Anda di halaman 1dari 7

Asam jengkolat

PENDAHULUAN KERACUNAN JENGKOL

Di indonesia biji jengkol (pithecolobium lobatum), merupakan makanan yang tidak asing lagi.
Biji jengkol sering digunakan sebagai sayuran dalam kehidupan sehari-hari dan sering dimakan
dalam keadaan mentah. Sebagian besar penduduk Indonesia tidak menyadari bahwa biji jengkol
dapat menimbulkan keracunan dalam tubuh. Yang menyebabkan keracunan itu adalah asam
jengkolat yang terkandung didalamanya.

Jengkol

Jengkol atau jering dalam bahasa latin Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum
adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara .

( Struktur kimia asam jengkol )

Asam jengkol atau asam jengkolat (internasional: jengkolic acid) adalah asam amino yang
memiliki atom belerang. Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang diikat oleh satu
gugus metil pada atom belerangnya.[1] Nama IUPAC-nya adalah asam (2R)-2-amino-3-(2R)-2-
amino-3-hidroksi-3-oksopropilsulfanilmetilsulfanil]propanoat. Asam jengkol terkandung pada
biji jering (jengkol) yang biasa dimakan secara mentah atau setelah direbus.

Asam jengkolat terdapat pada biji jengkol (Phitecolobium lobatum), merupakan asam amino
yang mengandung sulfur.
Etiologi dan Patofisiologi Keracunan Asam Jengkolat

Penyebab terjadinya keracunan jengkol tak lain dan tak bukan berupa zat spesifik dalam jengkol
yang bernama asam jengkolat. Orang Inggris menyebutnya djenkolic acid. Orang Belanda
menyebutnya djenkolzuur, sedangkan orang Jerman menyebutnya dengan djenkolsaure.

Asam jengkolat adalah asam amino yang mengandung sulfur (belerang) berbentuk kristal kuning seperti
jarum halus. Asam jengkolat dapat mengendap / mengkristal di dalam ginjal jika pH urin di
bawah 6,0. Dengan fermentasi, asam jengkolat berkurang signifikan.

Van Veen dan Hymen menyatakan bahwa timbulnya keracunan jengkol tergantung dari
kerentanan tubuh seseorang terhadap asam jengkolat. Bila seseorang memakan jengkol, maka
asam jengkolat akan diserap oleh usus dan kemudian masuk kedalam sirkulasi darah, dan dari
peredaran darah asam jengkolat akan sampai ke ginjal untuk diekskresikan keluar dari tubuh.

Pada orang yang rentan kristal asam kolat dapat bertumpuk didalam tubulus ginjal, ureter
dan uretra. Kristal-kristal ini akan menyebabkan obstruksi pada saluran kemih, sehingga akan
terjadi oliguri (jumlah urine kurang dari 400cc /400c /24jam, hingga dapat menyebabkan anuri
yang dapat menimbulkan gagal ginjal akut.

Keluhan umumnya timbul 4-12 jam sesudah memakan jengkol, dan keluhan tercepat
terjadi dalam waktu 2 jam dan keluhan terlambat terjadi 36 jam sesudah makan jengkol.

Penelitian terhadap asam jengkolat pernah dilakukan oleh Van Veen dan Hyman pada
tahun 1933 dan berhasil mengisolasi asam jengkolat dari biji jengkol. Asam jengkolat sangat
sukar larut dalam air dan kelarutannya dalam asam basa sangat lama. Van Veen beranggapan,
bila asam jengkol dalam bentuk tidak berikatan dengan zat lain, maka kadarnya adalah 12
persen. Pada varietas hitam kadar asam jengkol dapat mencapai sampai 34 persen. Jengkoleun
dapat terjadi bila reaksi air seni pemakan adalah asam, sehingga asam jengkolat mengendap
dalam bentuk jarum halus yang dapat merusak ginjal. Menurut Heyne, keripik jengkol kurang
beracun dibanding dengan jengkol yang belum diolah.

Kandungan asam jengkolat berbeda-beda tergantung varietas dan umur biji jengkol. Pada
biji muda, kandungannya lebih rendah dibandingkan pada biji tua. Biji jengkol mentah dan
setengah masak dicurigai sebagai penyebab keracunan karena asam jengkolat masih dalam
keadaan aktif. Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol tua berkisar antara 1-2 persen dari
berat biji. Satu biji jengkol mentah beratnya sekitar 15 gram. Kandungan asam jengkolat sekitar
0,15 – 0,30 gram. Biasanya biji jengkol mentah mengandung asam jengkolat masih dalam
keadaan aktif.

Meski demikian, sebagian besar ahli berpendapat, terjadinya keracunan jengkol tidak
tegantung pada jumlah berapa banyak jengkol yang dikonsumsi seseorang. Begitu pun dengan
apakah jengkol yang dimakan itu berpa biji tua atau biji muda, serta cara memasak, tak ada
hubungannya dengan terjadinya keracunan jengkol. Van Veen dan Hyman berkesimpulan bahwa
timbulnya gejala keracunan tergantung dari kerentanan seseorang terhadap asam jengkol, dan itu
bersifat sementara. Hal ini terbukti pada banyak orang yang pernah mengalami keracunan
jengkol ternyata tidak kambuh lagi walaupun berulang kali memakan jengkol.

Menurut Oen L.H. dari Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
keracunan jengkol merupakan salah satu sebab payah ginjal akut (acute renal failure). Telah
disepakati oleh para peneliti bahwa keracunan jengkol disebabkan oleh pengendapan kristal-
kristal asam jengkolat di dalam saluran-saluran traktus urogenitalis, sehingga menyebabkan
penyumbatan mekanis.

Ada beberapa tanda dan gejala keracunan jengkol. Menurut Dr. Murniati Manik, M.Sc. Sp.KK,
dari Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatra Utara, gejala yang timbul
disebabkan oleh hablur (kristal) asam jengkol yang menyumbat tractus urinarius. Keluhan pada
umumnya timbul dalam waktu 5-12 jam setelah memakan jengkol. Keluhan yang tercepat 2 jam
dan yang terlambat 36 jam sesudah makan biji jengkol.

Gejala Klinis

Gejala-gejala yang timbul akibat keracunan jengkol adalah:

 Rasa sakit pada perut, kadang-kadang disertai muntah


 Serangan kolik dan nyeri waktu kencing volume air kemih berkurang dan dapat sampai
anuria dan dapat sampai hematuria
 Nafas dan urin berbau jengkol
 Gejala yang paling sering adalah dijumapai infiltrat urine pada daerah penis dan scortum,
yang meluas sampai ke daerah supra pubik dan regio inguinal

Laboratorium

Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop akan ditemukan hablur/kristal asam jengkolat
berupa jarum runcing dan kadang-kadang bergumpal mmenjadi ikatan atau berupa roset. Hablur
ini tidak selalu ditemukan pada urin anak dengan keracunan jengkol, karena hablur akan cepat
menghilang bila urin disimpan. Disamping itu akan didapati kadar ureum meninggi terutama bila
anuria.

Penatalaksanaan / Terapi

Bila gejala ringan yaitu : muntah, sakit perut, sakit pinggang saja tidak perlu penderita
dirawat, nasehati agar banyak minum air putih dan berikan natrium bikarbonat peroral, agar
urinnya meningkat hingga kristal asam jengkolat diekskresikan.
Bila gejalanya berat seperti oliguria, hematuria, dan tidak minum. Pasien perlu dirawat dan
diberi infus natrium bikarbonat dalam larutan dextrose 5%. Natrium bikarbonat untuk orang
dewasa 2-5 meq/kgBB. Pemberian natrium bikarbonat untuk membuat urin menjadi
alkalis(PH=8) dan bekerja untuk memetralisir kristal asam jengkolat yang terbentuk. Bila pada
monitoring dijumpai kegagalan ginjal akut, maka penatalaksanaan gagal ginjal akut mutlak
dilaksanakan.

Prinsip Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Pemberian diuretika
Diuretika yang diberikan pada penderita dengan kegagalan ginjal akut adalah
furosemid dalam dosis tunggal 200mg i.v dalam waktu 20 menit. Bila terjadi diuresis
maka tambahan diuretika tidak bermanfaat.
b. Harus diperhatikan keseimbangan cairan dan harus dipertahankan cairan yaitu intake
(masukan) sama dengan output (pengeluaran).
c. Kontrol elektrolit
Keseimbangan elektrolit dipertahankan dengan mengurangi intake kalium untuk
mengatasi hiperkalemia. Kalsium glukonat diberikan untuk mengatasi
hiperfosfatemia.
d. Berikan nutrisi yang baik
Diet mengandung 40gram protein dengan nilai biologik tinggi misalnya telur dan
daging dengan 3000 kalori, hingga dapat dicapai keseimbangan nitrogen positif.

2. Dialisis
Bila terapi konservatif gagal dengna tidak tercapainya keseimbangan cairan dan
elektrolit dan timbul uremia dengang kadar ureum darah lebih 100mg/dL atau kreatinin
8mg/dL maka dilaukakn dialysis.

Prognosis

Pada umumnya baik, walaupun ada juga penderita yang meninggal sebagai akibat gagal
ginjal akut.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul akibat keracunan asam jengkolat adalah gagal ginjal akut,
yaitu terjadi pengurangan yang tiba-tiba dari glomerolus filtration rate (GFR), disertai dengan
perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan ekresi air yang cukup untuk
keseimbangan di dalam tubuh.

1. Oliguri sampai anuri


Akibat oliguri maka terjadi penimbunan air didalam tubuh dan menyebabkan
dekompensasi kordis udema paru.
2. Ekresi protein meninggi
Dengan demikian kadar ureum, kreatinin dan asam urat meninggi
3. Gangguan ekresi elektrolit antara lain:
a. Hiperkalemia, hingga timbul aritmia yang menyebabkan kematian
b. Gangguan keseimbangan asam basa hingga timbul asidosis metabolic
c. Kalium, fosfat, asam organic meninggi di dalam darah sedangkan kalsium, natrium
klorida dan bikarbonat menurun dalam darah.

Pencegahan

1. Jangan makan biji jengkol, tetapi cara ini sukar dilaksanakan mengingat tidak mudah
mengubah kebiasaan makan seseorang
2. Merebus biji jengkol dengan natrium bikarbonat untuk menghilangkan asam jengkolat,
tetapi cara ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana
perbandingan antara banyak biji jengkol dengannatrium bikarbonat dan lama
merebusnya.

Gambaran Post Mortem Keracunan Asam Jengkolat

1. Pemeriksaan Luar

Pada pemeriksaan luar tercium aroma jengkol yang khas

2. Pemeriksaan dalam

a. Esofagus : mengalami striker


b. Dinding lambung berwarna hitam . Perforasi sering terjadi pada bagian fundus
lambung . Bagian lainnya mengalami inflamasi dan berwarna merah.
c. Terdapat tanda – tanda korosi pada usus halus karena asam tersebut menetes pada
usus halus setelah lambung mengalami perforasi
d. Hati dan ginjal mengalami perlemakan ( fatty change ) jika penderita bertahan hidup
lama
e. Pada tractus urogenitalis ditemukan pengendapan kristal-kristal asam jengkolat di
dalam saluran-salurannya.
f. Darah beku ditemukan dalam pembuluh darah

Anda mungkin juga menyukai