Evaluasi Implementa Si Sistem Electronic Health PDF
Evaluasi Implementa Si Sistem Electronic Health PDF
Abstract
The purpose of this study was to evaluate an Electronic Health Record (EHR) at the Academic Hospital of
the University of Gadjah Mada reviewed based on the PIECES method analysis to determine the aspects
of performance, information / data, economic, control, efficiency, and service. This study used descriptive
research with quantitative approach and cross-sectional study design. The result of the research showed Aspects
performance (performance), information / data (information / data), efficiency (efficiency), service (leyanan)
Academic Hospital EHR system UGM rated as good by users of EHR systems, while aspects of control /
security (control / security) considered quite good and economic aspects (economic) Academic Hospital EHR
system UGM rated poorly by users of EHR systems. While the EHR system in UGM Academic Hospital when
viewed from the characteristics of users with various categories of age, past education, tenure, and work unit
showed different results in every aspect of the study (performance, information / data, economic, control /
security, efficiency, service).
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi sistem Electronic Health Record (EHR) di Rumah Sakit
Akademik Universitas Gadjah Mada ditinjau berdasarkan metode analisis PIECES untuk mengetahui aspek
performance, information/data, economic, control, efficiency, dan service. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian
menunjukkan Aspek performance (kinerja), information/data (informasi/data), efficiency (efisiensi), service
(leyanan) sistem EHR di RS Akademik UGM dinilai baik oleh pengguna sistem EHR, sedangkan aspek control/
security (kontrol/keamanan) dinilai cukup baik dan aspek economic (ekonomi) sistem EHR di RS Akademik
UGM dinilai kurang baik oleh pengguna sistem EHR. Sedangkan sistem EHR di RS Akademik UGM apabila
ditinjau dari karakteristik pengguna dengan berbagai kategori usia, pendidikan terakhir, masa kerja, dan unit
kerja menunjukkan hasil yang berbeda dalam setiap aspek yang diteliti (performance, information/data,
economic, control/security, efficiency, service).
17 17
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu Menurut AHIMA dalam Journal of AHIMA 83 No.7
pengetahuan bidang kesehatan (UU No 44 tahun (2012), yaitu Data Quality Management Model
2009 pasal 5). (Updated), semakin lama sistem Electronic Health
Record (EHR) menjadi lebih banyak diterapkan
Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan di semua pengaturan kesehatan. Sistem ini telah
rekaman atau catatan dari segala pelayanan yang dikembangkan dan digunakan dengan berbagai
diberikan kepada pasien yang disebut rekam medis. metode dokumentasi sebagai salah satu catatan
Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah elektronik. Oleh karena itu, dibutuhan pengelolaan
rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, kualitas data, pelayanan, manajemen, dan pengukuran
bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan yang lebih ketat/besar dari sebelumnya. Selain itu,
kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat hal ini dapat menimbulkan perhatian untuk menjamin
pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang integritas data dalam pelaksanaan kegiatan, metode
diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk pengumpulan, atau sistem yang digunakan untuk
mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis merekam, menyimpan, dan mengirimkan data pada
dan pengobatan serta merekam hasilnya. Berkas pelayanan kesehatan.
rekam medis sangat menentukan terciptanya laporan
kesehatan yang valid, untuk itu proses penulisan, Electronic Health Record (EHR) terdiri dari
pengolahan, dan pelaporan rekam medis harus data baik terstruktur dan tidak terstruktur. Hal
terjaga kualitasnya. Dengan demikian perekam medis ini mengakibatkan berbagai peluang terjadinya
memegang peranan penting sebagai pengumpul, kesalahan. Karena penggunaannya yang sangat
pengolah, dan penyaji informasi kesehatan. Baik penting, timbul peningkatan tekanan entitas
dilakukan secara manual maupun elektronik. kesehatan dan penyedia pelayanan untuk memberikan
data kesehatan yang berkualitas. Selain itu, data
Sistem Electronic Health Record (EHR) adalah harus dipercaya untuk mendukung keputusan klinis,
salah satu sistem rekam kesehatan elektronik yang keuangan, dan administrasi. Sebab EHR dan seberapa
merupakan kegiatan mengkomputerisasi isi rekam baik kualitas data kesehatan sangat penting untuk
medis kesehatan dan proses yang berhubungan memberikan kualitas pelayanan yang baik. Dalam
dengannya. EHR adalah rekaman atau catatan Journal of AHIMA 83 No. 7 (2012), juga dijelaskan
elektronik informasi terkait kesehatan (Health- checklist to assess data quality management efforts
Record-Information) seseorang yang mengikuti (ceklis untuk menilai upaya data manajemen mutu),
standar interoperabilitas nasional dan dapat salah satunya adalah:
dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan, dan
dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang “...quality (i.e., accuracy) is routinely monitored
berhak (authorized) pada lebih dari satu organisasi and meaningful use is achieved via the evaluation
pelayanan kesehatan (National Alliance for Health of EHR data.”
Information Technology, 2008). Menurut Fuad
(2008), EHR juga berarti sebagai rekaman atau Hal tersebut berarti kualitas (yaitu, akurasi) secara
informasi catatan elektronik terkait kesehatan rutin perlu dipantau dan penggunaan bermakna dicapai
(health-related-information) yang mengikuti melalui evaluasi data EHR. Dalam KEPMENKES
standar interoperabilitas nasional dan dapat ditarik No. 377/Menkes/SK/III/2007 juga disebutkan salah
dari berbagai sumber, namun dikelola, dibagi, serta satu kompetensi perekam medis, yaitu menjaga mutu
dikendalikan oleh individu. rekam medis. Hal ini disebutkan dalam kode unit
kompetensi MIK.MU.04.005.01, yaitu melakukan
Penyelenggaraan sistem Electronic Health Record penilaian dan memberikan solusi terhadap sistem
(EHR) di rumah sakit sejalan dengan adanya tuntutan komputerisasi pelayanan Manajemen Informasi
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang semakin Kesehatan (MIK)/Rekam Medis (RM). Selain itu,
berkualitas karena salah satu keuntungan yang dapat dijelaskan pula dalam kode unit kompetensi MIK.
diperoleh dengan sistem EHR, yaitu mencegah MU.04.009.01, yaitu meningkatkan kualitas data
kejadian medical error melalui tiga mekanisme klinis dalam proses menjaga mutu MIK/RM. Oleh
yaitu (1) pencegahan adverse event, (2) memberikan karena itu, dalam suatu sistem informasi kesehatan,
respon cepat segera setelah terjadinya adverse event, salah satunya sistem EHR perlu dilakukan evaluasi.
dan (3) melacak serta menyediakan umpan balik
mengenai adverse event (Fuad, 2008). RS Akademik UGM merupakan salah satu rumah
sakit di Yogyakarta yang telah menerapkan Electronic
18
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...
Health Record (EHR) pada Instalasi Rawat Jalan dan hukum yang jelas. Hal ini juga terkait dengan upaya
Gawat Darurat. Pada saat ini, RS Akademik UGM untuk menjamin agar data yang tersimpan dapat
masih dalam tahap pengembangan EHR agar dapat melindungi aspek privacy, confidentiality, maupun
sesuai dengan kebutuhan dan harapan rumah sakit. safetyi (keselamatan) informasi secara umum. Kini,
Oleh karena itu, peneliti melakukan evaluasi sistem teknologi informasi memberikan harapan baru,
EHR di RS Akademik UGM untuk mengetahui yaitu teknologi enkripsi maupun berbagai penanda
keinginan dan pendapat pengguna terhadap aspek- biometrik (sidik jari maupun pemindai retina) yang
aspek yang mempengaruhi sistem EHR. Dengan justru lebih protektif daripada tandatangan biasa.
evaluasi terhadap sistem EHR yang sudah berjalan Menurut Sabarguna (2010) Ada 4 hal yang menjadi
tersebut, diharapkan agar RS Akademik UGM keuntungan dari rekam medis terkomputerisasi yaitu:
dapat mengetahui dan lebih memahami hambatan-
hambatan maupun keuntungan dari penggunaan a. Fasilitas yang lebih lengkap,
b. Dapat bergerak pada sistem inforamsi lain,
sistem yang selama ini berjalan.
c. Sebagai alat bantu yang lengkap,
Dalam memberikan analisis atau evaluasi terhadap d. Sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut
suatu sistem, dapat dilakukan dengan beberapa model secara otomatis
analisis. Dalam penelitian ini akan digunakan model
Electronic Health Record (EHR) merupakan kegiatan
analisis PIECES yang mampu menganalisa sistem
mengkomputerisasikan isi rekam kesehatan dan
dari segi kekuatan maupun kelemahan berdasarkan
proses yang berhubungan dengannya. EHR bukanlah
aspek performance (kinerja), information/data
sistem informasi yang dapat dibeli dan diinstall
(informasi/data), economic (ekonomi), control/
seperti paket word-procesing atau sistem informasi
security (kontrol/keamanan), efficiency (efisiensi),
pembayaran dan laboratorium yang secara langsung
dan service (pelayanan). Teknik analisis ini
dapat dihubungkan dengan sistem informasi lain
dijelaskan oleh Whitten (2007) bahwa sebuah sistem
dan alat yang sesuai dalam lingkungan tertentu.
dilakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui
EHR merupakan sistem informasi yang memiliki
permasalahan dan kebutuhan dalam pembuatan
framework lebih luas dan memenuhi satu set fungsi.
sistem itu sendiri. Sebuah sistem informasi perlu
ditemukan permasalahan yang ada agar suatu sistem Menurut Amatayakul (2004), Electronic Health
dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai Record (EHR) harus memenuhi kriteria sebagai
tujuan yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan berikut:
tersebut digunakan sebagai bahan referensi dan
kontrol untuk perubahan sistem, sehingga dapat a. Mengintegrasikan data dari berbagai sumber
menjadi masukan dalam pengembangan sistem EHR (Integrated data from multiple source);
RS Akademik UGM lebih lanjut. b. Mengumpulkan data pada titik pelayanan
(Capture data at the point of care);
Menurut UK Institute of Health Informatics (2000), c. Mendukung pemberi pelayanan dalam
tujuan evaluasi sistem informasi, antara lain: pengambilan keputusan (Support caregiver
decision making).
a. Menentukan peningkatan yang diperlukan
dalam produk individu tunggal atau tim. Hatta (2011) menjelaskan bahwa Electronic Health
b. Mengkonfirmasi bagian bagian dari sebuah Record (EHR) terdapat dalam sistem yang secara
produk dimana peningkatan tidak diperlukan khusus dirancang untuk mendukung pegguna dengan
atau dibutuhkan. berbagai kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan
c. Mencapai kerja kualitas teknik yang lebih baik, keakuratan data, memberi tanda waspada, peringatan,
paling tidak lebih seragam dan lebih dapat memiliki sistem untuk mendukung keputusan klinik
diprediksi dan untuk membuat kinerja teknis dan menghubungkan data dengan pengetahuan
menjadi lebih dapat diatur. medis serta alat bantu lainnya.Berdasarkan definisi
International Organization for Standarisasi (ISO)
Tantangan utama sistem informasi di rumah sakit
dalam Hayrinen, dkk (2008), sistem EHR berarti
khususnya dalam hal pengembangan rekam medis
repositori data pasien dalam bentuk digital, disimpan
terkomputerisasi selain aspek finansial adalah
dan dipertukarkan dengan aman, dan dapat diakses
aspek legal, keselamatan pasien (patient safety),
oleh beberapa pengguna yang berwenang. EHR
dan security. Masih banyak pihak yang mencurigai
berisi informasi retrospektif (masa lalu), konkuren
bahwa rekam medis elektronik tidak memiliki payung
19
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
(saat ini), dan informasi prospektif (kemungkinan 1) Accuracy (akurat), dimana informasi atas
dimasa depan), serta tujuan utamanya adalah untuk hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat
selalu mendukung keberlanjutan, efisiensi dan ketepatan/ketelitian yang tinggi.
kualitas pelayanan kesehatan yang terintegrasi. ISO 2) Relevansi informasi, dimana informasi
juga memberikan sejumlah istilah lain yang umum yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan.
digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis 3) Penyajian informasi, dimana informasi
sistem EHR. disajikan dalam bentuk yang sesuai.
4) Aksesibilitas informasi, dimana informasi
Dalam menganalisa suatu sistem informasi terdapat dapat tersedia sewaktu-waktu ketika
beberapa hal yang perlu dilakukan dan dilihat, yaitu dibutuhkan.
aspek kinerja, ekonomi, keamanan, efisiensi, dan
pelayanan. Dalam hal ini analisis yang digunakan c. Economic (ekonomi) yaitu untuk menilai sistem
adalah analisis PIECES (Performance, Information/ informasi dari aspek ekonomi yang terdiri dari:
Data, Economic, Control/Security, Eficiency, 1) Reusabilitas, yaitu tingkat dimana sebuah
Service). Analisis PIECES digunakan untuk program atau bagian dari program tersebut
mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dapat digunakan kembali di dalam aplikasi
dan digunakan sebagai bahan referensi dan kontrol yang lain.
untuk perubahan sistem itu sendiri. Teknik analisa ini 2) Sumber daya, yaitu jumlah sumber daya
dijelaskan oleh Whitten, dkk (2007) untuk membuat yang digunakan dalam pengembangan
sebuah sistem yang dibuat secara prototyping dengan sistem, meliputi sumber daya manusia serta
melakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui sumber daya ekonomi.
permasalahan dan kebutuhan untuk membuat sistem. d. Control and security (kontrol dan keamanan)
Sebuah sistem perlu ditemukan permasalahan yang yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek
ada agar sistem dapat berjalan dengan baik dan bisa keamanan dan kontrol data yang terdiri dari:
mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa 1) Integritas, yaitu tingkat dimana akses ke
aspek yang dapat dilihat dari analisa ini adalah perangkat lunak atau data oleh orang yang
sebagai berikut: tidak berhak dapat dikontrol.
a. Performance (kinerja) diperlukan untuk 2) Keamanan, yaitu mekanisme yang
menilai kinerja dari sistem informasi yang telah mengontrol atau melindungi program dan
dirancang, terdiri dari: data dalam sistem informasi.
1) Throughput, dimana sistem dinilai dari e. Efficiency (efisiensi) yaitu untuk menilai sistem
banyaknya kerja (output) yang dilakukan informasi dari aspek efisiensi yang terdiri dari:
pada beberapa periode waktu dalam 1) Usabilitas, yaitu usaha yang dibutuhkan
memenuhi kebutuhan. untuk mempelajari, mengoperasikan,
2) Respon time, yaitu waktu yang diperlukan menyiapkan input, dan menginterpretasikan
oleh sistem informasi untuk melakukan
output suatu program.
proses kerja.
2) Maintanabilitas, yaitu usaha yang
3) Audibilitas, yaitu kecocokan dimana
diperlukan untuk mencari dan membetulkan
keselarasan terhadap standar dapat diperiksa.
kesalahan pada sebuah program.
4) Kelaziman komunikasi, yaitu terkait user
interface yang digunakan dalam sistem f. Service (pelayanan), yaitu untuk mengetahui
informasi dinilai dalam kemudahan untuk bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan,
dipahami. pegawai dan manajemen. Aspek service
5) Kelengkapan, yaitu derajat di mana sistem (pelayanan) terdiri dari:
informasi mempunyai fungsi yang penuh 1) Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan
dalam mendukung pekerjaan. kontrol.
6) Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang 2) Reliabilitas, tingkat dimana sebuah
terjadi pada saat program mengalami program dapat dipercaya dan diandakalkan
kesalahan. untuk melakukan fungsi yang diminta.
b. Information and data (informasi dan data) yaitu 3) Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana
untuk menilai informasi yang dihasilkan dan sebuah program dapat dipahami tanpa
data yang digunakan, terdiri dari: kesukaran.
20
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...
21
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Performance (Kinerja)
Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Economic (Ekonomis)
22
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...
Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Service (Layanan)
Tabel 15. Kruskal Wallis Test Pada Aspek Performance berdasarkan Unit Kerja
Mean Rank
Unit Kerja N
Performance Information Economic Control Efficiency Services
23
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
IGD & IMCPoliklinik Lantai 4 0,002 Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,011
Poliklinik Lantai 1Poliklinik Lantai 4 0,034 Poliklinik Lantai 3Instalasi Radiologi 0,003
Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,007 Poliklinik Lantai 4Instalasi Radiologi 0,008
24
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...
25
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
3,634 atau termasuk ke dalam kategori baik. Frekuensi kerusakan sistem EHR sedikit
Namun, menurut beberapa pengguna, seperti dirasakan oleh pengguna, sebab rata-rata
responden 94 mengungkapkan bahwa, beberapa jawaban responden sebesar 3,456, sehingga
menu masih ada yang dirasakan tidak sesuai sistem EHR dinilai baik berdasarkan indikator
dengan bidangnya. Responden 94 pada instalasi toleransi kesalahan. Berdasarkan telaah yang
kejiwaan menjelaskan terdapat beberapa menu dilakukan Hayrinena, dkk (2008) pada 27
yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan penelitian, diperoleh bahwa tidak ada bukti
terdapat beberapa menu yang belum tersedia, kalau sistem informasi dapat membantu untuk
seperti isian untuk silsilah keluarga maupun menghemat waktu, atau bahwa kegiatan
riwayat psikis masa lalu pasien, sehingga perlu dokumentasi mengambil lebih banyak waktu,
diperhatikan kembali format input data pada maupun waktu yang dibutuhkan sedikit untuk
sistem EHR di RS Akademik UGM dengan kegiatan dokumentasi ketika menggunakan
mempertimbangkan kebutuhan pengguna sistem informasi. Namun, diyakini bahwa
karena beberapa pengguna masih merasa ada sistem informasi yang baik dapat mempermudah
item yang tidak disediakan dalam sistem EHR. pekerjaan dan memberikan manfaat yang
Secara umum, komponen data medis yang besar bagi organisasi. Oleh karena itu,
seharusnya tercatat dalam sistem EHR antara diperlukan keterlibatan pengguna EHR
lain, keluhan saat ini (misalnya gejala), riwayat dalam pengembangan sistem EHR di RS
medis masa lalu, gaya hidup, pemeriksaan fisik, Akademik UGM, baik dalam perencanaan
diagnosis, tes/uji (misalnya tes laboratorium maupun implementasi, sehingga kebutuhan dan
dan radiologi), tindakan dan prosedur yang keinginan pengguna dapat terpenuhi, serta dapat
diberikan kepada pasien, perawatan, pengobatan membantu memperlancar pekerjaan.
dan pengeluaran (discharge) (Hayrinen,dkk,
2008). Dalam penelitian Hayrinen, dkk (2008), Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh
pada tiga makalah (paper) yang dianalisis bahwa aspek information/data (informasi/
ditemukan bahwa, format catatan pada sistem data) sistem EHR di RS Akademik UGM
EHR telah memiliki struktur SOAP, dalam satu dinilai baik, sebab persentase responden
penelitian, format rekaman POMR sistem EHR tertinggi yaitu 63,69% memberikan jawaban
lebih disukai oleh dokter. baik. Aspek information/data ini terdiri dari
indikator akurasi, relevansi informasi, penyajian
Kelengkapan sistem EHR dalam mendukung informasi, dan aksesibilitas informasi.
pekerjaan dinilai cukup baik oleh pengguna
dengan rata-rata jawaban sebesar 3,330. Indikator akurasi informasi yang dihasilkan
Namun, beberapa pengguna merasa sistem sistem EHR dinilai cukup baik dengan rata-
EHR belum memenuhi indikator kelengkapan. rata jawaban sebesar 3,232. Namun, menurut
Hal ini berdasarkan jawaban kuesioner terbuka responden 80 dalam kuesioner terbuka
dari responden 73, 56, 67, 43 dan 66, yang mengatakan bahwa kadang billing dari unit
mengatakan bahwa, bridging system alat tertentu (radiologi) tidak sinkron dengan
laboratorium ke sistem EHR belum dapat Bagian Kasir. Contohnya, Instalasi Radiologi
dilaksanakan; masih terdapat beberapa kendala melakukan 1 input pemeriksaan, dalam sistem
yang mengharuskan pekerjaan harus dilakukan EHR di Bagian Kasir menjadi 2 pemeriksaan
secara manual, seperti kalkulasi resep racikan; kembar. Sehingga akurasi data perlu dilakukan
antrian pasien di pelayanan rawat jalan perbaikan. Akurasi informasi tersebut terkait
kadang tidak mucul, sehingga perawat harus kemampuan sistem EHR dalam menghasilkan
mengurutkan secara manual; floor stock yang informasi yang memiliki ketepatan dan ketelitian
tercantum pada sistem EHR kadang tidak sesuai yang tinggi (Whitten, 2007). Selain itu,
dengan yang ada di lapangan; sistem EHR responden 103 juga memberikan kritik dan saran,
belum dapat mendukung kebutuhan pelaporan yaitu sistem EHR di rumah sakit harus memiliki
di Instalasi Farmasi; dan sistem EHR juga data yang akurat dan valid karena sangat
belum memiliki gambar penunjang, seperti berpengaruh pada ketepatan dari hasil pekerjaan.
morfologi mata, sehingga pengguna (dokter)
Pada indikator relevansi informasi dari sistem
memiliki kendala dalam menjelaskan lokasi
EHR dinilai baik dengan rata-rata jawaban 3,509.
yang dimaksud dengan tepat dan lebih jelas.
26
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...
Pengguna EHR mengatakan bahwa informasi Sampai saat sistem EHR baru dapat dipindah ke
yang dihasilkan sistem EHR sudah sesuai dengan dalam program Ms. excel. Sistem EHR di RS
kebutuhan. Dalam penelitian Bellika, dkk Akademik UGM baru mulai beroperasi sejak 2
(2002), analisis relevansi didefinisikan sebagai tahun yang lalu, oleh karena itu masih terdapat
kemampuan untuk menghasilkan informasi kekurangan dan kebutuhan yang belum dapat
yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. terpenuhi karena masih dalam tahap adaptasi
Apabila dokumen medis dikirim dari rumah dan berbagai pengembangan serta perbaikan.
sakit ke praktek umum, dokumen medis tersebut Menurut Sabarguna (2009), terdapat 4 hal
relevan sesuai masukan data pada rekam medis. yang menjadi keuntungan dari rekam medis
Sedangkan pada indikator penyajian informasi terkomputerisasi yaitu, fasilitas yang lebih
dinilai pengguna sistem EHR baik dengan rata- lengkap, dapat bergerak pada sistem informasi
rata jawaban sebesar 3,500, sehingga informasi lain, sebagai alat bantu yang lengkap, serta
dalam sistem EHR telah disajikan sesuai dengan sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut
kebutuhan. Penyajian informasi dalam hal tata secara otomatis.
letak dan struktur pada sistem EHR tersebut
adalah penting karena dapat mempengaruhi Pada indikator sumber daya yang digunakan
pengambilan data, interpretasi, dan pengambilan sistem EHR dinilai cukup baik rata-rata jawaban
keputusan klinis (Soyoung, dkk, 2013). Pada sebesar 3,303. Menurut Amatayakul (2004),
indikator aksesibilitas informasi dalam sistem data untuk menentukan biaya proyek EHR
EHR dinilai baik dengan rata-rata jawaban seharusnya diperoleh dari biaya perangkat
sebesar 3,929. keras (hardware), perangkat lunak (software),
implementasi (implementation), perawatan
Menurut penelitian Hayrinena, dkk (2008), (maintenance), dan biaya pendukung lainnya
dimensi kualitas informasi dalam sistem (support). Kumpulan semua biaya yang terkait
informasi biasanya diukur dari dua kriteria, dengan EHR tersebut disebut sebagai biaya
yaitu kelengkapan dan akurasi. Namun, dimensi total kepemilikan (total cost of ownership).
lain yang relevan dengan keberhasilan sistem Beberapa sistem pembiayaan ada yang akan
informasi juga dianalisis. Masukan data dilakukan satu kali, dan lainnya ada yang
yang terstruktur dapat meningkatkan akurasi dilakukan saat proses berlangsung. Beberapa
dokumentasi maupun kelengkapan data. Dalam biaya ada yang akan langsung ditentukan, dan
analisis ini kelengkapan informasi berfungsi lainnya ada yang bervariasi. Periode waktu
sebagai ukuran prevalensi informasi yang tidak berakhirnya dimana analisis biaya-manfaat
tercantum (hilang). Beberapa studi menunjukkan (cost-benefit) dilakukan, dengan demikian biaya
bahwa penggunaan sistem informasi sangat berkelanjutan dapat diproyeksikan, maka dapat
mendukung untuk dokumentasi yang lebih ditentukan terlebih dahulu oleh manajemen atau
lengkap oleh para profesional perawatan oleh para estimasi periode pengembalian biaya
kesehatan. Selain itu, diungkapkan pula bahwa (payback) dari investasi yang telah dilakukan.
kelengkapan catatan bervariasi antara komponen Menurut responden 15 menjelaskan bahwa
data yang berbeda. sistem EHR jelas membutuhkan sumber daya
(power) yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
Berdasarkan hasil penelitian, persentase untuk menambahkan item gambar saja sistem
tertinggi jawaban responden terhadap aspek EHR di RS Akademik UGM masih kesulitan,
economic (ekonomi) yaitu sebesar 46,43% sebab sumber daya yang dibutuhkan akan
memberikan jawaban cukup baik. Aspek meningkat tinggi.
economi ini terdiri dari indikator reusabilitas
dan sumber daya.Menurut persepsi pengguna Berdasarkan hasil penelitian, secara umum
sistem EHR, indikator reusabilitas, yaitu diperoleh bahwa aspek control/security (kontrol/
program pada sistem EHR dapat digunakan keamanan) sistem EHR di RS Akademik UGM
dalam aplikasi lain dinilai cukup baik dengan memiliki persentase jawaban tertinggi sebesar
rata-rata jawaban sebesar 3,009. Responden 33 55,80% memberikan jawaban cukup baik.
menjelaskan bahwa, sistem EHR masih dalam Aspek control/security ini terdiri dari indikator
proses pengembangan dan perbaikan, sehingga integritas dan keamanan. Hal terkait hak akses
belum dapat diakses melalui aplikasi lain. sistem EHR yang sesuai dengan kebutuhan
27
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
dan peraturan yang berlaku dinilai baik oleh Hayrinena (2008), aspek kualitas sistem yang
pengguna sistem EHR dengan rata-rata sebesar sering dibahas adalah kemudahan dalam
3,643. Namun, pada indikator keamanan data penggunaan. Beberapa penelitian juga melihat
dalam sistem EHR dinilai cukup dengan rata- dimensi kepuasan pengguna, penggunaan,
rata jawban responden sebesar 3,227. Responden informasi, serta dampak sistem EHR yang
14 mengatakan bahwa, sistem EHR yang sudah dirasakan individu dan organisasi.
berjalan belum dapat menjaga privasi pasien
karena dapat diakses oleh siapapun. Hal tersebut Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
diungkapkan pula oleh responden 112 yang pada aspek PIECES ditinjau dari karakteristik
merasa privasi sistem EHR masih kurang karena jenis unit kerja pengguna sistem EHR, hasil
masing-masing staf medis dapat melihat EHR analisis menunjukkan adanya perbedaan yang
semua orang yang dikehendaki meskipun bukan signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil p
pasien yang dikelola. Selain itu, legalitas sistem (sign.) < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang
EHR dirasa pengguna sistem EHR kurang signifikan pada tingkat PIECES ditinjau dari unit
terpenuhi. Responden 74 mengatakan bahwa kerja, sedangkan diketahui perbedaan PIECES
lembar informed consent belum terdapat dalam berdasarkan karakteristik pengguna terjadi
sistem EHR, sehingga mungkin dapat di-scan pada aspek performance antara berbagai unit
dan dijadikan satu pada sistem EHR. kerja, aspek information/data antara berbagai
unit kerja, aspek economic antara berbagai unit
Selain sistem EHR yang terus dikembangkan kerja, aspek control/security antara berbagai
dan diperbaiki agar dapat memenuhi tingkat pendidikan terakhir dan antara unit kerja
kebutuhan pengguna, banyak hal yang perlu responden, serta aspek service antara berbagai
diperhatikan, sebab banyak tantangan yang unit kerja pengguna sistem EHR.
perlu dipertimbangkan secara matang, yaitu
terkait masalah kompleks yang berhubungan
dengan berbagai kebutuhan yang berbeda, KESIMPULAN
masalah terkait persetujuan (concern) pasien
dan tenaga kesehatan, persyaratan khusus 1. Tingkat aspek PIECES sistem EHR di RS
tertentu dari spesialisasi medis, serta segi Akademim UGM adalah baik dengan sebagian
keamanan dan persetujuan kerahasiaan yang besar responden memberikan jawaban baik
harus dipenuhi (Beard, 2011). sebesar 59,82%, sedangkan pada masing-masing
aspek yaitu aspek performance dinilai baik
Indikator usabilitas sistem EHR dinilai mudah dengan persentase 60,86%, aspek information/
dipelajari oleh pengguna dengan rata-rata data dinilai baik dengan persentase 63,17%,
jawaban 3,830 sehingga termasuk ke dalam aspek economic dinilai cukup baik dengan
kategori baik. Hal ini didukung dengan persentase 46,43%, aspek control/security
pernyataan responden 48 yang merasa bahwa dinilai baik dengan persentase 55,80%, asspek
dalam menggunakan sistem EHR sampai saat efficiency dinilai baik dengan persentase 59,82%,
dan aspek service dinilai baik dengan persentase
ini belum menemui kesulitan. Kemudahan
63,69%. Dengan demikian, tingkat PIECES
dalam penggunaan ini dapat didukung oleh user
tertinggi terletak pada aspek information/data
interface yang mudah dipahami oleh pengguna
dan tingkat PIECES terendah terletak pada
sistem EHR di RS Akademik UGM. Dalam
aspek economic.
penelitian Miller (2004), diungkapkan bahwa
2. Ada perbedaan yang signifikan pada aspek
teknologi inovatif user interface diperlukan
PIECES ditinjau dari unit kerja, dan pada
untuk memenuhi kebutuhan yang semakin masing-masing aspek terdapat perbedaan pada
meningkat untuk kemudahan penggunaan dan aspek performance antara berbagai unit kerja,
kemampuan dalam menetapkan preferensi, aspek information/data antara berbagai unit
terutama di kalangan profesional kesehatan. kerja, aspek economic antara berbagai unit
Merancang perangkat lunak yang mudah kerja, aspek control/security antara berbagai
digunakan sesuai dengan pengetahuan pengguna tingkat pendidikan terakhir dan antara unit kerja
merupakan sebuah tantangan bagi seluruh responden, serta aspek service antara berbagai
industri perangkat lunak user interface, bukan unit kerja pengguna sistem EHR.
hanya pengembang software kesehatan. Menurut
28
nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic ...
29
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
30