Anda di halaman 1dari 9

RENCANA KERJA DAN SYARAT

KEGIATAN PRASARANA PNPM MANDIRI PERDESAAN

I. Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

No URAIAN PERSYARATAN KETERANGAN


A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1 Jarak Antar Bangunan minimal 3 m Berdasarkan pertimbangan
2 Ketinggian Bangunan maksimum 1 lantai keselamatan, kesehatan, dan
3 Ketinggian Langit-langit min. 2,80 m kenyamanan, serta
ketentuan dalam Peraturan
4 Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah
Daerah setempat Tentang
5 Koefisien Lantai Bangunan setempat
Bangunan atau Rencana Tata
6 Koefisien Dasar Hijau Ruang Wilayah
7 Garis sempadan Kabupaten/Kota, atau
8 Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah arsitektur Rencana Tata Bangunan dan
sederhana Lingkungan untuk lokasi
9 Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu yang bersangkutan.
bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu,
dan bahan
lainnya yang disesuaikan dengan
rancangan wujud arsitektur bangunan.
10 Kelengkapan Sarana dan
Prasarana Lingkungan
- parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 Dihitung berdasarkan
luas bangunan gedung kebutuhan sesuai fungsi
- aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas bagi bangunan dan SNI/ketentuan
penyandang cacat yang berlaku.
- drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku
- pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan sampah
sementara
- pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan limbah,
khususnya untuk limbah berbahaya
- penerangan halaman tersedia penerangan halaman

B. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN


1 Bahan Penutup Lantai keramik, vinil, tegel PC Diupayakan menggunakan
2 Bahan Dinding Luar bata, batako diplester dan dicat, kaca bahan bangunan setempat/
3 Bahan Dinding Dalam bata, batako diplester dan dicat, kaca, produksi dalam negeri,
partisi kayu lapis termasuk bahan bangunan
4 Bahan Penutup Plafond kayu-lapis dicat sebagai bagian dari sistem
pabrikasi komponen. Apabila
5 Bahan Penutup Atap genteng, seng, sirap
bahan tersebut sukar
6 Bahan Kosen dan Daun kayu dicat/aluminium diperoleh atau harganya
Pintu tidak sesuai, dapat diganti
dengan bahan lain yang
sederajat tanpa mengurangi
persyaratan fungsi dan mutu
dengan pengesahan Instansi
Teknis Setempat.

C. PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN


1 Pondasi batu belah, kayu, beton bertulang camp. Khusus untuk daerah gempa,
1:2:3 harus direncanakan sebagai
2 Kolom beton bertulang camp. 1:2:3, baja, kayu struktur bangunan tahan
klas kuat II gempa.
3 Balok beton bertulang camp. 1:2:3, baja, kayu
klas kuat II
4 Rangka Atap kayu klas kuat II, baja
5 Kemiringan Atap genteng min. 30⁰ , sirap min.22.5⁰, seng
min 15⁰
6
D. UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1 Air Bersih PAM, sumur pantek
2 Saluran air hujan talang, saluran lingkungan
3 Pembuangan Air Kotor bak penampung
4 Pembuangan Kotoran bak penampung
5 Bak SeptikTank & resapan berdasarkan kebutuhan
6 Sarana Pengamanan Mengkuti ketentuan dalam Kep. Meneg.
terhadap Bahaya PU No. 0/KPTS/2000 dan Kep. Meneg. PU
Kebakaran No.
11/KPTS/2000, serta Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang berlaku.
7 Sumber daya listrik PLN, generator
8 Penerangan 100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan penerangan alam dan
kebutuhan dan fungsi bangunan serta SNI buatan
yang berlaku
9 Tata Udara 6-10% bukaan dihitung sesuai SNI yang
berlaku.
10 Aksesibilitas bagi minimal ramp untuk bangunan klasifikasi
penyandang cacat sederhana.
11 Penangkal petir penangkal petir lokal
12
E. SARANA PENYELAMATAN
1 Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau
2 Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2
pintu dan membuka keluar
3 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m
4
II. Spesifikasi Pekerjaan untuk Bangunan Gedung

No URAIAN PERSYARATAN
1 Gudang Bahan TPK harus menyediakan gudang bahan.
Gudang bahan harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan
digunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain. Lantai gudang dari
papan dan dan atau dialas papan yang mempunyai ketinggian minimal 30 cm
dari permukaan tanah, serta dinding dan atapnya tidak boleh bocor.
2 Papan Nama TPK wajib memasang Papan Nama Kegiatan, ukuran serta model tulisannya
Kegiatan seperti yang sudah ditentukan. Biaya pembuatan Papan Nama Kegiatan dapat
dianggarkan dari biaya kegiatan.
3 Pekerjaan TPK harus membersihkan tanah lokasi pekerjaan dari
pembersihan tanah segala material/ unsur yang bersifat merusak konstruksi
(land clearing) pekerjaan sampai benar-benar bersih.
4 Pekerjaan Pekerjaan pengukuran/uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh TPK dan difasilitasi
pengukuran dan oleh Fasilitator.
Bouwplank Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat/teliti dengan
menggunakan alat-alat ukur agar ketepatan ukuran (sudut, panjang, lebar,
dalam/tebal/tinggi) dapat dipertanggungjawabkan sampai dengan pekerjaan
selesai dan apabila terjadi penyimpangan ukuran maka TPK bertanggungjawab
untuk memperbaikinya.
Patok profil / bouwplank dibuat dari bahan Kayu Meranti yaitu usuk 5/7 dan
papan 2/20 dan dipasang / ditanam kuat-kuat agar tidak mudah goyah / berubah
kedudukannya serta di cat warna yang jelas (warna merah).
Ukuran-ukuran pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Gambar-gambar pelaksanaan.
Penentuan titik tinggi/peil duga masing-masing pekerjaan ditetapkan di lokasi
pekerjaan dengan menyesuaikan situasi / kondisi lapangan.
5 Pekerjaan Tanah Pekerjaan Galian Tanah :
Penggalian tanah harus mencapal kedalaman yang telah ditentukan yang
disyaratkan dalam gambar perencanaan.
Penggalian akan mencakup pemindahan tanah tanah serta bahan bahan lain
yang dijumpai dalam pengerjaan.
Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar akar, tumbuh tumbuhan
atau tanah humus yang dapat merusak pada bangunan diatasnya.
Galian dibuat miring untuk menjaga terjadinya longsor, terutama tanah yang
lembek.
Bilamana terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi dari apa yang tertera dalam gambar
atau yang dapat disetujui oleh Fasilitator maka kelebihan di atas harus ditimbun
kemball dengan pasir yang dipadatkan. Risiko biaya pekerjaan tersebut menjadi
tanggungjawab TPK
Pekerjaan Urugan Tanah :
Pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pemasangan pondasi dan sloof
telah selesai dilaksanakan
Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu batu lain yang
bersifat merusak.
Pengurugan dipadatkan lapis demi lapis tiap 30 cm dengan alat pemadat manual
6 Pekerjaan Pondasi Kedalaman galian pondasi minimal sampai tanah keras. Lebar galian minimal
Batu Kali lebar tapak pondasi ditambah 25 cm kiri dan kanan.
Urugan pasir dibawah pondasi t min.= 5 cm
Dimensi pondasi sesuai dengan gambar perencanaan. Tinggi pondasi min.= 50
cm, lebar tapak pondasi min. = 50 cm, lebar atas pondasi min. = 25 cm.
Campuran spesi 1:4
Untuk menghubungkan pondasi dengan sloof dipasang angker besi Ø 10 mm.
Panjang angker minimal 50 cm (tertanam ke pondasi 30 cm) dan dipasang
dengan jarak 100 cm.
Untuk menghubungkan pondasi dengan kolom dipasang angker besi sesuai
penulangan kolom. Panjang angker minimal 80 kali diameter tulangan utama
kolom ditambah tinggi sloof (tertanam didalam pondasi 40 kali diameter
tulangan utama kolom).
7 Pekerjaan Pondasi Kedalaman galian pondasi minimal sampai tanah keras. Lebar galian minimal
Setempat (foot plat) lebar tapak ditambah 10 cm kiri dan kanan.
Beton Bertulang Urugan pasir dibawah pondasi t min.= 5 cm
Dimensi pondasi sesuai dengan gambar perencanaan.
Campuran beton minimal 1:2:3
8 Pekerjaan Sloof Ukuran sloof beton sesuai dengan gambar perencanaan, ukuran minimal 15x20
Beton Bertulang cm untuk jarak antar kolom 300 cm.
Penulangan sesuai dengan gambar perencanaan. Tulangan pokok minimal 4 Ø 12
mm, tulangan sengkang minimal Ø 8mm jarak 15 cm.
Campuran beton minimal 1:2:3
9 Pekerjaan Kolom Ukuran kolom utama sesuai dengan gambar perencanaan
Utama Beton Campuran beton minimal 1:2:3
Bertulang
10 Pekerjaan Ring Balok Ukuran ring balok sesuai dengan gambar perencanaan
Beton Bertulang Campuran beton minimal 1:2:3
11 Pekerjaan Kolom Ukuran kolom praktis minimal (11 x 11) cm dan ring balok minimal 10 x 15 cm
Praktis dan Ring Tulangan pokok minimal 4 Ø 8 mm, tulangan sengkang minimal Ø 6 mm jarak 15
Balok Praktis cm.
Campuran beton 1:2:3
Penempatan kolom praktis dan ring balok praktis sesuai gambar perencanaan.
12 Pekerjaan Pasangan Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps dilaksanakan pada pekerjaan :
batu bata 1 pc : 2 ps Pasangan dinding trasraam yang dilaksanakan diatas sloof setinggi 30 cm diatas
(Trasraam). peil lantai.
Bagian-bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar.
13 Pekerjaan Pasangan Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps, dilaksanakan pada seluruh dinding pembatasan
batu bata 1 pc : 4 ps. ruangan, kecuali yang disebutkan dalam point 1 diatas.
Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang
angker besi Ø 10 mm. Panjang angker minimal 30 cm dan dipasang dengan jarak
50 cm.
Untuk bidang tembok yang luas, setiap jarak 300 cm dipasang kolom praktis,
setiap tinggi 300 cm dipasang ring balok praktis. Penataan penempatan kolom
praktis dan ring balok praktis sedemikian rupa sehingga bidang terluas tembok
pasangan bata maksimal 9 m².
Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis. Setiap
pertemuan sudut harus membentuk sudut siku ( 90⁰ ).
Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan dari
masing-masing pekerjaan atau menurut petunjuk Fasilitator.
14 Pekerjaan Plesteran kedap air dengan adukan 1 pc : 2 ps, dilaksanakan untuk plesteran
Plesteran dinding dan kolom pada pekerjaan yang dipersyaratkan harus menggunakan
adukan ini.
Plesteran dengan adukan 1 pc : 4 ps dilaksanakan pada plesteran semua dinding
bangunan kecuali yang telah disebutkan pada ayat 1 diatas.
Semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar dan
licin. Semua plesteran harus rata-rata tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, setelah
plesteran selesai baru dilakukan pengacian.
Pertemuan sudut plesteran dibuat sudut siku. Semua bidang yang akan diplester
harus disiram air secukupnya, sehingga gelembung udara yang berada dalam
pori- pori batu bata atau adukan dapat keluar seluruhnya.
15 Pekerjaan Kosen Bahan – bahan :
Pintu, Jendela, Pekerjaan kosen pintu, jendela, ventilasi harus menggunakan kayu yang
Ventilasi Dan Pintu berkwalitas baik, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat cacat-cacat kayu.
Untuk pekerjaan kosen pintu jendela menggunakan kayu ukuran 6 x 13 cm
(ukuran jadi).
Daun pintu panil menggunakan papan rangkanya dibuat dari papan klas II ukuran
3, 8/13 cm sesuai dengan gambar rencana.
Pedoman pelaksanaan :
Semua ukuran kosen dan pintu dibuat sesuai dengan gambar, semua permukaan
kayu yang tampak harus diketam halus, rata dan mempunyai ketebalan yang
sama.
Setiap sambungan harus kuat, kaku dan siku dan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang ada.
Pada batang tegak harus dipasang angker dengan jarak 50 cm terbuat dari besi
dia. 10 mm.
Neut / sepatu kosen pintu harus memakai angker besi dia 10 mm.
Bagian yang berhubungan dengan tembok harus dicat menie.
Bingkai daun jendela ukuran dan bentuk disesuaikan dengan gambar.
16 Pekerjaan Rangka Konstruksi rangka atap dari bahan kayu.
Atap Kayu untuk konstruksi atap minimal kayu kelas II.
Konstruksi atap dirancang untuk bisa menahan beban vertikal dan horizontal
yang dipersyaratkan peraturan perencanaan yang berlaku.
Jarak maksimal antar kuda-kuda 300 cm.
Penghubung antar kuda-kuda dipasang sepasang ikatan angin secara menyilang,
ukuran minimal (5 x 10) cm.
Jarak maksimal antar gording 150 cm, ukuran minimal (8 x 12) cm
Jarak maksimal antar kaso 50 cm, ukuran minimal (5 x 7) cm
Jarak reng sesuaikan dengan jenis genteng yang dipakai, ukuran minimal (2 x 3)
cm.
17 Pekerjaan Atap Penutup atap menggunakan atap Genteng, Genteng Metal atau Atap Seng.
Sudut kemiringan atap atau tinggi atap dibuat sesuai dengan gambar.
Bubungan /Nok Atas, jurai luar menggunakan Genteng, Genteng Metal atau
Seng Plat (sesuai dengan pilihan penutup atap).
18 Pekerjaan Rangka Rangka plafond dan penggantung dipakai kayu yang berkwalitas baik, ukuran
Plafond/Langit-Langit disesuaikan dengan gambar. Rangka utama minimal menggunakan kayu (5 x 10)
cm dengan jarak 120 cm. Rangka pembagi minimal menggunakan kayu (5 x 7) cm
dengan jarak 60 cm. Kayu penggantung minimal menggunakan kayu (5 x 7) cm
dengan jarak antar penggantung 150 cm.
Balok penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond,
dan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus mendapat
persetujuan Fasilitator.
Bahan penutup langit-langit yang dipakai adalah plywood . 4 mm sesuai dengan
gambar
19 Pekerjaan Keramik Pasangan lantai didalam ruangan dan selasar bangunan menggunakan lantai
Lantai Dan Dinding keramik minimal 30 x 30 cm.
Sebelum pemasangan lantai, urugan pasir dibawah lantai harus sudah padat dan
disiram air terlebih dahulu.
Untuk Lantai KM/WC pakai keramik 20x20 cm anti slip, dan dinding dipasang
ukuran 20x25 cm nat tidak boleh lebih dari 3 mm.
Penggunaan keramik yang berkualitas baik, tidak cacat seperti retak, gumpil,
apabila sudah terpasang ternyata retak pada waktu pemasangan harus diganti.
Permukaan lantai Keramik yang terpasang harus rata benar dan untuk keramik
setiap sambungan harus lurus dan tidak bertonjolan.
20 Pekerjaan Kaca, Kaca :
Kunci Dan Alat Bahan yang digunakan adalah kaca bening/polos dengan tebal 5 mm dipasang
Penggantung pada jendela kaca hidup dan jendela kaca mati, ukuran dan bentuk sesuai
dengan gambar.
Pemasangan kaca tidak boleh goyang dan bergetar, list kaca terbuat dari kayu
harus terpasang rapi, ukuran sesuai gambar.
Kunci / alat penggantung :
Pada pintu panil dipasang kunci yang berkwalitas baik, type 2 Slaag besar atau
jenis lain yang berkwalitas baik
Untuk daun pintu panil dipasang 3 (tiga) buah engsel ring nylon untuk setiap
daun pintu.
Sebelum pemasangan kunci, engsel pintu / jendela harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Fasilitator.
21 Pekerjaan Syarat teknis :
Pengecatan Bidang kayu atau tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih
dari segala kotoran dan tidak berminyak.
Kayu harus dilindungi dari kerusakan akibat rayap atau bila kayu masih basah
harus dilindungi dari kemungkinan rembesan air maupun getah (resin) yang
terkandung dalam kayu.
Pori-pori pada bidang plesteran atau kayu harus ditutup dengan plamir.
Penggunaan plamir diusahakan setipis mungkin.
Bidang kayu dan plesteran sebelum dicat akhir harus diamplas terlebih dahulu
dan dibersihkan dari debu-debu.
Pengecatan kayu kosen, sebaiknya dilakukan setelah daun pintu dan jendela
terpasang.
Dalam pelaksanaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus
dipenuhi dan tahapan berikutnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Fasilitator.
Pengecatan kayu :
Sebelum dicat bidang kayu dimenie terlebih dahulu dengan cat menie yang
berkwalitas baik.
Pori-pori, serat kayu dan tekikan didempul dan diamplas dengan bahan yang
berkwalitas baik.
Lapisan akhir dikehendaki mempunyai lapisan yang rata, kuat dan mengkilap. Cat
akhir digunakan cat Bee Brand atau setaraf, dengan pengecatan dilakukan 2 kali
dengan selang waktu 16 jam atau lebih.
Pengecatan tembok :
Bidang plesteran dicat dasar terlebih dahulu menggunakan bahan yang
berkwalitas baik.
Untuk meratakan, menutup pori-pori plesteran harus didempul terlebih dahulu.
Bidang tersebut dibiarkan kering selama kurang lebih dari 1 (satu) minggu
sebelum diamplas.
Lapisan cat akhir dikehendaki warna yang rata dan kuat. Cat akhir digunakan cat
kwalitas baik atau dengan pengecatan 2 (dua) kali. Sebelum lapisan berikutnya
dilakukan, bagian plesteran yang belum rata harus didempul kembali sampai
bagian tersebut menjadi rata.
Pengecatan plafond
Permukaan plafond dicat dasar kemudian diplamir/dempul dan diamplas hingga
rata serta dibersihkan.
Lapisan cat akhir dengan cat kwalitas baik atau dilakukan dua kali sampai
diperoleh lapisan yang rata dengan selang waktu 16 jam atau lebih.
22 Pekerjaan Instalasi Sistem instalasi listrik :
Listrik Sistem tegangan listrik dari jaringan PLN ke jaringan distribusi ialah 110 V / 220
V, 1 fase, dimana sentral (nol) dari sistem dihubung tanahkan (Grounded netral).
Dari panel listrik utama, tenaga listrik didistribusikan secara radial ketempat-
tempat yang memerlukannya, titik lampu, stop kontak dan peralatan-peralatan
lain. Untuk tegangan 220 Volt maka semua peralatan-peralatan seperti panel-
panel, stop kontak harus dihubung tanahkan sesuai dengan peraturan yang ada.
Sistem pengabelan :
Kabel-kabel primer, sekunder, maupun kabel yang titik-titik lampu, stop kontak
harus dipilih dari produksi pabrik-pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN
atau dari laboratorium LMK di Jakarta. Kabel yang digunakan untuk instalasi
penerangan adalah NYA 3 x 2,5 mm2, pemasang didalam tembok dan diatas
plafond harus dengan pipa pelindung PVC dia. 5/8 ” merk setaraf “MASPION”.
Lampu – lampu :
Lampu SL 18 VA merk setaraf Phillip, lengkap dengan fittingnya dipasang sesuai
dengan gambar instalasi listrik.
Shaklar lampu dan stop kontak :
Shaklar lampu dan stop kontak dipasang pada tempat yang telah ditentukan
dengan ketinggian antara 120 – 140 cm diatas lantai. Type shaklar lampu dan
stop kontak terbenam dinding (inbouw) warna putih, mutu setaraf BROCO.
Alat-alat pengamanan :
Alat pengaman arus lebih, arus bocor dan arus hubung singkat dari jenis sekering
konvensional lengkap dengan box sekeringnya dengan pembagian group
sebagaimana tercantum pada gambar atau menurut petunjuk Direksi. Ampere
meter disesuaikan dengan kebutuhan.
Pengerjaan Instalasi :
Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah
mendapat izin menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik dari PLN,
Instalatur yang bersangkutan harus mengadakan pengujian terhadap instalasi
yang dipasangnya dam memberikan jaminan bahwa instalasi listrik tersebut
telah siap untuk dialiri listrik dari PLN dengan daya sebagaimana dalam gambar.
23 Pekerjaan Halaman / Halaman lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran bekas bongkaran
Pembersihan atau sisa-sisa dari bahan bangunan setelah pekerjaan selesai.
24
III. Spesifikasi Bahan untuk Bangunan Gedung

No URAIAN PERSYARATAN
1 Semen Semen yang digunakan adalah semen portland (Portland Cement) Type I dan
merupakan hasil produksi dalam negeri, harus satu merek.
Jika terpaksa menggunakan semen jenis lain, harus melalui persetujuan
Fasilitator.
2 Batu Belah Batu belah yang digunakan haruslah batu alam hasil pecahan dengan muka
minimal 3 sisi dan bukan batu glondong, harus bersih dan keras, serta bersih dari
campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau ketidaksempurnaan
lainnya.
Ukuran batu yang akan digunakan untuk pasangan batu kali adalah 20-30 cm,
sedangkan batu dengan ukuran lebih kecil dapat digunakan sebagai pengisi.
Batu belah yang akan digunakan sudah mendapat persetujuan Fasilitator,
3 Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kandungan
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI 1970 atau NI-3.
Pasir yang ditolak oleh Fasilitator harus segera disingkirkan dari lapangan kerja.
Dalam membuat adukan baik untuk digunakan plesteran maupun pembetonan,
pasir tidak dapat digunakan sebelum persetujuan mengenai mutu dari Fasilitator
4 Batu Split Batu Split yang dipergunakan harus memenuhi syarat PUBBI -1970 dan PBI-1971
pecah mesin atau pecah tangan
Batu Split harus cukup keras, serta susunan butir gradasinya menurut
kebutuhan.
Batu split harus mempunyai ukuran yang hampir sama antara 10 sampai 15 mm.
Kadar lumpur maksimum 1 %, jika lebih maka harus dicuci.
Batu split yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum
mendapat persetujuan mengenai mutu dari Fasilitator.
5 Air Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan pencuci
agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan
yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan
organik, garam, silt (lanau).
Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam
perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang diperkenankan adalah 0,5
% atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maksimum 1,5% atau 15 gr/lt. Jika
terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh air
tersebut ke Laboratorium pemeriksaan yang diakui.
TPK tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur.
Jika memungkinkan dipakai air yang memenuhi syarat untuk air minum.
6 Tulangan/ Besi Beton Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan gambar rencana dan sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia NI-2.
Tulangan yang dipakai untuk diameter ≤12 adalah tulangan polos, sedangkan
untuk dimeter >12 adalah tulangan ulir (deform).
Pada waktu pengecoran beton, tulangan harus bersih dan bebas dari kerusakan/
karat.
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam SKSNI T 15-1991-03 dengan
mutu baja U-32 untuk tulangan ulir dan U-24 untuk tulangan polos.
Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat bebas dari
kotoran-kotoran, lapisan minyak, kasar dan tidak bercacat seperti retak dan lain-
lain.
Tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan gambar bestek.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin
dan dengan cara yang tidak merusak tulangan tersebut.
Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga, sebelum, selama dan sesudah
pengecoran tidak bergeser tempatnya.
Terhadap ketepatan serta untuk mendapatkan penutup beton (beton decking)
yang tertentu dan sama harus dipasang blok beton (beton tahu). Penahan jarak
yang berbentuk blok persegi terbuat dengan campuran 1 pc: 3 ps dipasang 4
buah/m2 cetakan dan harus tersebar merata.
7 Batu Bata Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai
dengan dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm, berkualitas baik dan telah
diperiksa/disetujui Fasilitator.
Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2,
dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur.
Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali
untuk melengkapi, misalnya sudut.
Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
Ukuran ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal
dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja
8 Kayu Kayu untuk konstruksi rangka atap harus menggunakan kayu yang berkwalitas
baik dan kering, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat cacat-cacat kayu.
Ukuran kayu sesuai dengan hasil perancangan.
Kayu untuk kusen, daun pintu dan jendela harus menggunakan kayu yang
berkwalitas baik dan kering, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat cacat-
cacat kayu. Semua permukaan diserut halus. Ukuran bersih setelah diserut : kayu
kusen minimal (5 x 11) cm, kayu rangka daun pintu minimal (3 x 10) cm, kayu
rangka daun jendela minimal (3 x 6) cm.
Kayu rangka langit-langit (plafond) harus menggunakan kayu yang berkwalitas
baik dan kering, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat cacat-cacat kayu.
Kayu bekisting menggunakan jenis kayu kelas III.
9

Anda mungkin juga menyukai