Anda di halaman 1dari 13

Dasar Elektronika

BAB IV
DIODA DENGAN FUNGSI KHUSUS

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat:


Menunjukkan bagaimana dioda zener digunakan dan menghitung parameter-
parameter yang berhubungan dengan operasinya.
Menyebutkan beberapa komponen optoelektronik dan mendeskripsikan
bagaimana masing-masing bekerja.
Menjelaskan bagaimana varaktor bekerja.
Menyebutkan empat hal yang menarik pada data sheet dioda zener.

Dioda penyearah (rectifier) adalah tipe dioda yang paling sering digunakan. Dioda.
Dioda penyearah ini digunakan pada rangkaian catu daya untuk mengkonversi
tegangan arus bolak-balik (ac) menjadi tegangan arus searah (dc). Tetapi untuk
penyearah ini tidak semua dioda dapat melakukannya. Ada dioda-dioda yang
digunakan pada aplikasi lainnya.

4.1. DIODA ZENER


Dioda-dioda sinyal kecil dan dioda-dioda penyearah tidak pernah dengan
sengaja dioperasikan pada daerah dadal (breakdown), karena akan merusak
dioda tersebut. Dioda zener berbeda, dioda ini adalah dioda silikon yang telah
dibuat oleh pabrik untuk bekerja paling optimal pada daerah breakdown. Dioda
zener merupakan tulang punggung pengatur tegangan, rangkaian-rangkaian yang
menjaga agar tegangan beban (load voltage) hampir konstan, walaupun ada
perubahan yang besar pada tegangan line (line voltage) dan resistansi beban (load
resistance).

Dioda dengan fungsi khusus 1


Dasar Elektronika

4.1.1. Grafik karakteristik Volt-Ampere


Gambar 4.1a menunjukkan lambing skematis dioda zener pada lambang garis-garis
nya menyerupai huruf z, singkatan dari “zener”.

Gambar 4.1. Dioda Zener a) Lambang b) Grafik arus vs tegangan

Dengan mengubah level ketakmurnian (doping) dari dioda silicon, pabrik dapat
menghasilkan dioda dengan tegangan “breakdown” dari 2 volt sampai lebih 1000
volt. Dioda zener dapat beroperasi pada daerah maju (forward), bocor (leakage)
dan dadal (breakdown).

Gambar 4.1b menunjukan grafik I – V dioda zener. Pada daerah maju dioda zener
mulai menghantarkan pada tegangan sekitar 0,7 volt, seperti dioda silicon biasa.
Pada daerah bocor (antara nol dan breakdown) dioda zener hanya mempunyai
sedikit arus balik (reverse current). Pada dioda zener, lengkungan disekitar daerah
breakdown membentuk lutut (knee) yang sangat tajam, diikuti dengan lengkungan
arus yang hampir vertikal, tegangannya hampir konstan mendekati Vz pada hampir
semua daerah breakdown. Lembaran data (data sheet) menetapkan Vz pada
pengetesan arus IZT tertentu. Pada gambar 4.1b juga menunjukan arus balik
maksimum IZM. Asalkan arus balik lebih kecil dari IZM, dioda dapat beroperasi
dalam jarak yang aman. Namun Jika arus balik yang berlebihan, resistor pembatas
arus ( a current limiting resistor) harus digunakan.

Dioda dengan fungsi khusus 2


Dasar Elektronika

Batas kemampuan maksimum:


PZ = VZ. IZ (4.1)
dimana:
PZ = Daya dioda zener
VZ = Tegangan zener
IZ = Arus zener

Batas kemampuan daya dioda zener antara ¼ watt sampai dengan 50 watt.
Arus maksimum yang dapat dilewatkan dioda zener.

PZM
I ZM = (4.2)
VZ
IZM = batas kemampuan arus zener maksimum
PZM = batas kemampuan daya
VZ = tegangan zener

Contoh:
Dioda zener 12 volt dengan batas kemampuan daya 400 mW. Berapa batas
kemampuan arus.
Jawaban:

PZM 400 mW
I ZM = = = 33,3 mA
VZ 12V
4.1.2. Pengatur Tegangan (Voltage Regulation)
Dioda zener disebut juga dioda pengatur tegangan, karena dioda zener
mempertahankan tegangan output yang tetap meskipun arus yang melaluinya
berubah.

Gambar 4.2. Rangkaian pengatur zener

Dioda dengan fungsi khusus 3


Dasar Elektronika

Pada operasi normal harus diberikan bias mundur (reverse bias) pada dioda zener
seperti pada gambar 4.2. Untuk menghasilkan tegangan breakdown (dadal),
tegangan sumber VS harus lebih besar dari pada tegangan breakdown zener VZ.
Tahanan seri RS selalu digunakan untuk membatasi arus zener agar tidak melebihi
batas kemampuan arusnya. Kalau tidak dioda akan terbakar.

Tegangan pada tahanan seri RS sama dengan perbedaan antara sumber tegangan VS
dan tegangan zener VZ. Sehingga arus yang melaui tahanan adalah :
VS − VZ
IS = (4.3)
RS
Karena rangkaian ini adalah satu simpul maka arus zener IZ = arus sumber IS

Persamaan 4.3 dapat digunakan untuk melukis garis beban.


Misalnya :
VS = 20 V, RS = 1 KΩ dan VZ = 12 V maka dari persamaan 4.3 :
VS − VZ 20V − VZ
IZ = =
RS 1 KΩ

Gambar 4.3. Melukis garis beban

Untuk mendapatkan titik jenuh (perpotongan sumbu vertikal) dengan menetapkan


VZ = 0, maka :
IZ = 20 mA.
Dengan cara yang sama, untuk mendapatkan titik putus/cut off (perpotongan
dengan sumbu horizontal) dengan menetapkan IZ=0 maka:
VZ = 20 V
Dioda dengan fungsi khusus 4
Dasar Elektronika

Dengan cara lain :


Dengan dioda zener terhubung arus maksimal = 20 mA dan dengan dioda terbuka
tegangan maksimal = 20 V.
Jika tegangan sumber VS berubah menjadi 30 V maka arus zener berubah :

VS − VZ 30V − VZ
IZ = =
RS 1 KΩ

Ini berarti IZ = 30 mA dan VZ = 30 V

Bandingkan Q1 dan Q2 dapat dilihat bahwa tambahan arus yang mengalir melalui
dioda bertambah tetapi tegangan hampir sama. Jadi meskipun sumber tegangan
telah berubah dari 20 V ke 30 V, tegangan zener masih mendekati 12 V. Tegangan
output hampir selalu tetap meskipun tegangan input-nya telah mengalami
perubahan yang besar.

4.1.3. Dioda zener ideal


Untuk rancangan awal dapat dianggap daerah breakdown sebagai garis vertikal
(tegangan tetap meskipun arus berubah, artinya dengan mengabaikan resistansi
zener).

Dioda zener ideal berarti dioda zener yang sedang


beroperasi didaerah breakdown idealnya seperti
sebuah baterai

Gambar 4.4. Dioda zener ideal

4.1.4. Pendekatan kedua


Grafik karakteristik volt-ampere didareah breakdown tidak benar-benar vertikal,
yang menunjukkan adanya resistansi zener. Kadang-kadang dalam masalah
perancangan, perlu juga memperhitungkan resistansi zener ini. Meskipun RZ kecil,
RZ menyebabkan perubahan beberapa persepuluh volt bila arus mengalami
perubahan yang besar.

Dioda dengan fungsi khusus 5


Dasar Elektronika

Gambar 4.5. Dioda zener pendekatan kedua


Resistansi ini menyebabkan penurunan tegangan IR yang lebih banyak bila
arusnya naik.
Misalnya,
tegangan pada Q1 adalah :
V1 = I1 RZ + VZ
dan tegangan pada Q2 adalah :
V2 = I2 RZ + VZ

Perubahan pada tegangan adalah :


V2 – V1 = (I2 – I1) RZ
atau
∆VZ = ∆IZ RZ (4.4)
∆VZ = perubahan pada tegangan zener
∆IZ = perubahan pada arus zener
RZ = resistansi zener

Contoh:
Gunakan pendekatan zener ideal untuk menghitung arus minimum dan maksimum jika tegangan
sumber berubah dari 20 V ke 40 V dimana tegangan breakdown zener VZ = 10 V, dan berapa
tegangan output pada masing-masing tegangan vin.

Gambar 4.6a. Contoh dioda zener ideal

Dioda dengan fungsi khusus 6


Dasar Elektronika

Contoh:
Gunakan pendekatan zener kedua untuk menghitung arus minimum , maksimum dan tegangan
Vout pada masing-masing Vs, jika tegangan sumber berubah dari 20 V ke 40 V dimana
tegangan breakdown zener VZ = 10 V dan tahanan zener RZ = 7 Ω.

Gambar 4.7a. Contoh dioda zener pendekatan kedua

4.2. Pengatur Zener (Zener Regulator)


Gambar 4.8 dibawah menunjukkan dioda zener yang digunakan untuk mengatur
tegangan pada tahanan beban RL.

Gambar 4.8. Rangkaian dioda zener untuk mengatur tegangan

Tegangan Thevenin
Tegangan Thevenin yang menggerakkan dioda zener kurang dari pada tegangan
sumber, karena ada tahanan beban RL.
Tegangan Thevenin yang menggerakkan dioda zener sama dengan dioda zener
dibuang dari rangkaian. Ada pembagi tegangan oleh RS dan RL.

RL
VTH = .VS (4.5)
RS + R L
Arus Seri
Jika dioda zener beroperasi pada daerah breakdown, arus yang mengalir pada
tahanan seri adalah:
Dioda dengan fungsi khusus 7
Dasar Elektronika

VS − VZ
IS = (4.6)
RS
Arus Beban
Karena tahanan zener menimbulkan pengaruh yang sangat kecil, maka tegangan
beban adalah:
VL ≅ VZ (4.7)

VL
IL = (4.8)
RL

Arus Zener
Karena rangkaian mempunyai 2 simpul, arus terbagi pada sambungan dioda zener
dan tahanan beban, dari hokum arus Kirchoff :
IS = IZ + IL
IZ = IS – IL (4.9)

Contoh:
Berapakah arus zener dan tegangan output/beban pada rangkaian pengatur zener dibawah ini,
jika RZ = 7 Ω.

Gambar 4.9a. Contoh Rangkaian pengatur zener

4.3. Optoelektronika
Optoelektronika adalah teknologi yang menggabungkan optic dan elektronika.

4.3.1. Light Emiting Diode/LED (Dioda pemancar cahaya)


Pada tegangan forward pada dioda biasa energi yang dihasilkan dalam bentuk
panas, sedangkan pada LED energi memancarkan sebagai cahaya. Pada beberapa
pemakaian LED telah menggatikan lampu-lampu pijar, karena tegangan rendah,
umur panjang dan switch on/off cepat.

Dioda dengan fungsi khusus 8


Dasar Elektronika

Dioda-dioda dibuat dari silicon yaitu bahan buram yang menghalangi pengeluaran
cahaya. LED dibuat dari unsur-unsur Galium, Arsen dan fosfor yang dapat
menghasilkan LED yang memancarkan cahaya merah, hijau, kuning, biru, jingga
atau infra merah/infra red (cahaya tak tampak). LED yang menghasilkan
pemancaran cahaya tampak dipakai dalam instrument, kalkulator dan sebagainya.
LED infra merah pemakaiannya pada system keamanan (seperti alarm).

Tegangan dan Arus LED


LED biasanya mempunyai penurunan tegangan dari 1,5 volt sampai dengan 2,5
volt untuk arus diantara 10 mA sampai dengan 50 mA. Arus sebesar ini
memberikan cahaya yang cukup untuk kebanyakan pemakaian. Penurunan
tegangan tergantung dari arus LED, warna, kelonggaran dan sebagainya. Jika tidak
ditentukan gunakan tegangan jatuh 2 volt. Jika merancang sebaiknya
memperhatikan lembaran data, karena tegangan LED mempunyai kelonggaran
yang besar.

Gambar 4.10 memperlihatkan lambang skematis LED dan karakteristik LED,


panah-panah disebelah luar melambangkan cahaya yang dipancarkan.

Gambar 4.10 a) Lambang skematis LED; b) Karakteristik LED

Kecermelangan LED tergantung dari arusnya. Idealnya, cara terbaik untuk


mengendalikan kecermelangan ialah dengan menjalankan LED dengan sumber
arus. Cara lainnya yang terbaik adalah dengan tegangan catu yang besar dan
resistansi seri yang besar. Arus LED adalah :

VS − VLED
I= (4.10)
RS
Terangnya LED tergantung dari arusnya. Cara untuk mengendalkan terang LED :
Dioda dengan fungsi khusus 9
Dasar Elektronika

- menjalankan LED dengan Sember arus


- menjalankan LED dengan sumber tegangan yang besar dan pembatas arus
yang besar.
Makin besar sumber tegangan makin kecil pengaruh VLED.
Contoh:
Berapa besar arus LED pada rangkaian dibawah ini?

Gambar 4.11. Contoh Rangkaian LED

4.3.2. Seven Segmen


Peraga seven segmen terdiri dari 7 buah LED segiempat (A – G). Setiap LED
disebut segmen karena membentuk bagian dari karakter yang ditampilkan. Display
seven segmen akan menampilkan 0 sampai 9 dan A, b, C, E, F. Gambar 4.12a
memperlihatkan bentuk fisik seven segmen.

Gambar. 4.12a. Bentuk fisik seven segmen

Seven segmen terdiri dari 2 jenis :

a. Common Katoda
Gambar 4.12b memperlihatkan seven segmen common katoda:

Dioda dengan fungsi khusus 10


Dasar Elektronika

Gambar. 4.12b. Diagram skematik seven segmen common Anoda

Untuk membuat angka 2 dari 7 segmen maka yang harus diberi tegangan supaya
dioda on/aktif adalah dioda-dioda : a, b, d, e, g.

b. Common Anoda
Gambar 4.12c memperlihatkan seven segmen common anoda:

Gambar. 4.12c. Diagram skematik seven segmen common Katoda

Untuk membuat angka 2 dari 7 segmen maka yang harus diberi tegagann supaya
dioda off/mati adalah dioda-dioda : c dan f.

4.3.3. Photodioda
Photodioda adalah dioda yang mempunyai sifat kebalikkan dengan LED, yaitu
karakteristik volt–ampere nya tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya.

Gambar 4.13; a) Simbol photodiode; b) Rangkaian photodioda

Dioda dengan fungsi khusus 11


Dasar Elektronika

Pada saat tegangan maju (forward bias) atau VAK positif, dioda on. Sehingga arus
mengalir. Sedangkan pada arah balik (reverse bias) atau VAK negatif, dioda off
sehingga arus tidak mengalir. Tetapi dalam keadaan reverse, photodiode akan
mengalirkan arus bila padanya diberikan cahaya. Besarnya arus, tergantung
besarnya intensitas cahaya yang diterimanya.

Gambar 4.14. Karakteristik photodioda

4.3.4. Optocoupler
Opto coupler (disebut juga optoisolator/isolator yag tergantung optic)
menggabungkan LED dan photodiode dalam satu kemasan. Gambar 4.15
memperlihatkan optocoupler.

Gambar 4.15. Optocoupler menggabungkan LED dan photodiode

Tegangan suber V1 dan tahanan seri R1 menghasilkan arus melalui LED dan
menimbulkan cahaya pada LED yang mengenai photodiode, ini menyebebabkan
timbulnya arus balik I2 :
Vout – V2 + I2.R2 = 0
Vout = V2 - I2.R2 (4.11)

Vout tergantung arus balik I2. Jika V1 berubah, jumlah cahaya juga berubah berarti
Vout berubah tergantung V1.

Dioda dengan fungsi khusus 12


Dasar Elektronika

4.3.5. Varactor dioda


Varactor dioda adalah dioda yang mempunyai keistimewaan pada keadaan
tegangan arah balik (reverse bias), yaitu besarnya tegangan reverse akan mengubah
besar nilai kapasitansi antara anoda dan katoda (CAK).

Pada saat tegangan maju (forward bias) sifatnya seperti dioda jenis lain yaitu dioda
akan on/aktif dan arus akan mengalir padanya.

Gambar 4.16 a) Lambang varactor b) Karakteristik varactor

Dioda kapasitansi dioda varactor. Pada dasarnya dioda varactor termasuk dioda
khusus yang banyak digunakan dalam aplikasi frekuensi tinggi seperti radio atau
pesawat televisi dan pengendalian motor listrik

Prinsip kerja dioda varactor adalah jenis dioda yang dilengkapi dengan komponen
kapasitor sehingga kapasitor tersebut akan dimuati arus apabila ada arus yang
mengalir melalui dioda tersebut.

Dioda dengan fungsi khusus 13

Anda mungkin juga menyukai