Anda di halaman 1dari 38

DIKLAT

PEMBELAJARAN BERBASIS IT METODE MINDMAP


POLA IN ON

Dilaksankan pada tanggal 14-16 September 2017


Di SDN Parang 1 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan
18 September 2017
Leadership dan Kepribadian

Gaya kepemimpinan mana yang sebaiknya diterapkan oleh seorang pemimpin sangat tergantung
pada situasi dan kondisi di dalam organisasi itu sendiri.

Menurut Robert Albanese dan David D. Van Fleet dalam bukunya yang berjudul Organizational
Behavior: A Managerial Viewpoint, ada empat gaya kepemimpinan yang dibedakan berdasarkan
kepribadian. Ada gaya kepemimpinan Kharismatis, yang mampu menarik atensi banyak orang
dengan kharisma yang dimiliki. Ada gaya kepemimpinan Otoriter, yang senang membuat
keputusan sepihak dan mengharuskan orang lain mengikutinya.

Ada pula gaya kepemimpinan Demokratis, yang lebih memberikan keleluasaan kepada bawahan
terkait tugas dan tanggung jawabnya. Dan terakhir, ada gaya kepemimpinan Moralis, yang
memiliki empati tinggi terhadap permasalahan bawahannya namun sikapnya sangat emosional.

Empat gaya kepemimpinan di atas tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Gaya kepemimpinan yang satu bisa jadi lebih
baik dalam situasi tertentu namun dalam situasi yang lain tidak bisa diterapkan.

Seorang pemimpin tidak bisa menjalankan satu gaya kepemimpinan yang sama terus-menerus
karena setiap organisasi pasti memiliki permasalahan yang berbeda dan selalu mengalami
perubahan setiap waktu. Untuk itu, pemimpin harus bisa fleksibel dalam menerapkan sebuah
gaya kepemimpinan agar menjadi lebih efektif penggunaannya.

Menentukan gaya kepemimpinan yang manakah yang paling baik bagi seorang pemimpin
memang cukup sulit. Mereka terlebih dahulu harus mempelajari situasi dan kondisi dalam suatu
organisasi agar tidak salah mengambil langkah ke depannya.

Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan informasi yang mendalam
agar dapat mengambil satu keputusan yang tepat. Di samping itu, gaya kepemimpinan seorang
pemimpin harus dapat mempengaruhi dan memberikan arahan kepada bawahan sedemikian rupa,
sehingga apa yang mereka kerjakan sesuai dengan keinginan pemimpin yang bersangkutan.
Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu rangkaian kegiatan yang


digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan,
dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam
organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai
suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif,
atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.

Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan
teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin
baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi
memang memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir
semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga
jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.

Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan,
akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif.
Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang
terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut, dan ini tentu saja
memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM.

Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya
dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti
pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan
kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan
organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas
dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks
tersebut.

Strategi Pembelajaran dengan Mindmap

Teknik Pembelajaran : Mind Mapping Eureka Pendidikan. Kemampuan setiap orang untuk
mengorganisasikan informasi berbeda-beda, ada yang teratur secara ilmiah tetapi ada juga yang
tidak. Namun, kebanyakan orang tidak dapat mengorganisasikan informasi yang diperolehnya
dengan baik. DePorter (2009:152) mengemukakan bahwa kemampuan mengorganisasi
tergantung pada usia dan gaya belajar. Seorang guru harus memberikan alat organisasi yang baik
dan efektif. Salah satu alat organisasi yang dapat diberikan, yaitu mencatat. Teknik mencatat
yang baik dan efektif adalah teknik mind mapping. Mind mapping adalah teknik pemanfaatan
keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan (DePorter, 2009:153). Mind mapping merupakan cara mencatat yang
mengakomodir cara kerja otak secara natural. Berbeda dengan catatan konvensional yang ditulis
dalam bentuk daftar panjang ke bawah. Mind mapping akan mengajak pikiran untuk
membayangkan suatu subjek sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan (Edward, 2009:63).
Teknik mind mapping merupakan teknik mencatat tingkat tinggi yang memanfaatkan
keseluruhan otak, yaitu otak kiri dan otak kanan. Belahan otak kiri berfungsi menerapkan fungsi-
fungsi logis, yaitu bentuk-bentuk belajar yang langkah-langkahnya mengikuti urutan-urutan
tertentu. Oleh karena itu, otak menerima informasi secara berurutan. Sedangkan otak kanan
cenderung lebih memproses informasi dalam bentuk gambar-gambar, simbol-simbol, dan warna.
Teknik mencatat yang baik harus membantu mengingat informasi yang didapat, yaitu materi
pelajaran, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan
memberi wawasan baru. Sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan untuk memilih
keterampilan-keterampilan otak kiri, yaitu matematika, bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) daripada seni, musik, dan pengajaran keterampilan berfikir, terutama keterampilan berfikir
secara kreatif. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan kerja belahan otak kiri dan otak kanan.
Akibatnya, kerja otak tidak sinergis, tidak efisien, dan tidak menunjukkan performa optimalnya
(Windura, 2008:7). Otak kiri memiliki sifat memori jangka pendek dan ini yang digunakan anak
untuk menghafal sehingga anak mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya
(Windura, 2008:9). Sekolah jarang mengajak siswa untuk mengaktifkan otak kanan, padahal
kreativitas berada pada sisi otak kanan. Selain itu, otak kanan juga mempunyai sifat memori
jangka panjang. Artinya, memori yang disimpan di otak sebelah kanan lebih lama daripada
memori yang disimpan di otak sebelah kiri (Alamsyah, 2009:15).

Ada 7 langkah dalam membuat peta pikiran dan dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Mulai dari Bagian Tengah Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisinya panjang dan
diletakkan mendatar. Memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk
menyebarkan kreativitas ke segala arah dengan lebih bebas dan alami.

2. Menggunakan Gambar atau Foto untuk Ide Sentral Gambar bermakna seribu kata dan
membantu siswa menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik,
membuat siswa tetap terfokus, membantu berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.

3. Menggunakan Warna Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat
peta pikiran lebih hidup, menambah energi pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
4. Menghubungkan Cabang-cabang Utama ke Gambar Pusat Hubungkan cabang-cabang utama
ke gambar pusat kemudian hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan
dua dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau
tiga, atau empat) hal sekaligus. Jika kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih
mudah mengerti dan mengingat.

5. Membuat Garis Hubung yang Melengkung, Bukan Garis Lurus Garis lurus akan membosankan
otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih
menarik bagi mata.

6. Menggunakan Satu Kata Kunci untuk Setiap Garis Kata kunci tunggal memberi lebih banyak
daya dan flesibilitas kepada peta pikiran. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti
pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri.

7. Menggunakan Gambar Seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jika siswa
hanya mempunyai 10 gambar di dalam peta pikiran, maka peta pikiran siswa sudah setara
dengan 10.000 kata catatan

Kesimpulan

Berdasarkan hasil Seminar ini diharapkan Guru mampu meningkatkan kreatifitas dan daya
kepemimpinan guru untuk mendidik anak didik, menuju peningkatan hasil prestasi belajar.
DIKLAT

PENGEMBANGAN PROFESI GURU DALAM PENINGKATAN


MOTIVASI KINERJA DAN EVALUASI PENULISAN KARYA
TULIS ILMIAH

Dilaksanakan pada tanggal 5,6 September 2015

Dan 12,13 September 2015 bertempat di Gedung PGRI Magetan

Magetan, 14 September 2015

Hakikat Strategi Peningkatan Profesionalitas Guru


Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau
organisasi untuk sampai pada tujuan. Yang dimaksud dengan strategi pengembangan
profesionalitas guru adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh seseorang atau
organisasi dalam mengembangkan profesionalitass guru.
Sumber daya manusia dalam konteks manajemen adalah kesiapan masyarakat
untuk mengkontribusikan kesamaan kehendak guna mencapai tujuan yang sama. Oleh
karena itu sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi
pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya
meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan.
Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia
pendidikan. Profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan
segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan
diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka
profesionalisasi guru merupakan suatu keharusan. Pengembangan profesionalitas guru
dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru
dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak
pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.

Strategi pengembangan atau peningkatan profesionalitas.


Peningkatan Kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti berikut
ini.
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Inhouse training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan
untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi
dan karir guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru
yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang belum memiliki kompetensi. Dengan
strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat waktu dan biaya.
b. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
institusi/industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional
guru. Program magang ini terutama diperuntukkan bagi guru kejuruan dan dapat
dilakukan selama priode tertentu, misalnya, magang di industri otomotif dan yang
sejenisnya. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa
keterampilan tertentu khususnya bagi guru-guru sekolah kejuruan memerlukan
pengalaman nyata.
c. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan
bekerjasama dengan institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu.
Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan
melalui mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau
kelebihan yang dimiliki mitra dapat dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.
d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan
tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu,
melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan melalui
belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di
daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk
seperti di ibu kota kabupaten atau di propinsi.
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di
P4TK dan atau LPMP dan lembaga lain yang diberi wewenang, di mana program
pelatihan disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan
tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi.
Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau
disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.
f. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat di
LPTK atau lembaga pendidikan lainnya dimaksudkan untuk melatih meningkatkan
kompetensi guru dalam beberapa kemampuan seperti melakukan penelitian tindakan
kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
g. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat
dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan
rekan sejawat dan sejenisnya.
h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga
merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan
guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar,
baik di dalam maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan
pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu
guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.
2. Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan
a. Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala
dengan topik sesuaidengan masalah yang di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala
diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan
proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan
pengembangan karirnya.
b. Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan
publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru
dalam meningkatkan kompetensi guru. Melalui kegiatan ini memberikan peluang
kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan
dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c. Workshop.
Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran,
peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan
misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
penulisan RPP, dan sebagainya.
d. Penelitian.
Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian
eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
e. Penulisan buku/bahan ajar.
Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku
dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum
sederhana, maupun bahan ajar elektronik (animasi pembelajaran).
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni.
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya teknologi yang bermanfaat untuk
masyarakat dan atau pendidikan dan karya seni yang memiliki nilai estetika yang
diakui oleh masyarakat.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi


guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya (berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009).
Pengertian utuh dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), yang terdapat
dalam buku Pedoman Pengelolaan PKB yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan
Nasional (2011), bahwa : PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang
merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan
dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan dapat mempunyai
pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang
mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan
mampu melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru
secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal
sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka
secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi.
Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan
keterampilannya serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan
profesionalnya.[3]
Profesi sebagai guru mengemban amanah yang berat. Amanah itu antara lain adalah
mencerdaskan anak-anak didiknya sehingga mereka kelak di kemudian hari mampu
menjalani kehidupannya dengan bekal pendidikan yang diberikan gurunya. Sejalan dengan
hal itu, Trimo (2008) mengemukakan bahwa pekerjaan sebagai guru menjadi lebih berat
tatkala menyangkut peningkatan kemampuan anak didiknya sedangkan kemampuan dirinya
mengalami stagnasi. Oleh karena itu, guru perlu bahkan harus terus mengembangkan
dirinya.[4] Unsur kegiatan PKB terdiri dari tiga macam kegiatan yaitu : pengembangan diri,
publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Tujuan PKB (Pengembangan Keprofesian Guru)


1. Tujuan umum:

untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.

2. Tujuan khusus:

a. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan

dalam peraturan perundangan yang berlaku.

b. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses

pembelajaran peserta didik.


c. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai tenaga profesional.

d. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.

e. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat.

f. Menunjang pengembangan karir guru.

g. Kompetensi yang diidentifikasikan di bawah standar berdasarkan evaluasi diri.

h. Kompetensi yang diidentifikasikan oleh guru perlu ditingkatkan.

i. Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan oleh guru untuk

pengembangan karir/melaksanakan tugas-tugas baru, misalnya sebagai kepala

sekolah.

j. Pengetahuan, keterampilan, materi yang dibutuhkan berdasarkan Laporan Evaluasi

Diri Sekolah dan/atau Rencana Tahunan Pengembangan Sekolah.

k. Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi khusus yang diminati oleh guru.

Komponen PKB
Adapun komponen PKB yang bisa diikuti oleh guru, yang mana tertuang dalam buku
Pedoman Pengelolaan PKB (2011), secara singkat mencakup :
1. Pengembangan diri, yang meliputi : a) mengikuti diklat
fungsional; dan b) melaksanakan kegiatan kolektif guru.
2. Publikasi ilmiah, yang meliputi : a) membuat publikasi
ilmiah atas hasil penelitian; dan b) membuat publikasi
buku.
3. Karya inovatif, yang meliputi : a) menemukan teknologi
tetap guna; b) menemukan/menciptakan karya seni; c)
membuat/memodifikasi alat pelajaran; dan d) mengikuti
pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan
sejenisnya

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi
diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian,
akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana
praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu
perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke
dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan
profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang
dilaksana- kannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik
tersebut dilaksanakan.Komponen-komponen di dalam kelas yang dapat dijadikan
sasaran PTK adalah sebagai berikut.

1. Siswa, antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan
berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.
2. Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran.
3. Materi pelajaran, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi
materi, dan lain sebagainya.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media
pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
5. Penilaian proses dan hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif,
psikomotorik).
6. Lingkungan, mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui
penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
7. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran,
pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar
bersama dalam waktu yang bersamaan, serta guru yang sedang memfasilitasi
kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran di kelas,
kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya.
2. Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.
3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifi- kasi perilaku, teknik
memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri.
4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya
penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam
kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu).
5. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir
ilmiah dalam diri siswa.
6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber
belajar di dalam/luar kelas.
7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah
evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis
kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu
8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok, interaksi
antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara
siswa dengan lingkungan belajar.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di
dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan
melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan
kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah
untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan
pendidikan di dalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Adapun manfaat PTK antara lain sebagai berikut:
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para
pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK
yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai
kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel
ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.
c. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah
atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran
dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.
e. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan
kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu,
hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
f. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media
yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-
sungguh.

Kesimpulan
Dari kegiatan seminar ini diharapkan guru mampu meningkatkan keprofesionalitasnya sehingga
mampu menghadapi tantangan program pendidikan selanjutnya. Dan dengan adanya kegiatan
PKB yang diujikan tentu bertujuan demi peningkatan kualitas pendidik demi tercapainya tujuan
pendidikan yakni meningkatkan hasil belajar siswa. Serta memberikan wawasan kepada guru
tentang kenaikan pangkat dan proses yang harus dilalui.

Magetan, 15 September 2015


DIKLAT PENGEMBANGAN PROFESI GURU

DALAM STRATEGI PEMECAHAN MASALAH KURIKULER UNTUK OPTIMALISASI


PELAKSNAAN K.13

Dilaksanakan pada tanggal 26,27,28 Pebruari 2016

bertempat di Gedung PGRI Magetan

Magetan, 30 Pebruari 2016

Tujuan dan karakteristik kurikulum 2013


Seperti yang sudah kita tahu, bahwa sejak tahun 2013 kemarin, pemerintah telah mengeluarkan sebuah
kurikulum baru untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP tahun 2006. Banyak orang
yang masih merasa sangat bingung mengenai kurikulum yang baru ini. Namun menurut saya, pada kurikulum
2013 ini untuk anak SD, siswa ataupun siswi SD diberikan sebuah buku dengan tujuan anak tersebut
mengamati dan mengemukaan materi apa yang ada didalam buku tersebut. Jadi sangat membuat anak-anak
melatih logikanya. Dan hal ini menurut saya sangat baik karena pada kehidupan didunia kerja nanti, kita lebih
banyak membutuhkan kemampuan logika dan cara berpikir yang jernih.

karakteristik kurikulum 2013

1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah
dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Model-model pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang distandarkan meliputi (1) model
penyingkapan yaitu siswa menemukan, mencari, dan meneliti yang meliputi discovery learning dan inquiry
learning, (2) model problem based learning, (3) Project Based Learning (PjBL) dan (4) model Production Based
Training (PBT).
Setiap model model pembelajaran tersebut memiliki langkah kerja (syntax) tersediri. Setiap model yang menjadi
standar dalam melaksanakan pembelajaran, karena dilandasi dengan pendekatan ilmiah, maka selalu berawal
siswa merumuskan masalah yang diungkapkan melalui proses menanya. Oleh karena itu, kebutuhan guru yang
paling esensial dalam melaksanakan K13 adalah mampu membantu siswa merumuskan dan memecahkan
masalah melalui berbagai langka kerja yang ditentukan.
Dalam mengenali model discovery dengan inkuiri sering dipertanyaan kesamaan dan perbedaanya. Keduanya
sebenarnya memiliki irisan kesamaan yang tinggi, yaitu berawal dari masalah, mengumpulkan data untuk
menjawab masalah, menggunakan data untuk menjawab masalah. Dalam discovery lebih menekankan pada
kesimpualan sementara dalam inkuiry lebih menekankan pada penyampaian hasil temuan dan analisis proses
yang siswa lalui.
Untuk memahami keempat model maka saya kutipkan materi yang tertuang dalam pedoman penerapan
berbagai sintax yang telah dirumuskan Kemendikbud sebagai berikut:
A. Pengertian Pembelajaran, Model pembelajaran dan Prinsip Pembelajaran
dalam Kurikulum 2013
1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik,antara peserta
didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu
lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat
membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
penilaian.
2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi
dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut Arends dalam Trianto,
mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

3. Prinsi-prinsip pembelajaran meliputi: (1) peserta didik difasilitasi untuk mencari


tahu, (2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar, (3) proses
pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah, (4) pembelajaran berbasis
kompetensi, (5) pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran yang menekankan pada
jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, (7) pembelajaran
berbasis keterampilan aplikatif, (8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan,
dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills, (9)pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat, (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberiketeladanan (ingngarso sung tulodo), membangun kemauan
(ingmadyomangunkarso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam
proses pembelajaran (tut wurihandayani), (11) pembelajaran yang berlangsung
di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, (12) pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, (13)
pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik,
dan (14) suasana belajar menyenangkan dan menantang.

===================================

===================================

4. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan


digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas.
5. Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana
pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik
mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan
nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara
jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen
(Joice& Wells).
6. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang
masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori
dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya
serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan
mengembangankannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai
tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya
apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan
suatu masalah pembelajaran.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah
laku mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita
mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang
kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah
satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan
pembelajaran. (Trianto, 2010).
7. Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi
olehkondisi Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dantingkat kemampuan
peserta didik. Di samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai
tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru.
8. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagaimana yang
diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya dipadukan secara
sinkron dengan langkah/tahapan kerja (syntax) model pembelajaran.

B. Model pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Model pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama(Permendikbud


No. 103 Tahun 2014)yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik,
perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model
tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based
Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan
model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan(Discovery/Inquiry
Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan
model pembelajaran Production Based Education (PBE) sesuai dengan
karakteristik pendidikan menengah kejuruan

Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi


pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk
materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan
dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.Oleh
karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah
cenderung pada pembelajaran penyingkapan(Discovery/Inquiry
Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan
Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
1. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
2. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan
faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning danProject
Based Learning):
1. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau
produk;
2. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
4. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah
kerja(syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Penyingkapan (penemuan dan pencarian/penelitian)

Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)adalah


memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih,
2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive
processsedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilatingconcepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam
Malik, 2001:219).
a. Sintak model Discovery Learning
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Verification), dan
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
b. Sintak model Inquiry Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam settingwaktu
yang singkat (Joice&Wells, 2003).
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5) Analisis proses inkuiri.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan


berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta
lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna,
relevan, dan kontekstual (Tan OnnSeng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan
konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian
konsepHigh Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar,
mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).
a. Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam
Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan
menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-
alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi
yang dilakukan.
b. Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting(David H.
Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.

3. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).


Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan
proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi,
pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk
penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya
memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team
work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik
level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21
(Cole & Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
b. Mendesain perencanaan proyek;
c. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project);
e. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
4. Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat digunakan
model Production Based Training (PBT) untuk mendukung
pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran pengembangan
produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based Trainingmerupakan
proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi,
dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang
kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan
berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu
produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan
model pembelajaranPBT adalah untuk menyiapkan peserta
didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi
teknisserta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja.
Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainningmeliputi:
a. Merencanakan produk;
b. Melaksanakan proses produksi;
c. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
d. Mengembangkan rencana pemasaran.
(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).
Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima
langkah sebagai berikut.
1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera
penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan
peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat
bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan,
mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet
maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati
adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
2. Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin
diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu
proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan
secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya.
Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa
lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan
guru hinggasiswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat
diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa
kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari
kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah
dan merumuskanhipotesis.
3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai
bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan
mengumpulkan datadapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen),
wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari
kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk
serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu.
Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi,
pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam
bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga
lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat
tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan.
Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun
menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori
yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip
dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif,
meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari
kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan
hasil kajian dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan
menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram,
bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi
sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasilbelajar dari
kegiatanmengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan
dan mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.

Kesimpulan

Dari kegiatan seminar ini dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 13 Bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia

Magetan, 30 Pebruari 2016


DIKLAT

HIPNOTEACHING DAN PEMBEKALAN PENGUATAN MODAL MUMPUNI GURU


KREATIF PRESTATIF DI ERA DIGITAL

Dilaksanakan pada tanggal 24, 25, 26 Maret 2017

Bertempat di Gedung PGRI Magetan

Pengertian Hypnoteaching
Hypnoteaching merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat diterapkan di SD karena model ini sangat mudah
beradaptasi dengan kondisi siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Nurcahyo (dalam Hajar 2012: 75), secara
harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Hypnosis sendiri adalah seni berkomunikasi untuk
mempengaruhi seseorang, sehingga mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan
gelombang otak dari betha menjadi alpha atau theta. Sedangkan teaching adalah mengajar. dari sini, kemudian bisa
diartikan bahwa hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dalam mengajar dengan jalan memberikan sugesti agar
para siswa menjadi lebih cerdas. Melalui sugesti yang diberikan, diharapkan mereka tersadar dan tercerahkan bahwa
ada potensi luar biasa yang selama ini belum pernah mereka optimalkan dalam pembelajaran.

Menurut Novian Triwidia jaya (dalam Yustisia 2012: 76), Hypnoteaching merupakan perpaduan pengajaran yang
melibatkan pikiran sadar dan bawah sadar. Hypnoteaching ini merupakan metode pembelajaran kreatif, unik,
sekaligus imajinatif. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, para anak didik sudah dikondisikan untuk siap belajar.
Dengan demikian, anak didik mengikuti pembelajaran dalam kondisi yang segar dan siap untuk menerima materi
pelajaran. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, tentu guru dituntut stabil baik secara psikologis, maupun secara
psikis, akhirnya mempunyai kesiapan yang penuh dalam mengajar para anak didiknya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hypnoteaching merupakan tehnik dan seni mengajar yang
menggunakan sugesti-sugesti positif dengan cara merubah gelombang otak yang menjadikan proses pembelajaran
semakin efektif dengan kondisi kesiapan mental siswa yang bagus dalam pembelajaran. Siswa juga merasa lebih
nyaman dan penuh rasa ketertarikan hal ini tentunya sangat menunjang proses pembelajaran

2. Kelebihan Hypnoteaching
Hypnoteaching memiliki banyak kelebihan-kelebihan tersendiri dan membantu guru untuk lebih dapat berinteraksi
dengan baik kepada siswa. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh model hypnoteaching ini menurut Yustisia (2012: 81-
83) adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik bisa berkembang sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki. 2. Guru
bisa menciptakan proses pembelajaran yang beragam sehingga tidak membosankan bagi peserta didik. 3. Proses
pembelajaran akan lebih dinamis. 4. Tercipta interaksi yang baik antara guru dan peserta didik. 5. Siswa dapat
dengan mudah menguasai materi karena lebih termotivasi untuk belajar. 6. Pembelajaran bersifat aktif 7.
Pemantauan terhadap siswa lebih intensif 8. Siswa lebih dapat berimajinasi dan berpikir kreatif 9. Siswa akan
melakukan pembelajaran dengan senang hati 10. Siswa akan berkonsentrsi penuh terhadap materi pelajaran yang
diberikan oleh guru.

3. Kekurangan Hypnoteaching
Meskipun banyak kelebihan yang dimiliki oleh model hypnoteaching, namun tidak bisa dipungkiri terdapat pula
kekurangan di dalamnya. Kekurangan yang dimiliki oleh model hypnoteaching ini menurut Yustisia (2012: 81-83)
adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk menunjang pelaksanaan
metode hypnoteaching 2. Banyaknya siswa yang ada dalam sebuah kelas menyebabkan kurangnya waktu dari
pendidik untuk memberi perhatian satu persatu kepada mereka 3. Meskipun hypnoteaching mempunyai manfaat
besar, namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang instan. Sehingga, pelatihan yang dilakukan
secara berulangulang sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal 4. Metode
hypnoteaching masih tergolong dalam metode baru dan belum banyak dipakai oleh para guru di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa kelebihan model hypnoteaching ini adalah dapat
menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan dan sangat berkualitas meski terdapat
sedikit sekali kekurangan.

4. Langkah-langkah Hypnoteaching dan Penerapannya


a. Langkah-langkah Hypnoteaching

Hypnoteaching merupakan ilmu yang di dalamnya terdapat langkah-langkah dalam pelaksanaannya, hal ini
merupakan titik puncak pada aplikasi model pembelajaran tersebut. Menurut Muhammad Noer (N.Yustisia, 2012: 85-
91), dalam hypnoteaching ada beberapa langkah yang perlu di lakukan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut a)
Niat dan Motivasi dalam diri, Kesuksesan seseorang tergantung dengan pada niatnya untuk senantiasa berusaha dan
bekerja keras dalam mencapai kesuksesan. Niat yang besar dan tekad yang kuat akan menumbuhkan motivasi dan
komitmen yang tinggi bidang yang tengah ditekuni. b) Pacing, Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh,
bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain atau siswa. Sebab, pada prisipnya manusia cenderung lebih suka
berinteraksi dengan teman yang memiliki banyak kesamaan Adapun beberapa cara dalam melakukan pacing
terhadap siswa sebagai brikut: a. Bayangkan usia kita setara dengan siswa-siswa, sehingga kita dapat melakukan
aktivitas dan merasakan hal-hal yang dialami oleh mereka saat ini. b. Gunakan bahasa sesuai dengan bahasa yang
sering di gunakan oleh siswa. Jika perlu gunakan bahasa gaul yang sedang tren dikalangan mereka. c. Melakukan
gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan guru. d. Selalu update pengetahuan tentang
tema,bahasa dan sangkutkan tema pelajaran kita dengan tema-tema yang sedang tren di kalangan siswa. c)
Leading, Leading berarti memimpin atau mengarahkan sesuatu. Hal ini dilakukan setelah proses paccing dilakukan.
Peserta didik akan merasa nyaman dengan suasana pembelajaran yang berlangsung. Ketika itulah hampir setiap
apapun yang diucapkan oleh guru atau ditugaskan pada peserta didik , peserta didik akan melakukan dengan suka
rela dan senang hati. Meskipun materi yang dihadapi sulit, pikiran bawah sadar peserta didik akan menangkap materi
pelajaran yang di sampaikan guru menjadi hal yang mudah d) Menggunakan kata-kata positif, Langkah ini merupakan
langkah pendukung dalam melakukan pacing dan leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja
pikiran bawah sadar yang tidak mau menerima kata-kata negatif. Guru sebaiknya mengunakan katakata positif untuk
mengganti kata-kata yang negatif. Misalnya, ketika peserta didik di kelas ramai dan gaduh, guru tidak boleh
mengatakan “ jangan ramai”, tetapi diganti dengan mengatakan “mohon tenang”. e) Berikan pujian, Salah satu hal
penting yang harus diingat oleh guru adalah adanya rewad and punishment dalam proses pembelajaran. Pujian
adalah reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian ini merupakan salah satu konsep diri seseorang. sementara
punishment merupakan hukuman atau peringatan yang diberikan guru ketika peserta didik melakukan sesuatu
tindakan yang kurang sesuai. namun guru harus bijak dan hati-hati dalam memberi punishment agar tidak membuat
peserta didik rendah diri dan tidak bersemangat. f) Modelling, Modelling merupakan proses pemberian teladan atau
contoh melalui ucapan dan perilaku. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan menjadi salah satu kunci
berhasil atau tidaknya hypnoteaching. Setelah peserta didik merasa nyaman dengan guru dan suasana
pembelajaran, diperlukan pula kepercayaan peserta didik pada guru yang dimantapkan melalui perilaku dan ucapan
yang konsisten dari guru. Hal ini akan membuat guru menjadi sosok yang bisa dipercaya di mata peserta didik.

b. Penerapan Hypnoteaching di kelas

Dalam menjalankan langkah-langkah hypnoteaching perlu di adakannya penerapan-penerapan yang menarik agar
pembelajaran lebih dinamis tidak monoton. Menurut Novian Triwidia Jaya (N.Yustisia, 2012: 89-91), penerapan
hypnoteaching di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti di bawah ini. a) Yelling, Yelling atau berteriak
dipakai untuk mengembalikan konsentrasi peserta didik ke materi pelajaran dengan meneriakkan sesuatu bersama-
sama. Sebaiknya yelling telah disepakati bersama antara guru dan siswa pada awal pembelajaran dimulai agar
terjadinya satu kesepahaman yang baik. b) Jam Emosi, Jam emosi merupakan jam untuk mengatur emosi peserta
didik. Pada hakikatnya emosi setiap orang bisa berubah-ubah setiap detiknya, demikian halnya dengan peserta didik
di sekolah. Jam emosi juga dibagi beberapa cara sebagai berikut: 1. Jam tenang Dapat ditandai dengan warna hijau
atau tulisan “tenang”. Jam ini menunjukan bahwa peserta didik diminta untuk tenang dan berkonsentrasi karena ada
materi penting yang akan disampaikan oleh guru. 2. Jam diskusi Dapat ditandai dengan warna biru atau tulisan
“diskusi”. Jam ini menunjukan bahwa peserta didik diminta untuk mendiskusikan sesuatu topik yang baru saja
dibahas. 3. Jam lepas Dapat ditandai dengan warna kuning atau tulisan “lepas”. Jam ini menunjukan bahwa peserta
didik diminta untuk melepaskan emosinya. Peserta didik bisa tertawa, berbicara sebentar dengan temannya, atau
menghela nafas dengan batas waktu tertentu dan guru harus bisa mengontrol dengan baik. c). Ajarkan Puji, Apresiasi
dengan memuji sangat dibutuhkan untuk menimbulkan rasa percaya diri dan semangat pada diri peserta didik.
Contohnya guru memberikan kesempatan pada seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan oleh guru kepada teman-temannya, setelah itu guru bersama teman-temannya yang mendengarkan
memujinya secara bersama-sama. Ini adalah suatu cara yang sangat baik sekali d). Pertanyaan Ajaib/khusus, Berikan
pertanyaan yang dapat memancing rasa penasaran dan aggrenaling peserta didik, guna untuk meningkatkan
motivasi, potensi serta dapat mengarahkan peserta didik pada hal yang baik.

Demonstrasi Sugesti dalam Hipnoteaching

Untuk melakukan hypnoteaching, hanya diperlukan langkah-langkah sederhana namun jitu.


Untuk menjadi ahli dalam hypnoteaching, diperlukan latihan yang wajib dilakukan sesering
mungkin ketika menyajikan sesi pelajaran. Dengan menerapkan langkah-langkah dasar dibawah
ini, Anda dapat melakukan hypnoteaching secara mandiri ketika mengajar.
Berikut ini adalah langkah-langkah dasar hypnoteaching yang wajib dilakukan agar dapat
menguasai jurus menjadi guru yang setara dengan motivator dunia. Langkah-langkah tersebut
adalah :
Niat dan motivasi dalam diri Anda
Kesuksesan seseorang tergantung pada niat seseorang untuk bersusah payah dan bekerja cerdas
untuk mencapai kesuksesan tersebut. Niat yang besar akan memunculkan motivasi yang tinggi,
serta komitmen untuk concern dan survive pada bidang yang Anda tekuni. Sehebat apapun
metode yang saya ceritakan, sesukses apapun orang-orang yang telah melaksanakan teknik ini,
tanpa niat yang besar dari Anda, maka Anda hanya menjadi Anda yang sekarang. Tidak
bertambah dan berkembang kualitasnya. Sebaliknya, jika Anda memiliki niat yang besar untuk
mempelajari dan melatih hypnoteaching, maka Anda akan membuktikan sendiri betapa
dahsyatnya metode ini.
Saran saya, lakukan saja sesuatu yang Anda yakin akan dapat mengembangkan kualitas diri
Anda. Termasuk hypnoteaching. Abaikan suara-suara dan perasaan-perasaan yang menghambat
untuk maju.
Teknik Pacing
Langkah kedua ini adalah langkah yang sangat penting. Pacing berarti menyamakan posisi,
gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain, atau siswa Anda. Prinsip dasar
disini adalah “manusia cenderung, atau lebih suka berkumpul / berinteraksi dengan sejenisnya /
memiliki banyak kesamaan”.Secara alami dan naluriah, setiap orang pasti akan merasa nyaman
dan senang untuk berkumpul dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengannya. Seperti
misalnya Anda yang berprofesi sebagai guru / pendidik. Jika Anda boleh memilih, pasti Anda
lebih nyaman berkumpul dan ngobrol bersama sesama guru / pendidik meski dari usia yang
berbeda-beda, daripada Anda berkumpul dengan para anggota DPR atau pengusaha pabrik yang
kaya raya, atau mungkin para gembel. Jika Anda merasa nyaman berkumpul dengan orang pada
golongan tertentu, hal tersebut berarti Anda memiliki banyak kesamaan dengan orang-orang
dalam golongan tersebut.

Kesamaan-kesamaan diantara beberapa orang, akan memancarkan gelombang otak yang sama.
Sehingga orang-orang dalam golongan itu akan merasa nyaman berada di dalamnya. Dengan
kenyamanan yang bersumber dari kesamaan gelombang otak ini, maka setiap pesan yang
disampaikan dari orang satu pada orang-orang yang lain akan dapat diterima dan dipahami
dengan sangat baik.

Sama dengan siswa-siswa kita. Jika mereka membenci sesi pengajaran Anda, berarti gelombang
otak Anda belum setara dengan mereka. Anda dan para siswa Anda belum “click”. Meskipun
usia Anda jauh lebih tua daripada siswa Anda, namun gelombang otak dapat disetarakan dengan
melakukan atau seakan-akan melakukan dan berfikir seperti siswa Anda.

Dalam hal ini, Anda wajib mengalah terlebih dahulu. Dalam arti Andalah yang harus
menyesuaikan gelombang otak Anda pada siswa Anda. Bukan sebaliknya siswa Anda yang
menyesuaikan gelombang otak Anda.

Penerapan Hipnoteaching dalam Pembelajaran


langkah-langkah yang dilakukan untuk pacing bagi siswa di sekolah.

1. Bayangkan Anda adalah seusia siswa-siswa Anda. Disamping juga melakukan aktivitas dan
merasakan hal-hal yang dialami siswa-siswa Anda pada masa SEKARANG. Bukan pada saat
Anda masih sekolah dulu.
2. Gunakan bahasa yang sesuai dengan bahasa yang sering digunakan oleh siswa-siswa Anda.
Kalau perlu gunakan bahasa gaul yang sedang trend di kalangan siswa-siswa Anda.
3. Lakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan Anda.
4. Sangkutkan tema pelajaran Anda dengan tema-tema yang sedang trend di kalangan siswa-
siswa Anda.
5. Selalu update pengetahuan Anda tentang tema, bahasa hingga gossip terbaru yang sedang
trend di kalangan siswa Anda.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, maka tanpa sadar gelombang pikiran Anda telah sama
dengan para siswa. Akibatnya adalah siswa-siswa Anda merasa nyaman untuk bertemu dengan
Anda. Jika hal ini telah terjadi, maka bersiaplah untuk melakukan langkah berikutnya.

Leading
Leading berarti memimpin atau mengarahkan setelah proses pacing Anda lakukan. Jika Anda
melakukan leading tanpa didahului dengan pacing, hal itu sama saja dengan memberikan
perintah pada siswa Anda dengan resiko siswa Anda melakukannya dengan terpaksa dan
tertekan. Hal ini akan berakibat pada penolakan siswa Anda pada diri Anda. Atau lebih
kongkritnya adalah siswa Anda akan lebih senang dan gembira ketika Anda menderita sakit
sehingga tidak dapat mengajar pada jam Anda. Maukah Anda menjadi guru yang demikian ??
Saya yakin Anda ingin sebaliknya. Setelah Anda melakukan pacing, maka siswa Anda akan
merasa nyaman dengan Anda. Pada saat itulah hampir setiap apapun yang Anda ucapkan atau
tugaskan pada siswa Anda, maka siswa Anda akan melakukannya dengan suka rela dan bahagia.
Anda bagaikan kekasih bagi siswa Anda (bukan berarti melibatkan romantisme). Dalam arti,
siswa Anda akan selalu menantikan sesi pelajaran Anda. Sesulit apapun materi Anda, maka
pikiran bawah sadar siswa Anda akan menangkap materi pelajaran Anda adalah hal yang
mudah. Jika siswa Anda yakin bahwa pelajaran Anda adalah mudah, maka sesulit apapun soal
ujian yang diujikan, akan ikut menjadi mudah, dan siswa Anda akan dapat meraih prestasi
belajar yang gemilang. Menakjubkan bukan ?
Gunakan kata positif
Langkah berikutnya adalah langkah pendukung dalam melakukan pacing dan leading.
Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak mau
menerima kata negative. Contohnya adalah sebagai berikut, perhatikan kalimat saya berikut ini
:

“Bapak – ibu guru sekalian. Saya minta Anda untuk jangan pernah sekali-kali membayangkan
kelinci memakai topi. Saya ulangi lagi bahwa Anda tidak diperkenankan sama sekali untuk
membayangkan kelinci memakai topi. Karena Anda saat ini benar-benar dilarang keras untuk
membayangkan kelinci memakai topi. Sekali lagi saya ingatkan jangan pernah mencoba untuk
membayangkan kelinci memakai topi”.

Apa yang terjadi? Apakah Anda malah sempat membayangkan kelinci yang memakai topi?
Padahal saya telah bilang jangan pernah, tidak diperkenankan, dilarang keras, dan jangan
pernah mencoba. Namun yang terjadi adalah Anda semakin membayangkan. Jika Anda ingin
lebih membuktikan hal ini, bacakan kalimat tersebut pada rekan kerja Anda, atau pada siswa
Anda. Saya yakin akan banyak sekali yang tertawa terbahak-bahak, karena terbayang betapa
lucunya kelinci memakai topi. Itulah yang terjadi pada pikiran bawah sadar manusia, yaitu tidak
menerima kata negative. Jika ada kata negative, maka yang diterima adalah kata dibelakang kata
negative tersebut. Sedangkan kata negative-nya diabaikan. Misalnya kalimat “jangan ramai”,
maka yang ditangkap adalah “ramai”. Maka yang terjadi siswa Anda malah ramai.

Anda bisa lakukan percobaan kecil pada anak yang berusia dibawah 5 tahun. Karena pada usia
ini pikiran sadarnya belum terbentuk sempurna. Sehingga masih didominasi oleh pikiran bawah
sadar. Ketika anak usia dibawah 5 tahun menangis, coba katakan “jangan nangis”, maka yang
terjadi adalah ia menangis semakin keras. Dalam hal ini, sebaiknya cari padanan kata yang
positif. Misalnya “jangan ramai” diganti “tenang” atau “diam”.

Saya yakin Anda, sebagai guru pasti lebih kreatif dalam memilih padanan kata daripada saya.

Berikan pujian
Pujian merupakan reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian merupakan salah satu
cara untuk membentuk konsep diri seseorang. Maka berikanlah pujian dengan tulus pada siswa
Anda. Khususnya ketika ia berhasil melakukan atau mencapai prestasi. Sekecil apapun bentuk
prestasinya, tetap berikan pujian. Termasuk ketika ia berhasil melakukan perubahan positif
pada dirinya sendiri, meski mungkin masih berada di bawah standart teman-temannya, tetaplah
berikan pujian. Dengan pujian, seseorang akan terdorong untuk melakukan yang lebih dari
sebelumnya.
Dalam memberikan pujian, hindari pula kata penghubung negative. Misalnya : tapi, namun,
cuma saja, dan lain sebagainya. Karena penggunaan kata-kata tersebut akan membuat pujian
Anda sia-sia dan terkesan mengolok-olok.

Contohnya kalimat pujian:


“Adi, kamu itu anak yang pandai, ibu / bapak seneng sekali punya murid seperti kamu. Tapi
sayangnya kamu kurang memperhatikan kerapian pakaianmu”.

Bayangkan jika anda sendiri dipuji orang dengan kalimat seperti itu. Pernahkah Anda dipuji
dengan kalimat seperti itu ? Saya yakin pernah. Coba Anda ingat dan rasakan kembali pada saat
anda dipuji dengan kalimat seperti itu. Dapatkah Anda rasakan seakan-akan Anda merasa
bangga ketika awal kalimat itu diucapkan. Dan kemudian seakan-akan ada perisai besar dan
tebal menyelimuti diri Anda, ketika kata “tapi” diucapkan?

Jika pujian digabungkan dengan kritik atau saran, maka yang lebih tertangkap adalah bentuk
penyerangan pada harga diri orang yang di puji. Bukannya meningkatkan harga diri, malah
menjatuhkan. Memang ini adalah hal yang sepele dan sering terjadi. Namun efeknya sangat
besar dalam system psikologis seseorang.

Cara untuk menghindari kata penghubung negative adalah dengan menghilangkan kata
penghubung tersebut. Misalnya “Kamu sebetulnya adalah siswa yang pandai, sangat
membanggakan. Akan lebih membanggakan lagi kalau kamu lebih memperhatikan kerapian
penampilanmu”. Dengan demikian perisai pelindung harga diri belum sempat keluar, namun
sudah keburu pesan perbaikan (kritik) masuk dalam program bawah sadarnya.
Modeling
Modeling adalah proses memberi tauladan melalui ucapan dan perilaku yang konsisten. Hal ini
sangat perlu dan menjadi salah satu kunci hypnoteaching. Setelah siswa menjadi nyaman
dengan Anda, kemudian dapat Anda arahkan sesuai yang Anda inginkan, dengan modal kalimat-
kalimat positif. Maka perlu pula kepercayaan (trust) siswa pada Anda dimantapkan dengan
perilaku Anda yang konsisten dengan ucapan dan ajaran Anda. Sehingga Anda selalu menjadi
figure yang dipercaya.

Modal Personal Menjadi Guru Bijak

Berikut adalah kiat untuk menjadi guru cerdas

 Guru yang cerdas adalah dia yang bisa menciptakan prodact baru. Menciptakan prodact baru
disini lebih mengarah pada profesi sebagai guru, dimana prodact yang diciptakan berupa
sebuah media pembelajaran yang menarik dengan kreasi peribadi. Manffatnya sangat banyak,
selain anda akan diberi label sebagai guru cerdas juga akan dianggap sebgai guru yang mandiri
tidak bermodal copy paste bahan dan media para guru sebelumnya
 Sering-seringlah melakukan modifikasi, sleksi dan eliminasi terhadap semua perangkat
pembelajaran mulai dari RPP dan Model mengajar dikelas. Jika anda menerapkan ini maka
anda akan dianggap berbeda dibandingkan dengan guru-guru yang lainya yang kebanyakan
dari mereka malas dalam mengganti RPP apalagi membuat ulang.
 Buatlah karya tulis untuk kebutuhan siswa anda. Ini merupakan salah satu credit poin untuk
meningkatkan pangkat kita sebagai guru. Selain itu membuat karya juga memberikan efek
bahwa anda adalah guru yang mandiri. Apa sih contoh karya yang harus anda buat ? Contoh
sederhanya Modul pembelajaran. Jika anda mau ini juga bisa dikomersialkan loh,,bisa
menghasilkan uang bagi anda. Tidak ada kerja keras yang sia-sia sob.
 Sering-seringlah mengikuti seminar. Seminar yang berkaitan tentang perubahan kurikulum,
seminar tentang penggunaan IT dalam mengajar dan masih banyak yang lainya. Mengikuti
seminar berarti anda telah menambah wawasan, dan wawasan yang luas adalah modal utama
menjadi guru yang cerdas
 Bangun link seluas-luasnya. Membangun link berarti mencari patner, menerobos keadaan
sekolah daerah lain. Ini berguna agar kita sebagai guru lebih peka dengan kondisi sekolah-
sekolah yang lain, kepekaan ini akan membawa kita menjadi seorang guru yang arif dalam
mengajar dan memberi penilaian.
 Kembangkan slera humor dikelas. Ini sangat sulit dilakukan oleh setiap guru, kenapa hal ini
sulit ? Karena tidak semua guru memiliki selera humor yang baik, disamping itu rasa jaim juga
masih menyelimuti keseharian kita ketika mengajar. Rasa ingin dihormati dan menempatkan
anak didik kita tidak lebih dari manusia yang harus menelan mentah-mentah semua perkataan
kita.
 Cobalah mulai berpikir rileks, jadikan murid itu selayaknya teman bermain, teman bercanda
dengan satu kata kunci tetap fokus pada pelajaran. Seorang guru yang memilki selera humor
sudah dipastikan dia adalah sosok guru yang pintar dan cerdas.

Pengaruh Gadget dalam Pendidikan

Gadget pun membawa dampak yang baik bagi proses pendidikan didalam pembelajaran dan bahkan
gadget pun membawa dampak yang kurang baik bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pemanfaatan gadget didalam proses pendidikan sebagai media yaitu dimana kita dapat berbagi informasi
maupun mencari informasi yang kita butuhkan. Gadget mampu mengatasi seseorang peserta didik yang
jenuh apabila pendidik yang selalu memberikan materi melalui metode penjelasan yang baku tanpa
memanfaatkan gadget yang ada. Dengan gadget peserta didik langsung bisa cepat mengirim tugas yang
ditugaskan oleh pendidiknya.
Dampak negatif dari gadget terhadap pembelajaran yaitu : penurunan konsentrasi belajar, lemah dalam
menganalisa permasalahan, malas membaca, efek candu terhadap pelajar, dan gadget dijadikan sarana
yang curang dalam menghadapi soal ujian di pendidikan. Dampak positif dari gadget terhadap
pembelajaran yaitu: medeia dapat mengakses informasi apabila kita sedang mencari tugas sekolah, sebagai
alat komunikasi antara pelajar dean orang tua ataupun sebaliknya, dapat memperoleh pengetahuan yang
luas dan cepat, sebagai sarana pembelajaran yang baru dalam belajar. Akan tetappi peran orang tua,
pelajar, masyarakat disini sangatlah penting untuk mengontrol, membatasi penggunaan gadget agar lebih
bermanfaat dan tidak menyimpang dari sarana yang telah ada.

Kesimpulan

Dalam kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa hypnoteaching merupakan tehnik dan seni mengajar yang

menggunakan sugesti-sugesti positif dengan cara merubah gelombang otak yang menjadikan proses pembelajaran
semakin efektif dengan kondisi kesiapan mental siswa yang bagus dalam pembelajaran. Siswa juga merasa lebih
nyaman dan penuh rasa ketertarikan hal ini tentunya sangat menunjang proses pembelajaran. Dalam seminar ini juga
didemonstrasikan tentang bagaimana langkah – langkah untuk mempraktekkan hypnoteching untuk meningkatkan
hasil prestasi siswa. Sehingga diharapkan guru mampu menggunakan berbagai macam media dan model
pembelajaran demi menunjang tercapainya peningkatan kualitas pendidikan untuk anak didik.

Magetan, 30 Maret 2017


APPLIED WORKSHOP
HYPNOTEACHING AND HYPNOTHERAPY FOR STUDENT
Revolusi Pembelajaran untuk Mengoptimalkan Potensi Siswa

Dilaksanakan pada 22 – 25 Nopember 2017


Bertempat di Gedung PGRI Kabupaten Magetan

Hubungan Guru dan Orang Tua


Untuk memperkuat hubungan guru dan orangtua, setidaknya ada 6 hal yang harus sering
didiskusikan oleh guru dan orangtua.

1. Prosedur disiplin

Setiap orangtua memiliki karakter yang berbeda dalam mendidik anak. Ada yang
menggunakan disiplin tinggi ala militer, ada yang longgar, bahkan ada yang melepas anak
begitu saja. Perbedaan inilah yang membuat sekolah dan guru wajib menyampaikan
prosedur disiplin yang diterapkan di sekolah.

Jika sekolah sudah menyampaikan prosedur disiplin kepada orangtua dan kemudian
keduanya menyepakati, maka kemungkinan komplain tentang disiplin akan semakin kecil.

Jika orangtua dan guru harus bertemu membahas disiplin anak, maka yang dibahas adalah
cara memperkuat disiplin dan berbagi metode agar keduanya bersatu membangun mental
dan karakter yang lebih unggul. Bukan saling menyalahkan dan menuntut.

2. Cara berkomunikasi

Komunikasi antara guru dan orangtua sangat penting. Kesalahan dalam berkomunikasi bisa
saja menyebabkan kesalahpahaman. Maka, guru perlu menyampaikan cara dan gaya
komunikasinya.

Komunikasi bisa dilakukan dengan media apa saja dan kapan saja. Boleh langsung, melalui
telephone, atau melalui jejaring sosial berbasis aplikasi (Whatsapp, Line, BBM, dll.)

3. Prioritas tindakan

Guru dan orangtua harus membicarakan prioritas tindakan yang ingin dilakukan. Prioritas
setiap anak bisa saja berbeda. Akan tetapi, prioritas utama harus sudah diketahui oleh guru
dan orangtua. Misalnya, prioritas tentang pembentukan rasa nyaman dan aman di kelas,
prioritas terhadap pertemanan, dan sebagainya.

4. Prosedur tindakan

Jika ada kesalahpahaman, apa yang harus dilakukan oleh orangtua?

Inilah pentingnya prosedur tindakan. Setiap hal yang terjadi pada anak akan terselesaikan
dengan baik jika prosedur ini ditaati oleh guru dan orangtua.

5. Strategi mengajar

Salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh orangtua adalah masalah ketuntasan belajar.
Mereka bertanya, kenapa anakku belum bisa materi ini dan itu? Bagaimana cara
mengajarnya?

Seorang guru harus berani terbuka untuk membicarakan metode mengajarnya kepada
orangtua. Ketika orangtua mengetahui metode mengajar seorang guru, maka orangtua bisa
membantu anaknya di rumah. Jika ada anak yang kurang memahami materi tertentu, maka
orangua akan lebih bisa memahami dan mengerti.

Tidak hanya strategi mengajar yang harus sering dibicarakan, namun juga strategi
memotivasi anak. Jika hal ini dilakukan oleh banyak guru di Indonesia, maka guru tidak
hanya mencerdaskan anak namun juga mencerdaskan keluarga Indonesia.

6. Pelayanan Sekolah

Orangtua harus mengetahui apa saja yang mampu dilakukan oleh sekolah dan tidak. Hal ini
lebih terkait kepada fasilitas, srana dan prasarana. Dengan transparansi yang baik, maka
keduanya akan muncul kepercayaan. Bahkan, jika ada yang tidak mampu dilakukan oleh
sekolah, orangtua memiliki kemungkinan yang besar untuk membantu sekolah.

Mental Block
ernahkah kamu merasa kurang selangkah dari kesuksesan? Atau kamu merasa tidak akan berhasil

walaupun telah mencoba? Itulah yang dinamakan dengan mental block, yaitu adalah keadaan dimana

seseorang mengalami hambatan pada mental dan psikologisnya, yang pada akhirnya membuat

mereka tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya sehingga hasil akhir yang mereka

dapatkan adalah kegagalan.

Seperti yang kita ketahui, mental adalah satu dari sayrat mutlak agar manusia dapat mencapai

kesuksesan. Seseorang dengan mental yang kuat akan memiliki keberanian yang lebih dalam

mengambil risiko, pantang menyerah, dan terus berjuang mencapai apa yang diinginkannya. Sehingga

bisa dikatakan dengan mental kuat dan percaya diri tinggi, kesuksesan sudah ada didepan mata.

Akan tetapi tidak semua orang dilahirkan dengan mental yang kuat, ada yang memiliki mental yang

lemah dan membuat mereka merasa tidak mampu melakukan segala hal dengan baik. Kondisi seperti

inilah yang akhirnya membuat seseorang mengalami mental blok. Itulah mengapa kita harus mencari

bagaimana cara mengatasi mental block, tidak lupa juga dengan cara menghancurkan mental block

dalam diri selamanya.


Penyebab Mental Block

Mental block yang terjadi dalam diri seseorang terkadang bukan hanya terjadi karena mentalnya

lemah, tetapi ada beberapa faktor penyebab terjadinya mental block. Beberapa faktor penyebab

mental block tersebut adalah.

Trauma Pada Masa Lalu

Seperti yang sudah kami sebutkan diatas, mental block adalah bentuk hambatan mental dan psikologi

dalam diri seseorang. Psikologi tersebut muncul dari kejadian traumatis yang pernah mereka alami di

masa lalu. Trauma tersebut membekas pada pikiran yang akhirnya menciptakan mental block.

Kemauan yang Kurang

Kurangnya kemauan dalam diri dan lemahnya semangat dalam kehidupan juga merupakan salah satu

faktor penyebab mental block pada seseorang. Apalagi jika ditambah dengan kemampuan serta usaha

yang mereka lakukan kurang.

Kurang Percaya Diri

Yang menjadi faktor penyebab mental block yang terakhir adalah tidak percaya diri. Percaya diri yang

tidak tinggi membuat mereka menjadi tidak bernai mengambil langkah dan menciptakan sebuah

mental block dalam diri mereka sendiri.

Nah setelah kalian mengetahui penyebab mental block, saatnya juga untuk mencari tahu bagaimana
cara mengatasi mental block dan juga cara menghancurkan mental block untuk selamanya dalam diri.

Untuk bagaimana melakukannya, bisa kalian perhatikan dibawah ini.


Cara Mengatasi dan Menghancurkan Mental Block
 Cari Penyebab Mental Block, Lalu Hilangkan

Kenali penyebab mental block yang membuat Anda merasa tidak nyamanan dan buanglah

penyebab mental blok tersebut dari diri.


 Menjadi Diri Sendiri

Jadilah diri sendiri dan jangan mencoba untuk meniru orang lain, Anda adalah Anda dan tidak

akan pernah mampu untuk menjadi orang lain. Yakinlah pada kemampuan diri Anda sendiri

bahwa Anda itu spesial.


 Gali Kemampuan yang Anda Miliki

Ketahuilah potensi diri dan manfaatkan potensi tersebut untuk menjadi kemampuan yang kelak

akan menjadi senjata dalam meraih kesuksesan.


 Latihlah Mental

Biasakan untuk melatih mental Anda, terutama dalam berbicara dan berpendapat.
 Teruslah Menggali Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan yang luas dengan sendirinya mampu untuk meningkatkan mentalitas pada diri

Anda.
 Jangan Hanya Berdiam Diri

Tidak mencoba untuk diam ditempat, karena tindakan yang Anda lakukan merupakan solusi

yang tepat untuk mengatasi mental blok Anda.


 Jangan Takut Untuk Mencoba

Saat pertama kali melakukan akan terasa sulit, namun kesulitan itulah yang akan membuat

Anda lebih percaya diri dan memiliki mental yang kuat.

Itulah bagaimana cara mengatasi dan menghancurkan mental block dalam diri. Memang benar dalam

upaya untuk mencapai apa yang kita inginkan tidaklah mudah, dibutuhkan kerja keras, niat, dan

usaha untuk mencapainya.

Hal tersebut juga berlaku dalam mengatasi mental blok, jika Anda sudah melakukan tindakan diatas

dengan baik, maka secara bertahap Anda akan mampu mengatasi dan menghancurkan mental block

dalam diri. Namun bila Anda ingin segera mengatasinya dengan cepat, Anda bisa menggunakan
Hipnoterapi Self Confidence.
Cara Mengatasi Mental Blok dan Meningkatkan Percaya Diri dengan Hipnoterapi Self
Confidence
Hipnoterapi Self Confidence adalah sebuah hipnoterapi yang secara efektif telah terbukti dalam

membantu mengatasi mental blok dan meningkatkan rasa percaya diri Anda. Hipnoterapi ini akan

membantu Anda melatih mental melalui kekuatan pikiran, hal tersebut akan membuat Anda

mampu menguatkan mental dengan cepat dan menghancurkan mental block dalam diri.

Jadi tunggu apalagi, hipnoterapi ini akan menjadi pilhan terbaik Anda dalam mengatasi mental block

dalam diri. Dengan teknologi hipnoterapi yang digabungkan dengan terapi gelombang otakyang akan

memberikan stimulus kepada pusat pikiran yaitu otak, hasil dari stimulus tersebut akan membuatmu

mampu memasuki alam bawah sadar yang paling dalam, disana kamu akan diprogram dan dituntun

menjadi pribadi yang mempunyai mental dan percaya diri yang kuat, sehingga mampu mengatasi

mental blok dengan mudah. Jadi tunggu apalgi segera gunakan Hipnoterapi Self Confidence

Cara Kerja Pikira dan Memasuki Alam Bawah Sadar


Salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk lain di dunia ini adalah manusia
dianugerahi otak yang luar biasa. Meskipun beratnya tidak lebih dari 25% berat tubuh
keseluruhan (sekitar 1,5 kg), otak manusia menjadi pusat berpikir, emosi, dan segala tingkah
laku.

Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah
sadar (subconscious mind). Menurut Sandy McGregor, dalam bukunya Piece of Mind, pikiran
bawah sadar memiliki kapasitas dan potensi yang lebih besar (88%) daripada pikiran sadar
(12%). Jika diibaratkan gunung es, pikiran bawah sadar adalah bagian gunung es yang ada di
bawah permukaan air laut sedangkan pikiran sadar sebaliknya.

Meskipun kapasitas dan potensinya lebih besar, banyak orang yang belum memanfaatkan
kekuatan pikiran bawah sadar ini. Jika Anda salah satu dari mereka, jangan khawatir. Yang
pertama perlu Anda lakukan adalah memahami cara kerja pikiran bawah sadar. Di bawah ini
penjelasannya.

A. Fungsi pikiran bawah sadar


Pikiran sadar bekerja saat Anda aktif bertindak (sadar) seperti berpikir, melihat, berbicara,
mendengar, atau melakukan aktivitas lain, dan akan beristirahat ketika Anda tidur. Sementara
itu, pikiran bawah sadar bekerja setiap saat. Pikiran ini merekam atau mengingat semua hal
yang Anda lakukan.

Sebagai contoh, Anda menyentuh api dan merasakan panas. Maka, informasi api itu panas
akan disimpan dalam pikiran bawah sadar Anda. Contoh lain, jika Anda berpikir bahwa menulis
itu sulit, maka informasi ini akan dicatat oleh pikiran bawah sadar Anda.

Dari fungsinya tersebut, pikiran bawah sadar memengaruhi ingatan, pola pikir, kepribadian,
kebiasaan, persepsi, keyakinan, kreativitas, dan fungsi-fungsi organ tubuh. Luar biasa, bukan?

B. Reticular activating system (RAS)


Di antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar terdapat filter yang dinamakan critical factor
atau reticular activating system (RAS). RAS ini akan terbentuk sempurna saat orang berusia 12
tahun.

Sumber gambar:
hypnosis45.com
RAS berfungsi menyaring semua informasi yang akan masuk ke pikiran bawah sadar. Jika lolos
dari sensor RAS, informasi itu akan sampai ke dalam pikiran bawah sadar. Jika tidak, informasi
itu akan ditendang keluar.

Contohnya, pikiran bawah sadar Anda telah mencatat bahwa api itu panas. Nah, ketika
seseorang mengatakan kepada Anda bahwa api itu dingin dan menyuruh Anda memegangnya,
maka Anda tidak akan memegang api tersebut. Mengapa? Karena informasi api itu dingin akan
disaring oleh RAS sebagai informasi yang salah.

Sebaliknya, jika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa api itu panas, RAS akan
menerimanya sebagai informasi yang benar dan akan diteruskan ke dalam pikiran bawah sadar
untuk memperkuat kepercayaan Anda bahwa api itu panas.

Simpulannya, potensi terbesar Anda ada dalam pikiran bawah sadar. Pikiran ini mengingat
setiap informasi yang disampaikan pikiran sadar, dan dilindungi RAS. Oleh karena itu, Anda
harus menyampaikan informasi yang lolos RAS terlebih dahulu untuk mulai memanfaatkan
pikiran bawah sadar.

Dave Elman Therapy


Salah satu tekhnik Induksi cepat di dalam Ilmu Hipnosis yang terbukti dapat digunakan untuk
menghipnotis orang dengan type sugestibilitas apapun adalah "DAVE ELMAN INDUCTION".
Induksi Dave Elman adalah salah satu induksi favorit dari para Hipnoterapis.

Dave Elman Induction merupakan salah satu teknik induksi yang bisa dibilang lengkap karena
telah memiliki tes somnambulism didalamnya. Saat kita telah menyelesaikan Dave Elman
Induction, kita akan mendapati klien/subjek sudah masuk dalam kondisi Somnambulism. Yang
merupakan kedalaman Trance State terbaik untuk melakukan terapi hypnosis pada umumnya.
Dan dengan bantuan Dave Elman Induction dan Pre Induction yang benar kita dapat mencapai
kondisi Somnambulism dengan sangat cepat hanya dalam waktu 2 - 4 menit saja.

Secara Garis besar DAVE ELMAN INDUCTION terdiri dari 4 tahap :


1. Eyes Closure
2. Hands Drop
3. Fractionation
4. Number Block

Tekhnik Induksi Dave Elman ini merupakan Tekhnik Induksi yang wajib dikuasai oleh seorang
Master Hipnotis ataupun seorang Profesional Hypnotherapy.

Dave Elman (1900-1967) yang terlahir dengan nama David Kopelman adalah seorang Stage
Hypnotist yang handal di jamannya. Selain sebagai seorang Stage Hypnotist, Dave Elman
juga seorang pekerja di industri hiburan, dan sekaligus seorang penyiar radio.

Pada sekitar tahun 50an, Dave Elman melakukan pertunjukkan Hipnotis di lingkungan para
dokter, yang menghasilkan decak kagum, dan akhirnya Dave Elman diminta untuk
mengajarkan Hipnotis kepada para dokter tersebut. Inilah momen penting dari lahirnya metode
induksi Dave Elman yang sampai hari ini masih dianggap salah satu dari induksi yang konon
dapat diterapkan ke 80% subyek.

Dikarenakan Dave Elman adalah seorang Stage Hypnotist, maka nuansa aroma dari induksi
Dave Elman juga memiliki sedikit kemiripan di bagian tertentu dengan induksi Shock Induction
yang biasa diterapkan di ranah Stage Hypnotism.

Modalitas untuk Hypnoteaching

Salah satu unsur hipnotis dalam pembelajaran adalah menggunakan alat peraga atau mengeluarkan ekspresi diri, jika
perlu seluruh anggota badan dapat digerakan. Adapun salah satu keberhasilan pembelajaran hypnoteaching adalah
menggunakan teknik cerita dan kisah tentang orang-orang yang sukses sebagai upaya untuk memotivasi siswa.
Dalam hal ini, Hajar (2011) mengemukakan beberapa cara untuk melaksanakan hypnoteaching, antara lain:
1. Semua siswa dipersilahkan duduk dengan rileks, senyaman mungkin dengan kedua tepak tangan diletakan di atas
paha.
2. Kosongkan pikiran untuk sesaat.
3. Tarik napas panjang melalui hidung tahan 35 detik, lalu hembuskan lewat mulut secara perlahan.
4. Lakukan secara berulang-ulang 35 kali dengan pernapasan yang teratur.
5. Berikan sugesti pada setiap tarikan napas supaya badan terasa rileks (lemas/malas/santai/nyaman, dsb). Salah
satu cara untuk membuat badan terasa rileks adalah dengan relaxation training. Relaxation training secara teknis
memberikan sugesti (dorongan) Rileks atau santai pada kondisi fisik. Salah satu sugesti yang bisa diberikan siswa
adalah: Katakan dalam hati kaliantubuh saya sangat rilekssemakin rileksdan jauh lebih rilekstubuh saya menjadi
sangat malasdan tubuh saya benar-benar sangat lemassehingga saya tidak dapat menggerakannya sama sekalidan
akhirnya tubuh saya benar-benar menjadi sangat rileksrileksdan rileks. Hal yang perlu diingat bahwa pemberian
sugesti harus memperhatikan situasi dan kondisi siswa, artinya sugesti itu bersifat flekssibel.
6. Lakukan terus menerus dan berulang, kata-kata sugesti yang akan membuat siswa nyenyak dan tertidur.
7. Perhatikan posisi kepala dari semua siswa. Bagi yang sudah tertidur, akan tampak tertunduk atau leher tidak
mampu menahan beratnya kepala.
8. Selanjutnya, berikan sugesti positif, seperti fokus pada pikiran, peka terhadap pendengaran, peka terhadap
pendengaran, fresh otak dan pikiran, serta kenyamanan pada seluruh badan.
9. Jika dirasa sudah cukup, bangunkan siswa secara bertahap dengan melakukan hitungan mundur dari ke sepuluh
sampai hitungan yang ke satu atau lebih, semua siswa akan tersadar dalam kondisi segar bugar.

Praktik Hypnosis

Hypnosis

Hipnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu
masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconcious), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat
dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada kondisi “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap
sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit. Individu yang mengalami
hipnosis masih dapat menyadari apa yang terjadi di sekitarnya berikut dengan berbagai stimulus yang diberikan oleh terapis.

Hipnotis pada umumnya terkait dengan pengenalan sebuah prosedur selama subyek tersebut disugesti untuk mengalami suatu
pengalaman imajinatif. Induksi Hipnotis merupakan sugesti inisial yang luas menggunakan imajinasi seseorang dan mungkin
mengandung perincian lebih lanjut pada introduksinya. Sebuah prosedur Hipnotis biasanya digunakan untuk memberikan dukungan
dan mengevaluasi respon sugesti. Ketika menggunakan hipnotis, seseorang (subyek) dipimpin oleh orang lain (hypnotist) untuk
memberikan respon terhadap sugesti untuk berubah pada pengalaman subyektifnya, perubahan persepsi, sensasi, emosi, pikiran
atau tingkah laku. Orang tersebut dapat juga mempelajari Hipnotis diri sendiri (self hypnosis) yang merupakan tindakan untuk
mengatur prosedur hipnotis atas kemauan orang tersebut. Jika subyek berespon terhadap sugesti hipnotis, umumnya menandakan
bahwa Hipnotis telah berhasil dilakukan. Banyak pihak meyakini bahwa respon Hipnotis dan pengalaman merupakan karakteristik
keadaan hipnotis. Di lain pihak, diyakini bahwa penggunaan kata ‘Hipnotis’ tidak diperlukan sebagai bagian dari induksi hipnotik,
sedangkan pihak lain meyakini bahwa hal tersebut penting.

Detail prosedur hipnotik dan sugesti akan berbeda, tergantung dari tujuan praktisi dan kegunaan klinis atau penelitian. Prosedur
tradisional melibatkan sugesti untuk santai, walau relaksasi tidak perlu dilakukan untuk Hipnotis dan variasi sugesti yang luas dapat
digunakan, termasuk sugesti yang membuat seseorang lebih waspada. Sugesti yang menimbulkan perpanjangan waktu hipnotis
harus dinilai dengan membandingkan respon terhadap skala terstandardisasi yang digunakan pada keadaan klinis dan penelitian.
Ketika mayoritas individual berespon terhadap sekurang-kurangnya beberapa sugest, kisaran nilai dari standardidasi dari nilai yg
tinggi hingga rata-rata. Secara tradisional, nilai dikelompokkan menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi. Sebagaimana pada
kasus dengan pengukuran skala positif pada konstruksi psikologis, seperti perhatian, kewaspadaan, dan bukti tercapainya keadaan
Hipnotis akan meningkatkan nilai individual.

Praktik Hypnotherapy

merupakan fenomena ilmiah, namun hingga kini masih belum terdapat definisi yang jelas, bagaimana sebenarnya mekanisme kerja
hypnotherapy. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hipnotherapi menstimulir otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia
yang terdapat di otak, encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat mengubah penerimaan
individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.

Sementara menurut Profesor John Gruzelier, seorang pakar psikologi di Caring Cross Medical School, London, guna menginduksi
otak dilakukan dengan mem provokasi otak kiri untuk non aktif dan memberikan kesempatan kepada otak kanan untuk mengambil
kontrol atas otak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat otak fokus pada suatu hal secara monoton
menggunakan suara dengan intonasi datar (seolah-olah tidak ada hal penting yang perlu diperhatikan).

Secara umum mekanisme kerja hypnotherapy sangat terkait dengan aktivitas otak manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada
setiap kondisi yang diindikasikan melalui gelombang otak yang dapat diukur menggunakan alat bantu EEG (Electroenchepalograph).
Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas yang terkait:

Beta ( 14 – 25 Hz)(normal);
Atensi, kewaspadaan, kesigapan, pemahaman, kondisi yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kecemasan, ketidaknyamanan,
kondisi lawan/lari

Alpha (8 – 13 Hz)(meditatif);
Relaksasi, pembelajaran super, fokus relaks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, awal
mengakses pikiran bawah sadar (unconscious)

Theta (4 – 7 Hz)(meditatif);
Tidur bermimpi (tidur REM/Rapid Eye Movement), peningkatan produksi catecholamines (sangat vital untuk pembelajaran dan
ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi
yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar (unconscious)
Delta (0,5 – 3 Hz)(tidur dalam);
Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada sensasi fisik, akses ke pikiran bawah

Hypnotherapy

Hypnosis secara perlahan telah menunjukkan keberadaannya seiring dengan semakin meningkatnya penerimaan pada dunia medis.
Hypnosis banyak digunakan dibidang seperti pengobatan dan olahraga untuk mengubah mekanisme otak manusia dalam
menginterprestasikan pengalaman dan menghasilkan perubahan pada persepsi dan tingkah laku. Aplikasi hypnosis untuk tujuan
perbaikan (therapeutic) dikenal sebagai hypnotherapy.

Hypnosis sangat berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan dengan kecemasan, ketegangan, depresi, phobia dan dapat
membantu untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti ketergantungan pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Dengan memberi
sugesti, seseorang terapis dapat membangun berbagai kondisi emosional positif berkenaan dengan menjadi seorang bukan perokok
dan penolakan terhadap rasa ataupun aroma rokok.

Khusus untuk phobia, hypnotherapy digunakan untuk mereduksi kecemasan yang mengambil alih kontrol individu atas dirinya. Hal
ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu gambaran nyata tentang kondisi yang menyebabkan phobia namun individu tetap
dalam kondisi relax, sehingga membantu mereka untuk menyesuaikan ulang reaksi mereka pada kondisi yang menyebabkan phobia
menjadi normal dan respon yang lebih tenang.

Simpulan

Hypnoteaching adalah suatu proses pembelajaran dengan ilmu hipnotis yang lebih menitik beratkan pada pemberian
sugesti positif dari guru ke siswa dan siswa ke dirinya sendiri. Sugesti positif ini, nantinya akan
mendorong/memerintahkan pikiran bawah sadar siswa supaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya pada
saat pembelajaran dikelas. Hypnoteaching merupakan suatu cara untuk mengondisikan siswa di awal pembelajaran
agar siswa siap dan termotivasi untuk belajar.

Magetan, 26 Nopember 2017


WORKSHOP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN PEMBELAJARAN AKTIF,
KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM)
Yang diselenggarakan pada 21 s.d. 23 Desember 2015
Bertempat di UPTD Pendidikan TK, SD, SDLB dan PNFI Kecamatan Parang

SAMA DI RESUM B DWI


Magetan, 24 Desember 2015
RESUME
Pelatihan “AdiRESy Matematika Smart Indonesia
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENGHIDUPKAN DAN MEMBAHAGIAKAN
Diselenggarakan oleh APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) dan Yayasan
Pendidikan Adiluhung Nusantara (YPAN) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten Magetan
Dilaksanakan pada Selasa s.d. Kamis tanggal 27-29 Desember 2016
Bertempat di Kabupaten Magetan

Pemetaan Kecerdasan
- Kecerdasan Intelektual (IQ)
o Cerdas Linguistik
o Cerdas Logika Matematika
- Kecerdasan Emosional (EQ)
o Cerdas Intrapersonal
o Cerdas Interpersonal
- Kecerdasan Kreativitas (CQ)
o Cerdas Gerak Tubuh
o Cerdas Visual Spasial
- Kecerdasan Adversitas (AQ)
o Cerdas Musikal
o Cerdas Naturalis

Penjelasan mengenai delapan kecerdasan diatas adalah sebagai berikut :


1. Kecerdasan Logika Matematika ; seringkali dikaitkan dengan Scientific Thinking (berpikir
ilmiah). Merupakan kemampuan untuk mengenali bentuk atau pola, memahami simbol abstrak
seperti angka dan bentuk geometris serta kemampuan dalam memberikan penjelasan secara
deduktif dan induktif. Tingginya potensi ini akan membantu seseorang dalam membuat
pertimbangan dan mencari solusi dari masalah yang timbul dan mampu menerapkan metode
pemikiran yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
2. Kecerdasan Bahasa; merupakan kemampuan untuk memproduksi bahasa, baik secara lisan
atau tulisan serta peka dalam perbedaan dan penggunaan irama dalam kata-kata. Potensi
yang tinggi pada kecerdasan bahasa akan membantu seseorang dalam menyampaikan ide,
melakukan persuasi, dan lebih percaya diri untuk mengekspresikan diri
3. Kecerdasan Intrapersonal ; merupakan kemampuan untuk memahami perasaan, ide dan
tujuan pribad, refleksi diri serta mampu melihat atau mengamati diri sendiri seperti orang lain
mengamati dirinya. Potensi yang tinggi pada kecerdasan ini akan membantu seseorang dalam
berinteraksi dengan dirinya sendiri sehingga muncul pemahaman tentang tujuan hidupnya. Hal
ini akan membantunya dalam mengontrol arah dimana akan melangkah.
4. Kecerdasan Interpersonal ; merupakan kemampuan untuk memahami orang lain,
memperhatikan perbedaan antar individu, kemampuan bekerja sama, serta kemampuan untuk
mengembangkan empati. Potensi yang tinggi pada kecerdasan ini akan
5. Kecerasan Kinestetis Jasmani ; merupakan kemampuan untuk menggunakan ketrampilan
motorik kasar dan halus untuk mengekspresikan emosi dan menggunakan bahasa tubuh.
6. Kecerdasan Visual Ruang ; merupakan kemampuan untuk membayangkan bentuk sebuah
benda dan mevisualisasikannya secara abstrak atau konkret.
7. Kecerdasan Musikal ; merupakan kemampuan dalam menentukan nada, irama dan kepekaan
pada suara dari sekitar kita, baik suara manusia atau instrument musik.
8. Kecerdasan Naturalis ; merupakan kemampuan yang behubungan dengan pemahaman akan
alam sekitar, pengenalan flora dan fauna, serta memiliki keterikatan dengan alam dan segala
fenomenanya.
Distribusi delapan kecerdasan diatas merupakan pemetaan bagian-bagian otak berdasarkan fungsi
masing-masing. Berdasarkan tiga bentuk utama sidik jari, yang dengan beberapa turunan bentuknya
terhubung dengan syaraf-syaraf ke bagian-bagian otak, membantu seseorang untuk dapat melakukan
proses sensory dan motorik. Kita tentu mengenal synapsis, ada sekitar 1000 lebih intersection yang
menghubungkan antara distribusi kecerdasan tersebut. Misalnya, seorang anak memiliki potensi
kecerdasan musical yang dominan, apabila kecerdasan ini dihubungkan dengan fungsi bahasa maka
anak akan memiliki kemampuan untuk bernyanyi. Tetapi, bukan berarti semua anak yang memiliki
kecerdasan musikalitas yang tinggi, juga akan memiliki kemampuan bernyanyi. Karena bisa jadi,
kecerdasan ini berhubungan dengan motoriknya atau fungsi kinestetisnya sehingga membantunya
untuk lebih berprestasi dalam bermain piano atau gitar atau alat music lainnya.
Teori ini telah diterapkan dan memperoleh hasil yang cukup berarti di institusi-institusi
pendidikan di seluruh Amerika dan Eropa, dan baru-baru ini di daerah Asia.
Dia menyatakan bahwa cara tradisional memandang kecerdasan berdasarkan test IQ, sangatlah
terbatas. Sebaliknya, Prof. Gardner memberikan pandangan tentang delapan kecerdasan-
kecerdasan yang berbeda untuk menjelaskan potensi manusia yang lebih luas pada anak-anak
dan orang dewasa.

Delapan segi kecerdasan yang berbeda itu tidak bergantung antara satu dengan yang
lain dan mereka jarang bekerja sendiri. Setiap pribadi yang normal memiliki tingkat kecerdasan
yang berbeda-beda, tetapi bagaimana cara kecerdasan ini bergabung, memiliki variasi seperti
wajah dan kepribadian setiap individu. Implikasi dari teori ini adalah bahwa belajar/mengajar
seharusnya terfokus kepada kecerdasan tertentu yang dimiliki seseorang dan menggunakan
metode serta gaya pengajaran yang benar. Implikasi lanjutan dari teori ini adalah penaksiran
kemampuan seharusnya mengukur semua bentuk kecerdasan, bukan hanya bahasa dan logika
matematika.

Kiat menjadi guru MANTAPH (Menyenangkan, Asik, Terampil, Antusiasi plus Hangat)

1. Mulailah pada hari pertama sekolah


Pada setiap awal tahun ajaran, atau semester, carilah waktu yang tepat untuk membuat semua
aturan, dan kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi tentang berbagai situasi, termasuk
pada siswa yang ‘bermasalah’. Seorang guru harus memastikan bahwa siswa merasa didekati
sejak hari pertama sekolah.

2. Jadilah proaktif
Seorang guru harus berjuang ke arah gaya mendidik yang proaktif. Selain ada keuntungan
dari momen yang spontan, tapi dapat juga digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa,
misalnya mengatur jadwal berdiskusi di luar jam mengajar.

3. Menjadi pendengar yang aktif


Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa guru benar-benar mencoba untuk memahami
secara verbal dan nonverbal pesan yang disampaikan, merasakan perasaan, dan pikiran.
Menjadikan siswa yakin dan merasa dihargai bahwa apa yang mereka sampaikan
mendapatkan perhatian.

4. Pastikan Anda mengatakan, "Saya mendengar Anda"


Seorang guru harus memvalidasi apa yang dikatakan oleh semua siswanya. Namun, validasi
tidak berarti bahwa guru setuju atau percaya dengan segala hal yang dikatakan siswa, tetapi
lebih untuk mengakui sudut pandang para siswa. Validasi membantu siswa percaya bahwa
guru mendengarkan dan menghormati pendapat mereka. Misalnya, sebuah komentar seperti,
"Aku senang kamu bisa berbagi pemikiran. Saya tentu tidak langsung setuju dengan
perspektif Anda, tapi saya ingin mendengar lebih banyak."

5. Lakukan seperti Anda ingin diperlakukan


Seorang guru tentu ingin dan mengharapkan orang lain memperlakukan kita dengan hormat,
berkomunikasi dengan jelas, dan memberikan tanggapan yang sesuai. Sikap empati dan
melibatkan diri berdiskusi dengan siswa akan mengurangi sikap defensif dan memungkinkan
para siswa merasa nyaman.

6. Jangan menghakimi dan menuduh


Seorang guru tentu ingin siswanya mengerti apa yang diajarkan tanpa membenci guru atau
mata pelajarannyanya. Untuk itu, seorang guru sebaiknya tidak menghakimi, dan menuduh,
tetapi harus memberikan pesan yang mudah ditafsirkan. Itu akan meningkatkan probabilitas
siswa mendengarkan apa yang guru katakan.

7. Berkomunikasi secara jelas dan singkat


Banyak guru berusaha untuk menyampaikan banyak informasi pada satu waktu, tetapi itu
akan membuat siswa kelebihan beban informasi, kewalahan, dan sulit mencerna. Maka itu,
seorang guru selaiknya melakukan komunikasi yang rutin, singkat, dan terfokus dengan
siswanya. Sebab, tidak semuanya harus diselesaikan dalam satu diskusi.

8. Menjadi model kejujuran dan martabat


Siswa sangat cerdik dalam memahami kejujuran guru. Seorang guru harus mengakui jika
tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswanya. Tetapi, guru harus
berjanji untuk berupaya menemukan jawaban sebelum kelas berikutnya. Tidak jujur adalah
kesalahan dalam mendidik.

9. Menerima pengulangan
Komunikasi adalah proses yang berkelanjutan. Siswa mungkin harus mendengarkan apa yang
diajarkan berkali-kali sebelum mereka memahami dan masuk ke dalam pikirannya.

10. Ciptakan humor


Humor adalah bahan penting dalam proses komunikasi. Humor dapat meringankan, dan
menjadi fasilitas yang baik ketika seorang guru tengah mengajarkan sesuatu kepada muridnya

Akar Pangkat Dua dan Tiga

Akar Pangkat Tiga suatu Bilangan Bulat


Perhatikan bilangan pangkat tiga berikut ini:

Contoh: Bilangan Berpangkat Tiga dan Akar Pangkat Tiga

Pada penjelasan diatas bisa dilihat kalau akar pangkat tiga dari suatu bilangan bulat merupakan kebalikan dari
perpangkatan tiga dari bilangan bulat tersebut.

Akar pangkat tiga dari sebarang bilangan dengan a ≥ 0 adalah bilangan positif atau nol.

³√a ≥ 0 untuk a ≥ 0

Akar pangkat tiga dari sebarang bilangan a dengan a < 0 adalah negatif

³√a < 0 untuk a < 0

Cara Mencari dan Menghitung Akar Pangkat Tiga

Untuk bisa menemukan hasil dari akar pangkat tiga dari suatu bilangan bulat maka bisa dikerjakan menggunakan
menghitung langsung atau memakai kalkulator.

a. Dengan Cara Menghitung


untuk lebih jelasnya lihat contoh satuan hasil perpangkatan 3 dari bilangan 0 sampai 9 di bawah ini:
Perhatikanlah contoh-contoh berikut:

1. ³√1728 = …

Penyelesian:

Satuan dari bilangan 1728 adalah 8.

8 adalah satuan dari 23, maka satuan dari ³√1728 adalah 2. Untuk mengetahui puluhannya, perhatikanlah bilangan
setelah 3 angka dari belakang, yaitu 1, kemudian carilah bilangan yang jika dipangkatkan dengan tiga hasilnya ≤ 1
dan bilangan itu adalah 1, karena 13 = 1.

Jadi, puluhan dari ³√1728 adalah 1. Jadi, ³√1728 = 12.

2. Hitunglah nilai akar dari ³√2197!

Penyelesaian:

Satuan dari bilangan 2197 adalah 7 dan 7 adalah satuan dari 33, jadi satuan dari 3v2197 adalah 3. Puluhannya dicari
dari bilangan 2 (setelah 3 angka dari belakang) jika dipangkatkan dengan 3 hasilnya ≤ 2, yaitu bilangan 1, maka
puluhan dari ³√2197 adalah 1.

Jadi, ³√2197 = 13
Baca juga : Cara Menghitung Akar Kuadrat Secara Manual
b. Dengan Menggunakan Kalkulator

Langkah-langkahnya:

1. hidupkan kalkulator Anda dengan menekan tombol ON atau AC,

2. tekan tombol bilangan yang akan dicari,

3. tekan tombol SHIFT atau 2ndF, dan

4. tekan tombol ” √ ”

Contoh :

Dengan menggunakan kalkulator tentukan hasil dari ³√216 .

Penyelesaian:

Untuk menentukan nilai dari ³√216 , tekanlah tombol di bawah ini secara berurutan dari kiri ke kanan.

Setelah itu akan keluar pada layar 6.

Jadi, ³√216 = 6

Cara menghitung AKAR PANGKAT 3 (Akar Kubik)

3 pangkat kubik(pangkat 3) = 3 x 3 x 3 hasilnya 27,


berarti akar pangkat 3 bilangan 27 adalah 3
Bilangan 27 memiliki satuan 7, berkorelasi dengan bilangan 3 !
Lihat tabel berikut:
Magetan, 30 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai