Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan pendidikan : SMK Negeri 1 Bantul


Kelas/ semester : X/ 1
Mata Pelajaran : Sejarah
Materi pokok : Manusia Purba Zaman Praaksara
Sub materi pokok : Penelitian manusia purba yang terdapat di Sangiran dan Trinil
Pertemuan ke- : 3
Alokasi waktu : 90 menit (2 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.
2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa
praaksara
2.3 Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada masa pra aksara
4.1. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Menganalisis Jenis manusia Praaksara
2. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan melakukan pengumpulan informasi melalui pustaka peserta didik mampu menganalisis
Sangiran dan Trinil sebagai pusat perkembangan manusia purba
2. Dengan melakukan diskusi kelompok peserta didik mampu mengidentifikasi temuan fosil di
Sangiran dan Trinil
3. Dengan melakukan diskusi kelompok peserta didik mampu menganalisis corak kehidupan
masyarakat Praaksara

E. MATERI AJAR
1. Pusat perkembangan manusia purba di Sangiran dan Trinil
2. Temuan-temuan fosil di Sangiran dan Trinil
3. Jenis manusia purba di Sangiran dan Trinil
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific
2. Strategi : Cooperatif Learning
3. Model Pembelajaran : Discovery Learning
4. Metode pembelajaran : Diskusi, presentasi, penugasan

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi


waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam 10 menit
 Guru memeriksa kebersihan kelas dan kesiapan siswa
dalam belajar
 Mempersilakan salah satu peserta didik memimpin
Berdoa
 Guru mengecek kehadiran siswa
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik tentang manusia
purba di Sangiran dan Trinil

Inti MENGAMATI 60 menit


peserta didik mengamati gambar jenis manusia purba
melalui buku-buku ajar
 peserta didik dibimbing untuk mencari informasi dari
buku tentang materi yang dibahas

MENANYA
 Peserta didik ditugaskan untuk menuliskan satu hal
yang belum jelas berkait dengan materi didalam
sebuah kertas (kartu yang diberikan guru) dan
dikumpulkan (pertanyaan yang terkumpul menjadi
bahan untuk topic diskusi)
MENALAR
 Peserta didik ditugaskan berdiskusi secara
berkelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan materi corak kehidupan masyarakat
Praaksara di Sangiran dan Trinil.
 Guru membagi peserta didik kedalam kelompok –
kelompok diskusi berjumlah 5 orang
 Guru membagikan kertas pertanyaan kepada setiap
kelompok untuk didiskusikan.

MENCOBA
 Peserta didik mencatat hasil diskusi dengan
kelompoknya
 Peserta didik membuat laporan tertulis tentang hasil
diskusi
MEMBENTUK JEJARING
 Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
dan kelompok lain menanggapi
 Peserta didik mencatat/ menyempurnakan hasil
diskusinya
 Peserta didik membuat laporan hasil dikusi untuk
dikumpulkan
Penutup  Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 20 menit
menyimpulkan materi manusia purba yang ada di
Sangiran dan Trinil
 Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran.
 Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
 Siswa membuat tugas materi penelitian manusia
purba yang ada di Sangiran dan Trinil dalam bentuk
makalah (tugas individu dikumpulkan 1 minggu
yang akan datang)
 Siswa diberi informasi mengenai materi yang akan
dibahas minggu berikutnya (jenis dan cirri-ciri
manusia purba)
 Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan
salam

H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


- ALAT DAN BAHAN : hand out, gambar

- SUMBER BELAJAR :
 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Sejarah Indonesia Kelas X. Kemdikbud:
Jakarta
 Waridah,Siti dkk,2004. Sejarah nasional Untuk kelas 1 SMA.Jakarta :Bumi Aksara
 Widyosisworo,Supartono, dkk,2006.Sejarah SMA kelas 1. Jakarta :Piranti Darma Kalokatama
 Wimulyani,Endar dan Nursiwi Ismawati.2006. Sejarah SMA kelas 1 .Jakarta : Cempaka Putih
 Djaja,Wahjudi, dkk,2009. Buku panduan Pendidik Sejarah Untuk SMA/MA.Klaten : Intan
Pariwara

I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR


- TEKNIK : tertulis
- BENTUK : uraian dan tugas
- INSTRUMEN : tes dan non tes
- KUNCI DAN PEDOMAN PENSKORAN
- TUGAS

1. Tes uraian:
1) Mengapa Sangiran disebut sebagai laboratorium manusia purba?
2) Fosil apa sajakah yang ditemukan di Sangiran dan Trinil?
3) Apa yang menyebabkan UNESCO menetapkan situs Sangiran sebagai salah satu situs warisan
kekayaan dunia?
4) Mengapa penemuan pithecanthropus erectus sangat penting bagi penyempurnaan teori evolusi
Darwin!
5) Apa sajakah manfaat yang bisa diperoleh dari belajar materi penelitian manusia Purba di
Sangiran dan Trinil
Kunci Jawaban :
1. wilayah tersebut tersimpan ribuan peninggalan manusia purba yang menunjukkan proses
kehidupan manusia dari masa lalu.
2. Fosil manusia purba,fosil hewan
3. Karena situs sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja
tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang dan juga
lingkungan.
4. Penemuan Pithecanthropus erectus sangat penting bagi penyempurnaan teori C.Darwin karena
penemuan tersebut menjadi bukti dan dapat memecahkan permasalahan yan g dikemukakan
C. Darwin bahwa manusia adalah keturunan kera. Penemuan Pithecanthropus Erectus
dianggap sebagai misssink link .
5. Kita dapat mengetahui corak kehidupan masa praaksara.

Pedoman penskoran
Nomor soal Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20

kriteria penilaian
100 : sempurna
93-99 : amat baik
84-92 : baik
75-83 : cukup
Di bawah 75 : kurang

2. Non tes
a. Instrument 1

LEMBAR PENGAMATAN SISWA


 Kelas/ Semester : X/ Gasal
 Mata pelajaran : Sejarah Indonesia
 Materi Pokok : Memahami corak kehidupan masyarakat praaksara
 Pertemuan ke- :3
 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan )

NO NAMA ASPEK YANG DINILAI


Skor
PSIKOMOTORIK AFEKTIF
Bertanya menjawab Menghargai Menjawab Menyampaikan
pendapat pertanyaan pendapat
dengan dengan santun
santun
1 rio 2 4 5 3 4 18

Jumlah skor 1- 5 katagori tidak aktif


Skor 2= kurang Jumlah skor 5-10 katagori kurang aktif
Skor 3= cukup Jumlah Skor11-15 katagori cukup aktif
Skor 4= baik Jumlah skor 16-20 katagori aktif
Skor 5 = baik sekali Jumlah skor 21 -25 katagori sangat aktif
PENUGASAN :

Siswa diberi tugas untuk membuat makalah :


1. Tema : Sangiran sebagai warisan kekayaan dunia harus dilestarikan
2. Jumlah halaman : minimal 3 lembar
3. Aturan penulisan:
a. Kertas : A4
b. Rata kanan : 2
c. Rata kiri :2
d. Rata atas : 2
e. Rata bawah : 2
4. Huruf : times new roman 12
5. Waktu : 1 minggu

Mengesahkan: Diverifikasi: Bantul, 15 Juli 2013


Kepala Sekolah WAKA I Guru Mata Pelajaran

Ir. Retno Yuniar Dwi Aryani Drs. M. Hannan Windu Mahmud, S.Pd., M.Eng.
NIP. 196106221993032005 NIP.196409061991021001 NIP. 197809252005011009
Lampiran : Materi Pembelajaran
A. Mengenal Manusia Purba
Mengamati lingkungan
Pernahkah kamu mendengar tentang Situs Manusia Purba Sangiran? Kini Situs Manusia Purba
Sangiran telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisanbudaya dunia, tentu ini angatmembanggakan
bangsa Indonesia.Pengakuan tersebut tentu didasari berbagai pertimbangan yang kompleks. Satu di
antaranya karena di wilayah tersebut tersimpan ribuan peninggalan manusia purba yang menunjukkan
proses kehidupan manusia dari masa lalu. Sangiran telah menjadi sentra kehidupan manusia
purba.Berbagai penelitian dari para ahli juga dilakukan di sekitar Sangiran.

Beberapa temuan fosil di Sangiran telah mendorong para ahli untukterus melakukan penelitian
termasuk di luar Sangiran.Dari Sangiran kita mengenal beberapa jenis manusia purba diIndonesia.
Setelah ditetapkan sebagai warisan dunia, Situs ManusiaPurba Sangiran dikembangkan sebagai pusat
penelitian dalamnegeri dan luar negeri, serta sebagai tempat wisata. Selain ituSangiran juga memberi
manfaat kepada masyarakat di sekitarnya,karena pariwisata di daerah tersebut.Untuk memahami jenis
dan ciri-ciri manusia purba di Indonesiamari kita telaah bacaan berikut ini.
„.
1. Sangiran
Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan
bentangan luas perbukitan tandusyang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan kabupaten
Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Didalam buku Harry Widianto dan
Truman manjuntak, SangiranMenjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupakansebuah
kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yangpaling lengkap dan paling penting di Indonesia,
dan bahkan di Asia.
Lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia,yang memberikan petunjuk tentang
keberadaanmanusia sejak 150.000 tahun yang lalu. SitusSangiran itu mempunyai luas delapan
kilometerpada arah utara-selatan dan tujuh kilometer arahtimur-barat. Situs Sangiran merupakan
suatukubah raksasa yang berupa cekungan besardi pusat kubah akibat adanya erosi di bagian
puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai denganperbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi
geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagailapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia
purba dan binatang, termasuk artefak.Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiranberupa endapan
lempung hitam dan pasir fluviovolkanik,tanahnya tidak subur dan terkesangersang pada musim
kemarau.

Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemullingtahun 1864, dengan laporan
penemuan fosil vertebrata dari Kalioso,bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan
chemullingsitus itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. EugeneDubois juga pernah datang
ke Sangiran, akan tetapi ia kurangtertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran. Pada
1934,G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayahNgebung yang terletak sekitar dua
km di barat laut kubah Sangiran.Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs
Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiranmenjadi sangat terkenal berkaitan
dengan penemuan-penemuanfosil Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan. Homo
erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia,sebelum masuk pada tahapan manusia
Homo sapiens, manusiamodern.Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentangevolusi fisik
manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambarannyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga
lingkungan.Beberapa fosil yang ditemukan dalam seri geologis-stratigrafis yangdiendapkan tanpa
terputus selama lebih dari dua juta tahun,menunjukan tentang hal itu. Situs Sangiran telah diakui
sebagaisalah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secararesmi sebagai Warisan
Dunia pada 1996, yang tercantum dalamnomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List)
UNESCO.Perhatikan baik-baik gambar fosilmanusia purba di samping, fosil itu juga disebut sebagai
Sangiran 17 sesuai dengan nomor seripenemuannya. Fosil itu merupakan fosil Homo erectus yang
terbaik di Sangiran. Ia ditemukan diendapan pasir fluvio-volkanik di Pucang, bagian wilayah Sangiran.
Fosil itu merupakan dua diantara Homo erectus di dunia yang masih lengkap dengan mukanya. Satu
ditemukan di Sangiran dan satu lagi di Afrika.
2. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masukwilayah administrasi Kabupaten Ngawi,
Jawa Timur. Tinggalanpurbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum von
Koenigswald menemukan Sangiran pada 1934. Ekskavasiyang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil
telah membawapenemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagidunia pengetahuan.
Penggalian Dubois dilakukan pada endapanalluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap
tengkorakPithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha (utuh danfragmen) yang
menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.
Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinilsangat pendek tetapi memanjang ke belakang.Volume
otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera(600 cc) dan otak manusia modern (1.200-1.400cc). Tulang
kening sangat menonjol dan di bagianbelakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jjelas,
menandakan otak yang belum berkembang.Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk yang
meruncing yang diduga pemiliknya merupakanperempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan
perekatan antar tulang kepala, ditafsirkan inividuini telah mencapai usia dewasa. Selain tempattempat
di atas, peninggalan manusia purba tipe inijuga ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur;
Ngandong, Blora, Jawa Tengah; Sambungmacan,Sragen, Jawa Tengah.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, dapatlah direkonstruksi
beberapa jenis manusia purba yang pernah hidup di zaman praaksara.
1. Jenis Meganthropus
Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitianvon Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan
1941 yangmenemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Darihasil rekonstruksi ini kemudian
para ahli menamakan jenismanusia ini dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus, artinya manusia
raksasa dari Jawa. Jenis manusia purbaini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya
tegap.Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuhtumbuhan.Masa hidupnya diperkirakan
pada zaman Pleistosen Awal.
2. Jenis Pithecanthropus
Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian EugeneDubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di
pinggiranBengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksiterbentuk kerangka manusia, tetapi
masihterlihat tanda-tanda kera. Oleh karena itujenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya
manusia kera yang berjalan tegak.Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto,sehingga disebut
Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yangjuga terkenal sebagai rumpun Homo
erectusini paling banyak ditemukan di Indonesia.Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup
dan berkembang sekitar zaman PleistosenTengah.
3. Jenis Homo
Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschotendi Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene
Dubois bersamakawan-kawan dan menyimpulkan sebagai jenis Homo.Ciri-ciri jenis manusia Homo ini
muka lebar, hidung danmulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipuntidak semenonjol
jenis Pithecanthropus. Bentukfisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang.Hidup dan
perkembangan jenis manusia ini sekitar40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempatpenyebarannya
tidak hanya di Kepulauan Indonesiatetapi juga di Filipina dan Cina Selatan.
Homo sapiens artinya ‘manusia sempurna’baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya
yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusiamodern. Kadang-kadang Homo sapiens juga
diartikandengan ‘manusia bijak’ karena telah lebih maju dalamberfikir dan menyiasati tantangan alam.
Bagaimanakahmereka muncul ke bumi pertama kali dan kemudianmenyebar dengan cepat ke berbagai
penjuru duniahingga saat ini? Para ahli paleoanthropologi dapatmelukiskan perbedaan morfologis
antara Homosapiens dengan pendahulunya, Homo erectus.Rangka Homo sapiens kurang kekar
posturnyadibandingkan Homo erectus. Salah satu alasannya karenatulang belulangnya tidak setebal dan
sekompak Homo erectus.Hal ini mengindikasikan bahwa secara fisik Homosapiens jauh lebih lemah
dibanding sang pendahulu tersebut.Di lain pihak, ciri-ciri morfologis maupun biometriks Homosapiens
menunjukkan karakter yang lebih berevolusi dan lebihmodern dibandingkan dengan Homo erectus.
Sebagai misal,karakter evolutif yang paling signifikan adalah bertambahnya kapasitas otak. Homo
sapiens mempunyai kapasitas otak yangjauh lebih besar (rata-rata 1.400 cc), dengan atap
tengkorakyang jauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo erectus yang mempunyai
tengkorak panjang danrendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc.Segi-segi morfologis dan tingkatan
kepurbaannyamenunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata antara keduaspesies dalam genus Homo
tersebut. Homo sapiens akhirnyatampil sebagai spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasidengan
lingkungannya, dan dengan cepat menghuni berbagai
permukaan dunia ini.Berdasarkan bukti-bukti penemuan, sejauh ini manusiamodern awal di Kepulauan
Indonesia dan Asia Tenggara paling tidaktelah hadir sejak 45.000 tahun yang lalu. Dalam
perkembangannya,kehidupan manusia modern ini dapat dikelompokkan dalam tigatahap, yaitu (i)
kehidupan manusia modern awal yang kehadirannyahingga akhir zaman es (sekitar 12.000 tahun lalu),
kemudiandilanjutkan oleh (ii) kehidupan manusia modern yang lebihbelakangan, dan berdasarkan
karakter fisiknya dikenal sebagairas Austromelanesoid. (iii) mulai di sekitar 4000 tahun lalu
munculpenghuni baru di Kepulauan Indonesia yang dikenal sebagaipenutur bahasa Austronesia.
Berdasarkan karakter fisiknya, makhlukmanusia ini tergolong dalam ras Mongolid. Ras inilah yang
kemudianberkembang hingga menjadi bangsa Indonesia sekarang.

Beberapa spesimen (penggolongan) manusia Homo sapiensdapat dikelompokkan sebagai berikut,


a. Manusia Wajak
Manusia Wajak (Homo wajakensis) merupakan satusatunyatemuan di Indonesia yang untuk sementara
dapatdisejajarkan perkembangannya dengan manusia modernawal dari akhir Kala Pleistosen. Pada
tahun 1889, manusiaWajak ditemukan oleh B.D. van Rietschoten di sebuah ceruk di lereng
pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekatTulungagung, Jawa Timur.
b. Manusia Liang Bua
Pengumuman tentang penemuan manusia Homofloresiensis tahun 2004 menggemparkan dunia ilmu
pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan di sebuah guaLiang Bua oleh tim peneliti gabungan
Indonesia dan Australia.Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Buabila diartikan secara
harfiah merupakan sebuah gua yangdingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan tinggi dengan
permukaan tanah yang datar, merupakan tempat bermukimyang nyaman bagi manusia pada masa
praaksara. Hal itu bisadilihat dari kondisi lingkungan sekitar gua yang sangat indah,yang berada di
sekitar bukit dengan kondisi tanah yang datardi depannya. Liang Bua merupakan sebuah temuan
manusiamodern awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yangmenakjubkan yang diharapkan dapat
menyibak asal usulmanusia di Kepulauan Indonesia.Manusia Liang Bua ditemukan oleh Peter Brown
danMike J. Morwood pada bulan September 2003 lalu. Temuanitu dianggap sebagai penemuan spesies
baru yang kemudiandiberi nama Homo floresiensis, sesuai dengan tempatditemukannya fosil manusia
Liang Bua.Pada tahun 1950-an, Th. Verhoeven lebih dahulumenemukan beberapa fragmen tulang
manusia di Liang Bua.Saat itu ia menemukan tulang iga yang berasosiasi denganberbagai alat serpih
dan gerabah. Tahun 1965, ditemukantujuh buah rangka manusia beserta beberapa bekal kuburyang
antara lain berupa beliung dan barang-barang gerabah.

Diperkirakan Liang Bua merupakansebuah situs neolitik dan paleometalik.Manusia Liang Bua
mempunyai ciritengkorak yang panjang dan rendah,berukuran kecil, dengan volume otak380 cc.
Kapasitas kranial tersebut beradajauh di bawah Homo erectus (1.000 cc),manusia modern Homo
sapiens (1.400cc), dan bahkan berada di bawah volumeotak simpanse (450 cc).
Lampiran 2 : gambar manusia purba

Anda mungkin juga menyukai