Dokumen - Tips - Instalasi Farmasi Rspad Gatot Subroto
Dokumen - Tips - Instalasi Farmasi Rspad Gatot Subroto
Misi :
2. Tujuan
Diarahkan menuju terwujudnya pelayanan prima RS dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI.
3. Struktur Organisasi
4. Kepala Instalasi Farmasi
5. Sub Instalasi Pelayanan Material Kesehatan
Kepala Sub Instalasi Yanmatkes mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut :
a. Memimpin semua kegiatan pelayanan obat dan suplai medis baik
untuk pelayanan rawat jalan maupun rawat inap
b. Mengatur dan mengawasi persediaan obat dan suplai medis di unit
pelayanan rawat jalan dan rawat inap
c. Memantau dan mengawasi penggunaan obat dan suplai medis lantai-
lantai perawatan
d. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para Kasi di
lingkungan Sub Instal Yanmatkes
e. Membuat laporan pemakaian obat, suplai medis dan obat narkotika
serta mengevaluasi dan menindaklanjuti
f. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kewajiban para
Kasi
g. Melaksanakan pembinaan personil dalam lingkup sub Instal yanmatkes
h. Melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada Kepala
Instalasi Farmasi.
Unit pelayanan rawat jalan hanya melayani pasien berhak, yaitu TNI
Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), Angkatan Laut (AL), PNS
Mabes TNI beserta keluarganya (suami, istri, anak sah yang pertama dan
kedua berumur 21 tahun ke bawah, belum bekerja, belum menikah atau
sampai umur 25 tahun jika masih kuliah).
Pembagian tugas :
1. Resep yang diterima pasien dari dokter (resep ditulis oleh dokter
RSPAD Gatot Soebroto), dibawa ke unit pelayanan rawat jalan melalui
loket penerimaan resep
2. Kelengkapan dan identitas pasien pada resep diperiksa :
- Nama, SIP dokter
- Tanggal penulisan resep
- Nama dan jumlah obat
- Signatura
- Tanda tangan/paraf dokter
- Nama, umur pasien
- Nomor CM (catatan medik) pasien
- NRP/NIP pasien
- Kesatuan
3. Resep diberi nomor urut dan kode resep
Penulisan nomor urut berdasarkan :
- Petugas RSPAD Gatot Soebroto ditulis dengan warna biru
- Kesatuan luar RSPAD ditulis dengan warna merah
- A : Poliklinik Anak
- B : Poliklinik Bedah
- C : Poliklinik Kardiologi
- D : Poliklinik Kebidanan
- E : Poliklinik Gawat Darurat
- F : Poliklinik Gigi dan Mulut
- I : Poliklinik Penyakit Dalam
- J : Poliklinik Jiwa
- K : Poliklinik Kulit dan kelamin
- M : Poliklinik Mata
- P : Poliklinik Pulmonologi
- S : Poliklinik Neurologi
- T : Poliklinik THT
- KW : Poliklinik karyawan
- U : Dokter RSPAD Gatot Soebroto
4. Setelah pemeriksaan administrasi, resep diberi tanda jam masuk buat
etiket untuk masing-masing obat pada resep
5. Obat yang ada langsung disiapkan sesuai dengan ketentuan, yaitu
untuk penyakit kronis pemberian maksimal 10 hari dan untuk penyakit
akut maksimal 5 hari
6. Bila obat sudah disiapkan, diperiksa oleh petugas, lalu diserahkan ke
pasien/keluarga pasien dengan pemberian informasi obat yang diterima
oleh apoteker. Kemudian diminta tanda terima (tanda tangan dan nama
jelas) oleh pasien/keluarga pasien. Resep yang dilayani akan disimpan
selama 3 tahun.
Menurut literatur, setiap 40 resep yang masuk ke apotek rawat jalan
dilayani/dipegang oleh satu apoteker. Apotek rawat jalan RSPAD
menangani resep 300 hingga 500 resep per hari nya. Dengan artian
bahwa paling sedikit apotek rawat jalan RSPAD harus memiliki 7
apoteker. Sedangkan apotek rawat jalan RSPAD hanya memiliki satu
apoteker yang berarti sangat kurang.
Loket penyerahan obat tidak mendukung dalam pemberian PIO bagi
pasien. Jarak antara apoteker pemberi PIO dan pasien cukup jauh
sehingga apotek harus memberikan PIO dengan suara keras yang
kadang susah didengan oleh pasien. Terdapat kaca yang membatasi
antara pasien dan apoteker pemberi PIO dengan bukaan kaca pada
bagian bawah yang mengharuskan apoteker memberikan PIO dan
pasien mendengarkan pada posisi membungkuk.
7. Jika obat yang diminta tidak ada, petugas segera menghubungi dokter
penulis resep untuk diganti obat sejenis yang ada. Bila obat tidak bisa
diganti, maka petugas akan membuat salinan resep.
Untuk obat yang termasuk dalam DOE, salinan resep dibuat 1 lembar
kemudian diserahkan pada pasien untuk diajukan ke pelayanan farmasi
PKM.
Untuk obat yang tidak termasuk dalam DOE tapi didukung oleh
RSPAD, salinan resep dibuat rangkap 3 kemudian diserahkan pada
pasien untuk diajukan ke apotek PKM.
Untuk obat yang tidak termasuk dalam DOE dan tidak didukung oleh
RSPAD, salinan resep dibuat 1 lembar kemudian diserahkan pada
pasien untuk ditebus di apotek di luar RSPAD.