Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................3
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1Macam Sinyal Listrik............................................................................................1
2.2Sejarah EMG.........................................................................................................2
2.3Hasil Kerja EMG...................................................................................................2
2.4Pengukuran Sinyal EMG.......................................................................................3
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................5
3.2 Saran.....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Cara Kerja Electromyography...............................................................3
Gambar 2.2. Susunan Instrumen EMG Dengan Surface Electrodes..........................4
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bioelektrisitas Sebagai
Tranduser Panas Terhadap Kelelahan Otot dengan Sinyal EMG” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ir. Ratna Adil, MT,
selaku dosen mata kuliah Elektronika Medika atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan
yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Surabaya, 28 September 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan dari tubuh agar tubuh terhindar
dari kerusakan lebih lanjut. Kondisi kelelahan setiap orang biasanya berbeda-beda,
tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan ketahanan tubuh.
Konsep kelelahan dibagi menjadi subyektif, obyektif dan physiological. Kelelahan
subyektif adalah dibedakan dengan suatu penurunan kesiagaan, konsentrasi mental, dan
motivasi dan kelelahan obyektif adalah dicirikan dengan penurunan input kerja,
sedangkan kelelahan fisiologi adalah dihubungkan dengan perwujudan eksternal seperti
ketidakmampuan mempertahankan suatu gaya input yang diberikan, gemetar pada otot,
dan kesakitan pada sekelompok otot tertentu yang melaksanakan kontraksi.[1]
Kontraksi serabut otot (muscle fibre contraction) selalu diikuti dengan aktifitas listrik
(electrical activity). Elektromiografi (electromyography) adalah sebuah metode untuk
pengukuran, menampilkan dan menganalisa setiap sinyal listrik (electrical signal)
dengan menggunakan bermacam-macam elektroda. Sebuah sinyal elektromiogram
berasal dari sinyal serabut otot pada jarak tertentu dari elektroda.[2] dari Kelelahan otot
dapat diobservasi dengan mengamati perubahan amplitudo dari sinyal sEMG dalam
level microvolt atau dengan mengamati perubahan aktifitas spectral dari sinyal[3].
Pada power frekuensi nilai yang dihasilkan akan sedikit demi sedikit menuju kearah
level minimum, hal ini menandakan bahwa ada indikasi kelelahan.

Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan merekam aktivitas


listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut electromyograph, untuk menghasilkan merekam disebut suatu
elektromiogram. Electromyograph Sebuah mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan
oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis diaktifkan. Sinyal dapat
dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi, rangka perekrutan atau
untuk menganalisis biomekanik gerakan manusia atau hewan. Percobaan yang pertama
kali didokumentasikan berurusan dengan EMG dimulai dengan Francesco Redi bekerja
‘s pada tahun 1666. Redi menemukan otot yang sangat khusus dari ikan sinar listrik (
listrik Eel ) listrik yang dihasilkan. Dengan 1773, Walsh telah mampu menunjukkan
bahwa jaringan otot ikan Belut itu bisa menghasilkan percikan listrik. Pada 1792,
sebuah publikasi berjudul De Motu Viribus Electricitatis di Musculari Commentarius
muncul, ditulis oleh Luigi Galvani , di mana penulis menunjukkan bahwa listrik bisa
memulai kontraksi otot. Enam dekade kemudian, pada tahun 1849, Emil du Bois-
Reymond menemukan bahwa hal itu juga memungkinkan untuk merekam aktivitas
listrik selama kontraksi otot sukarela. Bioelektrositas berasal dari 2 kata yaitu “bio”
yang mempunyai arti makhluk hidup dan “elektrisitas” yang mempunyai arti listrik.
Sehingga bioelektrisitas merupakan listrik-listrik yang berasal dari organ-organ dalam
tubuh makhluk hidup. Bioelektrisitas sudah dipelajari berabad-abad yang lalu. Sejarah
dari bioelektrisistas juga cukup panjang, Sejarah tidak mencatat siapa yang pertama
kali bahwa pulsa listrik mengendalikan otot serta menghasilkan sinyal menuju dan dari
otak. Instrumen seperti galvanometer untuk mengukur potensial listrik lemah dari
jantung belum tercipta sampai seabad penemuan dari galvani. Jacques D’Arsonval
menciptakan galvanometer, suatu instrument sensitive untuk mengukur arus, pada
tahun 1880. Respon dari alat ini masih kurang sensitive sehingga belum bias
membentuk sinyal listri. Solusi dari hal tersebut muncul pada abad ke-20 dimana
mualai ditemukannya osiloskop untuk memsbuat sinyal yang sangat lemah tersebut.
Listrik yang dihasilkan didalam tubuh manusia berfungsi untuk mengendalikan dan
mengoperasikan sistem syaraf, otot, dan bernagai organ yang ada didalam tubuh. Pada
dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya
yang ditimbulkan oleh otot disebabkan oleh tarik menarik antara muatan listrik yang
berbeda. Kerja otak pada dasarnya bersifat elektrik, dimana semua sinyal saraf dari dan
ke otak melibatkan aliran arus listrik. Hal ini akan memicu kelelahan pada saraf
manusia. Dibuatlah makalah tentang tranduser untuk mendeteksi panas tubuh dengan
perantara sinyal EMG. Ada banyak aplikasi untuk penggunaan EMG. EMG digunakan
secara klinis untuk diagnosis masalah neurologis dan neuromuskular yang umumnya
berada pada manusia termasuk kelelahan pada manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara kerja Bioelektrisitas sebagai tranduser panas mendeteksi kelelahan.
2. Bagaimana cara mengukur, menampilkan sinyal EMG oleh tranduser
Bioelektrisitas.
3. Bagaimana cara mengetahui tingkat suhu di dalam tubuh manusia.
4. Bagaimana cara mengetahui indikasi kelelahan pada tubuh manusia.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Menangkap sinyal miolektrik dari otot untuk kemudian dikuatkan.
2. Elektroda aktif yang digunakan adalah elektroda disposable, karena selain nyaman
terhadap pasien, sinyal yang dihasilkan juga lebih teratur . Untuk elektroda pasif,
digunakan jenis elektroda kering, yang dipasang pada bagian netral dari jaringan
ketiga otot tersebut yaitu pada bagian pergelangan tangan.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan kelelahan pada manusia.
2. Untuk mengetahui hubungan suhu panas manusia dengan tingkat kelelahannya.
3. Untuk mengatasi kelelahan yang dialami oleh sebagian manusia dengna sinyal
EMG.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Macam Sinyal Listrik

2.1.1 Elektroneurograph (ENG)

Electroneurogram merupakan sebuah metode yang digunakan untuk


memvisualisasikan aktivitas listrik langsung tercatat neuron dalam sistem saraf
pusat (otak, sumsum tulang belakang) atau sistem saraf perifer (saraf,
ganglions). ENG singkatan yang sering digunakan. Electroneurogram adalah
serupa dengan elektromiogram (EMG), tetapi kemudian digunakan untuk
memvisualisasikan aktivitas otot. Sebuah electroencephalogram (EEG) adalah
jenis tertentu electroneurogram di mana beberapa elektroda ditempatkan di
sekitar kepala dan aktivitas umum otak dicatat, tanpa memiliki resolusi sangat
tinggi untuk membedakan antara aktivitas berbagai kelompok
neuron .Electroneurogram Sebuah biasanya diperoleh dengan menempatkan
elektroda di jaringan saraf . Aktivitas listrik yang dihasilkan oleh neuron dicatat
oleh elektroda dan dikirim ke suatu sistem akuisisi , yang biasanya
memungkinkan untuk memvisualisasikan aktivitas neuron. Setiap baris vertikal
di suatu electroneurogram merupakan salah satu neuron potensial aksi .
Tergantung pada presisi dari elektroda yang digunakan untuk merekam aktivitas
saraf, electroneurogram bisa berisi aktivitas neuron tunggal untuk ribuan neuron.
Para peneliti mengadaptasi ketepatan mereka elektroda baik fokus pada satu
aktivitas neuron atau aktivitas umum dari sekelompok neuron , kedua strategi
memiliki keunggulan mereka.

2.1.2 Elektromyograph (EMG)

Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan merekam


aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut electromyograph, untuk menghasilkan merekam
disebut suatu elektromiogram. Electromyograph Sebuah mendeteksi potensial
listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis
diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat
aktivasi, rangka perekrutan atau untuk menganalisis biomekanik gerakan
manusia atau hewan.

Percobaan yang pertama kali didokumentasikan berurusan dengan EMG


dimulai dengan Francesco Redi bekerja ‘s pada tahun 1666. Redi menemukan
otot yang sangat khusus dari ikan sinar listrik ( listrik Eel ) listrik yang
dihasilkan. Dengan 1773, Walsh telah mampu menunjukkan bahwa jaringan otot
ikan Belut itu bisa menghasilkan percikan listrik. Pada 1792, sebuah publikasi
berjudul De Motu Viribus Electricitatis di Musculari Commentarius muncul,
ditulis oleh Luigi Galvani , di mana penulis menunjukkan bahwa listrik bisa
memulai kontraksi otot. Enam dekade kemudian, pada tahun 1849, Emil du
Bois-Reymond menemukan bahwa hal itu juga memungkinkan untuk merekam
aktivitas listrik selama kontraksi otot sukarela. Perekaman yang nyata pertama
dari kegiatan ini dibuat oleh Marey pada tahun 1890, yang juga
memperkenalkan elektromiografi panjang. Pada tahun 1922, Gasser dan
Erlanger menggunakan osiloskop untuk menunjukkan sinyal-sinyal listrik dari
otot. Karena sifat stokastik dari sinyal myoelectric, hanya informasi yang kasar
dapat diperoleh dari pengamatan tersebut. Kemampuan mendeteksi sinyal
elektromiografi meningkat terus dari tahun 1930 melalui 1950, dan peneliti
mulai menggunakan elektroda ditingkatkan lebih luas untuk studi otot.
Penggunaan klinis dari permukaan EMG (sEMG) untuk pengobatan gangguan
yang lebih spesifik dimulai pada tahun 1960-an. Hardyck dan peneliti nya adalah
(1966) pertama praktisi menggunakan sEMG. Pada awal 1980-an, Cram dan
Steger memperkenalkan metode klinis untuk memindai berbagai otot
menggunakan perangkat penginderaan EMG. Hal ini tidak sampai pertengahan
tahun 1980-an bahwa integrasi teknik dalam elektroda telah cukup maju untuk
memungkinkan produksi batch instrumentasi kecil dan ringan diperlukan dan
amplifier. Saat ini, sejumlah amplifier yang cocok tersedia secara komersial.
Pada awal 1980-an, kabel yang menghasilkan sinyal dalam kisaran yang
diinginkan mikrovolt menjadi tersedia. Penelitian terbaru telah menghasilkan
pemahaman yang lebih baik dari sifat permukaan rekaman EMG.
Elektromiografi permukaan semakin digunakan untuk merekam dari otot-otot
yang dangkal di klinis atau kinesiological protokol, di mana elektroda
intramuskular digunakan untuk menyelidiki otot dalam atau aktivitas otot lokal.
Ada banyak aplikasi untuk penggunaan EMG. EMG digunakan secara klinis
untuk diagnosis masalah neurologis dan neuromuskular. Hal ini digunakan oleh
kiprah diagnostik laboratorium dan oleh dokter terlatih dalam penggunaan
penilaian biofeedback atau ergonomis. EMG juga digunakan dalam berbagai
jenis laboratorium penelitian, termasuk mereka yang terlibat dalam biomekanik ,
kontrol motor, neuromuskuler fisiologi, gangguan gerak, kontrol postural, dan
terapi fisik

2.1.3 Elektroretinograph (ERG)

Electroretinography mengukur respon listrik dari berbagai jenis sel di retina ,


termasuk fotoreseptor ( batang dan kerucut ), sel-sel retina dalam ( bipolar dan
amacrine sel), dan sel ganglion . Elektroda biasanya ditempatkan di kornea dan
kulit di dekat mata , meskipun ada kemungkinan untuk merekam ERG dari
elektroda kulit. Selama rekaman, mata pasien terkena standar rangsangan dan
sinyal yang dihasilkan akan ditampilkan dan menunjukkan perjalanan waktu
amplitudo sinyal (tegangan). Sinyal sangat kecil, dan biasanya diukur dalam
microvolts atau nanovolts. Para ERG terdiri dari potensi listrik disumbangkan
oleh jenis sel yang berbeda dalam retina, dan kondisi stimulus (stimulus flash
atau pola, apakah cahaya latar belakang hadir, dan warna dari stimulus dan latar
belakang) dapat menimbulkan respon yang kuat dari komponen tertentu.

Jika ERG flash dilakukan pada mata gelap disesuaikan, terutama respon dari
sistem batang . ERGs kilat dilakukan pada mata yang diadaptasi cahaya akan
mencerminkan aktivitas sistem kerucut . Berkedip cukup cerah akan
menimbulkan ERGs berisi sebuah gelombang (defleksi negatif awal) diikuti oleh
gelombang b-(defleksi positif). Tepi terkemuka dari gelombang-diproduksi oleh
fotoreseptor, sementara sisanya gelombang dihasilkan oleh campuran sel
termasuk fotoreseptor, bipolar , amacrine , dan sel Muller atau glia Muller . [1]
Pola ERG, yang ditimbulkan oleh stimulus dam bergantian, terutama
mencerminkan aktivitas sel-sel ganglion retina.

2.1.4 Elektrooculograph (EOG)

Electrooculography (EOG / EOG) adalah teknik untuk mengukur potensial


istirahat dari retina . Sinyal yang dihasilkan disebut electrooculogram tersebut.
Aplikasi utama dalam ophthalmologis diagnosis dan dalam rekaman gerakan
mata. Berbeda dengan electroretinogram , EOG tidak mewakili respon terhadap
rangsangan visual individu. Pengukuran gerakan mata: Biasanya, pasang
elektroda ditempatkan baik di atas dan di bawah mata atau ke kiri dan kanan
mata. Jika mata digerakkan dari posisi pusat terhadap satu elektroda, elektroda
ini “melihat” sisi positif dari retina dan elektroda yang berlawanan “melihat” sisi
negatif dari retina. Akibatnya, terjadi perbedaan potensial antara elektroda.
Dengan asumsi bahwa potensial istirahat adalah konstan, potensi tercatat adalah
ukuran untuk posisi mata. Prinsip electrooculography, mata bertindak sebagai
dipol di mana kutub anterior positif dan kutub posterior negatif. 1. Tatapan Kiri:
kornea pendekatan elektroda dekat canthus luar dari mata kiri, mengakibatkan
perubahan positif terjadi di perbedaan potensial dicatat dari itu. 2. Tatapan
Kanan: kornea pendekatan elektroda dekat canthus dalam dari mata kiri,
mengakibatkan perubahan positif terjadi di perbedaan potensial direkam dari itu
(A, penguat AC / DC). Diagnosis ophthalmologis: EOG ini digunakan untuk
menilai fungsi dari epitel pigmen. Selama adaptasi gelap , potensial istirahat
berkurang sedikit dan mencapai minimum (“palung gelap”) setelah beberapa
menit. Ketika cahaya diaktifkan, peningkatan yang substansial dari potensial
istirahat terjadi (“puncak cahaya”), yang menurun setelah beberapa menit ketika
retina beradaptasi dengan cahaya. Rasio tegangan (cahaya yaitu puncak dibagi
dengan palung gelap) dikenal sebagai rasio Arden. Dalam prakteknya,
pengukuran mirip dengan rekaman gerakan mata (lihat di atas). Pasien diminta
untuk beralih posisi mata berulang-ulang antara dua titik (biasanya ke kiri dan
kanan dari pusat). Karena posisi ini adalah konstan, perubahan dalam potensi
tercatat berasal dari perubahan dalam potensial istirahat.
2.1.5 Elektrocardiograph (ECG)

Elektrokardiograf merupakan merupakan alat bantu dokter untuk mengetahui


aktivitas listrik jantung, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu
tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena
berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah
akar Yunani yang berarti “menulis”. Analisis sejumlah gelombang dan vektor
normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang
penting.

Adapun fungsi dari elektrokardiogram:

 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung


 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada
infark otot jantung akut

 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan


hipokalemia)

 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang


berkas kanan dan kiri)

 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres
jantung

 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung


(mis. emboli paru atau hipotermia)

2.1.6 Electroencephalograph (EEG)

Electroencephalography (EEG) adalah rekaman listrik aktivitas di sepanjang


kulit kepala . EEG mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan dari arus ionik
dalam neuron dari otak . Dalam konteks klinis, EEG mengacu pada rekaman
aktivitas listrik otak spontan selama periode waktu yang singkat, biasanya 20-40
menit, seperti yang dicatat dari beberapa elektroda ditempatkan pada kulit kepala
. Dalam neurologi , utama diagnostik aplikasi EEG dalam kasus epilepsi , karena
kegiatan epilepsi dapat membuat kelainan yang jelas pada studi EEG standar.
Sebuah penggunaan klinis sekunder EEG dalam diagnosis koma ,
encephalopathies , dan kematian otak . EEG digunakan untuk menjadi metode
pertama-line untuk diagnosis tumor , stroke yang dan lain gangguan otak fokal,
tetapi menggunakan ini telah menurun dengan munculnya teknik-teknik
pencitraan anatomi dengan tinggi (<1 mm) resolusi spasial seperti MRI dan CT .
Meskipun resolusi spasial terbatas, EEG terus menjadi alat yang berharga untuk
penelitian dan diagnosis, terutama ketika milidetik jarak resolusi temporal (tidak
mungkin dengan CT atau MRI) diperlukan. Derivatif dari teknik EEG termasuk
membangkitkan potensi (EP), yang melibatkan rata-rata aktivitas EEG waktu
dikunci dengan penyajian stimulus dari beberapa macam (visual, somatosensori ,
atau pendengaran). Event-terkait potensi (ERP) mengacu pada rata-rata EEG
tanggapan yang waktu dikunci untuk proses yang lebih kompleks dari
rangsangan, teknik ini digunakan dalam ilmu kognitif , psikologi .

2.1.7 Electrogastrograph (EGG)

Sebuah electrogastrogram (TELUR) adalah grafik yang dihasilkan oleh suatu


electrogastrograph, yang mencatat sinyal listrik yang berjalan melalui perut
kontraksi otot-otot dan kontrol otot-otot ‘. Sebuah electrogastroenterogram (atau
gastroenterogram) adalah prosedur serupa, yang menuliskan sinyal listrik tidak
hanya dari perut, tetapi juga dari usus .Nama-nama ini terbuat dari bagian yang
berbeda: elektro, karena berkaitan dengan aktivitas listrik, gastro, Yunani untuk
perut, entero, Yunani untuk usus, gram, sebuah akar Yunani yang berarti
“menulis”. Sebuah electrogastrogram dan gastroenterogram yang sama pada
prinsipnya dengan elektrokardiogram (EKG) di bahwa sensor pada kulit
mendeteksi sinyal listrik menunjukkan aktivitas otot dalam. Dimana
elektrokardiogram mendeteksi aktivitas otot di berbagai daerah jantung,
electrogastrogram mendeteksi gelombang-seperti kontraksi perut ( gerakan
peristaltik ). Walter C. Alvarez memelopori penelitian awal electrogastrography
di 1921-22.

2.2 Sejarah EMG

Didokumentasikan percobaan pertama tentang EMG dimulai dengan karya-karya


Francesco Redi pada tahun 1666. Redi menemukan otot yang sangat khusus dari ikan
pari listrik (Electric Eel) yang menghasilkan listrik. Pada 1773, Walsh telah mampu
menunjukkan bahwa jaringan otot ikan Eel itu bisa menghasilkan percikan listrik.
Pada tahun 1792, publikasi berjudul De Viribus Electricitatis di Motu Musculari
Commentarius muncul, ditulis oleh Luigi Galvani, di mana penulis menunjukkan
bahwa listrik bisa memulai kontraksi otot. Enam dekade kemudian, pada tahun 1849,
Dubois-Raymond menemukan bahwa hal itu juga memungkinkan untuk merekam
aktivitas listrik selama kontraksi otot sukarela. Rekaman sebenarnya pertama kegiatan
ini dibuat oleh Marey pada tahun 1890, yang juga memperkenalkan elektromiografi
panjang. Pada tahun 1922, Gasser dan Erlanger digunakan osiloskop untuk
menampilkan sinyal-sinyal listrik dari otot. Karena sifat stokastik dari sinyal
myoelectric, hanya informasi yang kasar dapat diperoleh dari pengamatan tersebut.
Kemampuan mendeteksi sinyal elektromiografi meningkat secara stabil dari tahun
1930 hingga tahun 1950-an, dan peneliti mulai menggunakan elektroda ditingkatkan
lebih luas untuk studi otot. Penggunaan klinis permukaan EMG (sEMG) untuk
pengobatan gangguan yang lebih spesifik dimulai pada 1960-an. Hardyck dan peneliti
nya adalah (1966) yang pertama menggunakan sEMG. Berikut adalah contoh
bagaimana EMG bekerja:
http://medicareku.blogspot.com/2015/06/elektromyograph.html

Gambar 2.1. Cara Kerja Electromyography


Pada awal 1980-an, Cram dan Steger memperkenalkan metode klinis untuk memindai
berbagai otot menggunakan perangkat pendeteksi EMG. Hal ini tidak sampai tengah
1980-an yang integrasi teknik dalam elektroda telah cukup maju untuk memungkinkan
batch produksi dari instrumentasi kecil dan ringan yang dibutuhkan dan amplifier. Saat
ini, sejumlah amplifier yang cocok tersedia secara komersial. Pada awal 1980-an,
kabel yang menghasilkan sinyal dalam rentang mikrovolt diinginkan menjadi tersedia.
Permukaan elektromiografi semakin digunakan untuk merekam dari otot-otot yang
dangkal di protokol klinis atau kinesiological, dimana elektroda intramuskular
digunakan untuk menyelidiki otot dalam atau aktivitas otot lokal.

2.2.1 Pemanfaatan EMG Dalam Ilmu Kesehatan


EMG digunakan secara klinis untuk diagnosis masalah neurologis dan
neuromuskular. Hal ini digunakan diagnosa oleh laboratorium kiprah dan oleh
dokter terlatih dalam penggunaan biofeedback atau penilaian ergonomis. EMG
juga digunakan dalam berbagai jenis laboratorium penelitian, termasuk mereka
yang terlibat dalam biomekanik, kontrol motor, fisiologi neuromuskuler,
gangguan gerak, kontrol postural, dan terapi fisik Sinyal EMG digunakan dalam
aplikasi klinis dan biomedis. EMG digunakan sebagai alat diagnostik untuk
mengidentifikasi penyakit neuromuskuler, menilai nyeri punggung bawah, dan
gangguan kontrol motor. sinyal EMG juga digunakan sebagai sinyal kontrol
untuk perangkat palsu seperti buatan tangan, lengan, dan tungkai bawah.

2.2.2 Aplikasi EMG Sebagai Teknologi


EMG dapat digunakan untuk merasakan aktivitas otot isometrik di mana
tidak ada gerakan yang dihasilkan. Hal ini memungkinkan definisi dari sebuah
kelas gerakan bergerak halus untuk mengontrol antarmuka tanpa diketahui dan
tanpa mengganggu lingkungan sekitarnya. Sinyal ini dapat digunakan untuk
mengontrol prosthesis atau sebagai sinyal kontrol untuk perangkat elektronik
seperti ponsel atau PDA. Sinyal EMG telah ditargetkan sebagai kontrol untuk
sistem penerbangan. Indera Manusia Grup pada NASA Ames Research Center di
Moffett Field, CA berusaha meningkatkan antarmuka manusia-mesin dengan
langsung menghubungkan seseorang ke komputer. Dalam proyek ini, sinyal
EMG digunakan untuk menggantikan joystick mekanis dan keyboard. EMG juga
telah digunakan dalam penelitian menuju “kokpit dpt dipakai,” yang
mempekerjakan gerakan EMG berbasis switch untuk memanipulasi dan
mengendalikan tongkat yang diperlukan untuk penerbangan sehubungan dengan
layar dgn berbasis.

Pengenalan suara yg tak disuarakan mengakui pidato dengan mengamati


aktivitas EMG dari otot yang berhubungan dengan pidato. Hal ini ditargetkan
untuk digunakan di lingkungan yang bising, dan dapat membantu bagi orang
tanpa pita suara dan orang-orang dengan aphasia. EMG juga telah digunakan
sebagai sinyal kontrol untuk komputer dan perangkat lainnya. Perangkat
antarmuka berbasis pada EMG dapat digunakan untuk mengendalikan objek
bergerak, seperti robot mobile atau kursi roda listrik. Hal ini mungkin membantu
untuk individu yang tidak bisa mengoperasikan kursi roda yang dikendalikan
joystick.. Permukaan EMG rekaman mungkin juga sinyal kontrol cocok untuk
beberapa video game interaktif.

2.2.3 Prosedur Kerja EMG


Ada dua jenis EMG digunakan secara luas: EMG permukaan dan
intramuskular (jarum dan fine-kawat) EMG. Untuk melakukan EMG
intramuskular, jarum elektroda atau jarum mengandung dua elektroda-kawat
halus dimasukkan melalui kulit ke dalam jaringan otot. Seorang yang sudah
terlatih atau profesional (seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik)
mengamati aktivitas listrik ketika memasukkan elektroda. Kegiatan insersional
memberikan informasi berharga tentang keadaan otot dan saraf yang innervating.
Otot normal saat kegiatan istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum
dimasukkan ke dalamnya. Kemudian aktivitas listrik dipelajari ketika otot yang
diam. Aktivitas spontan abnormal mungkin menunjukkan beberapa saraf atau
kerusakan otot. Kemudian pasien diminta untuk kontrak otot lancar. Bentuk,
ukuran, dan frekuensi potensi unit motor yang dihasilkan tentukan. Kemudian
elektroda ditarik beberapa milimeter, dan sekali lagi kegiatan ini dianalisa
sampai setidaknya 10-20 unit telah dikumpulkan. Setiap lagu elektroda hanya
memberikan gambaran yang sangat lokal dari aktivitas seluruh otot. Karena otot
berbeda dalam struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada berbagai lokasi
untuk mendapatkan penelitian yang akurat.

Intramuscular EMG dapat dianggap terlalu invasif atau tidak perlu dalam
beberapa kasus. Sebaliknya, permukaan elektroda dapat digunakan untuk
memantau gambaran umum aktivasi otot, sebagai lawan kegiatan hanya
beberapa serat seperti yang diamati menggunakan EMG intramuskular. Teknik
ini digunakan dalam beberapa jenis, misalnya, di klinik fisioterapi, aktivasi otot
dipantau menggunakan EMG permukaan dan pasien memiliki stimulus auditori
atau visual untuk membantu mereka tahu kapan mereka mengaktifkan otot
(biofeedback). Sebuah unit motor didefinisikan sebagai satu neuron motor dan
semua serat otot itu innervates. Ketika kebakaran unit motor, dorongan (disebut
potensial aksi) dilakukan menuruni neuron motor ke otot. Daerah mana kontak
saraf otot disebut sambungan neuromuskuler, atau akhir pelat motor. Setelah
potensial aksi ditransmisikan di persimpangan neuromuskuler, suatu potensial
aksi adalah elicited di semua serat otot diinervasi dari unit motor tertentu.
Jumlah dari semua aktivitas elektrik ini dikenal sebagai potensial aksi unit motor
(MUAP). Kegiatan ini elektropsikologi dari unit motor multiple sinyal biasanya
dievaluasi selama EMG sebuah. Komposisi unit motor, jumlah serat otot per unit
motor, jenis metabolisme dari serat otot dan berbagai faktor lainnya
mempengaruhi bentuk potensi motor unit di myogram tersebut. Uji konduksi
saraf juga sering dilakukan pada waktu yang sama sebagai EMG untuk
mendiagnosa penyakit saraf. Beberapa pasien dapat menemukan prosedur agak
menyakitkan, sedangkan yang lain hanya mengalami sedikit ketidaknyamanan
ketika jarum dimasukkan.

2.3 Hasil Kerja EMG

2.3.1 Hasil Normal


Jaringan otot saat istirahat biasanya elektrik aktif. Setelah aktivitas listrik
yang disebabkan oleh iritasi subsidi penyisipan jarum, Electromyograph harus
mendeteksi ada aktivitas spontan abnormal (yaitu, otot pada istirahat harus
elektrik diam, dengan pengecualian daerah sambungan neuromuskuler, yang,
dalam keadaan normal , sangat spontan aktif). Ketika otot secara sukarela
dikontrak, potensial aksi mulai muncul. Sebagai kekuatan kontraksi otot
meningkat, serat otot lebih banyak dan lebih menghasilkan potensial aksi. Ketika
otot sepenuhnya dikontrak, ada akan muncul sebuah kelompok teratur potensi
tindakan tarif yang bervariasi dan amplitudo (a perekrutan lengkap dan pola
interferensi)

2.3.2 Hasil Abnormal


EMG digunakan untuk mendiagnosa penyakit yang umumnya dapat
diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori berikut: neuropati, penyakit
sambungan neuromuskuler dan myopathies. Penyakit neuropatik memiliki
karakteristik berikut mendefinisikan EMG:

 Sebuah amplitudo potensial aksi yang dua kali normal karena peningkatan
jumlah serat per unit motor karena reinervasi dari serat denervasi
 Peningkatan durasi aksi potensi

 Penurunan jumlah unit motor di otot (seperti yang ditemukan menggunakan


teknik nomor motor unit estimasi

 Penyakit miopati memiliki karakteristik EMG menentukan:


 Penurunan durasi tindakan potensial

 Penurunan di daerah tersebut untuk rasio amplitudo potensial aksi

 Penurunan jumlah unit motor di otot (dalam kasus yang sangat parah saja)

Karena individualitas masing-masing pasien dan penyakit, beberapa


karakteristik ini mungkin tidak muncul dalam setiap kasus. Hasil abnormal dapat
disebabkan oleh kondisi medis berikut (harap dicatat ini adalah tempat di dekat
sebuah daftar lengkap dari kondisi yang dapat mengakibatkan EMG abnormal):

 Beralkohol neuropati
 Amyotrophic lateral sclerosis

 Sindrom kompartemen anterior

 Aksiler saraf disfungsi

 Distrofi otot Becker

 Brakialis plexopathy

 Carpal tunnel syndrome

 Centronuclear miopati

 Serviks spondylosis

 Charcot-Marie-Tooth penyakit

 Kronis kekebalan demielinasi Poli [radiculo] neuropati (CIDP)

 Disfungsi saraf Common peroneal

 Denervasi (stimulasi saraf berkurang)

 Dermatomiositis

 Distal disfungsi saraf median

 Duchenne distrofi otot

 acioscapulohumeral distrofi otot (Landouzy-Dejerine)

 Paralisis periodik Keluarga

 Disfungsi saraf femoralis

 Kolom kondisi

 Friedreich ataxia
 Guillain-Barre

 Lambert-Eaton Sindrom

 Mononeuritis multiplex

 Mononeuropathy

 Penyakit Motor neuron

 Beberapa sistem atrofi

 Myasthenia gravis

 Miopati (otot degenerasi, yang dapat disebabkan oleh sejumlah gangguan,


termasuk distrofi otot)

 Myotubular miopati

 Neuromyotonia

 Peripheral neuropati

 Poliomyelitis

 Polymyositis

 Radial disfungsi saraf

 Disfungsi siatik saraf

 Polineuropati sensorimotor

 Thyrotoxic paralisis periodik

 Dekomposisi Sinyal EMG

Sinyal EMG pada dasarnya terdiri dari ditumpangkan potensi unit motor
tindakan (MUAPs) dari beberapa unit motor. Untuk analisis yang menyeluruh,
sinyal EMG diukur dapat dipecah menjadi MUAPs konstituen mereka. MUAPs
dari unit motor yang berbeda cenderung memiliki bentuk karakteristik yang
berbeda, sedangkan MUAPs dicatat oleh elektroda yang sama dari unit motor
yang sama biasanya sama. Terutama ukuran MUAP dan bentuk tergantung pada
tempat elektroda terletak sehubungan dengan serat sehingga dapat tampil
berbeda jika posisi bergerak elektroda. dekomposisi EMG adalah non-sepele,
meskipun banyak metode telah diusulkan.

2.4 Pengukuran Sinyal EMG


Sebuah signal EMG berasal dari beberapa unit motor dan didefinisikan sebagai
jumlah dari semua MUAP ditambah noise dan artefacts. Ada beberapa tipe elektrode
yang digunakan untuk mengukur signal EMG, yaitu needle electrodes, fine-wire
electrodes, dan surface electrodes. Electromyogram dapat diukur dengan dua cara,
secara invasive yaitu dengan memasukkan elektroda jarum pada otot yang akan diukur
dan secara non invasive yaitu dengan meletakkan elektroda pada permukaan kulit.
Sinyal yang dihasilkan dari perekaman dengan metoda non invasive ini akan
menghasilkan sinyal surface electromyogram (sEMG). Metode non invasive ini lebih
sering digunakan karena dapat dilakukan oleh personal selain dokter, dengan resiko
yang minimal terhadap subject [4] Untuk keperluan aplikasi efek terapi panas maka
elektrode yang sering digunakan adalah surface electrodes. Hal ini dikarenakan
surface electrodes mudah pemasangannya juga tidak terlalu mengganggu aktivitas dari
orang yang diteliti. Adapun susunan intrumen EMG dengan surface electrodes dapat
dilihat pada Gambar 1.

https://deyra.wordpress.com/tag/emg/

Gambar 2.2. Susunan Instrumen EMG Dengan Surface Electrodes


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari dasar teori yang telah disebutkan menunjukkan bahwa hampir semua
manusia memiliki waktu kelelahan. Dari hasil pengamatan pada data pengukuran saat
latihan dengan menggunakan terapi panas dapat dilihat bahwa kenaikan nilai
magnitudo tidak terlalu tinggi untuk masing-masing pasien dibandingkan tanpa terapi
pans dan pada frekuensi antara 50 HZ sampai dengan 100 HZ masih terdapat
kenaikan-kenaikan nilai amplitudo untuk masing-masing pasien sedangkan apabila
tanpa terapi panas frekuensi hanya berkisar 50 Hz saja, hal ini menandakan bahwa
tingkat kelelahan dapat direduksi atau berkurang karena adanya terapi panas. Dengan
menggunakan SPSS kita dapat membandingkan nilai maksimum dari magnitudo saat
latihan dengan menggunakan terapi dan latihan tanpa menggunakan terapi. Hal ini
menandakan bahwa dengan pemberian terapi panas dapat mengurangi tingkat
kelelahan pada otot. Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik
diatas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai
sifat merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan
dengan pengulangan yang lama. Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000
z frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi
kontraksi otot. Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang
persarafan otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan
bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik
yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang telah dimodifikasi. Selain arus DC
ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini serupa dengan
arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf sensorik,
merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.

3.2 Saran
Dalam peningkatan mutu dan kualitas penelitian, khususnya dalam dunia
biomedika, perlu adanya suatu penelitian lebih lanjut tentang tingkat kelelahan pada
manusia dengan menggunakan sinyal listrik terutama EMG sebagai bahan penelitian pada
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Bills,A.G., The Psychology of Efficiency, Harper, New York, 1943.


[2] LUTTMANN, A., 1996, “Physiological basisand concepts of
electromyography in: Electromyography in ergonomics”, edited by Shrawan
Kumar and Anil Mital, Institut fur Arbeitsphysiologie an der
UniversitatDortmund, Dortmund. Taulor & FrancisPublishers
[3] Day Scott, Important Factor in Surface EMG Measurement ,
BortecBiomedical,2001.
[4] Electromyography: Macam-Macam Sinyal Listrik dalam Biomedika, tersedia
di: https://deyra.wordpress.com/tag/emg/, diakses pada 25 September 2015.
[5] Tentang Electromyography dan Sinyal-Sinyal pada Otot, tersedia di:
http://medicareku.blogspot.com/2015/06/tentang-elektromyograph-emg-sinyal-
otot.html, diakses pada 25 September 2015.
“BIOELEKTRISITAS SEBAGAI TRANDUSER PANAS TERHADAP
KELELAHAN OTOT DENGAN SINYAL EMG”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Elektronika Medika

Disusun Oleh:

1) Safruddin Amin NRP 1103131001


2) Bachrul Arief Firmansyah NRP 1103131002

3 – D3 Teknik Elektronika A

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2015/2016

Anda mungkin juga menyukai