Anda di halaman 1dari 3

Intoksikasi jengkol

PENDAHULUAN

Keracunan jengkol atau yang disebut sebagai JenkoUsm i'jengkoleun' dalam bahasa sunda), merupakan
keracunan makanan yang sering terjadi di daerah tropik terutama pada daerah dengan penduduk yang
mengemari jengkol sebagai makanan tradisional. Petugas kesehatan yang bertugas di tempat-tempat
tersebut harus waspada terhadap kemungkinan keracunanjengkol sebagai salah satu penyebab
obstruksi saluran kencing dan gagal ginjal serta melalukan upaya-upaya pendidikan kesehatan
masyarakat untuk mencegah kejadian keracunan jengkol terutama yang berat.

DEFINISI

Keracunanjengkol diakibatkan memakan asam jengkolat (Jengkolic acid) yang terdapat pada biji Jengkol.

EPIDEMIOLOGI

Walaupun kejadian keracunanjengkol cukup sering terjadi, tetapi tidak banyak dilaporkan.
Keracunanjengkol hanya terjadi pada daerah tertentu yang penduduknya banyak mengonsumsi jengkol.
Jengkol dikonsumsi di daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Malaysia jengkol disebut sebagai
yiniking atau yi-ring; di Thailand disebut ma-niang, cha-niang, niang kraniang atau niang-yai; di Kamboja
dikenal sebagai krakos dan di Burma dikenal sebagai danyin-ttiee.

PATOGENESIS

Keracunan jengkol tidak selalu terjadi pada konsumsi jengkol. Kombinasi faktor prediktor pada biji
jengkol dan inang menentukan kejadian keracunan jengkol. Faktor biji jengkol yang pernah diteliti
adalah jumlah jengkol yang dikonsumsi, maturitas, dan proses pengolahannya. Sedangkan faktor inang
adalah tingkat hidrasi dan faktor individual lain yang belum banyak diketahui. Keracunan jengkol
terutama terjadi saat proses eliminasi asam jengkolat melalui ginjal. Tingginya konsentrasi asam
jengkolat pada urin, pH urine, serta faktor-faktor spesifik inang pada saluran kencing dapat menjadi
predisposisi pembentukan kristal asam jengkolat yang menyebabkan gejala keracunan jengkol." Asam
jengkolat menyebabkan gangguan ginjal akibat iritasi mekanik dari kristal asam jengkolat pada tubulus
ginjal dan saluran kencing. Kristal asam jengkolat mudah terbentuk pada urine dengan pH asam yang
mengandung asam jengkolat. Asam jengkolat lebih mudah larut pada urin yang basa. Peningkatan pH
urine dari 5 ke 7,4 akan meningkatkan solubilitas asam jengkolat hingga 43%, sedangkan pada pH 8,1
solubilitasnya dapat mencapat 92%. Penelitian in vitro menemukan bahwa pembentukan kristal asam
jengkolat memerlukan waktu karena terbentuk setelah larutan asam jengkolat didiamkan semalam pada
suhu kamar.Penelitian histopathologis pada ginjal binatang percobaan menemukan bahwa kristal-kristal
asam jengkolat menyebabkan nekrosis tubular akut. Satu satunya penelitian pada manusia menemukan
edema ginjal dengan nekrosis kortikal, pembengkakan epitel tubular, sebukan lekosit pada glomerulus,
dan perdarahan akut pada jaringan perirenal.
GEJALA DAN TANDA

Gejala dan tanda keracunan jengkol telah lama diketahui masyarakat lokal yang sering mengonsumsi
jengkol. Keracunanjengkol dapat terjadi ketika seseorang pertama kali mengonsumsi jengkol dan tidak
terjadi pada konsumsi berikutnya, tetapi dapat juga terjadi pada penderita yang sebelumnya pernah
mengonsumsi jengkol tanpa mengalami gejala. Ketika beberapa orang menyantap jengkol bersama-
sama, tidak semua orang mengalami keracunan jengkol.

Keracunanjengkol biasa terjadi setelah 2 - 12 jam mengonsumsi jengkol dengan gejala dan tanda yang
bervariasi ringan hingga berat dari mikrohematuria asimptomatik, kolik ringan pada abdomen, rasa
mual, muntah, diare, konstipasi, disuria hingga hematuria masif, nyeri pinggang atau suprapubis yang
hebat dan oligoanuria serta gagal ginjal akut. Penelitian selama 2 tahun di Thailand menemukan 22
kasus keracunan jengkol dengan gejala sebagian besar adalah nyeri perut, disuria, anuria, dan
hipertensi, sedangkan pemeriksaan laboratorium mendapatkan gagal ginjal, hematuria, dan proteinuria
sebagai temuan utama.

ETIOLOGI

Biji jengkol didapat dari pohon jengkol {Pithecellobium jiringa). Jengkol termasuk dalam keluarga
leguminosae. Pohon jengkol yang tingginya dapat mencapai 25 meter banyak tumbuh di daerah Asia
Tenggara termasuk Indonesia. Biji jengkol, yang pada beberapa daerah di Indonesia disebut juga sebagai
Jiring, berbentuk bulat lebar dengan diameter 3-3,5 cm dan tebal 1,5-2 cm; berwarna coklat kemerahan
dan mempunyai bau khas yang dapat tercium bila biji jengkol ini dimakan.

Jengkol dimasak menjadi berbagai macam olahan dengan cara direbus, digoreng, dibakar atau dimakan
secara mentah. Keracunan Jengkol lebih sering terjadi pada jengkol muda yang dikonsumsi secara
mentah. Jengkol mempunyai nilai nutrisi yang tinggi. Jengkol mengandung protein, karbohidrat, vitamin
81, B2, asam folat serta beberapa mineral termasuk besi, kalsium dan fosfat. Delapan belas asam amino
termasuk 8 asam amino esensial terdapat pada jengkol. Jengkol juga kadangkadang digunakan untuk
pengobatan penyakit kencing manis pada pengobatan tradisional.

Asam jengkolat (Jengkolic acid) yang menyebabkan keracunanjengkol terkandung dengan kadar 1.6
gram per 100 gram jengkol atau sekitar 1-2 % dari berat jengkol. Asam jengkolat terutama terdapat
dalam bentuk bebas sebanyak 93% dan sisanya terikat dengan protein. Jengkol yang muda lebih banyak
mengandung asam jengkolat daripada jengkol yang lebih tua. Menurunkan kadar asam jengkolat bebas
dengan cara merebus dengan larutan 5% HCI atau 5% NaHCOj diketahui dapat mengurangi kejadian
keracunanjengkol.

DIAGNOSIS

Diagnosis keracunan jengkol mudah ditegakkan dari anamnesis riwayat konsumsi jengkol sebelumnya
dan bau jengkol yang khas pada napas dan urin penderita. Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda
obstruksi saluran kencing dan pemeriksaan laboratorium dapat menemukan kristal-kristal asam
jengkolat yang berbentuk seperti jarum.
KLASIFIKASI

Berdasarkan berat ringannya penyakit, keracunanjengkol dapat digolongkan dalam 2 kelompok: (1)
Keracunan jengkol ringan, penderita mengeluh nyeri spasmosdik pada pinggang dan daerah suprapubis
yang hilang sendiri dalam waktu 1 atau 2 hari dan penderita jarang memerlukan pertolongan medis. (2)
Keracunan jengkol berat, penderita mengeluh nyeri kolik yang hebat pada abdomen disertai dengan
muntah, diare, disuria dan oliguria.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan keracunanjengkol seluruhnya bertujuan membuang kristal asam jengkolat. Hidrasi


yang agresif, dan alkalinisasi urin dengan mengunakan sodium bikarbonat akan meningkatkan solubilitas
asam jengkolat. Peningkatan aliran urin dengan hidrasi dan diuretik diperlukan untuk membuang
endapan asam jengkolat. Dialisis diperlukan pada kasus-kasus yang berat. Pada beberapa kasus dengan
anuria yang tidak berespons terhadap pengobatan konservatif, intervensi bedah dengan pemasangan
sfeA7f pada ureter kadang diperlukan. Setelah obstruksi teratasi dan jumlah aliran urine cukup,
penderita akan membaik tanpa gejala sisa.

KOMPLIKASI

Komplikasi keracunan jengkol terjadi pada keracunan jengkol berat dengan bentuk nefropati obstruktif
akibat endapan kristal asam jengkolat. Gagal ginjal akut dapat terjadi dengan semua komplikasi
termasuk asidosis metabolik. Hidronefrosis akibat obstruksi saluran kemih juga dapat ditemukan.

PENCEGAHAN

Apabila konsumsi jengkol tidak dapat dihindari, maka kejadian keracunan jengkol dapat diturunkan
dengan menurunkan kadar asam jengkolat bebas dalam jengkol, misalnya dengan cara menghindari
jengkol yang masih muda dan mengolahnya terlebih dahulu.

PROGNOSIS

Keracunan jengkol ringan mempunyai prognosis yang baik, gejala dan tanda ini akan menghilang sendiri
dalam waktu 1 atau 2 hari dan penderita jarang memerlukan pertolongan medis. Keracunanjengkol
berat mempunyai angka mortalitas hingga 6%, sebagian besar membaik dengan terapi dini yang agresif.
Keracunanjengkol sebagai faktor etiologi gagal ginjal kronik belum banyak diketahui, tetapi beberapa
penelitian menemukan asam jengkolat pada inti dari batu saluran kemih.

Anda mungkin juga menyukai