Anda di halaman 1dari 3

SUSTAINABLE CONSTRUCTION ASSESSMENT TOOLS (SCAT)

SCAT merupakan alat bantu untuk mengukur dan memberi penilaian apakah sebuah bangunan cukup
sustainable atau tidak. Software ini dikembangkan oleh Departemen Sustainable Construction PT Holcim
Indonesia Tbk.
Ada 3 indikator utama yang diangkat menjadi isu utama alat bantu ini. Tiap indikator utama tersebut membawahi
beberapa sub-point kriteria yang harus diberi penilaian secara kuantitatif.

 Indikator sosial meliputi:


o Kenyamanan pengguna bangunan
o Akses dalam bangunan
o Kemudahan akses menuju lokasi bangunan
o Partisipasi dan kontrol
o Segala hal yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, dan keselamatan

 Indikator ekonomi meliputi:


o Pendayagunaan komponen lokal demi memajukan pendapatan lokal
o Efisiensi bangunan
o Fleksibilitas dalam tata ruang dalam dan luar bangunan
o Biaya – biaya yang keluar sejak proyek bangunan akan dimulai
o Alokasi total dana yang dipakai untuk membangun

 Indikator Lingkungan meliputi:


o Penggunaan air
o Penggunaan energi
o Pengolahan limbah
o Pemilihan material dan komponen bahan
o Situasi site

CONTOH BANGUNAN YANG SUSTAINABLE BERDASARKAN SCAT


Grha Wonokoyo, Surabaya
Aspek – aspek sustainable :

 Sosial

o Hampir mencakup semua kriteria yang ada, kenyamanan pengguna benar – benar
diperhatikan dengan menciptakan bukaan – bukaan yang tinggi (3,75 m) sehingga hanya 1 m
area lantai kantor yang tidak terkena cahaya matahari. Pencahayaan alami terbukti
meningkatkan tingkat produktivitas kerja. Selain itu, lokasi bangunan berada di daerah
strategis sehingga memudahkan pencapaian ke gedung ini dengan transportasi publik.

 Ekonomi
o Pemilik grha ini melibatkan kontraktor dan arsitek lokal dalam pembangunannya, serta
sebagian besar komponen dan material menggunakan produk lokal.
o Efisiensi bangunan ditunjukkan melalui tingkat hunian yang tinggi yaitu mencapai 85%, dengan
jam operasional 8 jam sehari.
o Efisiensi berinteraksi juga dipertimbangkan dengan mengalokasikan satu lantai untuk satu
divisi.
o Fleksibilitas ruang ditunjukkan antara lain dengan plafon dengan tinggi lebih dari 3 m, dan tiap
lantainya tidak menggunakan partisi permanen sehingga dapat dibongkar dan dengan mudah
dialihfungsikan untuk kebutuhan yang lain.

 Lingkungan
o Mematikan AC secara otomatis pada jam istirahat dan pada jam 16.00
o Pemanfaatan potensi cahaya matahari sebagai penerangan alami pada jam – jam kerja, lampu
hanya dinyalakan saat kondisi cuaca ekstrem, misalnya mendung.
o Dari sisi penghematan air, dilakukan efisiensi system plumbing yang dipusatkan dalam satu
area core plumbing.
o Dampak yang signifikan dari penghematan energi ini adalah running cost bias ditekan sampai
40% jika dibandingkan bangunan – bangunan lain yang berskala hampir sama.
Kesimpulan dari bangunan ini:

 Nilai akhir SCAT yang dicapai masuk dalam kategori good, bahkan mendekati sempurna, dengan nilai
4,0. Rata – rata untuk tiap poin juga baik, yaitu 4,7 untuk sosial, 4,4 untuk ekonomi, dan 3,0 untuk
lingkungan
 Keberlanjutan jelas menjadi pemikiran yang benar – benar terealisasikan pada bangunan ini.

Sumber : Seri Rumah Ide, ideaonline.co.id dan architecturejournals.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai