Anda di halaman 1dari 3

I.

Pendahuluan

Owa Sumatra atau Hylobates agilis adalah jenis kera dari famili Hylobatidae. Ciri
khas Owa Ungko atau Hylobates agilis adalah alis, berewok, dan jenggotnya yang berwarna
putih. Owa Ungko merupakan primata asli Sumatera dan Kalimantan yang langka, kerap
disebut dengan nama lokal Ungko atau Wau-wau. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Agile gibbon atau Dark-handed Gibbon. Warna rambut pada tubuh owa Sumatra ini
bervariasi, ada yang berwarna cokelat kekuningan, jingga kemerahan, cokelat kemerahan,
cokelat, atau kehitaman.
Owa Ungko (Hylobates agilis) termasuk hewan arboreal yang banyak beraktifitas di
atas pohon dan jarang turun ke tanah. Owa Ungko juga hewan diurnal yang lebih aktif di
siang hari. Primata ini bergerak dari satu cabang ke cabang lainnya dengan menggunakan
lengannya yang panjang. Ukuran owa ungko cukup kecil dan ramping. Bobot rata-rata betina
sekitar 5,4 kg dan jantan sekitar 5,8 kg. Panjang tubuhnya sekitar 40 – 60 cm. Hylobates
agilis memiliki lengan yang panjang dan kuat. Nama sinonim Hylobates agilis diantaranya
adalah Hylobates albo griseus, Hylobates albo nigrescens, Hylobates rafflei, dan Hylobates
unko.

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Cordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Hylobatidae
Genus : Hylobates
Spesies : Hylobates agilis

Hylobates agilis memiliki kegemaran berayun antar cabang hingga sejauh 3 meter dan
melompat lebih dari 9 meter. Habitat yang sesuai bagi owa sumatra adalah hutan dengan
pepohonan yang memiliki cabang lebih dan habitat yang memiliki sumber pakan yang
tersedia sepanjang tahun (Kappeler 1984). Makanan kegemaran Hylobates agilis meliputi
buah-buahan, daun, dan serangga. Hylobates agilis memanfaatkan lebih dari 35 spesies
tumbuhan sebagai sumber makanan dan menempati pohon tidur dengan ketinggian sekitar
47,35 m dengan lebar kanopi 21,53 m dengan tinggi percabangan pertama 23,59 m (Ladjar,
1996). Owa sumatra hidup di hutan tropik, mulai dari dataran rendah, pesisir hingga
pegunungan pada ketinggian 1400-1600 meter diatas permukaan laut (Conservation
International Indonesia, 2000).
II. Tinjauan Materi

Owa Ungko yang dikenal dengan owa Sumatera merupakan spesies satwa primata
yang hidup endemik di Pulau Sumatera. Menurut International Union for the Conservation of
Nature and Natural Resources (IUCN) pada tahun 2008, status owa dikategorikan satwa
yang rentan atau endangered. Aktivitas pembalakan hutan yang secara langsung
mengakibatkan degradasi habitat menyebabkan populasi owa Sumatera di alam menurun dan
rentan terhadap kepunahan (Eudey et all. 2000). Untuk mencegah penurunan populasi dan
kepunahan owa Sumatra perlu campur tangan dari manusia. Salah satu usaha tersebut adalah
dengan melakukan usaha penangkaran yang berupa penangkaran atau konservasi in-situ atau
ex-situ. Penangkaran insitu adalah upaya pelestarian atau pemeliharaan yang dilakukan di
habitat aslinya, seperti suaka marga satwa dan taman nasional. Penangkaran exsitu adalah
upaya pelestarian yang dilakukan diluar habitat aslinya seperti, kebun binatang, pusat
penyelamatan satwa. Selain upaya penangkaran diluar dan didalam habitatnya (ex-situ dan in-
situ), perlindungan habitat dan penegakan hukum juga sangat diperlukan untuk
menyelamatkan satwa langka ini (Conservation International Indonesia, 2000)
III. Daftar Pustaka

Conservation Internasional Indonesia. 2000. Java Gibbon Website.


http://www.conservation.or.id/javangibbon/. [6 Juli 2007].
Eudey A dan Members of The Primates Specialist Group.2000.Hylobates agilis. Di dalam: IUCN
2006.2006IUCN Red List of Threatened Species. www.iucnredlist.org. [16 Oktober 2008].
[IUCN] International Union Conservation of Nature. 2008. Hylobates agilis. Di dalam: IUCN
Red List of Threatened Species. www.iucnredlist.org [14 Oktober 2008].
Ladjar, L. N. 1996. Penilaian sistem pengelolaan kawasan konservasi Bodogol berdasarkan
keberadaan owa Sumatra (Hylobates moloch Audebert, 1798). Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai