Anda di halaman 1dari 2

28 Oktober 1928

Sebuah tanggal sederhana memang,


Tetapi dapat mengubah segalanya.
Saat itu aku masih berada di dunia
Yang entah dimana letaknya

Saat aku terlahir, Indonesia telah menjadi bangsa yang satu,


Bangsa Indonesia
Telah memakai bahasa yang satu, bahasa Indonesia
Telah bersumpah bertanah air satu

Tanah air Indonesia


Dahulu, aku tak tahu makna dari sebuah persatuan
Tak mengerti definisi dari suatu bangsa,
Terhadap tanah air pun aku tak acuh

Pengibaran bendera merah putih


Bak neraka hari senin yang ku anggap tak penting
Berbicara menggunakan bahasa yang benar,
Layaknya meminum lautan

Tidak mungkin
Lalu kini aku melihat belakang,
Mencoba merekam suatu cerita yang mereka sampaikan
Melihat kejadian yang dialami para pejuang

Semangat bagaikan kobaran api membakar kayu, panah, tombak, peluru


Menjadi santapan setiap hari pada masa itu
Demi mencapai bangsa yang satu
Mungkin saat inilah

Kita harus benar-benar menghargai


Makna dari suatu persatuan
Tidak perlu mati.
Tidak perlu menelan peluru

Tak perlu korbankan saudara


Hanya perlu memahami,
Menghargai dengan ucapan dan perbuatan
Apa itu arti bangsa, bahasa dan tanah air Indonesia?

Oleh: Syafira Izmaliza Y.


Kelas: XII IPA 1
Jalan yang ku tempuh

Aku terbangun, selesai sudah tidurku


Mimpi-mimpi hilang tertelan masa.
Terbentang dua jalan, diantaranya ku terpaku.
Ku pilih ia tanpa rasa sesal yang tersisa,

Ia begitu kejam, kaku dan itulah kenyataan.


Ibu adakah kekeliruan? Tidak, kau hanya lelah.
Hanyalah setengah jalan yang kau tempuh,
Debu dan panasnya jalan pastilah kau gerak

Susah, tapi jangan sampai semangatmu lumpuh.


Baiklah, terima kasih ibu atas nasihat dan perkataan.
Wahai pemuda yang bergelut galau lagi sedih,
Dengarlah para tetua dan pelbagi harapan mereka,

Masa depanmu, untuk itulah mereka menahan perih,


Masa depanmu adalah lembaran sejarah baru
Engkau tidaklah tahu berapa tetes yang telah diseka.
Demi tuhan kau harus berseru,

Kuganti semua derita dengan emas sepenuh kereta!


Disitulah sumber mata semangat wahai kawan,
Perlahan namun pasti kau berada di atas awan,
Itulah kau dapat jika mengalahkan segala lawan,

Malas dan takut yang membuatmu tertawan.


Ketahuilah bahwa kau adalah api di atas api
Kau harus semangat dan bekerja tanpa tapi tapi
Persiapan adalah harus jika mau masa depan rapih

Jika masih lelah, bersandarlah pada sang Maha Pengasih


Dengan-Nya kkau dapat berjalan dengan hati yang bersih.

Oleh: Ahmad Hanif


Kelas: XI IPA 1

Anda mungkin juga menyukai