 100
3,400
4 Kurang baik 1,800 s.d 5 4,46
2,600

Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Performance (Kinerja)

Distribusi Hasil Kuesioner


No Indikator Rata-rata Persepsi
1 2 3 4 5
1 Throughput 0 17 20 75 0 394 Baik
2 Respon time 0 8 15 89 0 415 Baik
3 Audabilitas 0 20 37 55 0 371 Cukup Baik
4 Kelaziman komunikasi 3 5 24 77 4 407 Baik
5 Kelengkapan 0 24 29 57 3 373 Cukup Baik
6 Toleransi kesalahan 0 18 27 56 9 386 Baik

Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Information/Data

Distribusi Hasil Kuesioner


No Indikator Rata-rata Persepsi
1 2 3 4 5
1 Akurasi 0 27 35 47 3 3,232 CukupBaik
2 Relevansi Informasi 1 17 19 74 1 3,509 Baik
3 Penyajian Informasi 0 9 19 73 1 3,500 Baik
4 Aksesibilitas Informasi 0 3 11 89 9 3,929 Baik

Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Economic (Ekonomis)

Distribusi Hasil Kuesioner


No Indikator Rata-rata Persepsi
1 2 3 4 5
1 Reusabilitas 1 22 62 24 2 3,009 CukupBaik
2 Sumber Daya 1 19 42 45 5 3,303 CukupBaik

Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Control/Security

Distribusi Hasil Kuesioner


No Indikator Rata-rata Persepsi
1 2 3 4 5
1 Integritas 0 11 22 75 4 3,643 Baik
2 Keamanan 2 23 33 50 4 3,277 CukupBaik

Tabel 11 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Efficiency (Efisiensi)

Distribusi Hasil Kuesioner


No Indikator Rata-rata Persepsi
1 2 3 4 5
1 Usabilitas 0 4 17 85 6 3,850 Baik
2 Maintanabilitas 0 16 43 49 3 3,321 CukupBaik

22
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...

Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Service (Layanan)

Distribusi Hasil Kuesioner


No Indikator Rata-rata Persepsi
1 2 3 4 5
1 Akurasi 1 15 23 71 2 3,518 Baik
2 Reliabilitas 0 14 32 62 3 3,455 Baik
3 Kesederha-naan 0 6 19 81 5 3,732 Baik

3. Analisis Perbedaan PIECES Berdasar- Karakteristik


Aspek yang dinilai p-value
kan Karakteristik Pengguna Responden
Masa kerja 0,1360
Tabel 13 Analisis Perbedaan Rata-rata Aspek Unit kerja 0,0001
PIECES
Economic Usia 0,2770

No Karakteristik Responden p-value Pendidikan terakhir 0,1360


Masa kerja 0,6460
1 Usia 0,5110
Unit kerja 0,0020
2 Pendidikan Terakhir 0,1560
Control/security Usia 0,2240
3 Masa Kerja 0,7240
Pendidikan terakhir 0,0240
4 Unit Kerja 0,0001
Masa kerja 0,2570
Tabel 14 Analisis Perbedaan Rata-rata Indikator Unit kerja 0,0001
Aspek PIECES Efficiency Usia 0,0560

Karakteristik Pendidikan terakhir 0,0750


Aspek yang dinilai p-value
Responden Masa kerja 0,2350
Performance Usia 0,2480 Unit kerja 0,1840
Pendidikan terakhir 0,2090 Service Usia 0,5910
Masa kerja 0,1410 Pendidikan terakhir 0,1960
Unit kerja 0,0020 Masa krja 0,6910
Information/data Usia 0,4750 Unit kerja 0,0450
Pendidikan terakhir 0,1730

Tabel 15. Kruskal Wallis Test Pada Aspek Performance berdasarkan Unit Kerja

Mean Rank
Unit Kerja N
Performance Information Economic Control Efficiency Services

IGD & IMC 25 71.38 70.88 50.50 57.60 67.74 66.38


Poliklinik lantai 1 10 41.15 47.55 70.60 68.05 64.00 61.15
Poliklinik lantai 2 17 55.32 68.18 46.71 52.53 64.79 52.79
Poliklinik lantai 3 10 61.55 79.55 70.50 83.00 58.45 62.90
Poliklinik lantai 4 8 61.50 34.00 95.00 20.12 60.12 59.75
Instalasi Hemodialisa 9 44.22 47.17 54.33 51.33 37.61 48.22
Instalasi Farmasi 6 55.58 41.08 57.08 63.17 39.50 49.83
Instalasi Gizi 4 98.00 72.62 70.12 86.50 47.00 86.00
Instalasi Radiologi 6 24.08 16.92 25.08 14.33 42.83 18.92
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik 9 56.72 61.11 56.78 67.33 53.39 62.56
Instalasi Rekam Medis 5 19.70 12.80 51.70 48.90 48.10 32.50
Bagian Kasir (Billing) 3 69.00 59.00 22.83 66.67 28.67 45.50

23
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015

Tabel 16. Uji Mann Whitney Aspek


Unit Kerja p-value
Performance berdasarkan Unit Kerja
Poliklinik Lantai 1Bagian Kasir 0,049
Unit Kerja p-value Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 4 0,003
IGD & IMCPoliklinik Lantai 2 0,023 Poliklinik Lantai 3Poliklinik Lantai 4 0,043
IGD & IMCHemodialisa 0,033 Poliklinik Lantai 3Instalasi Radiologi 0,007
Poliklinik Lantai 2Instalasi Rekam Medis 0,031 Poliklinik Lantai 3Bagian Kasir 0,028
Poliklinik Lantai 3Instalasi Gizi 0,024 Poliklinik Lantai 4Hemodialisa 0,006
Poliklinik Lantai 4Instalasi Rekam Medis 0,003 Poliklinik Lantai 4Instalasi Gizi 0,028
HemodialisaInstalasi Gizi 0,003 Poliklinik Lantai 4Instalasi Rekam Medis 0,003
Instalasi GiziLab. Patologi Klinik 0,011 Poliklinik Lantai 4Instalasi Radiologi 0,001
Lab. Patologi KlinikInstalasi Rekam Medis 0,042 Poliklinik Lantai 4Lab. Patologi Klinik 0,015
Poliklinik Lantai 4Bagian Kasir 0,012
Instalasi GiziRadiologi 0,019
Tabel 17. Uji Mann Whitney Aspek Information
berdasarkan Unit Kerja
Tabel 19. Uji Mann Whitney Aspek Control
Unit Kerja p-value berdasarkan Unit Kerja
IGD & IMCPoliklinik Lantai 1 0,034
Unit Kerja p-value
IGD & IMCPoliklinik Lantai 4 0,001
IGD & IMCHemodialisa 0,045 IGD & IMCPoliklinik Lantai 3 0,038
IGD & IMCInstalasi Radiologi 0,000 IGD & IMCPoliklinik Lantai 4 0,002
IGD & IMCInstalasi Rekam Medis 0,000 IGD & IMCInstalasi Radiologi 0,001
Poliklinik Lantai 1Poliklinik Lantai 3 0,029 Poliklinik Lantai 1Poliklinik Lantai 4 0,001
Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,031 Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,000
Poliklinik Lantai 1Instalasi Rekam Medis 0,013 Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 3 0,035
Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 4 0,043 Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 4 0,019
Poliklinik Lantai 2Instalasi Radiologi 0,003 Poliklinik Lantai 2Instalasi Radiologi 0,013
Poliklinik Lantai 2Instalasi Rekam Medis 0,001 Poliklinik Lantai 3Poliklinik Lantai 4 0,000
Poliklinik Lantai 3Poliklinik Lantai 4 0,000 Poliklinik Lantai 3Hemodialisa 0,013
Poliklinik Lantai 3Hemodialisa 0,013 Poliklinik Lantai 3Instalasi Radiologi 0,000
Poliklinik Lantai 3Instalasi Farmasi 0,031 Poliklinik Lantai 3Instalasi Rekam Medis 0,004
Poliklinik Lantai 3Radiologi 0,000 Poliklinik Lantai 4Instalasi Hemodialisa 0,015
Poliklinik Lantai 3Instalasi Rekam Medis 0,001 Poliklinik Lantai 4Lab. Patologi Klinik 0,002
Poliklinik Lantai 4Instalasi Gizi 0,004 Poliklinik Lantai 4Instalasi Farmasi 0,043
Poliklinik Lantai 4Lab. Patologi Klinik 0,046 Poliklinik Lantai 4Instalasi Gizi 0,004
Poliklinik Lantai 4Instalasi Rekam Medis 0,045 Poliklinik Lantai 4Bagian Kasir 0,048
HemodialisaInstalasi Radiologi 0,036 HemodialisaInstalasi Radiologi 0,003
HemodialisaInstalasi Rekam Medis 0,029 Instalasi GiziInstalasi Radiologi 0,010
Instalasi GiziInstalasi Radiologi 0,010 Instalasi GiziInstalasi Rekam Medis 0,017
Instalasi GiziInstalasi Rekam Medis 0,016 Instalasi RadiologiLab. Patologi Klinik 0,000
Instalasi RadiologiLab. Patologi Klinik 0,005 Instalasi RadiologiBagian Kasir 0,048
Lab. Patologi KLinikInstalasi Rekam Medis 0,004

Tabel 20. Uji Mann Whitney Aspek Service


berdasarkan Unit Kerja
Tabel 18. Uji Mann Whitney Aspek Economic
berdasarkan Unit Kerja
Unit Kerja p-value

Unit Kerja p-value IGD & IMCInstalasi Radiologi 0,001

IGD & IMCPoliklinik Lantai 4 0,002 Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,011

Poliklinik Lantai 1Poliklinik Lantai 4 0,034 Poliklinik Lantai 3Instalasi Radiologi 0,003

Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,007 Poliklinik Lantai 4Instalasi Radiologi 0,008

24
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...

Unit Kerja p-value


administrasi, yaitu tenaga kesehatan, antara lain:
(1) tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;
Instalasi GiziInstalasi Radiologi 0,010
(2) tenaga keperawatan meliputi perawat dan
Instalasi RadiologiLab. Patologi Klinik 0,012
bidan; (3) tenaga kefarmasian meliputi apoteker,
dan asisten apoteker; (4) tenaga gizi meliputi
Sistem informasi kesehatan berada dalam tahap nutrisionis dan dietisien; (5) tenaga keterapian
perkembangan yang pesat dengan banyak fisik meliputi fisioterapis, okupasi terapis dan
pertanyaan yang masih belum terpecahkan terapis wicara.
dalam hal arsitektur, fungsi, dan manajemen
(Haux, 2006). Dalam penelitian yang dilakukan Berdasarkan evaluasi aspek PIECES sistem
Soyoung, dkk (2013) yang menganalisis EHR di RS Akademik UGM dari 112 responden,
permintaan jangka panjang layanan sistem sebagian besar menyatakan baik (59,82%).
EHR di Rumah Sakit Bundang, diperoleh hasil Sebanyak 31,25% responden menyatakan
bahwa pengguna terus-menerus memberikan cukup baik dan pada persentase yang sama
permintaan mengenai sistem EHR. Hal ini sebanyak 4,46% responden menyatakan sangat
membuat sistem menjadi lebih kompleks, tetapi baik dan tidak baik. Tidak ada responden
menghasilkan sistem yang tepat dan lebih baik yang menyatakan sangat tidak baik terhadap
untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. aspek PIECES sistem EHR di RS Akademik
UGM.Berdasarkan hasil analisis data, dapat
Dalam penelitian tersebut, pengguna pada diketahui bahwa tingkat PIECES sistem EHR
berbagai kelompok memberikan respon paling pada aspek performance (kinerja) dinilai baik,
tinggi berupa permintaan peningkatan kegunaan sebab persentase distribusi jawaban responden
dan efisiensi dari fitur dan fungsi sistem EHR, tertinggi yaitu 60,86% memberikan jawaban
seperti perbaikan tampilan (user interface) untuk baik. Aspek performance tersebut terdiri dari
memudahkan dalam penggunaan; dan perluasan indikator throughput, respon time, audabiltas,
fungsionalitas untuk mengakomodasi proses kelaziman komunikasi, kelengkapan, dan
kerja baru, peningkatan kualitas perawatan serta toleransi kesalahan.
keselamatan pasien.
Pada indikator throughput yaitu output yang
Sistem EHR di RS Akademik UGM belum dihasilkan oleh sistem EHR dinilai sudah sesuai
diimplementasikan pada seluruh instalasi. dengan kebutuhan, yaitu ditunjukkan dengan
Implementasi penuh baru dilaksanakan pada rata-rata jawaban sebesar 3,518 sehingga
Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat termasuk ke dalam kategori baik. Namun,
Darurat, sedangkan Instalasi Rawat Inap saat ini masih terdapat beberapa kekurangan, seperti
baru terbatas pada sistem pembayaran (billing). yang dijelaskan responden 80 dalam kuesioner
Pada Instalasi Gawat Darurat pendokumentasian terbuka, yaitu kadang terjadi sistem error, seperti
rekam medis pasien dilakukan pada sistem EHR output yang dihasilkan tidak sinkron antara
dan berkas rekam medis.Untuk mengevaluasi beberapa instalasi. Hal tersebut kurang sesuai
sistem EHR di RS Akademik UGM digunakan dengan salah satu indikator aspek performance
metode analisis PIECES, metode tersebut adalah (kinerja), yaitu throughput yang menjelaskan
kerangka yang dipakai untuk mengklasifikasikan bahwa output yang dihasilkan oleh sistem
suatu masalah, peluang, dan petunjuk/arahan EHR dapat memenuhi kebutuhan pengguna
yang terdapat pada bagian lingkup analisa (Whitten, 2007). Pada indikator respon time
dan perancangan sistem (Whitten, 2007). atau ecepatan kerja pada sistem EHR dinilai
Dengan kerangka ini, dapat dihasilkan hal-hal baik oleh pengguna dengan rata-rata jawaban
baru yang dapat menjadi pertimbangan dalam 3,518, sehingga disimpulkan pengguna sudah
pengembangan sistem. merasakan kerja sistem EHR yang cepat.
Sedangkan menurut persepsi pengguna tentang
Untuk mengetahui permasalahan tersebut, data-
kesesuaian proses kerja sistem EHR dengan
data dan informasi diperoleh dari partisipasi
standar yang ditetapkan (audabilitas) dinilai
pengguna sistem EHR di RS Akademik
cukup baik, dengan rata-rata jawaban sebesar
UGM. Pengguna dalam penelitian ini adalah
3,313. Tampilan menu dalam sistem EHR dinilai
berbagai profesional tenaga kesehatan dan staf
mudah dipahami, dengan hasil rata-rata jawaban

25
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015

3,634 atau termasuk ke dalam kategori baik. Frekuensi kerusakan sistem EHR sedikit
Namun, menurut beberapa pengguna, seperti dirasakan oleh pengguna, sebab rata-rata
responden 94 mengungkapkan bahwa, beberapa jawaban responden sebesar 3,456, sehingga
menu masih ada yang dirasakan tidak sesuai sistem EHR dinilai baik berdasarkan indikator
dengan bidangnya. Responden 94 pada instalasi toleransi kesalahan. Berdasarkan telaah yang
kejiwaan menjelaskan terdapat beberapa menu dilakukan Hayrinena, dkk (2008) pada 27
yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan penelitian, diperoleh bahwa tidak ada bukti
terdapat beberapa menu yang belum tersedia, kalau sistem informasi dapat membantu untuk
seperti isian untuk silsilah keluarga maupun menghemat waktu, atau bahwa kegiatan
riwayat psikis masa lalu pasien, sehingga perlu dokumentasi mengambil lebih banyak waktu,
diperhatikan kembali format input data pada maupun waktu yang dibutuhkan sedikit untuk
sistem EHR di RS Akademik UGM dengan kegiatan dokumentasi ketika menggunakan
mempertimbangkan kebutuhan pengguna sistem informasi. Namun, diyakini bahwa
karena beberapa pengguna masih merasa ada sistem informasi yang baik dapat mempermudah
item yang tidak disediakan dalam sistem EHR. pekerjaan dan memberikan manfaat yang
Secara umum, komponen data medis yang besar bagi organisasi. Oleh karena itu,
seharusnya tercatat dalam sistem EHR antara diperlukan keterlibatan pengguna EHR
lain, keluhan saat ini (misalnya gejala), riwayat dalam pengembangan sistem EHR di RS
medis masa lalu, gaya hidup, pemeriksaan fisik, Akademik UGM, baik dalam perencanaan
diagnosis, tes/uji (misalnya tes laboratorium maupun implementasi, sehingga kebutuhan dan
dan radiologi), tindakan dan prosedur yang keinginan pengguna dapat terpenuhi, serta dapat
diberikan kepada pasien, perawatan, pengobatan membantu memperlancar pekerjaan.
dan pengeluaran (discharge) (Hayrinen,dkk,
2008). Dalam penelitian Hayrinen, dkk (2008), Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh
pada tiga makalah (paper) yang dianalisis bahwa aspek information/data (informasi/
ditemukan bahwa, format catatan pada sistem data) sistem EHR di RS Akademik UGM
EHR telah memiliki struktur SOAP, dalam satu dinilai baik, sebab persentase responden
penelitian, format rekaman POMR sistem EHR tertinggi yaitu 63,69% memberikan jawaban
lebih disukai oleh dokter. baik. Aspek information/data ini terdiri dari
indikator akurasi, relevansi informasi, penyajian
Kelengkapan sistem EHR dalam mendukung informasi, dan aksesibilitas informasi.
pekerjaan dinilai cukup baik oleh pengguna
dengan rata-rata jawaban sebesar 3,330. Indikator akurasi informasi yang dihasilkan
Namun, beberapa pengguna merasa sistem sistem EHR dinilai cukup baik dengan rata-
EHR belum memenuhi indikator kelengkapan. rata jawaban sebesar 3,232. Namun, menurut
Hal ini berdasarkan jawaban kuesioner terbuka responden 80 dalam kuesioner terbuka
dari responden 73, 56, 67, 43 dan 66, yang mengatakan bahwa kadang billing dari unit
mengatakan bahwa, bridging system alat tertentu (radiologi) tidak sinkron dengan
laboratorium ke sistem EHR belum dapat Bagian Kasir. Contohnya, Instalasi Radiologi
dilaksanakan; masih terdapat beberapa kendala melakukan 1 input pemeriksaan, dalam sistem
yang mengharuskan pekerjaan harus dilakukan EHR di Bagian Kasir menjadi 2 pemeriksaan
secara manual, seperti kalkulasi resep racikan; kembar. Sehingga akurasi data perlu dilakukan
antrian pasien di pelayanan rawat jalan perbaikan. Akurasi informasi tersebut terkait
kadang tidak mucul, sehingga perawat harus kemampuan sistem EHR dalam menghasilkan
mengurutkan secara manual; floor stock yang informasi yang memiliki ketepatan dan ketelitian
tercantum pada sistem EHR kadang tidak sesuai yang tinggi (Whitten, 2007). Selain itu,
dengan yang ada di lapangan; sistem EHR responden 103 juga memberikan kritik dan saran,
belum dapat mendukung kebutuhan pelaporan yaitu sistem EHR di rumah sakit harus memiliki
di Instalasi Farmasi; dan sistem EHR juga data yang akurat dan valid karena sangat
belum memiliki gambar penunjang, seperti berpengaruh pada ketepatan dari hasil pekerjaan.
morfologi mata, sehingga pengguna (dokter)
Pada indikator relevansi informasi dari sistem
memiliki kendala dalam menjelaskan lokasi
EHR dinilai baik dengan rata-rata jawaban 3,509.
yang dimaksud dengan tepat dan lebih jelas.

26
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...

Pengguna EHR mengatakan bahwa informasi Sampai saat sistem EHR baru dapat dipindah ke
yang dihasilkan sistem EHR sudah sesuai dengan dalam program Ms. excel. Sistem EHR di RS
kebutuhan. Dalam penelitian Bellika, dkk Akademik UGM baru mulai beroperasi sejak 2
(2002), analisis relevansi didefinisikan sebagai tahun yang lalu, oleh karena itu masih terdapat
kemampuan untuk menghasilkan informasi kekurangan dan kebutuhan yang belum dapat
yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. terpenuhi karena masih dalam tahap adaptasi
Apabila dokumen medis dikirim dari rumah dan berbagai pengembangan serta perbaikan.
sakit ke praktek umum, dokumen medis tersebut Menurut Sabarguna (2009), terdapat 4 hal
relevan sesuai masukan data pada rekam medis. yang menjadi keuntungan dari rekam medis
Sedangkan pada indikator penyajian informasi terkomputerisasi yaitu, fasilitas yang lebih
dinilai pengguna sistem EHR baik dengan rata- lengkap, dapat bergerak pada sistem informasi
rata jawaban sebesar 3,500, sehingga informasi lain, sebagai alat bantu yang lengkap, serta
dalam sistem EHR telah disajikan sesuai dengan sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut
kebutuhan. Penyajian informasi dalam hal tata secara otomatis.
letak dan struktur pada sistem EHR tersebut
adalah penting karena dapat mempengaruhi Pada indikator sumber daya yang digunakan
pengambilan data, interpretasi, dan pengambilan sistem EHR dinilai cukup baik rata-rata jawaban
keputusan klinis (Soyoung, dkk, 2013). Pada sebesar 3,303. Menurut Amatayakul (2004),
indikator aksesibilitas informasi dalam sistem data untuk menentukan biaya proyek EHR
EHR dinilai baik dengan rata-rata jawaban seharusnya diperoleh dari biaya perangkat
sebesar 3,929. keras (hardware), perangkat lunak (software),
implementasi (implementation), perawatan
Menurut penelitian Hayrinena, dkk (2008), (maintenance), dan biaya pendukung lainnya
dimensi kualitas informasi dalam sistem (support). Kumpulan semua biaya yang terkait
informasi biasanya diukur dari dua kriteria, dengan EHR tersebut disebut sebagai biaya
yaitu kelengkapan dan akurasi. Namun, dimensi total kepemilikan (total cost of ownership).
lain yang relevan dengan keberhasilan sistem Beberapa sistem pembiayaan ada yang akan
informasi juga dianalisis. Masukan data dilakukan satu kali, dan lainnya ada yang
yang terstruktur dapat meningkatkan akurasi dilakukan saat proses berlangsung. Beberapa
dokumentasi maupun kelengkapan data. Dalam biaya ada yang akan langsung ditentukan, dan
analisis ini kelengkapan informasi berfungsi lainnya ada yang bervariasi. Periode waktu
sebagai ukuran prevalensi informasi yang tidak berakhirnya dimana analisis biaya-manfaat
tercantum (hilang). Beberapa studi menunjukkan (cost-benefit) dilakukan, dengan demikian biaya
bahwa penggunaan sistem informasi sangat berkelanjutan dapat diproyeksikan, maka dapat
mendukung untuk dokumentasi yang lebih ditentukan terlebih dahulu oleh manajemen atau
lengkap oleh para profesional perawatan oleh para estimasi periode pengembalian biaya
kesehatan. Selain itu, diungkapkan pula bahwa (payback) dari investasi yang telah dilakukan.
kelengkapan catatan bervariasi antara komponen Menurut responden 15 menjelaskan bahwa
data yang berbeda. sistem EHR jelas membutuhkan sumber daya
(power) yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
Berdasarkan hasil penelitian, persentase untuk menambahkan item gambar saja sistem
tertinggi jawaban responden terhadap aspek EHR di RS Akademik UGM masih kesulitan,
economic (ekonomi) yaitu sebesar 46,43% sebab sumber daya yang dibutuhkan akan
memberikan jawaban cukup baik. Aspek meningkat tinggi.
economi ini terdiri dari indikator reusabilitas
dan sumber daya.Menurut persepsi pengguna Berdasarkan hasil penelitian, secara umum
sistem EHR, indikator reusabilitas, yaitu diperoleh bahwa aspek control/security (kontrol/
program pada sistem EHR dapat digunakan keamanan) sistem EHR di RS Akademik UGM
dalam aplikasi lain dinilai cukup baik dengan memiliki persentase jawaban tertinggi sebesar
rata-rata jawaban sebesar 3,009. Responden 33 55,80% memberikan jawaban cukup baik.
menjelaskan bahwa, sistem EHR masih dalam Aspek control/security ini terdiri dari indikator
proses pengembangan dan perbaikan, sehingga integritas dan keamanan. Hal terkait hak akses
belum dapat diakses melalui aplikasi lain. sistem EHR yang sesuai dengan kebutuhan

27
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015

dan peraturan yang berlaku dinilai baik oleh Hayrinena (2008), aspek kualitas sistem yang
pengguna sistem EHR dengan rata-rata sebesar sering dibahas adalah kemudahan dalam
3,643. Namun, pada indikator keamanan data penggunaan. Beberapa penelitian juga melihat
dalam sistem EHR dinilai cukup dengan rata- dimensi kepuasan pengguna, penggunaan,
rata jawban responden sebesar 3,227. Responden informasi, serta dampak sistem EHR yang
14 mengatakan bahwa, sistem EHR yang sudah dirasakan individu dan organisasi.
berjalan belum dapat menjaga privasi pasien
karena dapat diakses oleh siapapun. Hal tersebut Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
diungkapkan pula oleh responden 112 yang pada aspek PIECES ditinjau dari karakteristik
merasa privasi sistem EHR masih kurang karena jenis unit kerja pengguna sistem EHR, hasil
masing-masing staf medis dapat melihat EHR analisis menunjukkan adanya perbedaan yang
semua orang yang dikehendaki meskipun bukan signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil p
pasien yang dikelola. Selain itu, legalitas sistem (sign.) < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang
EHR dirasa pengguna sistem EHR kurang signifikan pada tingkat PIECES ditinjau dari unit
terpenuhi. Responden 74 mengatakan bahwa kerja, sedangkan diketahui perbedaan PIECES
lembar informed consent belum terdapat dalam berdasarkan karakteristik pengguna terjadi
sistem EHR, sehingga mungkin dapat di-scan pada aspek performance antara berbagai unit
dan dijadikan satu pada sistem EHR. kerja, aspek information/data antara berbagai
unit kerja, aspek economic antara berbagai unit
Selain sistem EHR yang terus dikembangkan kerja, aspek control/security antara berbagai
dan diperbaiki agar dapat memenuhi tingkat pendidikan terakhir dan antara unit kerja
kebutuhan pengguna, banyak hal yang perlu responden, serta aspek service antara berbagai
diperhatikan, sebab banyak tantangan yang unit kerja pengguna sistem EHR.
perlu dipertimbangkan secara matang, yaitu
terkait masalah kompleks yang berhubungan
dengan berbagai kebutuhan yang berbeda, KESIMPULAN
masalah terkait persetujuan (concern) pasien
dan tenaga kesehatan, persyaratan khusus 1. Tingkat aspek PIECES sistem EHR di RS
tertentu dari spesialisasi medis, serta segi Akademim UGM adalah baik dengan sebagian
keamanan dan persetujuan kerahasiaan yang besar responden memberikan jawaban baik
harus dipenuhi (Beard, 2011). sebesar 59,82%, sedangkan pada masing-masing
aspek yaitu aspek performance dinilai baik
Indikator usabilitas sistem EHR dinilai mudah dengan persentase 60,86%, aspek information/
dipelajari oleh pengguna dengan rata-rata data dinilai baik dengan persentase 63,17%,
jawaban 3,830 sehingga termasuk ke dalam aspek economic dinilai cukup baik dengan
kategori baik. Hal ini didukung dengan persentase 46,43%, aspek control/security
pernyataan responden 48 yang merasa bahwa dinilai baik dengan persentase 55,80%, asspek
dalam menggunakan sistem EHR sampai saat efficiency dinilai baik dengan persentase 59,82%,
dan aspek service dinilai baik dengan persentase
ini belum menemui kesulitan. Kemudahan
63,69%. Dengan demikian, tingkat PIECES
dalam penggunaan ini dapat didukung oleh user
tertinggi terletak pada aspek information/data
interface yang mudah dipahami oleh pengguna
dan tingkat PIECES terendah terletak pada
sistem EHR di RS Akademik UGM. Dalam
aspek economic.
penelitian Miller (2004), diungkapkan bahwa
2. Ada perbedaan yang signifikan pada aspek
teknologi inovatif user interface diperlukan
PIECES ditinjau dari unit kerja, dan pada
untuk memenuhi kebutuhan yang semakin masing-masing aspek terdapat perbedaan pada
meningkat untuk kemudahan penggunaan dan aspek performance antara berbagai unit kerja,
kemampuan dalam menetapkan preferensi, aspek information/data antara berbagai unit
terutama di kalangan profesional kesehatan. kerja, aspek economic antara berbagai unit
Merancang perangkat lunak yang mudah kerja, aspek control/security antara berbagai
digunakan sesuai dengan pengetahuan pengguna tingkat pendidikan terakhir dan antara unit kerja
merupakan sebuah tantangan bagi seluruh responden, serta aspek service antara berbagai
industri perangkat lunak user interface, bukan unit kerja pengguna sistem EHR.
hanya pengembang software kesehatan. Menurut

28
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...

DAFTAR PUSTAKA www.intl.elsevierhealth.com/journals/ijmi.


[Diakses tanggal 29 Februari 2014].
AHIMA. (2012). “Data Quality Management Model HIMSS Analytics. (2011). EMR Adoption Model
(Updated).” Journal of AHIMA 83 (7) p. 62- [Internet]. Tersedia dalam http://www.
67 [Internet]. Tersedia dalam http://library. himssanalytics.org/ [Diakses tanggal 28
ahima.org. [Diakses tanggal 12 November Januari 2014].
2013]
Huffman, E.K. (1994). Health Information
Amatayakul, M. K. (2004). Electronic Health Management. Illionis: Phsycian Record
Record: A Practical, Guide for Professionals Company Berwin.
and Organizations. Chicago: AHIMA.
Jamison, R.N., Raymond, S.A., Levine, J.G.,
Azwar, S. (2000). Pengantar Administrasi Kesehatan. Slawsby, E.A., Nedeljkovic, S.S., Katz, N.P.
Jakarta: Binarupa Aksara. (2001). “Electronic Diaries for Monitoring
Chronic Pain: 1-Year Validation Study.”
Beard, L., Schein, R., Morra, D., Wilson, K., Keelan, J. Journal of the International Association for
(2001). “The Challenges in Making Electronic Study of Pain Vol. 91, Issue 3 , Pg. 277-
Health Records Accessible to Patients”. 285 [Internet]. Tersedia dalam http://www.
Journal of the American Medical Informatics painjournalonline.com/article/ [Diakses
Association 19 (1) p.116–120 [Internet]. tanggal 12 Januari 2014].
Tersedia dalam http://jamia.bmjjournals.com.
[Diakses tanggal 12 November 2013]. MenKes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Bellika, J.G., Bones, E., Hartvigsen, G. (2002). Rekam Medis. Jakarta: MenKes RI.
“Pasent—the Patient’s Personal Health
Adviser”. Journal of Telemedicine & Telecare MenKes RI. Undang-Undang Republik Indonesia
Vol.8 (Suppl. 2) p.41–43 [Internet]. Tersedia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
dalam http://web.a.ebscohost.com/. [Diakses Jakarta.
tanggal 12 November 2013].
Menteri Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri
Depkes RI. (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam Kesehatan Nomor 377/Menkes/SK/III/2007
Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: tentang Kompetensi Perekam Medis dan
DirJen YanMed. Informasi Kesehatan. Jakarta: MenKes RI.
Fuad, A. (2008). Persiapan Tenaga Medis dalam Miller, R.H., Sim, I. (2004). “Physicians’s Use of
Persiapan RKE di Indonesia. (Makalah Electronic Medical Records: Barriers And
dalam Seminar Sehari Rekam Kesehatan Solutions”. Journal of Health Affairs 23 (2)
Elektronik). Jakarta. p.116–126 [Internet]. Tersedia dalam http://
content.healthaffairs.org/content/. [Diakses
Hatta, G. (2011). Pedoman Manajemen Informasi tanggal 4 Januari 2014].
Kesehatan di Sarana
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press. Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Haux, R. (2006). “Health Information Systems— Nurgiyantoro, B., Gunawan, M. (2004). Statistik
Past, Present, Future”. International Journal Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial
of Medical Informatics 75 (3–4) p.268–281 cetakan ke-3. Yogyakarta: Gadjah Mada
[Internet]. Tersedia dalam http://www. University Press.
ijmijournal.com/. [Diakses tanggal 12
November 2013]. Riana, A. (2006). Evaluasi Kinerja Sistem
Informasi Manajemen Ditinjau dari Aspek
Hayrinen, K., Saranto, K., Nykanen, P. (2008). Persepsi Pengguna dalam Mendukung
“Definition, Structure, Content, Use and Proses Manajemen di Rumah Sakit PKU
Impacts of Electronic Health Records: Muhammadiyah Yogyakarta. Tesis (Tidak
A Review of The Research Literature”. Dipublikasikan). Semarang: Universitas
International Journal of Medical Informatics Diponegoro.
Vol. 77, p. 291–304 [Internet]. Tersedia dalam

29
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015

S a b a rg u n a , B . S . ( 2 0 0 9 ) . R e k a m M e d i s Tersedia dalam http://www.ncbi.nlm.nih.gov/


Terkomputerisasi. Jakarta: UI Press. pmc/articles/PMC1068659/. [Diakses tanggal
12 Januari 2014].
Sooyoung, Y., Seok, K., Seungja, L., Kee-Hyuck, L.,
Rong-Min, B., Hee, H. (2013). “A Study of Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data
User Requests Regarding the Fully Electronic Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Health Record System at Seoul National
University Bundang Hospital: Challenges for Vishwanath, A., Singh, S.R., Winkelstein, P.
Future Electronic Health Record Systems”. (2010). “The Impact of Electronic Medical
International Journal of Medical Informatics Record Systems on Outpatient Workflows:
No. 82 p.387-389 [Internet]. Tersedia dalam A Longitudinal Evaluation of Its Workflow
http://www.ijmijournal.com/article/. [Diakses Effects.” International Journal of Medical
tanggal 29 Februari 2014]. Informatics 79 (11) p.778–791 [Internet].
Tersedia dalam http://www.ijmijournal.com/
Stratmann, W.C., Goldberg, A.S., Haugh, L.D. article/. [Diakses tanggal 7 Januari 2014].
(1982). “The Utility for Audit of Manual and
Computerized Problem-Oriented Medical Whitten, J. L., Bentley, L. D., Dittman, K. C. (2007).
Record Systems.” International Journal System Analysis and Design Methods,
Health Serv. Res. 17 (1) 5–26. [Internet]. seventh edition. Boston: McGraw-Hill Irwin.

30

Anda mungkin juga menyukai