Anda di halaman 1dari 7

RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI

PADA Tn.M DENGAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION ATAS INDIKASI


NEGLECTED FRAKTUR MAXILLA NON LEFORT MAL OKLUSI
DI KAMAR OPERASI 7 (BEDAH PLASTIK)

Oleh:

Irawan Permadi/1501410003

(Pelatihan Instrumentator 2016)

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR
2016

RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI


PADA Tn.M DENGAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION ATAS INDIKASI
NEGLECTED FRAKTUR MAXILLA NON LEFORT MAL OKLUSI
DI KAMAR OPERASI 7 (BEDAH PLASTIK)

A. DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial, yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa.Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa
trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma pada wajah sering melibatkan tulang-
tulang pembentuk wajah, diantaranya mandibula dan maxilla.
Fraktur maksila merupakan bagian dari trauma maxilofasial. Fraktur maxilofasial atau
fraktur wajah adalah putusnyakontinuitas tulang, tulang epifisis atau tulang rawan sendi.

Oklusi perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang
terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada
kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system.

Mal oklusi Maloklusi adalah oklusi abnormal yang ditanda dengan tidak benarnya
hubungan antar lengkung di setiap bidang spatial atau anomaly abnormal dalam posisi gigi.
Maloklusi adalah kondisi oklusi intercuspal dalam pertumbuhan gigi diasumsikan sebagai
kondisi yang tidak reguler. Keadaan ini dikenal dengan istilah maloklusi tetapi batas antara
oklusi normal dengan tidak normal sebenarnya cukup tipis. Maloklusi sering pula tidak
mengganggu fungsi gigi secara signifikan dan termodifikasi pemakaian gigi.

B. ETIOLOGI
Facial trauma pada daerah urban disebabkan oleh perkelahian, kecelakaan kendaraan
bermotor, dan kecelakaan industry. Penyebab lain yan penting meliputi, trauma penetrasi (luka
pisau atau luka tembak), domestic violence, dan kekerasan pada anak dan orang tua. Os nasal,
mandibula, dan zygoma, merupakan tulang yang paling sering mengalami frakturselama
perkelahian.

C. PATOFISIOLOGI
Gaya yang menyebabkan cidera dapat dibedakan jadi 2, yaitu high impact atau low
impact. Keduanya dibedakan apakah lebih besar atau lebih kecil dari 50 kali gaya gravitasi. Setiap
region pada wajah membutuhkan gaya tertentu hingga menyebabkan kerusakan dan masing
masing region berbeda – beda. Margo Supraorbital, maxilla, dan mandibula (bagian syimphisis
dan angulus) dan frontal membutuhkan gaya yang high impact agar bias mengalami kerusakan.
Sedangkan os zygoma dan os nasal dapat mngalami kerusakan hanya dengan terkena gaya yang
low impact.

D. TERAPI
1. Indikasi
Pada pasien patah tulang maxila

2. Kontra indikasi
Keadaan Umum pasien tidak stabil / jelek

LAPORAN KASUS

A. Teknik Instrumentasi
Merupakan metode atau cara dalam menyiapkan, merencanakan, mengatur,
melaksanakan, dan memantau instrument atau bahan yang dipergunakan sesuai dengan jenis
operasi.

B. Tujuan
1. Menyiapkan instrument dan bahan kebutuhan lain sesuai jenis operasi yang akan dilakukan.
2. Merencanakan dan mengatur instrument dan bahan yang dibutuhkan secukupnya di meja
mayo.
3. Melaksanakan teknik instrumentasi dan teknik aseptic yang benar sesuai kaidah yang sudah
disepakati.
4. Memantau intrumen dan bahan-bahan yang dipergunakan sebelum,selama, dan setelah
tindakan pembedahan.
5. Merawat dan memelihara instrument yang digunakan selama dan sesudah tindakan
pembedahan.
C. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Suhu ruangan 19-22o C
2. Kelembapan ruangan 45-60%
3. Siapkan meja operasi
4. Siapkan mesin suction (cek fungsi)
5. Siapkan lampu operasi (cek fungsi)
6. Siapkan lampu baca X-Ray (cek fungsi)
7. Siapkan tempat sampah medistroli Waskom
8. Meja instrument
9. Meja mayo
10. Selang suction
11. Set waskom
D. PERIAPAN ALAT
a. Instrument Meja Mayo
1. Handlemess(sclap blade and handle) no.3
:1
2. Pinset Anatomy sedang/mini (tissue forceps) : 1/
2
3. Pinset Chirurgi sedang/mini (disecting forceps) : 1/2
4. Gunting mayo (surgical scissor curve) :1
5. Gunting metzenboum (metzenboum scissor) :1
6. Desinfeksi klem (washing and dressing forceps) :1
7. Doek klem (towel klem) :5
8. Mosquito klem (hemostatic forceps mosquito) :1
9. Klem pean bengkok sedang (hemostatic forceps pean) :2
10. Kocher (hemostatic forceps kocher) :2
11. Naldfoeder (needle holder)
:2
12. Langenback (US army retractor) :2
13. Dingman retractor
:1
14. Hack kombinasi (sanmiller) :2
15. Raspatorium (raspatorium)
:1
16. Elevator (elevatorium) :1
17. Twister :1
18. Bone curretage (scrappleaple) kecil :1
19. Knable tang (bone rogeurs) :1
20. Tongue spatel :2
21. Bine haak/intande
:2
22. Bone holding forcep (reduction) :1
23. Knife tang
:1
24. Gunting achbar :1
25. Screw driver :1
26. Mouth guard :1
27. Canul suction :2

Alat Penunjang steril

1. Platting instrument set


 Mata bor no.1,6 :1
 Mesin bor :1
 Chuck key/unyil :1
 Titanium mini plate no. 2.0 : 1 set
b. Achbar dan Wire no. 0.4
c. Meja Instrument
1. Persiapan linen
 Duk besar : 5
 Duk kecil : 4
 Gaun operasi : 6
 Sarung meja mayo : 1
 Handuk : 5

E. PERSIAPAN BAHAN HABIS PAKAI


1. Persiapan bahan habis pakai
 Mess no. 15 : 2 buah
 Handscoon steril no. 6.5/7/7.5 : 2/4/4
 Cairan NS 0,9 % : 1 flash
 Povidon iodine : 100 cc
 Mersilk 2.0 : 1 buah
 Premilene no. 6.0 : 1 buah
 Vicryl 4.0 : 1 buah
 Depress : 3 buah
 Kasa steril : 20 buah
 Underpad steril : 2 buah
 Sufratul : 1 buah
 Spuit 1cc/5cc/10 cc : 1/1/1 buah
 Hepavix : secukupnya
 pehacain : 8 buah
 methilen blue : 1 buah
 antibiotic serbuk (Cefazolin/Ceftriaxon) : 1 vial

D. PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien dipuasakan 6-8 jam
2. Informed consent ( prosedur pembedahan dan anestesi)
3. Apakan pasien sudah diberi antibiotic profilaksis
4. Perlu atau tidaknya skiren
5. Apakah pasien memakai perhiasan, gigi palsu, atau prostase
6. Perlengkapan operasi yang perlu dibawa pasien
7. Site marking area operasi
8. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi
9. Pasien sudah mandi dengan sabun antiseptic dan memakai baju operasi
10. Pasien tidak boleh memakai cat kuku
11. Apakah pasien perlu huknah/lavement atau tidak
12. Apakah pasien sudah memakai kateter atau belum
E. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Sign in
 Memastikan pasien sudah konfirmasi tentang identitas, area operasi, tindakan operasi,
dan surat persetujuan operasi.
 Memastikan sudah memberi tanda pada lokasi tubuh yang dioperasi
 Memastikan pasien mempunyai alergi atau tidak
 Memastikan pasien mempunyai gangguan pernafasan atau tidak
 Memastikan ada atau tidaknya perdarahan lebih dari 500ml atau 7ml/kg pada anak
2. Persiapan Pasien
3. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi.
4. Setelah tim anasthesi melakukan induksi (GA) dan perawat sirkuler memasang Under-pad
non steril di bawah kepala pasien.
5. Perawat sirkuler atau operator memasang catheter no.16.
6. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi dan sarung tangan
steril.
7. Perawat anastesi memasang roll tampon di dalam rongga mulut.
8. Campur NS 0,9 %, isodine povidon 10 % dan hidro peroksida di dalam cucing atau gelas
ukur dan berikan kepada asisten operator di tambah sikat gigi, spatel lidah untuk
membersihkan gigi dan lidah selanjutnya di suction
9. Pakaikan gaun operasi dan sarung tangan steril kepada tim operator dan asisten operator.
10. Berikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi isodine povidone 10% kepada operator
atau asisten untuk antisepsis daerah operasi selanjutnya dibersihkan dengan savlon 4
11. Operator Melakukan drapping pada area operasi. Berikan 2 duk kecil + U-pad steril untuk
drapping kepala, 2 duk tebal bawah, 1 duk sedang untuk bawah.
12. dekatkan selang suction dan couter kemudian cek fungsi, ikat dengan kasa dan fiksasi
pada drapping dengan duk klem
13. dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat pasien.
14. Hitung kasa.
15. Time out
 Semua petugas operasi memperkenalkan diri dan tugas masing-masing.
 Petugas operasi menegaskan pasien, lokasi, dan prosedur pembedahan.
 Mengantisipasi kejadian kritis.
 Memastikan antibiotic profilaksis sudah diberikan.
16. Berikan mess no.15 dan pean manis untuk insisi jaringan di bawah mulut sampai tembus
di bawah mandibula sebagai tempat ETT/ Fiksasi Segmental Mandibula.
17. Berikan Mersilk no.2 cutting untuk fiksasi ETT.
18. Berikan mouthguard untuk membuka mulut pasien
19. Berikan tongue spatel pada asisten operator untuk melindungi lidah.
20. Potong wire dengan gunting wire, berikan suture wire sekitar 10 cm untuk fiksasi achbar
dan di pasang pada celah gigi menembus gusi..
21. Berikan klem pean kepada operator untuk melakukan fiksasi achbar dengan gigi atas dan
gigi bawah.
22. Berikan twister kepada operator untuk mengunci suture wire dan berikan gunting wire
untuk memotong suture wire.
23. Berikan spuit pehacain yang di oplos dengan Ns ke operator dengan perbandingan 1: 1
untuk di injeksikan ke daerah yang akan di insisi (maksila) untuk mengurangi perdarahan
dan mengembangkan area operasi. Tunggu sekitar 5 menit agar efek injeksi bekerja.
24. Berikan mess no 15 untuk insisi daerah intra oral pada maksila.
25. Berikan kassa dan klem mosquito kepada operator dan couter kepada asisten untuk rawat
perdarahan
26. Berikan couter/gunting metzeboum dan pinset anatomis untuk memperdalam area insisi.
27. Operator membuka lapis demi lapis daerah insisi mencapai tulang
28. Setelah tampak tulang, berikan raspatorium kepada operator untuk membersihkan sisa
muskulus yang menempel di tulang. Jika terdapat kallus dibersihkan dengan curret dan
knable tang dan dicabuti dengan pean atau kocher sambil di spoling dengan NS 0,9% dan
memberikan sen miller kepada asisten untuk meperlebar area operasi, sampai menemukan
tulang yang fraktur, lalu operator mereposisi fraktur.
29. Berikan plat tipis ukuran 2.0 ke operator untuk di ukur ke tulang yang fraktur, lalu berikan
pemotong plat/knife tang setelah di ukur sesuai ukuran.
30. Berikan bor yang di pasang mata bor no 1,6 mm berikan pada operator untuk membuat
lubang sesuai dengan plat. Berikan spooling NS saat operator melakukan bor.
31. Instrumentator memberikan screw ukuran 2,0 x 6 mm dengan screw driver dan diberikan
kepada operator untuk di pasangkan pada hole plat sesuai dengan permintaan ukuran.
32. Setelah selesai, pemasangan plat dan screw dilakukan evaluasi sambil dibersihkan dengan
Ns dan disuction hingga bersih. Setelah diyakini oleh operator tidak ada fraktur lagi.
33. Setelah semua selesai, luka dicuci dengan NS 0,9% untuk membersihkan luka operasi dan
asisten melakukan suctioning sampai bersih dan dikeringkan dengan menggunakan kasa
kering.
34. Berikan serbuk antibiotic pada operator, untuk ditaburkan pada tulang yang terpasang plat.
35. Sing Out
 Memastikan prosedur pembedahan yang telah dilakukan.
 Memastikan kesesuaian jumlah instrument, kasa dan jarum sebelum dan sesudah
operasi.
 Memastikan pemberian pelabelan pada specimen.
 Memastikan apakah ada kerusakan atau masalah pada peralatan.
 Petugas kamar operasi mendiskusikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam
penetelaksanaan pasien selanjutnya
36. Perawat instrument cek kelengkapan alat dan bahan habis pakai pastikan dalam keadaan
cocok.
37. Kemudian berikan nald voeder dan vicryl 4-0 dan pinset chirurgis pada operator untuk
menjahit bagian dalam (luka operasi) dan berikan gunting benang + kasa kepada asisten.
38. Cuci area mulut dengan NS 0,9% sambil dilakukan suctioning.
39. Berikan gunting benang dan pinset chirurgis pada operator untuk melepas jahitan fiksasi
ETT.
40. Berikan kepada operator naldfoeder + benang premilen no. 6.0 untuk menjahit kulit dan
gunting benang + kasa kepada asisten
41. Bersihkan luka dengan kasa basah (NS) kemudian kasa kering.
42. Pasang sufratul untuk menutup luka.
43. Tutup sufratul dengan kasa dan di tutup dengan hepavix.
44. Berikan pinset anatomis untuk melepas roll tampon oleh operator dan sebelumnya
memberitahukan ke petugas anestesi.
45. Operasi selesai, merapikan pasien
F.PENGELOLAAN INSTRUMENTASI
1. Bereskan semua instrument lalu didekontaminasi enzymatic detergen
2. Rendam selama 10-15 menit lalu sikat
3. Bilas instrument yang telah didekontaminasi dengan air bersih
4. Keringkan alat dengan handuk kering
5. Inventariskan insturmen dan tata di dalam set instrument
6. bungkus / packing dan instrument siap disteril.
7. Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan ruang operasi.
Pembimbing OK 7

(Bedah Plastik)

(Devi F, Amd. Kep)

Anda mungkin juga menyukai