Adalah salah satu jenis satuan karya pramuka yang merupakan wadah pembinaan di bidang
kehutanan bagi anggota pramuka agar mereka mampu membantu melestarikan sumber daya
alam dan lingkungan hidup sesuai dharma baktinya terhadap pembangunan masyarakat, bangsa,
dan negara.
Sejarah saka wanabakti
1. Diawali dengan penandatanganan piagam kerjasama antara kwarnas gerakan pramuka dan
departemen kehutanan pada tanggal 27 Oktober 1983 oleh Letnan Jendral Purnawirawan
mashudi dengan mentri kehutanan Dr. Sujarwo.
2. Pembentukan wanabakti ditetapkan dengan keputusan kwarnas gerakan
pramuka No.134 tahun 1983 tanggal 10 Desember 1983.
3. Tanggal 19 Desember 1983 Pimpinan Saka wanabakti ditetapkan dan dilantik oleh wapres RI,
Bpk. Umar Wirahadikusuma pada kesempatan upacara penghijauan di desa Pitpit, Karang Asem,
Bali.
Tujuan Saka Wanabakti
Terwujudnya para pemuda-pemudi calon pemimpin masa depan kita yang terampil, penuh
inisiatif, dan berperan aktif serta melestarikan hutan untuk di manfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat.
Tujuan dibentuknya Saka Wanabakti adalah untuk memberi wadah pendidikan di bidang
kehutanan kepada anggota Gerakan Pramuka, terutama Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
agar mereka dapat membantu membina dan mengembangkan kegiatan pelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan hidup, melaksanakan secara nyata, produktif dan berguna bagi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega sebagai baktinya terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan
negara (Kwarnas: 1984). Anggota Saka Wanabakti adalah:
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka dan instruktur tetap
Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16-25 tahun
.
Saka Wanabakti meliputi 4 (empat) krida sebagai satuan terkecil dan menjadi wadah kegiatan
keterampilan tertentu (Kep. Kwarnas: 1984), yaitu : (1) Krida Tata Wana; (2) Krida Reksa
Wana; (3) Krida Bina Wana; (4) Krida Guna Wana. Dalam pelaksanaan operasionalnya,
ditentukan upaya pokok dan langkah-langkah pencapaian kecakapan masing-masing krida yang
dijabarkan kedalam Syarat Kecakapan Khusus (Duryat, 2005).
Bentuk
Lambang Saka Wanabakti berbentuk segilima sama sisi dengan panjang sisi 5 cm.
Isi lambaing Saka Wanabakti terdiri dari:
a. Gambar Lambang Departemen Kehutanan
b. Gambar Lambang Gerakan Pramuka
c. Tulisan dengan huruf besar berbunyi SAKA WANABAKTI
Warna Lambang Saka Wanabakti terdiri dari:
a. Warna dasar coklat
b. Warna gambar lambang Departemen Kehutanan hijau, biru, hitam
c. Warna gambar lambang lambing Gerakan Pramuka kuning
d. Warna tulisan hitam
Arti kiasan lambang Saka Wanabakti
a. Pohon hijau melambangkan hutan yang subur yang mempunyai berbagai fungsi dalam upaya
konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
b. Pohon hitam melambangkan hutan yang produktif yang berfungsi sebagai sarana pendukung
pembangunan nasional.
c. Garis-garis lengkung biru melambangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air.
d. Warna dasar coklat melambangkan tanah yang subur berkat adanya usaha konservasi tanah.
e. Tunas kelapa kuning melambangkan kegemilangan generasi muda yang tergabung dalam
Saka Wanabakti yang giat mendukung pembangunan hutan dan kehutanan serta pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
f. Segilima melambangkan falsafah bangsa yaitu Pancasila yang merupakan azas tunggal bagi
Saka Wanabakti.
g. Keseluruhan lambing Saka Wanabakti ini mencerminkan anggota Satuan Karya Pramuka
Wanabakti yang aktif membantu usaha pembangunan hutan dan kehutanan serta pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
A. Konservasi tanah : Upaya untuk memeluhara meningkatkan dan memperbaiki kondisi tanah
agar berdaya guna secara optimum.
Tanah adalah tubuh alam bebas dari hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar
permukaan bumi, yang fungsinya sebagai habitat tumbuhan, pengatur tata air serta tempat
melangsungkan kehidupan makhluk hidup.
Erosi adalah terangkutya tanah/bagian-bagian tanah dari satu tempat ketempat yang lain oleh
media alai terutama air.
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu,
a. Iklim
b. Bahan induk
c. Makhluk hidup
d. Topografi
e. Waktu
B. Pembenihan
a. Pengadaan benih.
Adalah proses kegiatan mulai pengumpulan benih, extrasi benih, pengujian termasuk seleksi dan
penyimpanan benih.
b. Extrasi benih.
Adalah proses pemisahan biji dari buah
c. Pemurnian benih.
Adalah proses memisahkan benih dari benda ikatan kotoran/benih yang tidak diinginkan.
d. Seleksi benih.
Adalah proses memisahkan benih yang berkualitas baik dari populasi benih yang telah
dibrsihkan dari kotoran (Pemurnian benih).
Maksud dan tujuan
Maksud dari pengadaan benih adalah menyediakan benih yang bermutu baik dalam jumlah yang
cukup sesuai dengan kebutuhan setiap tahun dan tepat waktu.
Dan tujuan dari pengadaan benih adalah untuk menunjang kelancaran pengadaan bibit yang
bermutu baik dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan setiap tahun dan tepat waktu.
C. Pembibitan
a. Bibit : bahan tanaman yang dapat berupa benih sehat/seedling/anakan baik berupa stek, anakan
siap tanam, cangkok maupun anakan cabutan yang dapat ditanam.
E. Perlebahan
Adalah suatu rangkaian kegiatan pemanfaatan lebah dan produk-produknya serta vegetasi
penunjang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat
dengan memperhatikan aspek kelestariannya.
G. Pesuteraan Alam
Adalah salah satu kegiatan usaha tani dalam rangka upaya meninggalkan kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan budi daya murbei yang dikombinasikan dengan memelihara ulat
sutra dan penanganan.
A.Perisalahan Hutan
Perisalahan hutan/Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif
tentang hutan diantaranya mengenai luas areal, potensi keadaan fisik lapangan, dan sosial ekonomi sekitar
hutan. Kegiatan ini untuk mengetahui kekayaan hutan yang ada di dalam wilayah. Dengan adanya data
kekayaan tersebut, maka dalam merencanakan perlakuan terhadapnya akan rasional, sehingga
pengelolaan hutan yang akan diterapkan pada hutan tersebut dapat berlangsung terus-menerus (lestari).
Tanpa data kekayaan hutan maka sifat pengelolaan menjadi acak-acakan dengan dampak akhir tidak
terciptanya pengelolaan hutan yang lestari.
2. Keadaan tegakan,
Antara lain meliputi : luas areal (yang produktif dan tidak produktif), struktur tegakan dan komposisi
jenis, penyebaran kelas umur, penyebaran ukuran pohon, keadaan pertumbuhan, keadaan permudaan,
kerapatan tegakan, penyebaran kelas bonita, dan keadaan tempat tumbuh.
Inventarisasi hutan selalu berusaha untuk mendapatkan/ mencatat informasi dan data selengkap
mungkin mengenai keadaan hutan, sesuai dengan tujuannya. Karena dalam pelaksanaan inventarisasi
hutan biasanya menghadapi cakupan areal yang sangat luas, maka pelaksanaan inventarisasi hutan
biasanya tidak dilakukan sensus (pengukuran semuanya) karena menyangkut biaya yang tinggi dan waktu
yang lama, tetapi melalui beberapa pengambilan contoh (sampling).
Cara sampling ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
a. Pekerjaan dapat lebih cepat terselesaikan karena hanya sejumlah kecil saja dari seluruh populasi
yang perlu diukur dan dicatat
b. Biaya yang diperlukan lebih murah
c. Angka-angka dalam sample jauh lebih sederhana dan volume pekerjaan jauh lebih kecil, maka
mempermudah dalam penarikan kesimpulan
d. Pengamatan dapat dilakukan dengan tujuan-tujuan lain.
Beberapa metode sampling yang biasa digunakan dalam perisalahan hutan antara lain:
a. Simple Random Sampling (sampling secara acak)
b. Systematic Sampling (sampling secara sistematik/ teratur)
c. Stage sampling (sampling secara bertingkat, karena kondisi tertentu)
d. Stratifical Sampling (dilaksanakan stratifikasi sebelum dilaksanakan sampling)
e. Systematic Sampling With Random Start (sampling sistematik/ teratur dengan petak ukur pertama
secara acak/random)
Intensitas Sampling (IS) yaitu persentase perbandingan antara luas petak ukur (sampling) dengan
luas seluruh areal . data yang dikur/dicatat adalah diameter, tinggi pohon, jumlah pohon, kelerengan,
keadaan fisik lapangan, struktur tanah, dan sebagainya.
Peralatan yang digunakan :
a.Alat ukur sudut = kompas
b.Alat ukur lereng = suunto hypsometer, haga meter, clinometers
c.Alat ukur jarak = tambang ukur
d.Alat ukur diameter = phi band, meteran kain
e.Alat ukur tinggi pohon = haga meter, christen meter
f.Alat ukur titik koordinat = GPS, Geocam pada Android
C.Penginderaan Jauh
Adalah kegiatan mendapatkan data tentang suatu obyek dengan cara tanpa menyentuh obyeknya.
Pada umunya melalui media foto udara, citra landsat, citra Spot, dan lain-lain. Penginderaan jauh juga
berarti suatu seni dan teknik untuk mendapatkan informasi mengenai suatu obyek, wilayah, atau
fenomena melalui data yang diperoleh dengan menggunakan peralatan yang tidak langsung mengenai
obyek, atau mendapatkan informasi atas suatu obyek dari suatu jarak tertentu. Ada beberapa wahana
penginderaan jauh yang dipergunakan antara lain helikopter, pesawat udara, balon stratosfer, roket, dan
satelit.
Dalam kaitannya dengan pembangunan sektor kehutanan teknik penginderaan jauh dapat juga
digunakan dalam penerapan di lapangan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :
a. Memetakan tipe tumbuhan dan tegakan hutan
b. Inventarisasi hutan dan perencanaan pengelolaan
c. Pembangunan jalan dan perencanaan penebangan
d. Pengendalian banjir dan perlindungan air dan tanah
e. Pengawasan terhadap kerusakan karena kebakaran hutan, angin, serangan hambatan penyakit, serta
penebangan tempat rekreasi
Dalam kegiatan analisanya, teknik penginderaan jauh menggunakan beberapa alat , antara lain :
a. Stereoskop cermin dan stereoskop saku, (TOP CON) yaitu alat yang digunakan untuk pengamatan
tiga dimensi (stereoskopis) atas pasangan potret udara yang bertampalan.
b. Paralax bar, yaitu alat pengukur tinggi obyek pada potret udara
c. Planimeter, yaitu alat untuk suatu luasan pada peta hasil penafsiran potret udara atau citra satelit
Sketmaster, yaitu alat untuk memindahkan data hasil interpretasi potret udara ke peta dasar
KRIDA GUNAWANA
Adalah salah satu krida di saka wanabakti yang berkaitan dengan kegiatan pengusahaan hutan
baik terkait dengan masalah pemanfaatan, pendayagunaan maupun unsur-unsur kegiatan
pendukungnya.
SKK dan TKK KRIDA GUNAWANA
B. Pencacahan pohon.
Adalah suatu kegiatan untuk mengetahui jumlah (susunan/komposisi) dan sebaran pohon
dihutan, secara sederhana pencacahan pohon dapat diartikan sebagai perhitungan terhadap
potensi hutan terutama pohon-pohonnya.
Maksud pencacahan pohon
• Untuk mengetahui keadaan penyebaran pohon dalam tegakan yang melipui jumlah dan
komposisi sejenisnya serta volume pohon yang akan ditebang.
• Untuk mengetahui jumlah dan jenis pohon inti dan pohon yang dilindungi yang akan dipelihara
sampai rotasi berikutnya.
Tujuan pencacahan pohon
• Untuk menyusun rencana karya baik lima tahun maupun tahunan yang meliputi perbalakan dan
rencana pembinaan.
C. Pengukuran kayu
Adalah proses penentuan dimensi kau yang meliputi panjang, diameter, bagi kayu bulat ataupun
panjang, lebar, maupun tinggi. Bagi kayu-kayu yang sudah dalam bentuk sortimen/kayu olahan
dalam rangka penghitungan volume kayu tersebut.
Alat ukur kayu
1. Caliper
2. Garpu pohon
3. Pita diameter
4. Tongkat ukur
Cara penetapan isi kayu bulat
Isi kayu bulat rimba indonesia ditetapkan berdasarkan Rumus “Breton Matrik” yang
menghitungkan isi sebenarnya kayu bulat atas dasar silinder imajiner.
Rumus Breton Matrik
I = 0,7854 x d2 x L
10.000
Keterangan :
I : Isi kayu bulat rimba (m3)
d : diameter kayu bulat (cm)
L : Panjang kayu bulat (m)
0,7854 = ¼ x 3,1416
D. Kerajinan hasil hutan.
• Rotan
Rotan biasanya banyak tumbuh di hutan dataran rendah. Rotan pada umumnya dimanfaatkan
untuk bahan kerajinan. Bahan kerajinan yang berbahan dasar bambu contohnya; keranjang, kursi
rotan, tas, wadah buah-buahan dan lain sebagainya.
• Bambu
Bambu pada umumnya juga dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, seperti; keranjang bambu,
meja dan kursi bambu, vas bunga dan lain sebagainya. Di daerah perdesaan bambu masih
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan bangunan untuk rumahatau kandang ternak.
Di beberapa daerah bambu juga sering digunakan sebagai tempat untuk memasak penganan
tertentu seperti lemang.
• Buah-buahan
Hutan kaya akan buah-buahan yang dihasilkan oleh tanamannya yang tumbuh secara alami.
Buah-buahan ini, menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan yang hidup di sana. Namun tidak
menutup kemungkinan bagi manusia yang tingga di sekitar hutan untuk memanfaatkannya.
Buah-buahan yang umumnya di dapatkan di hutan adalah durian, rambutan, manggis, duku,
jambu biji, jambu air, kuweni, rambai dan sebagainya.
• Tanaman obat-obatan
Hutan menyimpan begitu banyak flora yang bermanfaat sebagai bahan dasar obat-obatan.
• Binatang buruan
Tidak dapat dipungkiri, binatang buruan adalah hasil hutan yang banyak dicari oleh manusia.
Hutan merupakan habitat yang nyaman bagi hewan untuk hidup. Namun seiring dengan
meningkatnya populasi penduduk, luas hutan rimba terus menyusut. Hal ini berdampat nyata
bagi ketenangan habitat alami hewan-hewan tersebut.
Secara umum ada tiga tujuan manusia dalam memburu hewan hutan;
1. Tujuan konsumsi
Kegiatan berburu dengan tujuan konsumsi ini biasanya banyak dilakukan oleh masyarakat di
sekitar hutan. Mereka berburu hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan
dalam jumlah yang terbatas. Kegiatan berburu dengan tujuan ini masih dalam batas yang wajar
dan tidak membahayakan keseimbangan ekosistem.
2. Tujuan koleksi
Kegiatan berburu dengan tujuan koleksi pada umumnya dilakukan oleh para kolektor hewan
langka. Mereka berburu hewan-hewan langka untuk melengkapi atau menambah koleksinya.
3. Tujuan Produksi
Kegiatan berburu dengan tujuan produksi ini biasanya paling berbahaya bagi keseimbangan
alam. Karena mereka berburu tidak terbatas dan biasanya yang diburu adalah hewan-hewan
besar dan langka untuk diambil kulit atau bagian tubuh lainnya yang bisa diproduksi untuk bahan
kerajinan
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah
dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian
dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan
kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair
dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan
separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk
menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar,
melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga
atau besi berlapis aluminium.
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya
mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena
dibatasi dengan saringan diatas air.
Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan
sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi
sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke
dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan
dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena
terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan
air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan
metode uap langsung (Direct Steam Distillation).
Metod e penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil
oleh karena tekanan uap yang konstan. Jika Anda membutuhkan alat suling (destilator) berbagai
type sesuai keinginan, bisa pesan dengan disini.
Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan pada proses destilasi antara lain :
Alat Penyulingan
Untuk mendapatkan produk minyak atsiri yang berkualitas, gunakan alat yang tidak
bereaksi/menimbulkan kontaminasi terhadap produk minyak. Material yang baik adalah dengan
glass/pyrex dan stainless steel. Untuk material glass hanya mampu untuk skala laboratorium,
sedang skala industri biasa digunakan stainless steel.
Jenis material stainlees steel mulai dari yang paling bagus antara lain :
1. Material Pharmaceutical Grade (SUS 316)
2. Material Food Grade (SUS 314)
3. Material Mild Mild Steel Galvanized
4. Material Mild Steel
Untuk keperluan destilasi minyak atsiri biasa digunakan material food grade.
Perlu diperhatikan juga penggunaan jacket ketel atau sekat kalor jika proses penyulingan berada
didaerah dingin seperti di pengunungan, ini dimaksudkan agar mengurangi kehilangan kalor
panas.
Jangan lupa dipasang juga accessories control dan safety device yang minimal berupa
thermometer, manometer tekanan (pressure gauge) dan safety valve untuk alat destilasi yang
menggunakan boiler.
Condensor (Pendingin)
Alat ini digunakan untuk kondensasi (mengembunkan) uap yang keluar dari ketel. Prinsip
kerja alat adalah merubah fase uap menjadi fase cair karena pertukaran kalor pada pipa
pendingin. Pada alat berskala laboratorium bisa menggunakan condensor lurus (liebig), sedang
untuk skala industri harus menggunakan kondensor yang lebih besar. Kondensor untuk skala
produksi berbahan stainless dalam bentuk pipa spiral agar kontak dengan air pendingin lebih
lama dan area perpindahan kalor juga lebih panjang.
KRIDA REKSAWANA
Reksawana berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari 2 suku kata yaitu Reksa
(menjaga/melindungi) dan Wana (hutan)
Krida Reksawana adalah salah satu krida di Saka Wanabakti yang segala bentuk kegiatannya
dalam rangka menjaga dan melindungi hutan.
SKK dan TKK :
1. Keragaman hayati
Diantaranya yang terdapat didaratan,lautan,dan ekosistem akuatik sama komplek. Ekologi yang
merupakan bagian dari keaneka ragaman di dalam spesies.
2. Konservasi kawasan
Yaitu suatu upaya perlindungan sistem penyangga, perlindungan, pengawetan, keanekaragaman,
jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistem dan pemanfaatan.
Secara lestari sumber daya alam hayati yang dilakukan terhadap kawasan yang memiliki sumber
alam hayati dan ekosistemnya.
3. Konservasi jenis satwa
Adalah upaya-upaya yang dilakukan baik dalam perlindungan, pengawetan, pemanfaatan satwa
sehingga terhindar dari bahaya kepunahan.
Keputusan Presiden telah No. 4/93 telah menetapkan tumbuhan dan satwa nasional :
1. Komodo sebagai satwa nasional
2. Ikan siluk merah sebagai satwa pesona
3. Elang jawa sebagai satwa langka
4. Melati sebagai puspa bangsa
5. Anggrek bulan sebagai puspa pesona
6. Padma raksasa sebagai puspa langka
4. Konservasi jenis tumbuhan
Adalah upaya untuk mencegah agar tumbuhan terhindar dari kepunahan melalui perlindungan
sistem ekologi, kelestarian jenis tumbuhan, pemanfaatan secara lestari.
5. Perlindungan hutan
Kegiatan yang meliputi usaha-usaha prlindungan hutan :
Mencegah dan membatasi kerusakan-kerusakan hutan dan hasil alam yang disebabkan oleh
perbuatan manusia dan ternak, kebakaran, gaya-gaya alam, hama, dan penyakit.
6. Pendakian
Persiapan :
1. Persiapan fisik dan mental
2. Rencana rute dan jadwal waktu perjalanan
3. Logistik / perbekalan
4. Pakaian hangat ( kaos kaki, sarung tangan)
5. Peralatan (Ransel, tenda, tali, senter kompas, peta, peralatan masak, alat komunikasi, p3k)
6. Perijinan dan asuransi jiwa
7. Pengorganisasian tugas dan tanggung jawab peserta
8. Biaya dan buku catatan perjalanan
Tujuan :
Mengarahkan anggota pramuka agar memiliki sikap mental berani, tahan uji, memiliki rasa
persahabatan dan kebersamaan.
7. Pemanduan
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan penjelasan tentang arti pentingnya
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
8. Penulusuran gua
Adalah suatu kegiatan memasuki dan menelusuri lorong-lorong / celah-celah yang berada di
bawah permukaan tanah dengan persiapan dan perencanaan yang baik.
9. Pengamatan satwa
Adalah upaya untuk mengetahui jenis satwa, meliputi perilaku, makanan, habitat, populasi.
10. Penangkaran satwa
Adalah upaya menangkal makin berkurangnya berbagai jenis satwa dihabitat alami melalui
penelitian dan pengembangan.
11. Pengendalian perburuan
Adalah kegiatan pengaturan perburuan dengan menetapkan jenis jumlah satwa yang akan di
buru, musim berburu, serta lokasi beburu.
12. Pembudidayaan tumbuhan
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan dan pengembangan pembudidayaan
tumuhan liar.
13. Pencegahan kebakaran hutan
Adalah semua usaha penegahan, pemadaman kebakaran hutan dan penyelamatan akibat
kebakaran hutan dan lahan.