Anda di halaman 1dari 4

Tabel Faktor Kedalaman Ekivalen untuk 30 sub ordo tanah

Diketahui kedalaman efektif = 80 cm (karena monokultur)

Faktor kedalaman 1,00 dengan kode tanah IN sub ordo Andept

Umur kelestarian tanah= 400 tahun

A = 186,1005
EDP = kedalaman tanah ekivalen/ Umur kelestarian tanah

= (kedalaman efektif x faktor kedalaman)

= 80x1,00/400

= 0,2

𝐴
TBE =
𝐸𝐷𝑃

186,1005
=
0,2

= 930,5025 ton/ha/thn

Pembahasan EDP

Pembahasan TBE

Tabel Kelas Tingkat Bahaya Erosi

Kelas Erosi

I II III IV V
Solum Tanah (cm)
Erosi (ton/ha/tahun)

<15 15-60 60-180 180-480 >480

Dalam SR R S B SB

>90 0 I II III IV

Sedang R S B SB SB

60-90 I II III IV IV

Dangkal S B SB SB SB

30-60 II III IV IV IV
Sangat Dangkal B SB SB SB SB

<30 III IV IV IV IV

Sumber : Departemen Kehutanan,Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan (1998)

Keterangan :

0 – SR = Sangat Ringan

I – R = Ringan

II – S = Sedang

III – B = Berat

IV – SB = Sangat Berat

Tingkat bahaya erosi di unit lahan penelitian sebanyak 930,5025 dalam per ton per

hektar per tahun. Berdasarkan tabel tingkat erosi (Tabel 10), Tingkat bahaya erosi termasuk

kedalam kelas V. Dimana solum tanah lokasi penelitian tergolong sedang dengan kedalaman

80 cm. Dan memiliki tingkat erosi yang Sangat Berat (SB). Lokasi penelitian memiliki

kemiringan lereng yang beragam mulai dari 15,9 % - 23,33 %. Meskipun kemiringan

lerenganya sedang namun pengaruh dari faktor vegetasinya monokultur dan pengelolaan

lahannya yang kurang. Serta tingkat permeabilitasnya yang tinggi,membuat lokasi penelitian

mengalami erosi yang sangat besar.

Untuk mengurangi laju erosi maka harus ditindak lanjuti dengan menggunakan metode-

metode konservasi baik secara vegetatif, mekanis maupun kimia. Misalnya metode konservasi

secara vegetatif yaitu dengan penanaman dalam strip atau yang disebut strip cropping. Strip

cropping adalah cara bercocok tanam dengan beberapa tanaman, dimana tanaman ditanam

secara berselan-seling pada sebidang tanah disusun berdasarkan garis kontur atau memotong

arah lereng. Selain itu strip cropping ada pula multiple cropping, yaitu cara bercocok tanam
dengan menggunakan beberapa jenis tanaman yang ditanam secara bersamaan, disisipkan,atau

digilir pada sebidang tanah. Yang terakhir adalah pemakaian mulsa, pemakaian mulsa sendiri

bertujuan untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan yang berasal dari hujan yang butir-

butir hujannya mampu merusak agregat tanah.

Metode konservasi secara mekanis juga dapat membantu memperkecil aliran

permukaan. Misalnya, pengaturan sistem pengelolaan tanah, pembuatan terasm pembuatan

saluran pembuangan air dan pembuatan bendungan pengendali.

Anda mungkin juga menyukai