Dermatitis Numularis
Dermatitis Numularis
DERMATITIS NUMULARIS
PENDAHULUAN
Dermatitis numularis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu kata “nummus” yang
berarti “coin”, dan kata dermatitis yang berarti suatu ekzem, kata-kata yang umum untuk
menggambarkan suatu peradangan pada kulit.(2)
Pengobatan dermatitis numularis dapat diberikan pengobatan secara umum dan secara
khusus.(1,2,3,5)
DEFENISI
Dermatitis numularis atau yang biasa disebut ekzem numular atau ekzem discoid
merupakan suatu peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak lonjong,
berbatas tegas, dengan efloresensi atau lesi awal berupa papul disertai vesikel
(papulovesikel), biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing) dan biasanya menyerang
daerah ekstremitas.(1,2,3,4,5,6)
EPIDEMIOLOGI
Dermatitis numularis biasanya terjadi pada orang dewasa, lebih sering pada pria
dibandingkan paada wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan 65
tahun; pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis
numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu
tahun; umumnya kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya usia.(1,2,3,6)
Prevalensi dermatitis numularis di Amerika Serikat adalah 2 dari 1000 orang dan
insiden internasional dianggap sama seperti Amerika Serikat. Tidak ada perbedaan ras pada
penyakit ini.(6)
ETIOLOGI
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Kemungkinan suatu varian dermatitis
atopik dibantah, karena kadar IgE masih dalam batas normal.(3) Diduga infeksi ikut berperan
pada dermatitis numularis dengan ditemukannya peningkatan koloni Staphylococcus dan
Micrococcus di tempat kelainan walaupun secara klinis tidak ditemukan tanda infeksi.
Timbulnya dermatitis numularis apakah melalui mekanisme hipersensitifitas terhadap bakteri
atau karena infeksi bakteri tersebut, belum diketahui dengan jelas. Eksaserbasi terjadi bila
koloni bakteri meningkat di atas 10 juta kuman/cm2. (1,3)
Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus dermatitis
numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi dengan wol dan
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Pembimbing: dr. Surya Dharma Hamida Sp.KK
Mira Darmayanti (0610070100031)
FK-UNBRAH Page 2
Dermatitis Numularis 2011
sabun. Trauma fisis dan kimiawi mungkin juga berperan, terutama bila terjadi di tangan;
dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada sejumlah kasus, stres emosional
dan minuman yang mengandung alkohol dapat menyebabkan timbulnya eksaserbasi.
Lingkungan dengan kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan. (3)
Dermatitis pada orang dewasa tidak berhubungan dengan gangguan atopi. Pada anak,
lesi numularis terjadi pada dermatitis atopik. (3)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi tentang dermatitis numularis ini belum diketahui dengan pasti, tetapi
pada kulit penderita dermatitis numularis cenderung kering, hidrasi stratum korneum,rendah.
(1)
Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamine dan mediator inflamasi
lainnya dari sel mast yang kemudian berinteraksi dengan serat-saraf-C yang dapat
menimbulkan gatal. Pada penderita dermatitis numularis, substansi P dan kalsitosin serat
peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi. Neuropeptida ini dapat
menstimulasi pelepasan sitokin lainnya sehingga memicu timbulnya inflamasi. Hal ini
menunjukkan bahwa neuropeptide berpotensi pada mekanisme proses degranulasi sel mast.
(1,6)
Peneliti lain telah menunjukkan bahwa adanya sel mast pada dermis dari pasien
dermatitis numularis menunjukkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya
kemampuan menguraikan neuropeptide dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan
menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi. (6)
GEJALA KLINIS
Keluhan penderita dermatitis numularis dapat berupa gatal yang kadang sangat hebat,
sehingga dapat mengganggu. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3 - 1,0 cm),
kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu
lesi karakteristik seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas
tegas. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Pembimbing: dr. Surya Dharma Hamida Sp.KK
Mira Darmayanti (0610070100031)
FK-UNBRAH Page 3
Dermatitis Numularis 2011
kekuningan. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat hanya
satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris dengan ukuran bervariasi dari
miliar sampai numular, bahkan plakat. Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah,
badan, lengan termasuk punggung tangan. (3)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran Histopatologi
Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel radang
limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan akantosis teratur,
hipergranulosis dan hiperkeratosis, mungkin juga spongiosis ringan. Dermis bagian atas
fibrosis, sebukan limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. (3)
DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis dengan timbulnya lesi
yang berbentuk papulovesikel yang bergabung membentuk satu bulatan seperti mata uang
(coin), dan terasa gatal yang timbul pada daerah predileksi. Gambaran histopatologi juga bisa
membantu dalam menegakkan diagnosa. (1,3)
DIAGNOSA BANDING
1.
Dermatitis kontak
2.
Dermatitis atopik
3.
Neurodermatitis sirkumskripta
4.
Dermatomikosis (1,3,6)
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval
sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu
sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan. (3)
Laporan Kasus
Bagian Penyakit Kulit dan Kelamin
RSU Dr. Pirngadi Medan
2011
Telah datang seorang pasien perempuan bernama Ester, berumur 25 tahun, suku
Batak, Pekerjaan pegawai swasta, agama Islam ke poliklinik Kulit dan kelamin Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi Medan (RSUPM) pada tanggal 26 September 2011 dengan keluhan
utama gatal – gatal pada lengan, kaki kiri, dan kanan serta badan ± 2,5 bulan ini. Awalnya
berupa bintil – bintil kemerahan yang berisi cairan yang terasa sangat gatal, lama – kelamaan
makin membesar sampai ukuran koin dengan bagian tengahnya basah mengeluarkan cairan.
Karena terasa sangat gatal os menggaruknya sehingga bintil- bintil berisi air pecah, kemudian
timbullah keropeng. Sebelumnya os sudah mengalami penyakit ini namun muncul lagi. Os
sudah pernah berobat ke dokter dan sudah ada perbaikan tetapi karena obat habis pasien
memutuskan untuk berobat ke RSUPM.
Dari anamnesa riwayat penyakit keluarga tidak ditemukan, riwayat penyakit terdahulu
tidak dijumpai, dan riwayat pemakaian obat yaitu scabimite, inerson, sterizin, interhistin, dan
kalium permanganat.
Dari pemeriksaan fisik dijumpai keadaaan umum dan status gizi baik. Pada
pemeriksaan dermatologis dijumpai plak eritematosa berukuran numularis, papula, erosi,
krusta, fissura, dan skuama. Lokalisasinya pada regio brachii anterior sinistra et dextra, regio
antebrachii anterior sinistra et dextra, regio antebrachii posterior sinistra et dextra, palmar
manus sinistra et dextra, regiones volares digitorum sinistra et dextra, regio umbilicalis, regio
cruris anterior sinistra et dextra, regio cruris posterior sinistra et dextra, dan dorsum pedis
sinistra et dextra.
Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menghindari garukan, dan
menjaga kebersihan tubuh. Penatalaksanaan secara khusus pada pasien ini yaitu topikal
dengan pemberian inerson zalf dan secara sistemik diberikan interhistin 50 mg 3 x 1, dan
methylprednisolon 4 mg 3 x 1.
DISKUSI
Diagnosa dermatitis numularis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa, dan
pemeriksaan fisik, dimana pada anamnesa dijumpai keluhan utama gatal – gatal pada lengan,
kaki kiri, dan kanan, serta badan ± 2,5 bulan ini. Awalnya berupa bintil – bintil kemerahan
yang berisi cairan yang terasa sangat gatal, lama – kelamaan makin membesar sampai ukuran
koin dengan bagian tengahnya basah mengeluarkan cairan. Karena terasa sangat gatal os
menggaruknya sehingga bintil- bintil berisi air pecah, kemudian timbullah keropeng.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis maka diagnosa banding pada kasus ini
adalah dermatitis numularis, dermatitis kontak, dermatitis atopik, dan liken simpleks kronis.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa diagnosa banding dari
dermatitis numularis adalah dermatitis numularis, dermatitis kontak, dermaatitis atopik, dan
liken simpleks kronis.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan penatalaksanaan pada pasien
ini secara umum menjaga kebersihan tubuh dan menghindari garukan. Secara khusus
penatalaksanaan pada pasien ini secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi,
antihistamin, antibiotik secara sistemik dan kortikosteroid sistemik.
GAMBAR