Anda di halaman 1dari 74

MEKANIKA BATUAN

1. Sebutkan dan Jelaskan bagian-bagian dari bumi!

Jawab :
BAGIAN-BAGIAN BUMI

Bumi telah terbentuk sekitar 4.6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan
urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari
sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6370 km. Bumi merupakan satu-satunya
planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan
dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan
kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan
basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu
di bagian bawah kerak bumi mencapai 1100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di
bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2. Selimut atau selubung (mantel) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak
bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu
di bagian bawah selimut bumi mencapai 3000 oC.
MEKANIKA BATUAN

3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi
(90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200
km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti
luar tebalnya sekitar 2000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai
2200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4500 oC.

LITHOSFER

Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan
padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100
km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran
benua.
Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral
sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk
litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah
MEKANIKA BATUAN

kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk
apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika
lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil
pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat
digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud
aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan
bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup ini
seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut. Lithosfer terdiri dari
dua bagian utama, yaitu :

 Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium)
ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
batuan lain yang terdapat di daratan benua.Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak,
bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua
bagian yaitu :

a. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian
atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan
benua.

b. Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada
bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra.

 Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam
logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan
yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km.

MANTEL

Mantel atau Lapisan perantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal
1700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 g/cm3. Lapisan perantara disebut juga astenosfer (mantel).
Lapisan ini merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Mantel adalah lapisan bawah
kerak. Itu membuat hampir dua pertiga dari massa bumi dan sekitar 2900 km tebal. Mantel ini
dibagi menjadi dua wilayah, bagian atas dan bawah. Langsung di bawah bagian atas adalah
MEKANIKA BATUAN

astenosfer. Panas dan tekanan menyebabkan sejumlah kecil mencair terjadi di astenosfer. Saat
masih padat, astenosfer mampu mengalir. Kemampuan padat mengalir disebut plastisitas.
Ketika astenosfer lebih cair dari sisa mantel, lempeng litosfer yang rusak dapat
“mengambang” di atasnya. Ketika materi dalam astenosfer dipanaskan, menjadi kurang padat
dan naik. Sedangkan bahan yang mengalami pendingin akan lebih padat dan cenderung
tenggelam. Arus yang beredar membawa materi panas ke atas dan bahan yang dingin ke bawah
menimbulkan arus. Ini arus yang melingkar di astenosfer disebut arus konveksi. Arus konveksi
yang beredar menyebabkan lempeng bergerak.

INTI BUMI

Inti bumi adalah lapisan bumi yang terletak paling dalam dibawah lapisan mantel bumi
yang merupakan lapisan pusat bumi. Lapisan inti bumi ini memiliki suhu panas antara 3.000
sampai 5000 derajat Celcius. Inti bumi terdiri dari 2 bagian yaitu Inti Bumi Luar (Outer Core)
dan Inti Bumi Dalam (Inner Core) yang memiliki diameter 6.800 km.

2.

Jelaskan bagaimana proses terjadinya gempa, gunung berapi!

Jawab :
PROSES TERJADINYA GEMPA DAN GUNUNG BERAPI
PROSES TERJADINYA GEMPA

Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul di
permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga
diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena
gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi
MEKANIKA BATUAN

adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa
biasa dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut
seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi
disebut siesmograf.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi. Bumi kita ini
memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi
dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat
(konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu
yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar
menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan
terlepas yang menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat yang
menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga disebabkan
oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi juga
melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan massa cairan.
Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang
memaksa cairan tersebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit
bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan
tersebut yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi.
Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh
peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga
nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan guncangan pada
permukaan bumi sehingga terjadi gempa.

Proses Terjadinya Gempa


Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan episentrum.
Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan bumi sedangkan
episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan bumi. Pusat gempa atau
hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan lempeng samudra yang saling
bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran
tersebut merambat sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan
bumi dengan cepat.

Macam-macam Gelombang Gempa


 Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali tercatat pada
seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer dan
dirambatkan secara menyebar dan cenderung cepat. Jenis gelombang longitudinal ini
sifatnya sama seperti gelombang suara yang bisa merambat melalui zat padat, cair dan
padat.
 Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)
MEKANIKA BATUAN

Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan tercatat pada


seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelombang ini dirambatkan dari
hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dan kecepatannya lebih rendah
dibandingkan gelombang longitudinal dan bergerak tegak lurus dengan arah
rambatannya. Gelombang transversal hanya dapat merambat melalui zat padat. Jika ia
merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang ini akan hilang dan tidak
tercatat lagi pada seismograf.
 Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui episentrum dan
menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang ini melanjutkan perjalanannya
di permukaan bumi dan merupakan gelombang pengiring setelah gelombang transversal.
Gelombang transversal adalah gelombang yang bersifat merusak karena gelombang ini
berjalan terus melalui wilayah sekitar pusat gempa bumi.

Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Gempa Bumi


Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan gempa yang berskala besar
maupun gempa yang berskala kecil. Besar kecilnya gempa itu dikarenakan beberapa faktor yaitu
:
1. Skala atau magnitude gempa. Yaitu kekuatan gempa yang terjadi yang bukan
berdasarkan lokasi observasi pada suatu daerah. Magnitude gempa biasa dihitung
tiap gempa terjadi dan dicatat oleh seismograf yang dinyatakan dalam satuan Skala
Ricther.
2. Durasi dan kekuatan gempa. Yaitu lamanya guncangan gempa yang terjadi pada
suatau daerah dan kekuatan gempa yang terjadi dengan melihat kerusakan pada
daerah tempat terjadinya gempa bumi.
3. Jarak sumber gempa terhadap perkotaan. Jarak sumber gempa yang jauh dari
perkotaan akan memungkinkan intensitas gempa semakin rendah.
4. Kedalaman sumber gempa. Yaitu kedalaman pusat terjadinya gempa diukur dari
permukaan bumi. Semakin dalam pusat gempa maka semakin rendah kekuatan
gempa yang terjadi.
5. Kualitas tanah dan bangunan. Kualitas tanah yang buruk akibat bangunan dapat
mengakibatkan serangan gempa bumi yang kuat.
6. Lokasi perbukitan dan pantai. Pantai atau daerah perbukitan merupakan daerah
rawan gempa karena perbukitan dan pantai merupakan daerah pertemuan lempeng.
Sehingga dapat mempengaruhi besar kecil kekuatan gempa berdasarkan
hiposentrumnya.

Klasifikasi Gempa Bumi


1.Berdasarkan Penyebabnya
Gempa Tektonik adalah gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan lapisan

batuan yang mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit


bumi.
MEKANIKA BATUAN

 Gempa Vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas magma dalam
lapisan bawah permukaan bumi.
 Gempa Runtuhan adalah gempa yang terjadi karena adanya runtuhan pada
terowongan bawah tanah akibat aktivitas pertambangan. Runtuhan terowongan yang
besar tersebut dapat mengakibatkan getaran yang kuat.
2. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
 Gempa Dangkal adalah gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya
rendah. Titik hiposentrum ini dihitung dari permukaan laut sampai pada titik pusat
gempa berada.
 Gempa Menengah adalah gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya
tidak terlalu dalam dan jauh dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300 km di
bawah permukaan laut.
 Gempa Dalam adalah gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya sangat
jauh dari permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di bawah permukaan air lut.
3. Berdasarkan Jarak Episentrum
 Gempa Setempat yaitu gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi
namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa berada. Biasanya gempa
semacam ini memiliki kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh
wilayah setempat saja.
 Gempa Jauh yaitu gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan
getarannya dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik pusat gempa berada. Gempa
ini dapat terjadi apabila memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga
mengakibatkan guncangan yang kuat.
 Gempa Sangat Jauh yaitu gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan
bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah
asal gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga
menimbulkan guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.
4. Berdasarkan Bentuk Episentrum
 Gempa Sentral yaitu gempa yang episentrumnya berupa suatu titik. Gempa yang
dirasakan pada daerah setempat.
 Gempa Linier yaitu gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini
dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus
merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.
5. Berdasarkan Letak Episentrum
 Gempa Laut adalah gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar laut. Gempa
ini terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah dasar laut sehingga guncangan
dan getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan
tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.
 Gempa Darat adalah gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau
daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi
dan berada pada lempeng benua.
MEKANIKA BATUAN

PROSES TERJADINYA GUNUNG BERAPI

Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk ketika magma dari bumi ke permukaan.
Gunung berapi dapat diklasifikasikan menurut
apakah itngkat kedahsyatan letusan dahsyat atau
tenang, dan jenis bahan yang dimuntahkan selama
meletus. Ketika meletus, gunung berapi
memancarkan lava, bom vulkanik, terak, abu,
gunung berapi, gas dan uap panas. Bahan
dikeluarkan oleh letusan gunung berapi memiliki
sifat yang ada batu lainnya.
Kebanyakan magma yang terbentuk sekitar
80 km ke 160 km di bawah permukaan bumi. Hot
magma naik ke permukaan tekanan kerana bumi
dan kurang padat dibandingkan dengan batuan
sekitarnya. Magma mengalir keluar ke permukaan
bumi melalui ventilasi vulkanik atau lohong
diakui sebagai lava. Kebanyakan gunung berapi
terbentuk di daerah perbatasan piring. Para
ilmuwan telah mengajukan teori lempeng tektonik
menjelaskan proses pembentukan gunung berapi.

Susunan Gunung Api

Gunung berapi terbangun atas beberapa komponen dan membentuk sebuah struktur.
Masing-masing komponen memiliki bagian dan fungsi yang saling mendukung sehingga
terbentuklah aktivitas dari gunung berapi tersebut. Beberapa bagian dari gunung berapi antara
lain adalah sebagai berikut :

1. Struktur Kawah merupakan bagian dari gunung berapi yang memiliki bentuk morfologi
negatif atau depresi. Bagian ini terbentuk diakibatkan adanya aktivitas sebuah gunung
berapi. Bagian kawah ini biasanya berbentuk bundardan berada pada bagian puncak
gunung.

2. Kaldera merupakan bagian dari gunung berapi yang memiliki bentuk menyerupai
kawah. Namun. garis tengah kaldera berukuran lebih dari 2km. Kaldera sendiri tersusun
dari beberapa bagian. antara lain kaldera letusan akibat letusan besaryang melemparkan
sebagian besartubuh kaldera tersebut. Ada juga yang disebut dengan kaldera runtuhan.
yaitu kaldera yang terbentuk karena sebagian tubuh gunung berapi runtuh akibat adanya
material yang keluar dalam jumlah besar dari dapur magma. Ada juga kaldera resurgent,
yaitu jenis kaldera yang terjadi karena runtuhnya sebagian gunung berapi dan proses ini
berlanjut dengan runtuhnya blok di pertengahan kaldera. Kaldera erosi merupakan jenis
MEKANIKA BATUAN

kaldera yang timbul akibat proses erosi secara berkepanjangan di bagian dinding kawah.
Hal ini kemudian menyebabkan bagian tersebut melebar sehingga terbentuklah kaldera.

3. Rekahan dan graben merupakan bagian dari gunung berapi yang berupa retakan di
bagian tubuh gunung. Pannjang retakan ini bisa mencapai puluhan kilometer serta
kedalaman hingga ribuan meter. Rekahan pararel yang menjadikan bagian blog amblas
disebut dengan graben.

4. Depresi Volkano Tektonik terbentuk dengan


diawali adanya deretan pegunungan yang
kondisinya menyerupai pembentukan gunung
berapi. Bagian ini terbentuk karena adanya
pergeseran magma asam ke permukaan bumi
dalam jumlah yang sangat besar. Magma
asam sendiri asalnya dari kerak bumi dan
depresi tersebut bisa terjadi dengan
kedalaman puluhan hingga ribuan meter.

Proses Terjadinya Gunung Berapi

Gunung berapi dapat terbentuk ketika dua


lempeng pertembungan ditetapkan. Terjunam
Pertembungan ini menyebebkan satu piring di bawah
piring lain. Zon Pengaturan ini akan kerana suhu
yang sangat panas cair di bawah kerak bumi. Hal ini
menambah bagian cair dari magma dalam mantel dan seterusnya mengalir keluar ke permukaan
bumi dalam gunung berapi.

Gunung berapi juga ditemukan di zona Permatang laut. Dasar laut Perebakan berlaku di
mana magma naik menolak litosfera berlawanan arah. Lava akan membentuk dasar laut sebagai
Permatang laut. Gunung berapi di Islandia adalah pembentukan jenis ini.

Gunung berapi sebahagian terbentuk di tengah piring, piring jauh dari perbatasan sebagai
Kepulauan Hawaii. Para ilmuwan menjelaskan bahwa batu tonggak mantel dipanaskan dan naik
perlahan-lahan ke permukaan bumi. Munculnya magma ke permukaan bumi dianggarkan 13 cm
sampai 15 cm per tahun. Ketika kepulan magma naik ke permukaan bumi, gunung berapi
terbentuk. Proses pembentukan gunung api ini disebut hot spot (titik panas). Rajah di bawah ini
menunjukkan tiga formasi vulkanik.

Istilah gunung berapi juga digunakan untuk nama fenomena pembentukan es gunung
berapi atau gunung berapi es dan lumpur gunung berapi atau lumpur vulkanik. Es gunung berapi
yang umum di daerah yang memiliki musim dingin yang bersalju, sedangkan gunung lumpur
dapat dilihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
MEKANIKA BATUAN

Gunung berapi ditemukan di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling
dikenali adalah gunung berapi yang terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik busur (Pacific Ring
of Fire). Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya busur antara dua lempeng tektonik.

Gunung berapi ini ditemukan dalam berbagai bentuk sepanjang hidup mereka. Gunung
berapi aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum menjadi tidak aktif atau
mati. Namun gunung berapi istirahat yang mampu dalam waktu 610 tahun sebelum menjadi
aktif kembali. Dengan demikian, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari sebuah
gunung berapi itu, jika gunung berapi berada dalam keadaan istirahat atau telah meninggal.

Pergerakan lempeng telah menyebabkan empat busur vulkanik yang berbeda :

1. Perluasan kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan


kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung
api tengah laut.

2. Tumbukan antara kerak, di mana kerak samudera subduksi di bawah kerak benua.
Sebagai hasil dari gesekan antara kerak terjadi pencairan batu dan lelehan batuan
bergerak ke permukaan melalui celah-celah dan kemudian membentuk busur
gunung berapi di tepi benua.

3. Kerak benua dari satu sama lain secara horizontal, menyebabkan patah tulang atau
kesalahan. Fraktur atau patah tulang ke permukaan jalan untuk mencairkan batu
atau magma yang membentuk benua vulkanik busur atau banjir lahar tengah
sepanjang fraktur.

4. Penipisan kerak samudera karena pergerakan lempeng memberikan kesempatan


bagi magma menerobos ke dasar laut, ini adalah banjir terobosan magma dari lava
membentuk deretan gunung berapi perisai.

3. Sebutkan dan Jelaskan macam-macam Geologi Struktur!

Jawab :
Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk dari gaya
gaya yang bekerja pada batuan, yaitu : Kekar (fractures) dan Rekahan (cracks); Perlipatan
(folding); dan Patahan/Sesar (faulting). Ketiga jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis unsur struktur, yaitu :

1. Kekar (Fractures)

Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh :

 Pemotongan bidang perlapisan batuan;


MEKANIKA BATUAN

 Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;

 kenampakan breksiasi.

Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta
arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan
adalah sebagai berikut :

 Shear Joint (Kekar Gerus) adalah


retakan / rekahan yang membentuk pola
saling berpotongan membentuk sudut
lancip dengan arah gaya utama. Kekar
jenis shear joint umumnya bersifat
tertutup.

 Tension Joint adalah retakan/rekahan


yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama, Umumnya bentuk rekahan
bersifat terbuka.

 Extension Joint (Release Joint) adalah


retakan/rekahan yang berpola tegak
lurus dengan arah gaya utama dan
bentuk rekahan umumnya terbuka.

2. Lipatan (Folds)

Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga
batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk
lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu lipatan sinklin dan lipatan antiklin. Lipatan
Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah
lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya,
lipatan dapat dikelompokkan menjadi :

 Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.

 Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.

 Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau tidaknya
sumbu utama.
 Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya.

 Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar.


MEKANIKA BATUAN

 Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar.

 Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar.

 Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis lipatan, seperti Lipatan
Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.

  Hubungan Antara Lipatan dan Patahan

Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap gaya tegasan yang
bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian kita juga dapat memperkirakan bahwa
beberapa batuan ketika terkena gaya tegasan yang sama akan terjadi retakan atau terpatahkan,
sedangkan yang lainnya akam terlipat.
Geometri dari perlipatan lapisan batuan yang terkena tegasan dimana pada tahap awal
perlapisan batuan akan terlipat membentuk lipatan sinklin – antiklin dimana secara geometri
bentuk lengkungan bagian luar (outer arc) akan
mengalami peregangan sedangkan lengkungan
bagian dalam akan mengalami pembelahan
(cleavage).
Apabila tegasan ini berlanjut dan melampaui
batas elastisitas batuan, perlipatan akan mulai
terpatahkan (tersesarkan) melalui bidang yang
terbentuk pada sumbu lipatannya. Pada bidang
patahan, gaya tegasan akan berubah arah seperti
diperlihatkan pada.
Ketika batuan batuan yang berbeda tersebut berada di area yang sama, seperti batuan yang
bersifat lentur menutupi batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas kemungkinan
akan terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat diatas
bidang patahan.
Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat lentur mengalami retakan dibawah
kondisi tekanan yang tinggi, maka batuan tersebut kemungkinan terlipat sampai pada titik
tertentu kemudian akan mengalami pensesaran, membentuk suatu patahan.

3. Patahan/Sesar (Faults)
MEKANIKA BATUAN

Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya
disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi
suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui :

 Gawir sesar atau bidang sesar;

 Breksiasi, gouge, milonit;

 Deretanmata air;

 Sumber air panas;

 Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan;

 Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb.

Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif pergeserannya.
Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan
kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar
dapat diukur dan ditentukan.
1) Dip Slip Faults
Adalah patahan yang bidang patahannya menyudut (inclined) dan pergeseran
relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset terjadi disepanjang arah
kemiringannya.
Sebagai catatan bahwa ketika kita melihat pergeseran pada setiap patahan, kita
tidak mengetahui sisi yang sebelah mana yang sebenarnya bergerak atau jika kedua
sisinya bergerak, semuanya dapat kita tentukan melalui pergerakan relatifnya.
Untuk setiap bidang patahan yang yang mempunyai kemiringan, maka dapat kita
tentukan bahwa blok yang berada diatas patahan sebagai “hanging wall block” dan blok
yang berada dibawah patahan dikenal sebagai “footwall block”.

2) Normal Faults
MEKANIKA BATUAN

Adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional horisontal pada batuan
yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah mengalami pergeseran relatif ke
arah bagian bawah terhadap “footwall block”.

3) Horsts & Gabens


Dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi sebagai akibat dari tegasan
tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar normal yang berpasang pasangan dengan
bidang patahan yang berlawanan. Dalam kasus yang demikian, maka bagian dari blok-
blok yang turun akan membentuk “graben” sedangkan pasangan dari blok-blok yang
terangkat sebagai “horst”.
Contoh kasus dari pengaruh gaya tegasan tensional yang bekerja pada kerak bumi
pada saat ini adalah “East African Rift Valley” suatu wilayah dimana terjadi pemekaran
benua yang menghasilkan suatu “Rift”. Contoh lainnya yang saat ini juga terjadi
pemekaran kerak bumi adalah wilayah di bagian barat Amerika Serikat, yaitu di
Nevada, Utah, dan Idaho.
MEKANIKA BATUAN

4) Half-Grabens
Adalah patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan dengan
besar kemiringannya semakin berkurang kearah bagian bawah sehingga dapat
menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.

5) Reverse Faults
Adalah patahan hasil dari gaya tegasan kompresional horisontal pada batuan yang
bersifat retas, dimana “hangingwall block” berpindah relatif kearah atas terhadap
“footwall block”.
MEKANIKA BATUAN

6) A Thrust Fault
Adalah patahan “reverse fault” yang kemiringan bidang patahannya lebih kecil
dari 150. Pergeseran dari sesar “Thrust fault” dapat mencapai hingga ratusan kilometer
sehingga memungkinkan batuan yang lebih tua dijumpai menutupi batuan yang lebih
muda.

7) Strike Slip Faults


Adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal mengikuti arah
patahan. Patahan jenis ini berasal dari tegasan geser yang bekerja di dalam kerak bumi.
Patahan jenis “strike slip fault” dapat dibagi menjadi 2(dua) tergantung pada sifat
pergerakannya.
Dengan mengamati pada salah satu sisi bidang patahan dan dengan melihat
kearah bidang patahan yang berlawanan, maka jika bidang pada salah satu sisi bergerak
MEKANIKA BATUAN

kearah kiri kita sebut sebagai patahan “left-lateral strike-slip fault”. Jika bidang patahan
pada sisi lainnya bergerak ke arah kanan, maka kita namakan sebagai “right-lateral
strike-slip fault”. Contoh patahan jenis “strike slip fault” yang sangat terkenal adalah
patahan “San Andreas” di California dengan panjang mencapai lebih dari 600 km.

8) Transform-Faults
Adalah jenis patahan “strike-slip faults” yang khas terjadi pada batas lempeng,
dimana dua lempeng saling berpapasan satu dan lainnya secara horisontal. Jenis
patahan transform umumnya terjadi di pematang samudra yang mengalami pergeseran
(offset), dimana patahan transform hanya terjadi diantara batas kedua pematang,
sedangkan dibagian luar dari kedua batas pematang tidak terjadi pergerakan relatif
diantara kedua bloknya karena blok tersebut bergerak dengan arah yang sama.
Daerah ini dikenal sebagai zona rekahan (fracture zones). Patahan “San Andreas”
di California termasuk jenis patahan “transform fault”.
MEKANIKA BATUAN

4. Jelaskan tentang Geologi dan Ketekniksipilan!

Jawab :

Geologi
Geologi yang berasal dari bahasa yunani geo (bumi) dan logos (ilmu), sehingga secara
harfiah geologi berarti ilmu yang mepelajari tentng bumi. Geologi mempelajari bumi, meliputi
cara terjadinya, proses dan sejarah yang berlangsung hinngga saat ini, materi pembentuk bumi,
struktur atau bangunan bumi, bentuk-bentuk permukaan dan proses-prosesnya yang terjadi pada
masa lampau, kini dan yang akan datang. Bumi merupakan suatu materi yang selalu bergerak
dan mengalami perubahan, geologi juga mempelajari makhluk hidup yang pernah menghuni
bumi sejak kelahirannya pada masa lampau hingga sekarang.
Kata Geology pertama kali dipergunakan pada tahun 1473 oleh Richard de Burry, untuk
hukum atau ilmu kebumian. Pada tahun 1785 Jamess Hutton mengemukakan prinsip atau
pengertian dasar mengenai pengetahuan bumi dengan menyatakan the present is the key to the
past, yang artinya waktu sekarng merupakann kunci dari waktu yangn lampau. Semenjak itulah
MEKANIKA BATUAN

orang-orang menyadari bahwa bumi selalu berubah-ubah. Dengan demikian jelaslah bahwa
geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.

Ketekniksipilan

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana
merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga
mencakup lingkungan untuk keselamatan hidup manusia.

Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika,
fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-
masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan
pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar.

Keluasan cabang dari teknik sipil ini membuatnya sangat fleksibel di dalam dunia kerja.
Profesi yang didapat dari seorang ahli bidang ini antara lain: perancangan / pelaksana /
pembangunan / pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, terowongan, gedung, bandar udara, lalu
lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung,
minimalisasi kerugian gempa, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, survey lahan,
konsep finansial dari proyek, manajemen projek, dsb. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam
muatan ilmu teknik sipil.

Geologi Teknik
Geologi Teknik adalah aplikasi geologi untuk kepentingan keteknikan, yang menjamin
pengaruh faktor-faktor geologi terhadap lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan
(operation) dan pemeliharaan hasil kerja keteknikanatau engineering works (American
Geological Institute).

Didalamnya mempelajari antara lain :

 Mekanika Tanah dan Batuan

 Teknik Pondasi

 Struktur Bawah Tanah

Sebenarnya pengetahuan ini sudah dimengerti dan dipergunakan beberapa abad yang lalu
baik di Indonesia maupun di negeri-negeri lain. Di indonesia misalnya pada pembuatan candi-
candi pada waktu itu sudah dapat memilih batu-batu berkualitas.
Pemakaian ilmu geologi untuk bidang teknik sipi dilakukan oleh ahli teknik sipil Inggris
bernama William Smith (1839) dikenal sebagai bapak geologi Inggris. Dengan pembuatan
terowongan kereta api Swiss, bendungan di California. Di indonesia kira-kira 50 tahun yang lalu
baru mulai ada kesadaran pentingnya geologi dalam pekerjaan-pekerjaan sipil.
MEKANIKA BATUAN

5. Jelaskan jenis-jenis batuan! (siklus, definisi, karakteristik)

Jawab :

Awal Mula Batuan


1. Semua batuan pada mulanya dari magma
2. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000˚C
3. Lava adalah magma yang sudah muncul ke permukaan
4. Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air, tanah tumbuhan
MEKANIKA BATUAN

Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung
berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi
akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka
bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktivitas tumbuhan dan hewan.

Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain
untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan
sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama
karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan
malihan atau batuan metamorf.

BATUAN BEKU

Batuan yang terbentuk karena pembentukan magma dan lava yang membeku.

1) Batu Apung
 Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung
dalam air
 Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
 Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industry
digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi
dan lain-lain.
MEKANIKA BATUAN

2) Obsidian
 Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
 Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
 Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan
bisa dijadikan kerajinan

3) Granit
 Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu,
kadang-kadang jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah
pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar
sungai.
 Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah
permukaan bumi
 Kegunaan : sebagai bahan bangunan
MEKANIKA BATUAN

4) Basalt
 Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-
abuan dan berlubang-lubang
 Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah
Menguap
 Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan/pondasi
bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)

5) Diorit
 Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
 Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis,
dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction
sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan)
 Kegunaan : sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan
sebagai bahan bangunan (hiasan)

6) Andesit
 Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering
merah atau jingga
 Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk
(membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900
sampai dengan 1,100 derajat Celsius.
 Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi
MEKANIKA BATUAN

7) Gabro
 Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini
adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun
retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena
mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan
mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut
terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga
bentuk mineralnya besar-besar
 Cara terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung
 Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding )

BATU SEDIMEN ATAU ENDAPAN

Batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang
dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi keras
karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd bagian-bagian endapan tersebut.

1) Konglomerat
 Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat
satu sama lainnya
 Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
 Kegunaan : untuk bahan bangunan
MEKANIKA BATUAN

2) Batu Pasir
 Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah
 Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
 Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg
kontruksi bangunan

3) Batu Serpih

 Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna
hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu
 Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya
menjadi terpadatkan dan terikat
 Kegunaan : sebagai bahan bangunan

4) Batu Gamping (kapur)


 Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon
dioksida kalau ditetesi asam
 Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang
laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak
akan musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur
MEKANIKA BATUAN

 Kegunaan : sebagai bahan baku semen

5) Breksi
 Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung
berapi
 Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini terlempar tinggi ke udara dan
mengendap di suatu tempat
 Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan bangunan

6) Stalaktit dan Stalagmit


 Ciri : kuning, coklat, krem, keemasan, putih
 Cara terbentuk : Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang
(doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua
ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur yg
lama kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi
sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-
runcing.
 Kegunaan : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan

7) Batu Lempung
MEKANIKA BATUAN

 Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu


 Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena
proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar
batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami
proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
 Kegunaan : dijadikan sebagai kerajinan

BATUAN METAMORF ATAU BATUAN MALIHAN

Batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan
karena panas dan tekanan

1) Batuan Pualam atau Batu Marmer (dari batu gamping/kapur)


 Ciri : campuran warna berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna,
kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam akan
mengeluarkan bunyi mendesah, keras dan mengkilap jika dipoles
 Cara terbentuk : terbemtuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan
tekanan tinggi
 Kegunaan : untuk membuat patung dan lantai/ubin

2) Batuan Sabak
 Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi
lempeng-lempeng tipis
 Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi
 Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan
untuk membuat atap rumah (semacam genting).
MEKANIKA BATUAN

3) Gneiss (ganes)
 Ciri : berwarna putih kebau-abuan, terdapatgoresan-goresan yang
tersusun dari minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk
penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan, dan
terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran
mineral di dalam batuan tersebut
 Cara terbentuk : terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang
terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan
temperatur yang tinggi.
 Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan

4) Sekis
 Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan ini
umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilapdan terkadang
ditemukan Kristal garnet
 Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat
metamorfosa tingkat menengah.
 Kegunaan : sebagai sumber mika yang utama (satu komponen penting dalam
pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika)

5) Kuarsit
MEKANIKA BATUAN

 Ciri : berwarna Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah, sering berlapis-


lapis dan dapat mengandung fosil, lebih keras dibanding gelas
dan terdapat butiran sedang
 Cara terbentuk : metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami
perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit
terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan
rekristalisasi kwarsa dan felsdpar.
 Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan

6) Milonit
 Ciri : butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah, dan abu-abu,
kehitaman, coklat, biru
 Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang
mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan
 Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan

6. Sebutkan dan Jelaskan macam-macam Peta!


MEKANIKA BATUAN

Jawab :

Peta memiliki berbagai macam karakter sehingga kita dapat mengelompokkannya menjadi
beberapa jenis, antara lain:

1. Berdasarkan Sumber Datanya

Berdasarkan sumber datanya, peta dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu :

a. Peta Induk (Basic Map)

Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.
Peta induk dapat digunakan sebagai dasar pembuatan dari peta topografi dan
menjadi dasar dari pembuatan peta-peta lainnya.

b. Peta Turunan (Derived Map)

Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang
sudah ada sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta jenis ini
tidak bisa digunakan sebagai peda dasar.

2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan


Berdasarkan isi data yang disajikan, Peta dapat kita bagi menjadi dua macam yaitu
peta umum dan peta tematik.
a. Peta Umum
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan semua topografi di
permukaan bumi seperti unsur alam (sungai, danau), unsur buatan manusia
(jembatan, jalan dll) maupun bentuk permukaan bumi (gunung, lembah). Peta umum
dapat kita bedakan menjadi tiga macam yakni :
 Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi
lengkap dengan reliefnya. Adapun penggambaran relief permukaan bumi ke
dalam bentuk peta digambarkan dalam bentuk garis kontur. Garis
kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai ketinggian yang sama. Agar lebih jelas perhatikanlah gambar di
bawah ini. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai garis
kontur, diantaranya :
 Semakin rapat jarak antar garis kontur menunjukkan bahwa daerah
tersebut semakin curam.
MEKANIKA BATUAN

 Bila ditemukan ada garis kontur yang bergerigi, maka ini


menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat depresi atau lembah.
 Peta Chorografi
Peta chorografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi
secara umum. Biasanya peta jenis ini menggunakan skala sedang dan hanya
menggambarkan sebagian dari permukaan bumi. Contoh peta jenis ini adalah
atlas.
 Peta Dunia
Peta dunia merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi
secara luas dengan menggunakan skala kecil.
b. Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi dengan tema-
tema tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta kepadatan penduduk, peta tempat-
tempat wisata dll.

3. Berdasarkan Skalanya
Berdasarkan skala yang digunakan, kita dapat membagi jenis-jenis peta menjadi
beberapa jenis antara lain :
a. Peta Kadaster/Peta Teknik
Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 : 100 – 1 : 5000. Peta
kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis,
misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air dll.
b. Peta Skala Besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta
ini digunakan untuk perencanaan suatu wilayah.
c. Peta Skala Sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.
d. Peta Skala Kecil
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.
e. Peta Geografi/Peta Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Dalam Ilmu Teknik Sipil, Pete Geologi sangatlah diperlukan. Peta Geologi pada dasarnya
merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan
unsur struktur geologi, dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data
lainnya. Peta Geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian
bawah permukaan bumi yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran
geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.

Adapun jenis-jenis peta geologi dan peta lainnya yang berkaitan dengan geologi adalah
sebagai berikut :
MEKANIKA BATUAN

 Peta Geologi permukaan (Surface Geological Map), adalah peta yang memberikan
berbagai informasi geologi yang langsung terletak dibawah permukaan. Skala peta ini
bervariasi antara 1 : 50.000 dan lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi bahan
bangunan, drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang, maupun pembuatan jalan.

Source: The Walter Gelogy Library

 Peta Singkapan (Outcrop Map), adalah peta yang umumnya berskala besar, mencantumkan
lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dari
pemboran beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk
menentukan lokasi, misalnya material yang berupa pecahan batu, dapat ditemukan
langsung di bawah permukaan.
MEKANIKA BATUAN

Source: Miranda Gold Corp.


 Peta Ikhtisar Geologis, adalah peta yang memberikan informasi langsung berupa formasi –
formasi yang telah tersingkap, maupun ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi yang
formasinya masih tertutup oleh lapisan Holosen. Peta ini kadang skematis, umumnya
berskala sedang atau kecil, dengan skala 1 : 100.000 atau lebih kecil.
 Peta Struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada
permukaan sebuah lapissan tertentu yang berada dibawah permukaan. Peta ini memiliki
skala sedang hingga besar.
MEKANIKA BATUAN

Source: https://abelpetrus.wordpress.com/geography/peta/

 Peta Geologi Sistematik, adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar
topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK
Ketua Bakosur tanal No. 019.2.2/1//1975 atau SK penggantinya.
 Peta Geologi Tematik, adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan / atau potensi
sumber daya mineral dan / atau energy untuk tujuan tertentu.
 Peta Topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam bentuk
angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan laut rata – rata.
 Peta Isopach, adalah peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan titik-
titik suatu informasi atau lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak
ditemukan konfigurasi structural. Peta ini berskala sedang hingga besar.
 Peta Foto Geologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara. Peta foto
geologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
 Peta Hidro-Geologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi air tanah pada daerah yang
dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeable dan impermeable.
Source: http://bappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/spasial/Peta-Hidrogeologi.jpg
MEKANIKA BATUAN

7. Apa yang dipelajari dalam Mekanika Batuan?

Jawab :
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan dan terapan yang mempelajari karakteristik,
perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan keseimbanagn medan gaya disekitarnya,
baik karena aktivitas manusia maupun alamiah. Juga merupakan ilmu teoritis dan terapan
tentang perilaku mekanik batuan, berkaitan dengan respons batuan atas medan gaya dari
lingkungan sekitarnya (Deere, D.V., dalam Stagg & Zienkiewicz, 1968).
MEKANIKA BATUAN

Mekanika batuan mempelajari antara lain :

 Sifat-sifat dan mekanik serta karakteristik massa batuan

 Berbagai teknik analisi tegangan dan regangan batuan

 Prinsip-prinsip yang menyatakan respons massa batuan terhadap beban

 Metodologi yang logis untuk penerapan teori dan teknik mekanika untuk solusi
problem fisik nyata di bidang rekayasa batuan

 Mekanisme deformasi kristal-kristal mineral yang mengalami tekanan tinggi pada


temperatur tinggi

 Perilaku triaksial batuan di laboratorium

 Stabilitas dinding terowongan, bahkan

 Mekanisme pergerakan-pergerakan kerak bumi sendiri, dalam hal ini jelas geologi
berperan, antara lain material-material yang terlibat :

 masa batuan yang keberadaannya tidak terlepas dari lingkungan geologi


atau dihasilkan dari lingkungan geologi

 karakter fisiknya, yang merupakan fungsi dari cara terjadinya dan dari semua
proses yang terlibat

 stabilitas dinding terowongan, bahkan

 sejarah geologi pada lokasi kejadian

Prinsip Dasar Mekanika Batuan

Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme pembentukan suatu struktur
geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami prinsip-prinsip dasar mekanika
batuan, yaitu tentang konsep gaya (force), tegasan (stress), tarikan (strain) dan faktor-faktor
lainnya yang mempengaruhi karakter suatu materi/bahan.

1) Gaya (Force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu
benda. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya gravitasi
MEKANIKA BATUAN

dan elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya
gaya-gaya yang bekerja di sepanjang suatu sesar di permukaan bumi).
Gaya gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja terhadap semua obyek/materi
yang ada di sekeliling kita. Besaran (magnitud) suatu gaya gravitasi adalah berbanding
lurus dengan jumlah materi yang ada, akan tetapi magnitud gaya di permukaan tidak
tergantung pada luas kawasan yang terlibat. Satu gaya dapat diurai menjadi 2 komponen
gaya yang bekerja dengan arah tertentu, dimana diagonalnya mewakili jumlah gaya
tersebut. Gaya yang bekerja diatas permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu:
satu tegak lurus dengan bidang permukaan dan satu lagi searah dengan permukaan.

2) Tekanan Litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai
tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda yang berada di
dalam air adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang bergerak ke atas atau
volume air yang dipindahkannya.
Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di dalam air, maka batuan
yang terdapat di dalam bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti benda yang
berada dalam air, akan tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di
dalam air, dan hal ini disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat
tekanan yang sangat besar yang dikenal dengan tekanan litostatik. Tekanan litostatik ini
menekan kesegala arah dan akan meningkat ke arah dalam bumi.

3) Tegasan (Stress forces)


Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda.
Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai
respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar. Tegasan dapat didefinisikan sebagai gaya
yang bekerja pada luasan suatu permukaan benda dibagi dengan luas permukaan benda
tersebut: Tegasan (P)= Daya (F) / luas (A).
Tegasan yang bekerja pada salah satu permukaan yang mempunyai komponen
tegasan prinsipal atau tegasan utama, yaitu terdiri daripada 3 komponen, yaitu: σP, σQ
dan σR. Tegasan pembeda adalah perbedaan antara tegasan maksimal (σP) dan tegasan
minimal (σR). Sekiranya perbedaan gaya telah melampaui kekuatan batuan maka
retakan/rekahan akan terjadi pada batuan tersebut. Kekuatan suatu batuan sangat
tergantung pada besarnya tegasan yang diperlukan untuk menghasilkan retakan/rekahan.

4) Gaya Tarikan (Tensional Forces)


Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan
perubahan panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau ketiga-tiganya.
Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah
volumenya (dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang
bila gaya hidrostatiknya diturunkan.
MEKANIKA BATUAN

Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila
suatu benda dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu fasa
elastisitas, fasa plastisitas, dan fasa pecah. Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum
fase plastisitas dilampaui, sementara bahan yang plastis akan mempunyai selang yang
besar antara sifat elastis dan sifat untuk pecah. Hubungan ini dalam mekanika batuan
ditunjukkan oleh tegasan dan tarikan.
Kekuatan batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada
suhu dan tekanan permukaan tertentu. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-
beda, walaupun terdiri dari jenis yang sama. Hal ini dikarenakan kondisi
pembentukannya juga berbeda-beda.
Batuan sedimen seperti batupasir, batugamping, batulempung kurang kuat
dibandingkan dengan batuan metamorf (kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku
(basalt, andesit, gabro).
Batuan yang terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus menerus
mendapat gaya yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau
keretakan. Ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya batuan
tersebut terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya). Penyebab deformasi pada batuan
adalah gaya tegasan (gaya/satuan luas). Oleh karena itu untuk memahami deformasi yang
terjadi pada batuan, maka kita harus memahami konsep tentang gaya yang bekerja pada
batuan. Tegasan (stress) dan tegasan tarik (strain stress) adalah gaya gaya yang bekerja di
seluruh tempat dimuka bumi. Salah satu jenis tegasan yang biasa kita kenal adalah
tegasan yang bersifat seragam (uniform-stress) dan dikenal sebagai tekanan (pressure).
Tegasan seragam adalah suatu gaya yang bekerja secara seimbang kesemua arah.
Tekanan yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan beban yang menutupi batuan adalah
tegasan yang bersifat seragam. Jika tegasan kesegala arah tidak sama (tidak seragam)
maka tegasan yang demikian dikenal sebagai tegasan diferensial.
Tegasan diferensial dapat dikelompokaan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Tegasan tensional (tegasan extensional) adalah tegasan yang dapat


mengakibatkan batuan mengalami peregangan atau mengencang.
2. Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan
mengalami penekanan.
3. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.
Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya tarikan akan merubah
bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan. Tahapan deformasi terjadi ketika suatu batuan
mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui 3 tahapan pada deformasi batuan. Di
bawah memperlihatkan hubungan antara gaya tarikan dan gaya tegasan yang terjadi pada proses
deformasi batuan.
 Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya dapat berbalik (reversible).
MEKANIKA BATUAN

 Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible).
 Retakan / rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak kembali
lagi ketika batuan pecah/retak.
Kita dapat membagi material menjadi 2 (dua) kelas didasarkan atas sifat perilaku dari
material ketika dikenakan gaya tegasan padanya, yaitu :
 Material yang bersifat retas (brittle material), yaitu apabila sebagian kecil atau
sebagian besar bersifat elastis tetapi hanya sebagian kecil bersifat lentur sebelum
material tersebut retak/pecah
 Material yang bersifat lentur (ductile material) jika sebagian kecil bersifat elastis dan
sebagian besar bersifat lentur sebelum terjadi peretakan / fracture
Bagaimana suatu batuan / material akan bereaksi tergantung pada beberapa faktor, antara
lain adalah :
o Temperatur

Pada temperatur tinggi molekul molekul dan ikatannya dapat meregang dan
berpindah, sehingga batuan/material akan lebih bereaksi pada kelenturan dan pada
temperatur, material akan bersifat retas.

o Tekanan Bebas

Pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat untuk retak
menjadi berkurang dikarenakan tekanan disekelilingnya cenderung untuk
menghalangi terbentuknya retakan. Pada material yang tertekan yang rendah akan
menjadi bersifat retas dan cenderung menjadi retak.

o Kecepatan Tarikan

Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak. Pada material
yang tertarik secara lambat maka akan cukup waktu bagi setiap atom dalam material
berpindah dan oleh karena itu maka material akan berperilaku / bersifat lentur.

o Komposisi

Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat retas.
Mineral lainnya, seperti mineral lempung, mica, dan kalsit bersifat lentur. Hal
tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya yang terikat satu dan lainnya.
Jadi, komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor dalam
menentukan tingkah laku dari batuan.
Aspek lainnya adalah hadir tidaknya air. Air kelihatannya berperan dalam
memperlemah ikatan kimia dan mengitari butiran mineral sehingga dapat
menyebabkan pergeseran. Dengan demikian batuan yang bersifat basah cenderung
akan bersifat lentur, sedangkan batuan yang kering akan cenderung bersifat retas.
MEKANIKA BATUAN

Ruang Lingkup Mekanika Batuan

Bidang-bidang rekayasa dimana disiplin mekanika batuan berperan penting ialah :

 Rekayasa Pertambangan : penentuan metode penggalian (rock cutting), pemboran dan


peledakan batuan, stabilitas lereng batuan, stabilitas
timbunan over burden, stabilitas terowongan.
 Industri Minyak Bumi : pemboran (oil drilling), rock fracturing.
 Rekayasa Sipil : pondasi jembatan dan gedung bertingkat, powerhouse,
underground storage, tunnel dangkal dan dalam, bending,
dsb.
 Lingkungan Hidup : rock fracturing kaitannya dengan migrasi polutan akibat
limbah inndustri.
MEKANIKA BATUAN

8. Sebutkan dan Jelaskan pengujian-pengujian yang ada dalam Mekanika Batuan?

Jawab :

Uji Kuat Tekan Uniaksial ( UCS )


Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan selinder merupakan uji sifat mekanik yang
paling umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk menentukan kuat tekan
batuan (σt ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) , dan kurva tegangan-regangan.

Contoh batuan berbentuk silinder ditekan atau dibebani sampai runtuh. Perbandingan
antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum digunakan adalah 2 sampai 2,5 dengan
luas permukaan pembebanan yang datar, halus dan paralel tegak lurus terhadap sumbu aksis
contoh batuan. Dari hasil pengujian akan didapat beberapa data seperti :

Kuat Tekan Batuan (σc)


Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan dari
contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan hancur didefinisikan sebagai kuat tekan
uniaksial batuan dan diberikan oleh hubungan :
MEKANIKA BATUAN

F
σc = A

Keterangan :
σc = Kuat tekan uniaksial batuan (MPa)
F = Gaya yang bekerja pada saat contoh batuan hancur (kN)
A = Luas penampang awal contoh batuan yang tegak lurus arah gaya (mm)
Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan faktor penting dalam mengevaluasi
deformasi batuan pada kondisi pembebanan yang bervariasi. Nilai modulus elastisitas batuan
bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi ke daerah geologi lainnya karena
adanya perbedaan dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus
elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan kandungan air. Modulus
elastisitas akan lebih besar nilainya apabila diukur tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar
arah perlapisan (Jumikis, 1979).
Modulus elastisitas dihitung dari perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan
aksial. Modul elastisitas dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
Δσ
Е= Δεa

Keterangan :
E = Modulus elastisitas (MPa)
Δσ. = Perubahan tegangan (MPa)
Δεa = Perubahan regangan aksial (%)

Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan nilai modulus elastisitas yaitu
 Tangent Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan
aksial yang dihitung pada persentase tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya diambil 50%
dari nilai kuat tekan uniaksial.
 Average Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan
aksial yang dihitung pada bagian linier dari kurva tegangan- tegangan.
 Secant Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan
aksial yang dihitung dengan membuat garis lurus dari tegangan nol ke suatu titik pada
kurva regangan-tegangan pada persentase yang tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya
diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.
MEKANIKA BATUAN

Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )


Nisbah Poisson didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara regangan lateral dan
regangan aksial. Nisbah Poisson menunjukkan adanya pemanjangan ke arah lateral (lateral
expansion) akibat adanya tegangan dalam arah aksial. Sifat mekanik ini dapat ditentukan dengan
persamaan :
εl
V= εa

Keterangan:
V = Nisbah Poisson
ε l = regangan lateral (%)
εa= regangan aksial (%)

Pada uji kuat tekan uniaksial terdapat tipe pecah suatu contoh batuan pada saat runtuh.
Tipe pecah contoh batuan bergantung pada tingkat ketahanan contoh batuan dan kualitas
permukaan contoh batuan yang bersentuhan langsung dengan permukaan alat penekan saat
pembebanan.
Kramadibrata (1991) mengatakan bahwa uji kuat tekan uniaksial menghasilkan tujuh tipe
pecah, yaitu :
a. Cataclasis
b. Belahan arah aksial (axial splitting)
c. Hancuran kerucut (cone runtuh)
d. Hancuran geser (homogeneous shear)
e. Hancuran geser dari sudut ke sudut (homogeneous shear corner to corner)
f. Kombinasi belahan aksial dan geser (combination axial dan local shear)
g. Serpihan mengulit bawang dan menekuk (splintery union-leaves and buckling)

Uji Kuat Tarik Tak Langsung ( Brazilian Test )


Sifat mekanik batuan yang diperoleh dari uji ini adalah kuat tarik batuan (σt). Ada dua
metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik contoh batuan di laboratorium,
yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung. Metode kuat tarik tak
langsung merupakan uji yang paling sering digunakan. Hal ini disebabkan uji ini lebih mudah
dan murah daripada uji kuat tarik langsung. Salah satu uji kuat tarik tak langsung adalah
Brazilian test.
MEKANIKA BATUAN

Pada uji brazilian, kuat tarik batuan dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
2. F
σt = π . D. L

Keterangan :
σt = Kuat tarik batuan (MPa)
F = Gaya maksimum yang dapat ditahan batuan (KN)
D = Diameter contoh batuan (mm)
L = Tebal batuan (mm)

Uji Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik


Uji kecepatan rambat gelombang ultrasonik dilakukan untuk menentukan cepat rambat
gelombang ultrasonik yang merambat melalui contoh batuan. Pada uji ini, waktu tempuh
gelombang primer yang merambat melalui contoh batuan diukur dengan menggunakan Portable
Unit Non-destructive Digital Indicated Tester (PUNDIT).
L
Vp= tp

Keterangan:
L = panjang contoh batuan yang diuji (m)
Vt= waktu tempuh gelombang ultrasonik primer (detik)
tp = cepat rambat primer atau tekan (m/detik)
MEKANIKA BATUAN

Cepat rambat gelombang ultrasonik yang merambat di dalam batuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: ukuran butir dan bobot isi, porositas dan kandungan air, temperature
kehadiran bidang lemah.
Ukuran butir dan bobot isi
Batuan yang memiliki ukuran butir halus atau kecil memiliki cepat rambat
gelombang lebih besar daripada batuan dengan ukuran butir kasar atau besar. Hal ini
disebabkan karena batuan berbutir kasar akan memberikan ruang kosong antar butir lebih
besar dibandingkan batuan berbutir halus. Ruang kosong inilah yang menyebabkan cepat
rambat gelombang menurun karena tidak ada media perambatannya. Sama halnya dengan
ukuran butir, batuan berbutir halus memiliki bobot isi yang lebih padat dibandingkan
batuan berbutir kasar. Karena kerapatan antar butir yang tinggi dan sedikitnya ruang
kosong yang dimiliki batuan. Oleh karena itu, batuan yang memiliki bobot isi tinggi
memiliki cepat rambat gelombang yang tinggi.
Porositas dan kandungan air
Porositas merupakan banyaknya rongga dalam suatu batuan terhadap volume
keseluruhan. Jadi semakin tinggi nilai porositas akan menunjukan semakin banyak rongga
atau ruang kosong di dalam batuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
porositas maka cepat rambat gelombang akan semakin kecil. Kandungan air dalam batuan
yang cenderung berpori akan merubah kecepatan rambat gelombang di dalam batuan
tersebut. Pada nilai porositas tertentu, kecepatan rambat gelombang akan bertambah besar
karena terjadinya peningkatan derajat kejenuhan air. Hal ini terjadi karena kecepatan
rambat gelombang di dalam air jauh lebih besar dari di udara.
Temperatur
MEKANIKA BATUAN

Kecepatan rambat gelombang ultrasonik juga diperngaruhi. Temperatur tinggi pada


saat pengujian akan menurunkan cepat rambat gelombang yang merambat melalui contoh
batuan.
Kehadiran bidang lemah
Bidang lemah yang berada didalam batuan akan mempengaruhi cepat rambat
gelombang ultrasonik. Bidang lemah yang merupakan bidang batas antara dua permukaan
akan menhadirkan ruang kosong berisi udara. Ruang kosong ini akan memperlambat cepat
rambat gelombang ultrasonik. Dengan demikian, kehadiran bidang lemah akan
menurunkan cepat rambat gelombang yang merambat melalui batuan.

Pengujian Point Load ( Point Load Test )


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan ( strength ) dari percontoh batu secara
tidak langsung dilapangan. Percontoh batuan dapat berbentuk silinder. Peralatan yang digunakan
mudah dibawa-bawa, tidak begitu besar dan cukup ringan. Pengujian cepat, sehingga dapat
diketahui kekuatan datuan dilapangan, sebelum pengujian dilaboratorium dilakukan.

Dari pengujian ini didapat :


P
Is = D2

Dimana :
Is = Point load strength index ( Index Franklin )
P = Beban maksimum sampai percontoh pecah
MEKANIKA BATUAN

D = Jarak antara dua konus penekan


Hubungan antara index franklin (Is) dengan kuat tekan (σt) menurut BIENIAWSKI
sebagai berikut :
σc = 18 – 23 Is untuk diameter percontoh = 50 mm. Jika Is = 1 MPa maka index tersebut
tidak lagi mempunyai arti sehingga disarankan untuk menggunakan pengujian lain dalam
penentuan kekuatan ( strength ) batuan.

Uji Triaxial
Tujuan utama uji triaksial adalah untuk menentukan kekuatan batuan padakondisi
pembebanan triaksial melalui persamaan kriteria keruntuhan. Kriteria keruntuhan yang sering
digunakan dalam pengolahan data uji triaksial adalah criteria Mohr-Coulomb. Hasil pengujian
triaksial kemudian diplot kedalam kurva Mohr- Coulomb sehingga dapat ditentukan parameter-
parameter kekuatan batuan sebagai berikut :
 Strength envelope (kurva intrinsik)
 Kuat geser (Shear strength)
 Kohesi (C)
 Sudut geser dalam (φ)

Pada pengujian triaksial, contoh batuan dimasukkan kedalam sel triaksial, diberi tekanan

pemampatan (σ3), dan dibebani secara aksial (σ1), sampai runtuh. Pada uji ini, tegangan
menengah dianggap sama dengan tekanan pemampatan (σ 3= σ1). Alat uji triaksial yang
digunakan merupakan merujuk pada alat triaksial yang dikembangkan oleh Von Karman pada
tahun 1911. Di dalam apparatus ini, tekanan fluida berfungsi sebagai tekanan pemampatan (σ 3)
MEKANIKA BATUAN

yang diberikan kepada contoh batuan. Fluida dialirkan dengan menggunakan pompa hidraulik
dan dijaga agar selalu konstan.
Pada mulanya, beban aksial merupakan instrumen utama yang mengendalikan uji ini.
Namun dengan perkembangan teknologi masa kini sudah memungkinkan untuk mengendalikan
uji ini melalui kontrol beban atau deformasi yang dialami contoh batuan, bahkan dengan
menggunakan katup servo, regangan aksial dan tekanan pori dapat juga diatur besarnya. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Uji Triaksial :
Tekanan pemampatan
Tekanan pemampatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam uji
triaksial. Besarnya tegangan aksial pada saat contoh batuan runtuh saat pengujian triaksial
selalu lebih besar daripada tegangan aksial saat contoh batuan runtuh pada pengujian kuat
tekan uniaksial. Hal ini disebabkan karena adanya penekanan (pemampatan) dari arah
lateral dari sekeliling contoh batuan pada uji triaksial. Berbeda pada pengujian kuat tekan
uniaksial, tekanan pemampatannya adalah nol (zero confining pressure), sehingga
tegangan aksial batuan lebih kecil. Berdasarkan penelitian Von Karman (1911) pada batuan
marbel Carrara dapat dilihat dengan adanya tekanan pemampatan pada contoh batuan
mengakibatkan kenaikan tekanan aksial dan bersifat lebih ductile.
Tekanan pori
Dari penelitian Schwartz pada tahun 1964 yang mempelajari tentang tekanan pori
pada uji triaksial terhadap batuan sandstone. Dapat disimpulkan bahwa naiknya tekanan
pori akan menurunkan kekuatan batuan.
Temperatur
Secara umum, kenaikan temperatur menghasilkan penurunan kuat tekan batuan dan
membuat batuan semakin ductile. Pada temperatur kamar, sifat batuan adalah brittle, tetapi
pada temperatur 800 0C batuan hampir seluruhnya ductile. Efek temperatur terhadap
tegangan diferensial saat runtuh untuk setiap tipe batuan adalah berbeda. Pada penelitian
ini, pengaruh temperature diabaikan.
Laju deformasi
Kenaikan laju deformasi secara umum akan menaikkan kuat tekan batuan. Hal ini
terbukti dari penelitian-peneliatian terdahulu. Pada tahun 1961, Serdengecti dan Boozer
melakukan penelitian tentang pengaruh kenaikan laju deformasi pada uji triaksial. Dari
penelitian mereka pada batuan limestone dan gabbro solenhofen,
Bentuk dan Dimensi contoh batuan
MEKANIKA BATUAN

Bentuk contoh batuan pengujian triaksial sama seperti uji kuat tekan uniaxial bentuk
silinder. Semakin bertambahnya ukuran contoh batuan, kemungkinan tiap contoh batuan
dipengaruhi oleh bidang lemah akan semakin besar. Oleh karena itu, semakin besar contoh
batuan yang akan diuji, kekuatan contoh batuan tersebut akan berkurang.
Variasi perbandingan panjang terhadap diameter contoh batuan diketahui akan
mempengaruhi kekuatan contoh batuan. Kekuatan contoh batuan akan menurun seiring
dengan menaiknya perbandingan panjang terhadap diameter contoh batuan. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Mogi pada tahun 1962.
Menurut ISRM (1972) untuk contoh batuan pada uji triaksial dan kuat tekan
uniaksial, perbandingan antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum digunakan
adalah 2 sampai 2,5 dengan area permukaan pembebanan yang datar, halus dan paralel
tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan.
Tipe Deformasi Batuan pada Uji Triaksial
Secara garis besar tipe deformasi yang terjadi saat contoh batuan runtuh dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu brittle fracture dan ductile fracture. Serdengecti dan
Boozer menyebutkan bahwa brittle fracture terjadi pada tekanan pemampatan yang rendah,
temperatur yang rendah dan laju deformasi yang besar. Sebaliknya, ductile fracture lebih
sering terjadi pada tekanan pemampatan yang tinggi, temperatur yang tinggi dan laju
deformasi yang rendah (Vutukuri, Lama & Saluja, 1974). Griggs & Handin (1960)
menjelaskan deformasi makroskopik yang dialami batuan pada tekanan pemampatan yang
tinggi dalam uji triaksial. Mereka mendapati lima tipe deformasi yang terjadi yang dialami
contoh batuan saat diberi tekanan pemampatan yang tinggi dalam uji triaksial tersebut :
 Tipe 1 menunjukkan deformasi brittle yang ditandai oleh bentuk runtuh atau pecah
yang berupa splitting. Splitting dianggap sebagai rekahan yang sejajar terhadap arah
gaya tekan aksial yang mengindikasikan lepasnya ikatan antarbutir dalam contoh
batuan karena tarikan.
 Tipe 2 masih menunjukkan deformasi brittle, sudah terlihat adanya deformasi plastis
sebelum contoh batuan runtuh (seiring dengan naiknya tekanan pemampatan).
Belahan yang berbentuk kerucut dengan arah aksial menunjukkan terjadinya tegangan
kompresif, sedangkan belahan kerucut akan memiliki arah lateral ketika terjadi
tegangan tarik.
 Tipe 3 sudah mulai menunjukkan transisi dari brittle ke ductile. Penambahan tekanan
pemampatan menyebabkan contoh batuan runtuh in shear. Shear runtuh terjadi ketika
MEKANIKA BATUAN

butiran yang terikat berpindah sepanjang bidang geser. Proses ini terjadi secara
perlahan dari tarikan (tension) dan berakhir dengan geseran (shear).

Karena tekanan pemampatan semakin naik, contoh batuan mulai terdeformasi secara
ductile (laju deformasi semakin menurun) dan contoh batuan sudah mulai bersifat plastis
(tipe 4). Apabila tekanan pemampatan dinaikkan kembali, contoh batuan akan bersifat
sangat plastis dan akan sukar untuk mendapatkan kekuatan puncaknya (tipe 5).

Uji Punch Shear


Uji ini untuk mengetahui kuat geser (shear strength) dari contoh batuan secara langsung.
Contoh berbentuk silinder tipis yang ukurannya sesuai dengan alat uji punch dengan tebal t cm
dan diameter d cm. Sesudah contoh dimasukkan ke dalam alat uji punch, kemudian ditekan
dengan mesin tekan sampai contoh pecah (P kg).

P
Kuat geser (shear strength) = π .d.t

Uji Geser Langsung


MEKANIKA BATUAN

Uji ini dilakukan untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu. Dari
hasil uji dapat ditentukan :
 Garis coulomb shear strength
 Kuat geser (shear strength)
 Sudut geser dalam (φ) dan kohesi
(C)

Uji Beban Batuan (Rock Loading Test /


Jacking Test)
Uji beban batuan dilakukan untuk menentukan besaran dari modulus defrmasi atau
modulus elastisitas massa batuan di dalam sebuah lubang bukaan. Kemampuan perubahan
(deformability) suatu massa batuan in-situ biasanya ditentukan dengan cara mendongkrak batuan
tersebut (jacking test). Uji ini biasanya dilakukan di bawah tanah didalam sebuah lubang bukaan
batuan atau lebih dikenal dengan istilah tes adit.
Dongkrak menekan atap dan lantai lubang bukaan atau menekan dinding yang pada bagian
kontaknya merupakan permukaan plat yang rata. Hasil dari uji ini adalah deformasi atap dan
lantai atau dinding akibat pembebanan oleh jack tersebut. Deformasi ini diukur dengan dial
gauge dan extensometer.

Uji Geser Blok


Uji geser blok dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat geser (shear strength) dan
parameter deformasi di daerah geser (shear zone) atau pada massa batuan yang banyak
mengandung bidang-bidang diskontinuitas. Uji ini harus dilakukan pada daerah yang srukturnya
merupakan bagian dari konstruksi bawah tanah yang akan dibuat.
Bagian batuan yang akan diuji harus sebesar munggkin. Ukuran batuannya tidak kurang
dari 40 x 40 cm dengan tinggi 20 cm. bila ukurannya lebih besar dari 40 x 40 cm, maka
perbandingan panjang, lebar, dan tinggi biasanya 2 : 2 : 1. Kadang-kadang landasannya
merupakan blok yang ukurannya 0.7 m x 0.7 m, bahkan dapat juga 1 m x 1 m.

Uji Triaksial In-Situ


Uji ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik deformasi dan kekuatan batuan pada
kondisi pembebanan triaksial. Tempat uji adalah di dalam lubang bukaan bawah tanah. Kontak
MEKANIKA BATUAN

permukaan lantai, atap dan dinding yang akan dikenakan beban berukuran sekitar 1 m x 1 m.
Pembebanan kea rah vertikal dilakukan oleh dongkrak hidrolik, sedangkan untuk arah horizontal
oleh flat jack. Dudukan flat jack dibuat dengan cara menggali bagian lantai. Ruang antara flat
jack dengan dinding batuan yang akan ditekan diisi oleh semen.
Agar dapat diperoleh nilai deformasi, maka dipasang tiga buah bore hole extensometer
sepanjang masing-masing + 1 m dan electric displacement transducer untuk mengukur
perpindahan (displacement) vertikal. Sedangkan arah horisontalnya, perpindahan diukur dengan
deflectometer dan electric displacement transducer atau Linear Variable Differential Transducer
(LVDT).

9. Tentukan Kualitas Massa Batuan (Q), jika diketahui data sebagai berikut :
a. Rock Quality Designation (RQD) = 89.85 %
Rating Jumlah set Joint =9
Rating Joint kekasaran =3
Rating Perubahan joint =5
Rating Joint Air = 15
Rating SRF =7

Jawab :
Dengan menggunakan Norwegia Q System, maka didapat kualitas massa Batuan (Q)
adalah :

RQD Jr Jw 89.85 3 15−0.1


× × =¿ × ×
Q= Jn Ja SRF 9 5 7 = 12.75

Berdasarkan tabel Guideline Properties of Rock Mass Classes di atas dan nilai Q yang

diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa batuan yang diuji termasuk dalam kategori II, Good
Rock.
MEKANIKA BATUAN

10. Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis Terowongan!

Jawab :

KLASIFIKASI TEROWONGAN
Ditinjau berdasarkan kegunaan terowongan, Made Astawa Rai (1988) membagi
terowongan menjadi 2 bagian, yaitu :
1 Terowongan lalu – lintas ( traffic tunnel )
a Terowongan kereta api
Adalah terowongan yang merupakan terowongan paling penting diantara
terowongan lalu – lintas.

b Terowongan jalan raya


Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena pesatnya
pertambahan lalu – lintas jalan raya bersamaan dengan berkembangnya industri
kendaraan bermotor.
MEKANIKA BATUAN

c Terowongan pejalan kaki


Terowongan ini termasuk dalam grup terowongan jalan (road tunnel) tetapi
penampangnya lebih kecil, jari – jari belokannya pendek dan kemiringannya
besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan
raya yang ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat menyebrang bagi
pejalan kaki.

d Terowongan navigasi
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di kanal-kanal dan
sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya.
Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah pegunungan untuk
memperpendek jarak dan memperlancar lalu – lintas air.
e Terowongan transportasi dibawah kota
MEKANIKA BATUAN

f Terowongan transportasi ditambang bawah tanah


Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang
digunakan untuk lalu – lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan
tambang, mengangkut batuan dan bijih hasil penambangan.

2 Terowongan angkutan
a Terowongan stasiun pembangkit listrik air
Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai
pembangkit listrik disebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah.
Terowongan ini dapat dikategorikan pada suatu grup utama berdasarkan
kegunaannya.
MEKANIKA BATUAN

b Terowongan penyediaan air


Terowongan ini hampir sama dengan terowongan stasiun pembangkit listrik air,
perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut. Fungsi dari
terowongan penyediaan air adalah menyalurkan air dari mata air ketempat
penyimpanan air di dalam kota atau membelokkan air ke tempat penyimpanan
tersebut.
c Terowongan untuk saluran air kotor
Terowongan ini dibuat untuk membuang air kotor dari kota atau pusat industri ke
tempat pembuangan yang sudah disediakan.

d Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum


Terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk menyalurkan kabel
listrik dan telepon, pipa gas dan air, dan juga pipa – pipa lainnya yang penting,
MEKANIKA BATUAN

dibuat dibawah saluran air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk
memudahkan inspeksi secara kontinyu, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu –
waktu kalau ada kerusakan.

Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :


a. Underwater Tunnels
Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada umunnya dibangun
dibawah dasar dan sungai atau laut. Perhitungannya lebih kompleks, selain ada
tekanan tanah.juga terdapat tekanan air yang besar.
MEKANIKA BATUAN

b. Mountain Tunnels
Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang mempunyai peran
penting ketika suatu daerah memiliki topografi yang beragam, sehingga perlu
adanya terowongan yang dibangun menembus sebuah bukit maupun gunung.

c. Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets


Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang
banyak yang menerapkan tipe terowongan ini. Terowongan jenis ini sangat cocok
untuk dibangun di perkotaan. Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase
kota.

Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan terdapat 3


MEKANIKA BATUAN

jenis terowongan, yaitu :


1. Terowongan Batuan (Rock Tunnels)
Terowongan batuan dibuat langsung pada batuan massif dengan cara pemboran atau
peledakan. Terowongan batuan umumnya lebih mudah dikonstruksikan daripada
terowongan melalui tanah lunak karena pada umumnya batuan dapat berdiri sendiri
kecuali pada batuan yang mengalami fracture.

2. Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels)


Terowongan melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir atau batuan
lunak (soft rock) . Karena jenis material ini runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu
dinding atau atap yang kuat sebagai penahan bersamaan dengan proses penggalian.
Umumnya digunakan shield (pelindung) untk memproteksi galian tersebut agar tidak
runtuh. Teknik yang umum digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada
terowongan melalui tanah lunak ini, lining langsung dipasang dibelakang shield
bersamaan dengan pergerakan maju dari mesin pembor terowongan (Tunnel Boring
Machine).
MEKANIKA BATUAN

3. Terowongan gali – timbun (Cut and Cover Tunnel)


Terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding
dan atap terowongan dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian ditimbun
kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai Made
Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988)

11. Jelaskan :

a. Proses Persiapan Awal Pembuatan Terowongan.

b. Investigasi Geoteknik dalam Pembuatan Terowongan

c. Prinsip Stabilisasi Tunnel dan Desain

Jawab :

a. Proses Persiapan Awal Pembuatan Terowongan.

 Investigasi terhadap faktor Geologi, Geofisika, Geokimia, Struktur, Iklim dan Cuaca.

 Kondisi Topografi, keadaan batuan, keadaan permukaan sekitar.

 Pemeriksaan gas-gas berbahaya yang mungkin muncul setelah konstruksi.

 Pengadaan stavolling untuk menyanggah beban batuan di atas terowongan.

 Pemeriksaan terhadap aliran air tanah di dalam terowongan maupun sekitarnya.

 Melakukan kegiatan linning, lighting, dan ventilasi.

 Pengamanan sebelum dan sesudah peledakan.


MEKANIKA BATUAN

b. Investigasi Geoteknik dalam Pembuatan Terowongan

Mengingat kegiatan Geoteknik sangat mendasari pembuatan terowongan, dibawah


ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegitan Geoteknik antara lain :

 Kegiatan geoteknik berkaitan dengan pondasi dari terowongan yang menahan


beban batuan nantinya.

 Pengaruh air tanah dalam kegiatan ini.

 Pengaruh aliran air tanah dalam batuan.

 Prinsip hidrologi dasar dan hidro-geologi.

 Prediksi parameter air tanah

 Kondisi awal seperti waktu, musim, dll.

c. Prinsip Stabilisasi Tunnel dan Desain

Terdiri dari :

1) Kondisi tanah adalah faktor paling penting dari pembuatan terowongan, mengingat
bangunan ini dibuat pada tanah.

2) Penyelidikan dan perhatian yang kompresif dibutuhkan pada kondisi tanah.

3) Perubahan muka air tanah akibat pekerjaan tunneling juga harus diperhitakan.

4) Perubahan pola drainase akibat pekerjaan tunneling juga harus diperhatikan..

5) Pengoperasian peralatan blasting maupun drill tidak dimungkinkan untuk area


perkotaan.

6) Meningkatnya diameter tunnel (ukuran) dapat menyebabkan perubahan yang


signifikan terhadap masalah-masalah khusus dalam tunneling.

7) Ketersediaan tenaga kerja yang menguasai tunneling, kondisi fisik lapangan, kondisi
infrastruktur setempat.
MEKANIKA BATUAN

8) Pengaruh aliran air tanah yang merupakan penyelidikan geoteknik harus


diperhatikan.

9) Pemilihan metode kerja melihat kondisi tanah yang ada.

12. Jelaskan tahap pembuatan Terowongan!

Jawab :
Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan pembuatan terowongan (tunnel) meliputi
pekerjaan :

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan di sini meliputi perencanaan dan pembuatan fasilitas-fasilitas
sementara (temporary facilities) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan terowongan.
Fasilitas-fasilitas diperlukan antara lain adalah :
a Penyediaan Air ( Water Supply)
MEKANIKA BATUAN

Penyediaan air diperlukan untuk peralatan pada waktu melakukan penggalian


terowongan dan pada waktu pembetonan. Dari hasil perhitungan perencanaan akan
diperoleh jumlah kapasitas dan spesifikasi pompa air dan pemipaannya yang
diperlukan.
b Penyediaan Udara (Air Supply)
Penyediaan Udara diperlukaan didalam terowongan untuk peralatan dan pekerja.
Dari hasil perhitungan perencanaan akan diperoleh jenis, kapasitas dan spesifikasi
Compressor dan pemipaan yang diperlukan.
c Penyediaan Tenaga Listrik (Power Supply)
Penyediaan listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik baik bagi peralatan
maupun untuk penerangan dengan memperhitungkan cadangan yang diperlukan apabila
listrik dari PLN mati. Dari hasil perhitungan perencanaan akan diperoleh kapasistas dan
spesifikasi Generator Cadangan dan instalasi listrik yang diperlukan.
d Pembuatan Saluran Pembuang (Drainage)
Untuk pembuangan air kerja maupun air tanah keluar dari dalam terowongan. Dari
hasil perhitungan perencanaan diperoleh pompa Submersible dan pipa drainage atau
parit pembuangan air yang diperlukan.
e Pembuatan Ventilasi (Ventilation)
Yang dimaksud di sini adalah pemberian udara segar ke dalam terowongan,
sehingga pekerja tidak kekurangan oksigen/udara bersih, mengingat pekerjaan yang
dilakukan di dalam terowongan bisa menimbulkan gas yang kadang –kadang berbahaya
buat kesehatan pekerja.

Tahap Pembuatan Terowongan :


 Pengeboran (Boring)
1. Sistem Pemboran Mekanik
Komponen utama dari sistem pemboran mekanik ini adalah : sumber energi
mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai
aplikator energiterhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih
dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor.
Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi
menjadi tiga yaitu :
a) Bor Putar (Rotary Drill)
Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotary terbagi menjadi 2 yaitu
sistem tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan
(crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa potongan. Sistem
MEKANIKA BATUAN

tricone digunakan untuk batuan sedang hingga lunak, sedangkan untuk


sistem drag bit digunakan untuk batuan lunak.
b) Bor Tumbuk (Percussion Drill)
Pada sistem ini, energi dari mesin bor diteruskan oleh batang bor dan mata
bor untuk meremukkan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini adalah
piston yang mendorong dan menarik tungkai (shank) mata bor. Pada metode
perkusif yang terjadi adalah proses peremukan (crushing) batuan oleh mata
bor.
c) Bor Putar – Tumbuk (Rotary - Percussion Drill)
Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor
dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan
penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada
bermacam-macam batuan. Metode putar-tumbuk ini terbagi atas :
 Top Hammer
Metode ini adalah metode pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar
yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi
dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor
dan batang bor menuju mata bor.
 Down The Hole Hammer (DTH Hammer)
Metode ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber
dasarnya menggunakan udara bertekanan.
2. Sistem Pemboran Manual
Prinsip kerja dari manual driven sangat sederhana karena hanya menggunakan
tenaga manusia sebagai tenaga penggerak.
Dalam kegiatan penambangan terbuka, untuk pengeboran, alat yang digunakan
adalah Down The Hole Drill, Rotary Driven, dan Top Hammer. Untuk kegiatan
penambangan bawah tanah, alat yang digunakan diantaranya Mechanic Jumbo dan
Hand Held Rock Drill.

 Peledakan (Blasting)
Tujuan pekerjaan peledakan dalam dunia pertambangan adalah memecah atau
membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan bijjih yang bersifat
kompak atau massive dari batuan induknya menjadi material yang cocok untuk
dikerjakan dalam proses produksi berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peledakan yaitu sifat-sifat batuan yang
penting, antara lain :
 Kekerasan: tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.
Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan.
MEKANIKA BATUAN

 Abrassiveness: parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor.


Keadaan ini tergantung pada kondisi batuan.
 Tekstur: struktur butiran dari batuan dan dapat diklasifikasikan berdasarkan
sifat-sifat porositas, looseness density dan ukuran butir. Tekstur juga
mempengaruhi kecepatan pemboran.
 Struktur rekahan, patahan, bidang perlapisan schistosity dan jenis batuan, dip,
strike.
 Breaking Characteristic: menggambarkan sifat batuan apabila dipukul dengan
palu. Setiap jenis batuan mempunyai sifat khusus dan derajat kerusakan yang
berhubungan dengan tekstur, komposisi mineral dan strukturnya.
Jenis-jenis pola lubang tembak yang sering dan pernah dipakai pada peledakkan di
dalam terowongan yaitu :
 Drag Cut
Dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang perlapisan, misalnya
batu serpih. Lubang “cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada
bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan.

 Fan Cut
Lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar.
Setelah “cut” diledakkan maka batuan yang ada diantara dua baris lubang “cut”
akan terbongkar. Selanjutnya lubang-lubang ‘easer’ dan ‘Trimmer’ akan
memperbesar bukaan “cut” samapai pada bentuk geometri pada terowongan.
 V-Cut
Sering dipakai dalam peledakan pada terowongan. Lubang tembak pada
pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk ‘V’.
Sebuah “cut” dapat terdiri dari dua atau tiga pasang ‘V’, masing-masing pada
posisi horizontal. Lubang – lubang tembak pada “cut” biasanya dibuat
membentuk sudut 600 terhadap permukaan terowongan.
Dengan demikian, panjang kemajuan tergantung pada lebar dari
terowongan, karena panjang batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau
dua lubang tembak yang lebih pendek (burster) dapat dibuat di tengah “cut”
untuk memperbaiki hasil Fragmentasi.
 Pyramid Cut
Terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada 1 titik di
tengah terowongan. Untuk batuan yang keras, banyaknya lubang “cut” dapat
ditambah menjadi 6 buah.
 Burn Cut
MEKANIKA BATUAN

Berbeda dengan pola-pola “cut” sebelumnya, dimana lubang “cut”


membentuk sudut satu sama lain dan tegak lurus dengan permukaan
terowongan.
Pada pola Burn Cut, ada beberapa lubang cut yang tidak di isi dengan bahan
peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang “cut” yang terisi.
Lubang kosong dapat dibuat lebih dari satu dengan ukuran yang lebih besar dari
pada lubang “cut” yang terisi.

 Baut Batuan (Bolting)


Baut batuan termasuk penyangga aktif karena mempunyai sifat memperkuat massa
batuan secara langsung dimana penyangga dipasang merupakan bagian dari massa
batuan.
Keuntungan dari penggunaan baut batuan ini antara lain :
 Lebih fleksibel, dapat digunakan dalam bentuk geometri yang bervariasi.
 Penghematan biaya material.
 Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi, sehingga relatif lebih
cepat.
 Tahan terhadap korosi.
 Kerapatannya (jumlah baut batuan per satuan luas) dengan mudah dapat
disesuaikan dengan kondisi batuan lokal.
 Dapat dikombinasikan dengan penyangga seperti wire mesh dan penyangga
pasif.
Kerugian dari penggunaan baut batuan ini antara lain :
 Penyimpanan atau penanganan harus hati-hati, karena dapat mempengaruhi
kehandalan pemasangan baut batuan.
 Pemasangan baut batuan memerlukan pemantauan dan pengujian yang khusus
serta prosedur yang baik dan benar. Disamping baut batuan ada penyangga lain
yang dinamakan doweling. Prinsip kerjanya sama dengan pemasangan baut
batuan tetapi sifatnya hanya sementara dan umumnya digunakan untuk lubang-
lubang produksi.
MEKANIKA BATUAN

 Penahan / Penyangga (Scaffolding)


1. Penahan Kayu (Timber Support)
 Digunakan saat awal pembuatan terowongan.
 Dibuat sesuai segmen
 Bias digunakan sebagai penahan permanen, tapi memiliki resiko seperti
kerusakan kayu dan mudah terbakar.
MEKANIKA BATUAN

2. Penahan Rusuk Baja (Steel Ribs)


Karena kelangkaan dan kenaikan harga kayu, penyangga terowongan diganti
dengan rusuk baja. Keuntungan dari rusuk baja adalah bisa dibuat dalam banyak
bentuk sesuai kebutuhan dan pemasangannya tidak memakan waktu yang lama.
Rusuk baja harus didesain untuk mengantisipasi beban batuan.
 Continous Rib Type

Biasa dibuat dalam 2 potongan, digunakan apabila tipe penggalian Full


Face, Side Drift, Multiple Drift.
MEKANIKA BATUAN

 Full Circle Rib Type


Digunakan pada metode penggalian Full Face apabila kondisi
terowongan saat ada goncangan mengakibatkan adanya tekanan arah
samping. Juga bisa digunakan pada metode penggalian Heading and Bench.

 Rib, Wall Plate and Post Type


Digunakan pada metode penggalian
 Heading and Bench dan Top Heading (untuk menahan bagian atas
terowongan)
MEKANIKA BATUAN

 Side Drift (untuk terowongan besar


dengan keadaan jenis batuan kurang
baik dan butuh penyangga)
 Full Face (untuk macam-macam
jenis batuan dimana penyangga
tidak butuh menempel di dinding
terowongan, untuk terowongan
yang bagian atas membentuk sudut
dengan dinding terowongan)

 Invert Strut
Digunakan saat tekanan di daerah samping kecil dan untuk mencegah
penurunan di bagian bawah terowongan.

Menurut data penelitian dari 53 proyek terowongan, didapat persamaan empiris


dalam hal keterkaitan nilai kekuatan struktur batuan (Rock Structure Rating/RSR) dengan
nilai koefisien rusuk baja (Rib Ratio/RR). RSR bisa didapat dari menjumlahkan ratio
(A+B+C) dari beberapa parameter, yaitu :
MEKANIKA BATUAN

A : Tipe Batuan dan Lipatan atau Diskontinuitas


B: Hubungan antara pola kekar dan arah
C: Air dalam Batuan dan Keadaan Kekar
Nilai RSR diantara 19 sampai 100. RR adalah nilai daya dukung penyangga yang
dibutuhkan, berdasarkan persamaan Terzaghi
P = 1,38 (B+H)γ
Dimana:
P = beban per satuan luas (lb)
B = lebar terowongan (ft)
H = tinggi terowongan (ft)
γ = berat satuan pasir (diasumsikan 120lb/ft3)

 Pembetonan (Concriting)
Setelah galian terowongan selesai digali dan telah diberi penyangga maka tahap
berikutnya adalah pekerjaan pembetonan yang meliputi tahapan :
 Pembesian, sebelum pemasangan from work, penulangan besi beton dipasang
lebih dahulu. Bila pengecoran bertahap, penulangan dapat dilakukan secara
bertahap juga dengan cara pemasangan besi starter.
 Pemasangan Bekisting
 Pengecoran Beton
Bila terowongan melalui solid work, atau steel support cukup kuat untuk menjaga
stabilitas bentuk terowongan sampai dengan seluruh penggalian selesai, maka lebih baik
pengecoran lining terowongan menunggu setelah seluruh galian selesai. Bila sebaliknya,
maka lining terowongan harus secepatnya dilaksanakan overlapping dengan penggalian.
Pengecoran lining terowongan dapat dilakukan secara sekaligus atau secara bertahap,
tergantung bermacam-macam faktor.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tunnel dibagi dalam keadaan dua bagian yaitu
bagian atas dan bagian bawah atau disebut juga dengan top heading and bench.
Pembetonan dimulai pada bagian atas dan selanjutnya bagian bawah. Menggunakan
traveler untuk pembetonan bagian atas, sedangkan untuk pembetonan bagian bawah
menggunakan alat-alat tackle untuk mengangkat, menyetel, dan membongkar bekisting
setelah dicor.
Metode penempatan Lapisan Beton :
 Steel Telescoping Forms
MEKANIKA BATUAN

- Digunakan untuk menempatkan beton secara terus-menerus dan


memungkinkan produksi maksimum per shift.
- Tidak memerlukan ‘bulkheads’ (sekat-sekat).
- Cocok untuk ukuran terowongan pendek dang menengah.
 Steel Collapsible Forms
- Dibutuhkan sekat dibagian akhir setiap tuangan.
- Memakan waktu yang banyak dalam pengerjaan.
- Digunakan untuk jenis terowongan pendek.
 Wood Forms
- Tidak banyak digunakan kecuali untuk terowongan pendek dan transisi.
- Membentuk lingkaran penuh disekeliling terowongan sampai ke batu
bagian atas untuk mencegah mengambang.
 Form Jumbos
- Kerangka (jumbo), berperan penting pada jalur utama jalan, pengukuran
lebar jalan.
- Dilengkapi ‘jacks’ untuk menaikan atau menurunkan dan meruntuhkan atau
memperpanjang bentuk.
 Form Stripping
Lapisan beton di terowongan tidak memerlukan kekuatan lebih untuk
mendukung dirinya sendiri. Ikatan batu, permukaan kasar batu, dan situasi batas
mempengaruhi kemampuan beton di terowongan.
 Grouting
Kekosongan dibagian atas terowongan tidak bias diisi dengan beton.
Penyuntikan specimen bertekanan rendah melalui lubang-lubang pada beton
bertujuan memenuhi rongga utama dan membutuhkan lebih banyak beton pada
lapisan di terowongan.

 Invert Beton
Pengembalian sisa-sisa beton tidak memerlukan elevasi, maka dapat dilakukan
dengan beberapa metode :
 Tidak memakai mobil travel untuk pengeluaran tambahan jalan
 Pumpcreate
 Pembuangan truk mixer secara langsung ke tempat terowongan-terowongan
besar dimana jalan tidak digunakan untuk penggalian.
Proses pengangkutan beton ke tempat peralatan dilakukan dengan sistem berikut :
a) Batching diluar terowongan, diangkut menggunakan mobil pengangkut dan
dibawa ke tempat mixer terdekat, kemudian hasil mixer di bawa ke ‘placer’.
Untuk terowongan besar, proses transportasi ‘batches’ bias dengan truk
menggunakan meja putar untuk bolak-balik.
b) Batching dan pencampuran kering diluar terowongan, lalu diangkut ke mixer
atau agitator yang selanjutnya lewat ‘conveyor’ dikirim ke ‘placing equipment’.
MEKANIKA BATUAN

Tambahkan air dekat ‘placing equipment’. Batching dan pencampuran diluar


terowongan, kemudian hasil mix berupa beton diangkut ke ‘placing equipment’.

 Pekerjaan Pembuangan (Mucking)


Adalah pekerjaan pembuangan material hasil blasting keluar tunnel, menggunakan
alat-alat angkut seperti wheel loader, dump truck atau dengan lori maupun conveyor,
tergantung kondisi setempat.

 Ventilasi Udara (Ventilation)


Yang dimaksud di sini adalah pemberian udara segar ke dalam terowongan, sehingga
pekerja tidak kekurangan oksigen / udara bersih, mengingat pekerjaan yang dilakukan di
dalam terowongan bisa menimbulkan gas yang kadang-kadang berbahaya untuk
kesehatan pekerja. Dalam hal ini mengacu kepada syarat-syaratyang dikeluarkan.
Depnaker dan ketentuan dari ACGIH (American Conference of Government Industrial
Hygienist).

 Sistem Drainase (Linning)


 Linning untuk tekanan dari luar
Menyediakan sebuah sistem drainase dari lubang semen untuk menyalurkan
tekanan.
 Linning untuk tekanan dari dalam
Tekanan terowongan dapat ditunjukkan pada bagian atas terowongan. Dari
perencanaan struktur “linning” beton biasanya dibutuhkan di setiap tujuan akhir
pembuatan terowongan, diperpanjang ke dalam sampai ke sebuah titik hingga
menutup batuan yang diatass tidak kurang dari tegangan maksimum bagian atas.

 Penyediaan Listrik dan Penerangan (Power Supply and Lightning)


Penyediaan listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik baik bagi peralatan
maupun untuk penerangan dengan memperhitungkan cadangan yang diperlukan apabila
listrik dari PLN mati. Dari hasil perhitungan perencanaan akan diperoleh kapasistas dan
spesifikasi Generator Cadangan dan instalasi listrik yang diperlukan.

 Finishing

SUMBER :
MEKANIKA BATUAN

Noor Djauhari. 2009. Pengantar Geologi : Bab 7 Geologi Struktur


Dr. Eng. Hendra Riogilang, ST, MT. 2014. Mekanika Batuan
http://adelnriripunya.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-gempa.html
http://friends.smansakra.sch.id/blogs/entry/PENGERTIAN-GEMPA-dan-letak-indonesia
http://www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
http://www.riedhagookil.com/2009/09/penyebab-terjadinya-gempa-bumi-dan-cara.html

Anda mungkin juga menyukai