Anda di halaman 1dari 23

Calon Penulis Wajib Baca!

Ini Dia Cara


Mengirimkan Naskah Ke Penerbit
Setelah move on dari bagaimana cara menulis naskah novel atau cerita pendek, kegalauan penulis
pemula kini berganti. Cara mengirimkan naskah ke penerbit itu bagaimana? Sebenarnya
mengirimkan naskah ke penerbit itu sangat mudah, hanya saja yang membuat penulis pemula
makin bingung dan makin galau adalah karena mereka malas. Iya, malas mencari tahu dan
membaca.

Bagaimana tak dikatakan malas? Tata cara mengirimkan naskah ke penerbit sudah dijelaskan
dengan rinci dan rapi di website masing-masing penerbit. Namun masih saja ada penulis pemula
yang galau di jejaring sosial, mengeluh disana-sini tentang sulitnya menerbitkan naskah dan tak
jarang malah memutuskan untuk pensiun menulis. Lho, belum juga mengirimkan naskah kok
sudah pensiun menulis? Mentalnya tempe sekali, apalagi kalau naskahnya dikritik editor ya?
Bisa-bisa jadi phobia menulis!

Jadilah penulis yang aktif dan tak malas, masa untuk mencari cara mengirimkan naskah ke
penerbit saja enggan? Padahal hanya tinggal membuka internet, ketik nama penerbit yang diincar
di kolom search dan temukan website resmi penerbit tersebut. Setelah berhasil membuka website
penerbit, baca dengan teliti setiap tulisan yang ada di page utama mereka. Biasanya ada tulisan
‘Kirim Naskah’ atau ‘Bagaimana Cara Mengirim Naskah’, gerakkan kursor ke arah tulisan
tersebut dan klik! Maka secara otomatis anda akan digiring ke page khusus yang memuat tata
cara mengirimkan naskah ke penerbit tersebut.

Setelah itu, dibaca kembali dengan teliti persyaratan apa saja yang dicantumkan disana. Biasanya
info umum seperti jumlah halaman minimal dan maksimal calon naskah, kerapatan spasi, jenis
huruf yang digunakan dan genre cerita yang dicari oleh penerbit akan dijelaskan di page
tersebut. Kebanyakan penerbit mewajibkan para penulis memformat naskah mereka dengan jenis
huruf Times New Roman ukuran 12, namun ada juga yang menggunakan Calibri ukuran 11.
Kerapatan spasi yang biasa digunakan adalah 1,5 tapi tentu saja ada juga yang mewajibkan
naskah yang akan diseleksi memiliki kerapatan 2 spasi alias spasi ganda. Tebal halaman naskah
biasanya disesuaikan dengan jenis huruf dan spasi yang digunakan. Rata-rata penerbit
mengharuskan naskah yang diajukan memiliki ketebalan minimal 100 halaman, spasi 1,5 dengan
jenis huruf Times Nes Roman.

Jangan pernah mengirimkan naskah dengan genre yang tak dibutuhkan oleh penerbit. Misalnya
anda memiliki naskah dengan genre horor, jangan pernah mengirimkan naskah tersebut ke
penerbit yang hanya menerbitkan naskah romance. Begitu pula jika anda memiliki kumpulan
cerpen, jangan paksakan untuk mengirimkan kumpulan cerpen tersebut ke penerbit yang tak
menerbitkan kumpulan cerpen. Semua informasi tersebut selalu ada dalam halaman khusus cara
mengirimkan naskah ke penerbit. Bagaimana jika penjelasan detail yang anda cari seperti apakah
penerbit tersebut menerima kumcer? Apakah boleh naskah duet? Atau sejenisnya tak ditemukan
di tata cara mengirimkan naskah ke penerbit tersebut, harus bagaimana? Jangan dulu heboh
sendiri atau mengurungkan niat mengirimkan naskah kesana. Coba dilihat di kolom komentar
halaman tersebut, biasanya ada banyak calon penulis yang lebih dulu menanyakan hal serupa dan
kebanyakan pula sudah dijawab oleh admin yang mengurus website penerbit. Biasakan membaca
lengkap dan rinci, baca komentar dari atas dan jangan menanyakan hal yang sudah ditanyakan,
karena biasanya tak akan dijawab oleh adminnya.

Nah, bagaimana? Masih malas mencari informasi tentang cara mengirimkan naskah ke penerbit?
Jangan pernah malas dan enggan, karena ini untuk kebaikan anda sendiri. Sayang sekali jika
naskah yang anda tulis itu bagus, namun anda malas mencari info akhirnya naskah hanya
mengendap dan usang di komputer. Ah ya, satu lagi yang penting bagi para penulis, jangan
pernah kepo dan cerewet menanyakan naskah yang tengah diseleksi di penerbit, tunggulah
hingga setidaknya tiga bulan untuk menanyakan kabar naskah anda. Selama tiga bulan itu harus
apa dong? Ya menulis naskah yang lain, kirim lagi dan tunggu kabar-kabar baik menghampiri
anda. Mudah bukan? Akhir kata, selamat mengirimkan naskah, semoga kabar indah segera
mampir di email anda.

Kirim Naskah
Tertarik Menjadi Penulis?
Jangan ragu untuk mengirimkan naskah Anda ke Grasindo. Jika Anda memiliki keahlian atau cer
ita untuk dibagikan
kepada pembaca, kenapa tidak mencoba? Siapa tahu Anda adalah calon penulis besar.

Berikut adalah 3 kategori naskah yang bisa Anda coba.

1. Fiksi: (Fiksi Anak, Novel Remaja, Novel Dewasa, K-


fiction (fiksi bernuansa Korea) dan J-Fiction(fiksi bernuansa Jepang)
2. Non Fiksi: (Pengembangan Diri, Psikologi, Parenting, Kumpulan Soal Psikotes, Bisnis &
Ekonomi, Buku Panduan
(How to), Hobi (misal.: traveling, fotografi), Pengetahuan Populer, dan Entertainment.)
3. Buku Referensi: (Kumpulan Soal, Buku Pengayaan {TK – Perguruan Tinggi}, Buku Se
kolah Berbasis Kurikulum {TK – Perguruan Tinggi}, Buku Referensi Pendidikan.)

Prosedur Pengajuan Naskah


Syarat umum pengiriman naskah:

1. Diketik rapi menggunakan font Times New Roman (atau yang sejenis) dengan ukuran fo
nt 12 pt., dengan jarak 1,5 spasi.
2. Panjang halaman 100 – 150 halaman A4.
3. Kirimkan melalui email dengan alamat: redaksi@grasindo.id , dan bubuhkan kategori nas
kah Anda di kolom subject (FIKSI, NON-
FIKSI, atau BUKU SEKOLAH) - JUDUL NASKAH
Setiap pengiriman naskah, wajib disertai dengan lampiran berupa data-data berikut ini.

1. Sinopsis

Tulisan singkat (tidak lebih dari 2 halaman) yang merangkum keseluruhan isi naskah Anda. Pasti
kan, kami bisa menangkap garis besar isi naskah Anda dengan membaca tulisan tersebut.

2. Proposal

Tulisan singkat (tidak lebih dari 2 halaman) yang menjelaskan mengapa naskah Anda layak untu
k kami terbitkan.

3. Data Diri

Tulisan singkat tentang identitas Anda, berikut latar belakang dan kompetensi Anda. Anda bisa j
uga melengkapi dengan data-
data lain yang mendukung, seperti keanggotaan pada organisasi tertentu, keterlibatan dalam prog
ram tertentu, dan lain sebagainya.

Cara Mengirim Naskah Melalui Website

Anda tidak perlu repot mengirimkan naskah Anda melalui pos, sebab Anda bisa melakukannya d
engan 1 kali klik melalui website ini. Bagaimana cara mengirimkan naskah melalui website?

1. Pastikan Anda sudah mempersiapkan semua file, yang meliputi: (1) naskah, (2) sinopsis,
(3) proposal, dan (4) data diri.
2. Masukkan keempat file tersebut dalam 1 folder.
3. Compress folder tersebut menjadi file .rar (pastikan di komputer Anda terdapat program
winrar atau winzip).
Caranya: (1) klik kanan folder tersebut, (2) pilih Add to archive... (3) beri nama.
4. Kini folder Anda sudah menjadi 1 file dalam format .rar
5. Klik KIRIM NASKAH, dan ikuti instruksi yang muncul.
6. Penerbit tidak mengirim notifikasi atau pemberitahuan atas pengiriman naskah.

Naskah Anda akan direview oleh editor kami. Dalam proses selambat-
lambatnya 2 bulan, dengan kemungkinan sebagai berikut.

1. Jika naskah Anda lolos seleksi maka Anda editor kami akan menghubungi Anda.
2. Jika setelah 2 bulan tidak ada tanggapan, berarti naskah Anda tidak lolos seleksi dan And
a berhak mengirimkan
naskah tersebut ke penerbit lain. Terhadap naskah yang tidak lolos, kami akan menghapu
s semua data yang telah Anda kirim.

Selain cara di atas, Anda tetap bisa mengirimkan naskah secara pos melalui alamat redaksi Grasi
ndo yang tertera di website ini. Tetapi lebih di utamakan pengiriman melalui e-mail/soft copy.
Etika Mengirim Naskah ke Penerbit
September 11, 2013 Jia

Saya sudah lama sekali ingin menulis ini. Banyak penulis baru yang belum tahu bagaimana cara
mengirim naskah ke penerbit. Apa yang harus dilakukan dan apa yang sebaiknya dihindari.

Dos

 Memperlakukan naskahmu dengan baik. Kalau kamu ingin naskahmu dihargai oleh
editor (yang akan menilai naskahmu), kamu sendiri pun harus menghargainya, dong. Ini
artinya, kamu mengirimkan naskah yang sudah rapi ke penerbit. Bukan naskah baru jadi
lalu buru-buru dikirimkan karena sudah enggak sabar. Editor tahu kok, mana penulis
yang menghargai tulisannya sendiri dan yang enggak.

Mungkin kamu belum hafal isi KBBI dan cara penulisan kata yang benar, ataupun EYD yang
benar. Tapi paling tidak, jangan sampai naskahmu penuh dengan kesalahan ketik dan tata
bahasa. Bersahabatlah dengan buku EYD, KBBI (Edisi 4), dan tesaurus.

 Kirim naskahmu sesuai dengan persyaratan dari penerbit. Paling penting, sertakan
biodata (alamat email dan nomor telepon yang bisa dihubungi) dan sinopsis (cara menulis
sinopsis bisa dibaca di sini) serta keunggulan naskahmu.
 Catat setiap naskah keluar biar enggak lupa. Misalnya, tanggal, bulan, tahun berapa kamu
kirim naskah A ke penerbit B. Ini biar kamu tahu kapan harus menanyakan status
naskahmu kalau belum juga dikabari. Dan, biar kamu tahu ke mana kamu harus
menanyakan naskahmu. Soalnya, ada tuh, yang menanyakan naskah ke penerbit C,
padahal dia mengirimkannya ke penerbit B. Kalau udah mencak-mencak tahunya salah,
kan, malu. Udah gitu jadi ditandain sama editornya kalau nanti kirim lagi.
 Lazimnya, penerbit akan mengabarimu soal keputusan terbit dalam waktu 1 minggu
sampai 6 bulan. Jika di bulan ketiga kamu belum dapat kabar, kamu boleh menelepon
sekretaris redaksi penerbit yang bersangkutan untuk menanyakan status naskahmu. Jika
editor bilang sedang dibaca dan minta tunggu, telepon lagi 2 minggu kemudian. Kalau
menelepon/menanyakan tiap hari, malah ganggu.

Don’ts

 Mengirim naskah yang sama pada waktu bersamaan ke 2 penerbit sekaligus. Selain
enggak etis, ini menunjukkan kalau si penulis serakah. Jika naskahmu ternyata sebagus
itu dan keduanya ingin menerbitkan naskahmu, kamu harus memilih satu dan mengirim
surat penarikan ke penerbit yang lain. Namun, terkadang ada hal-hal di luar perkiraan.
Misalnya, ternyata surat penarikanmu tidak sampai ke penerbit yang dimaksud, akan
menimbulkan masalah di kemudian hari. Lagi pula, dengan sikap seperti ini, penerbit
yang kamu “tolak” mungkin akan memasukkan kamu ke daftar hitam. Kamu tunggu saja,
kalau penerbit menolak naskahmu, langsung perbaiki dan kirim ke penerbit lain yang
sesuai.
 Caper sama editor di media sosial dan menanyakan status naskahmu berkali-kali. Kalau
kamu tahu email/nomor kontak editornya, sebaiknya lewat jalur pribadi aja, ya….
 Repot-repot menghias naskahnya biar tampak “beda”, dicetak di kertas berwarna atau
digambari satu per satu. Penerbit membutuhkan naskah, bukan dekorasi. Tulis surat
pengantar naskahmu dengan lugas dan jelas.
 Membagi setiap pembicaraan/surat/update dari penerbit soal naskahmu di media sosial.
Diam-diam saja dulu, ya, sampai naskah itu terbit. Lagi-lagi, kita enggak tahu apa yang
akan terjadi nanti. Siapa tahu enggak jadi terbit di penerbit itu. Maksud hati mau promo
dan berbagi kesenangan, taunya enggak jadi. Lagi pula, surat dari penerbit itu ditujukan
kepada penulis, kamu, bukan untuk konsumsi orang banyak.

Nah, itu aja dulu. Kalau kamu punya dos and don’ts lain soal mengirim naskah ke penerbit,
silakan dibagi di kolom komentar.

Selamat mengirimkan naskahmu!

ps:

Ini soal teknis, sih. Ketika mengetik naskahmu, buat paragraf dengan menggunakan fitur
paragraph layout, jangan memakai tab, karena ini akan menyulitkan layouter kelak ketika
menyeting naskahmu. Kayak gini, nih:
KUMPULAN CERPEN

Hijrahku
Cerpen Karangan: Ika Purnama Dewi
Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Keluarga
Lolos moderasi pada: 15 November 2017

Gadis kecil itu mengingatkanku betapa bahagianya aku dulu, saat aku masih bisa tersenyum
lebar tanpa memikirkan beban, bahagia bersama ibu dan ayah. Aku gadis yang sangat manja,
diikat rambut oleh ibu, antar pergi sekolah dengan ayah. Namun itu adalah hal sederhana yang
indah bukan? Sampai saatnya aku harus berpisah dengan ayah. Ya, berpisah untuk selama-
lamanya.

Tepat ulang tahunku. Hari itu hari paling bahagia yang aku rasa. Hujan besar dan entah kenapa
dari dulu aku sangat menyukai hujan. Karena hujan adalah ketenangan untukku. Dan saat itu aku
menemukan senyuman yang sangat lebar di wajah ayah. Aku lihat ayah begitu berbeda dengan
hari lainnya. Ayah sangat tampan.

Saat hujan reda, ayah mengajak kami ke luar untuk membeli sesuatu. Dan dugaanku salah, aku
fikir ayah dan ibu lupa dengan hari pertama kalinya aku menghirup udara dunia. Ayah
memberiku hadiah yang indentik dengan warna putih. Sederhana memang, tapi penuh makna.
Setibanya di rumah, ayah selalu di sampingku sampai aku terlelap. Hingga aku terbangun, ayah
sudah tak ada di kamar, Ayah ke mana?.

Setelah aku mencari informasi tentang keberadaan ayah, ternyata ayah sudah di rumah sakit
malam itu, sesak terasa, ternyata malam itu malam terakhir aku bersama ayah. Jika boleh
memutar waktu aku ingin menemani ayah, bersama ayah dalam sempitnya waktu. Namun takdir
tidak bisa dirubah perpisahan bukan hal yang untuk dihindari, karena sekuat apapun untuk
menghindarinya perpisahan akan lebih kuat untuk menghampiri.

Aku berpikir dunia ini sangat kejam, orang-orang yang aku sayangi pergi tanpa pamit.
Sepeninggal ayah ibu jatuh sakit, aku hanyalah anak kecil yang dituntut dewasa untuk
menghadapi segala permasalahan. Ibu adalah tipe orang yang sangat sempurna, aku pun dituntut
untuk menjadi sempurna, aku harus monoton belajar dalam rumah tanpa hiburan, ibu selalu
marah jika aku pergi ke luar rumah tanpa ada kejelasan yang pasti, termasuk bermain.. bukankah
bermain adalah hak setiap orang? tapi tidak bagiku.

Kegiatan seperti itu berlangsung hingga aku beranjak SMP. Aku selalu tidak nyaman jika aku
berada di rumah, walau ada pepatah yang mengatakan bahwa “rumah adalah surgaku”, tapi
bagiku itu tidak. Rumah adalah tempat aku menangis, menyendiri. Hingga aku memutuskan
untuk menyibukan diriku dengan kegiatan sekolah. Aku dan ibu jarang bertemu terkecuali bila
menjelang malam, sangat sedikit yang kami bicarakan, terkadang aku merasa benci pada ibu,
Mengapa ibu tak seperti ibu yang lain yang selalu ada waktu untuk anak nya? Mengapa ibu
selalu membanding bandingkan aku dengan orang lain? Ibu bisakah menerima aku apa adanya?
Ibu bisakah bangga dengan prestasiku selama ini? Ibu bisakah memeluku seperti ayah dulu
kepadaku? Bisakah bu? Mustahil!

SMA, kegiatanku semakin bertumpuk, seolah olah aku melupakan rumah. Karena aku berpikir
bahwa orang rumah takan ada yang khawatir kepadaku. Jarang di rumah, jarang membantu ibu,
aku yang semakin cuek. Aku berharap dengan sikapku yang seperti itu, ibu dan keluargaku bisa
berubah. Dan terbukti, mereka berubah semenjak aku jarang berkumpul dengan keluarga aku
terlalu sibuk dengan duniaku sendiri.

“Bisakah antarkan ibu ke tempat pengajian ibu sebentar?”


“Aku gak bisa, pagi ini ada rapat osis.”
Kata kata kasar dan cetus yang selalu aku berikan kepada ibu, dengan sombongnya aku berpikir
jauh dari ibu akan lebih baik. Sampai Lulus SMA aku langsung pergi merantau aku tidak peduli
dengan orang rumah yang penting aku nyaman dan mendapat kebahagiaan di tempat kerjaku
nanti.

1 tahun, 2 tahun aku masih bisa menopang kehidupanku sendiri, aku bangga dengan
kehidupanku saat ini. Gaji yang lumayan besar membuatku berpikir hanya uang yang ibu butuh
bukan aku, sampai lebaran aku tak pernah pulang. Karena aku terlalu nyaman hingga melupakan
hal yang menurutku tidak penting, dan itu adalah ibuku. Sangat berdosanya aku.

Sampai usiaku menginjak 22 tahun, aku dipertemukan dengan seseorang yang membuat aku
jatuh hati. Aku menyukainya dia sangat lembut kepada wanita bahkan aku berpikir bahwa dia
juga menyukaiku. Kami begitu dekat hingga aku sangat terbuka kepadanya banyak masukan
yang dapat aku pahami, yang bia membuka pikiranku. Aku rasa ini adalah anugerah Tuhan yang
terindah. Namun karena kesibukan aku tak pernah mengabarinya lagi, dan yang membuatku
terkejut bukan hanya kepadaku dia baik tetapi dengan semua wanita dia perlakukan dengan
sama. Mungkin hanya aku yang sangat berharap. Aku sedikit menjaga jarak dengannya hingga
satu tahun lamanya kita tidak berkomunikasi.

Aku cemburu, mungkin kata itu yang ingin aku katakan padanya. Hingga aku memutuskan untuk
tidak mencintai siapapun lagi, hatiku terlalu sakit. Namun selama itu aku merasa Tuhan
menegurku lewat dalil dalil yang selalu dia update dalam media sosial, entah mengapa rasa ingin
tahuku lebih tinggi untuk memahami makna dari dalil-dalil tersebut. Yang salah satunya

“Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orangtua, dan murka Allah itu terletak pada murka
orangtua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Diam sesaat, IBU.. aku rindu ibu. Aku paham sekarang semua kesusksesan yang aku dapat
sekarang karena ridho ibu, begitu pun sebaliknya. Aku tahu semua kekangannya membuat aku
kuat sekarang. Dan sekarang ibu, ibu membutuhkan aku di sana, bukan uang yang dia inginkan
melainkan kebersamaan bersama anak-anaknya,

“Maafkan aku bu, aku sangat mencintaimu, semoga aku bisa berubah menjadi pribadi yang lebih
baik, Uang telah membutakan mataku, Gelar yang membuatku menutup hati dan menyangkal
bahwa aku masih membutuhkan ibu. Ibu Kota ramai bu, tapi lebih ramai saat berkumpul dengan
ibu, aku merindukanmu, sangat merindukanmu, Jika aku dapat meminta aku akan memilih
menjadi gadis kecilmu bu.. Ibu adalah pelita dalam kegelapan, dan aku berusaha untuk istiqomah
dalam hijrahku, karena aku tahu ini baik untuk diriku, untuk ibu dan agamaku,”

Cerpen Karangan: Ika Purnama Dewi


Blog: ikapdewi.blogspot.com

Air Wudlu
Cerpen Karangan: Ghofur
Kategori: Cerpen Islami (Religi)
Lolos moderasi pada: 8 November 2017

Aku sudah lama berbaring di kasur reot ini, satu minggu telah berlalu, namun sakitku tidak
kunjung membaik, satu demi satu nanah bermunculan di kulit lembutku, dokter, dukun, tabib
sudah didatangkan oleh papaku, namun penyakit enggan pergi.

“Kamu emang keras kepala shofi” Temanku Naila Habibi mengingatkanku kemarin.
“Jangan pernah kamu terjun ke lembah itu, tapi kamu ngeyel, rasain sekarang” lanjutnya.

Aku tak percaya soal mistis, apalagi yang bersifat konyol kaya begituan.
“Lembah itu kan indah Nail?”
“Bukan masalah indahnya, tapi hasil buruk yang ditimbulkan dari sana” Temanku meyakinkan
lagi.
“Besok aku akan ke rumah kyai Musthofa, coba tak tanya ke beliau perihal penyakitmu Shofi”
“Thank you sobat ”

Dua minggu tak bisa kubiarkan diriku terbaring di sini, muak campur marah mulai merasuk di
ubun-ubunku.
“kriiinngg.. kriinng..” ponselku mengagetkanku.
“Shofi.. gimana you punya kabar”
“Dasar kamu Nail, ke mana aja menghilang kok lama banget?”
Ternyata sobatku yang pagi-pagi sudah bikin aku tambah muak.
“Aku mencarikan obat untukmu” ujar Naila
“Ini demi kamu, aku habiskan uang ratusan ribu” lanjutnya.
“Serius?” tanyaku setengah percaya.

“Kemarin aku mencoba datang kepada kyai Musthofa, aku ceritakan perihal sakitmu, beliau
menjelaskan panjang lebar, namun…” putus suara sahabatku, aku tambah penasaran dibuatnya.
“Namun apa Naila?”
“Namun beliau tidak mampu mengobati”
“Apaa?”
“Tenang Shofi, kyai Musthofa menyarankan aku ke kyai Shobirin yang rumahnya di klaten sana,
insya Alloh beliau mampu katanya”
Aku mulai terdiam mendengarkan penjelasannya, dalam hatiku berpikir, begitu ikhlasnya
sahabatku ini mencarikan obat untukku, padahal jarak kota Blitar dan Klaten cukup jauh.

“Saya berangkat bersama kakakku ke Klaten untuk menemui kyai Shobirin”


“Trus, apa obatnya, cepetan ke sini dikau sayang” rengekku.
“Ok, entar siang aku ke rumahmu ndoro”

Aku tidak bisa tidur karena segera ingin mendapatkan ramuan dari temanku, pukul sepuluh telah
lewat, sebelas, dua belas.
“Assalam alaikum”
“Wa alaikum salam, masuk Naila” perintah ibuku.

Naila sering datang ke rumahku, dia satu-satunya temanku yang paling dekat dengan keluargaku,
hingga ibuku faham suara khas dari sobatku ini.
“Hai Shofi”
“Cepetan, aku sudah tidak sabar ingin meminum obat yang kamu bawa” pintaku.
“Tenang” jawabnya.
“Ini Shofi” Dia menyerahkan sebuah kertas putih bersih, pelan-pelan kubuka kertas itu, lalu
kubaca lirih.
“Sakitmu karena kamu telah lalai pada Tuhan, tidak rajin membersihkan diri, jika ingin sembuh,
basuhlah dirimu dengan air wudlu”.

Cerpen Karangan: Ghofur


Facebook: Ahmad Hasbulloh

Cerpen Air Wudlu merupakan cerita pendek karangan Ghofur, kamu dapat mengunjungi
halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

Gadis Bermata Mawar


Cerpen Karangan: Faldi Hidayah
Kategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 13 November 2017

Kulihat dirinya duduk menyendiri di sana. Di sebuah taman di kota, yang dipenuhi oleh ribuan
bunga mawar. Di bawah pohon sakura, dengan desahan angin yang sejuk membuat rambutnya
yang panjang menari-nari. Sambil memegang sebuah buku novel, ia terdiam membaca dengan
anggun. Ada dorongan dalam hati untuk mendekatinya, berkenalan dengannya. Tapi apa dayaku,
nyaliku yang mulai menciut membuatku tak berdaya, aku hanya terdiam. Sebegitu sulitnya kah
diriku untuk mendekatinya? Kukumpulkan keberanianku untuk mencoba berkenalan. Tapi dalam
waktu yang bersamaan, ia menutup bukunya, pergi meninggalkan tempat itu. Aku hanya berdiri
di sana, bak sebuah patung, terdiam sambil ditemani hembusan angin.

Sejak hari itu, aku tak bisa berhenti memikirkannya, sempat kugambar wajahnya hanya dengan
selembar kertas putih dan sebuah pensil gambar. Aku sendiri suka menggambar, mungkin hanya
itu yang bisa kulakukan. Kulihat hasil gambaranku tentang dia, aku sempat berfikir memberi
gambar itu sebuah judul, tapi entahlah, namanya pun tidak aku ketahui. Akhirnya kuberi
gambarku sebuah judul, “Gadis Bermata Mawar”. Ku membulatkan tekadku untuk bertemu
dengannya, berjanji pada diriku. Kuikut sertakan membawa gambar yang kubuat.

Pagi yang cerah kuawali seperti hari-hari biasa, tapi hari ini berbeda, aku merasa bersemangat
dan gugup bersamaan. Hanya dengan modal membawa tas selempang dan sebuah kamera, ku
berangkat menggunakan kereta ke taman itu. Aku berdiri terdiam di kereta, walaupun masih ada
banyak bangku yang kosong, sambil melihat keluar jendela yang berembun.

Sesampainya di sana, aku mendengar suara jeritan seorang perempuan yang berteriak. Tanpa
berfikir panjang, aku langsung pergi mencari suara itu. Tak disangka-sangka, ternyata sang gadis
lah yang berteriak meminta tolong! Ia tergeletak di tanah sambil menangis, dalam waktu yang
bersamaan, seorang lelaki pergi meninggalkan tempat kejadian. Kembali tanpa berfikir panjang,
aku mengejarnya. Ternyata, lelaki tersebut tengah membawa sebuah tas perempuan, sepertinya
itu milik gadis itu. Dengan secepat kilat kutendang kakinya hingga ia jatuh tersungkur. Beberapa
petugas keamanan pun datang dan mengamankan lelaki tersebut. Aku berlari kembali ke taman
untuk mengembalikan tas gadis itu, ia menangis di bawah pohon sakura. “Hai, maaf, ini tas
kamu ya?” ujarku sambil membungkuk berbicara padanya. “Iya ini punyaku! Makasih banyak
ya!” sang gadis jawab sambil menghapus air mata dari wajahnya. Dengan perlahan, sang gadis
mulai tersenyum, lalu berkata, “Makasih banyak ya udah mau nolongin aku. Namaku Intan,
namamu siapa?”. “Iya sama-sama, namaku Erga, salam kenal Intan” kujawab dengan bahagia.
Kami duduk dibawah pohon sakura sambil mengobrol, ku merasa begitu bahagia, serasa dunia
hanya milik kami berdua.

Semenjak hari itu, aku dan Intan mulai sering berkomunikasi, lewat pesan singkat bahkan
menelepon. Tiap menit ku menunggu balasan darinya, memang hanya 1-2 menit, tapi menunggu
bak serasa 1000 tahun.

Suatu sore, saat tengah berdiri di balkon apartemenku, kulihat sesosok wanita di apartemen
seberang, bukankah apartemen itu kosong? Mengapa wanita itu mirip dengan Intan ya? Mungkin
hanya perasaanku saja. Aku memutar badan dan bersandar pada pengangan yang ada di balkon
sambil memegang hp, mengirim pesan singkat pada Intan. Tak lama kemudian, Intan menelepon,
tapi anehnya, mengapa suaranya terdengar sangat dekat ya? Aku bingung. Intan berkata di
telepon, “Coba kamu nengok ke belakang”, aku pun terkaget. Ternyata wanita di apartemen
sebarang itu adalah Intan! Aku tak bisa berkata-kata. Si Gadis Bermata Mawar ternyata tinggal
deket sekali denganku! Senang sekali hati ini, mungkin hanya aku saja, tapi sepertinya Intan
tengah senyum-senyum sendiri sambil menutupi wajahnya yang memerah. Kamar kami juga
saling berhadapan, jadi kami dapat melihat satu sama lain dari jendela.

Tiap malam, hanya dengan modal sebuah papan tulis kecil dan sepucuk spidol, kami menulis dan
menunjukkan ke satu sama lain. Banyak candaan juga “pendekatan” dapat terasa selama itu.
Sesekali, aku dan Intan pergi ke taman, duduk di bawah pohon sakura itu. Sambil ditemani
burung yang bernyanyi, kami duduk di sana, berdua.
Tiap hari kami selalu bertemu, Intan biasa bangun pukul 9 pagi. Setelah bangun, dia akan pergi
ke balkon apartemennya sambil memegang gelas berisi minuman hangat. Di saat itu pula ku
mulai rutin menunggu kedatangannya, mengucapkan “Selamat Pagi” padanya sambil
melambaikan tangan dan dibuahi senyuman tulus. Sudah sering sekarang Intan mengajakku pergi
ke taman kota. Walaupun hanya untuk sekedar bersantai di sana, tapi serasa sangat spesial
bagiku. Duduk bersebelahan di bawah pohon sakura yang indah, kadang Intan suka tertidur di
pundakku sambil masih memegang buku novel kesayangannya. Tak dapat kutahan perasaan
cinta padanya, senyumannya yang manis, sifatnya yang baik dan penyayang, ku cintai semuanya
tentangnya. Oh Tuhan, inikah yang dinamakan cinta? Perasaan ini tak dapat kupendam.

Sudah hampir 3 minggu sekarang, Intan dan aku banyak menjalani waktu bersama. Kadang, aku
bermain ke apartemennya ataupun sebaliknya, ya paling sekadar menonton film atau makan
bersama. Memang hal yang kecil, tapi sangat indah bagiku. Pernah suatu ketika, saat aku tengah
berkunjung ke apartemen Intan, tiba-tiba hujan deras diluar. Lantas aku bingung bagaimana
caraku pulang ke apartemen. Hujannya begitu deras, walaupun jarak apartemen kami sangat
dekat, akan tetap berbahaya jika berada diluar karena angin begitu kencang. Intan pun berkata,
“Erga, di luar hujannya deras, anginnya kencang pula, mungkin sebaiknya kamu menginap di
sini, tidak apa-apa kok”. Aku terkaget, tak kusangka Intan mengatakan itu. Ya memang di luar
cuaca tengah mengamuk, jadi kuputuskan untuk menginap semalam. Aku tidur di ruang tamu
apartemen Intan, waktu kini menunjukkan pukul 2 pagi, di luar masih hujan ringan, tapi aku akan
kembali ke apartemen besok pagi saja, aku lelah.

Sambil bersandar melihat keluar balkon apartemen Intan, aku terdiam melihat pemandangan
kota. Intan sepertinya sedang tertidur pulas di kamar. Angin yang sejuk hampir membuatku
tertidur, tapi sebuah tepukan di pundak membuatku bangun, ternyata itu Intan. Kami berdiri di
sana dan berbicara sebentar, sambil menatap pemandangan kota yang dipenuhi cahaya. Sebelum
Intan kembali ke kamarnya, ia berpesan, “Eh Ga, besok kita ke taman yuk”. “Ayuk!” ku jawab.
Entah mengapa ada sesuatu yang membuatku terus berpikir. Biasanya Intan mengatakan itu
dengan santai, tapi mengapa sekarang seperti orang gugup ya? Mukanya juga agak merah,
seperti orang yang tengah menanggung rasa malu. Tak lama kemudian, aku tertidur pulas di
ruang tamu.

Keesokan paginya, aku kembali ke apartemen dahulu untuk bersiap-siap. Kemudian berangkat
bersama Intan ke taman. Sesampainya di taman, seperti biasa, kami membaca di bawah pohon
sakura langganan Intan. Suatu saat kemudian, aku pergi untuk membeli minuman, meninggalkan
tasku bersama Intan. Saat aku kembali, Intan tengah memangku tasku sambil memegang
beberapa kertas. Aku bingung itu kertas apa. Ternyata, kertas yang tengah dipegang Intan
merupkan hasil gamabaranku tentang Intan. Aku malu, tak dapat berkata-kata. Sambil melihat
Intan yang tersenyum, ia berkata, “Si Gadis Bermata Mawar, kira-kira ini siapa ya Erga?”
ucapnya. Aku tak dapat menjawab, serasa malu untuk berkata-kata. Namun pada akhirnya,
kubulatkan tekad dan berkata, “Iya Intan, kamulah si gadis bermata mawar itu”. Intan tersenyum
lebar, wajahnya memerah dan ia mulai menutupi wajahnya dengan kertas gambaranku.

Intan langsung memegang tanganku dan menarikku mendekati pohon sakura itu. Sambil
memegang sebuah kayu kecil, Intan mulai mengukir sesuatu di pohon tersebut. “Coba kamu
lihat…” ujar Intan dengan suara yang lembut. Kulihat ukirannya di pohon itu. Ia mengukir nama
kami bersebelahan di dalam sebuah hati.

Dan pada saat itu, di bawah pohon sakura yang indah, disaksikan oleh jutaan mawar, si gadis
bermata mawar menyebutkan kata, “Cinta”, untuk pertama kalinya.

Tamat

Berharap
Cerpen Karangan: Fitra Karuniawan
Kategori: Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 17 November 2017

Ditengah kesunyian malam, seorang Pria sedang menantikan sebuah balasan pesan singkat yang
dikirimkannya pada seorang wanita. Malam semakin larut, ia masih terjaga walaupun dengan
mata yang sedikit berat, semakin lama mulai beberapa kali menguap dengan mata yang sudah
sedikit sepat. Beberapa kali dirinya melihat ke arah telephone genggamnya, namun belum ada
balasan. Dering pesan mulai terdengar, namun bukan dari seseorang yang ia nantikan. Sampai
pada akhirnya ia terlelap karena merasa tak sanggup menahan lelah dan kantuk yang ia rasakan.

Keesokan harinya ia terlambat untuk bekerja, ia berfikir betapa bodoh dirinya menunggu hingga
larut malam seperti itu. Membuatnya membuang waktu istirahat dan membuat pekerjaannya pun
berantakan. Apa yang ia rasakan, apa yang ia lakukan, ia benar-benar tak habis fikir saat itu.
Kembali ke rumah dengan begitu lelah dan letihnya. Menjatuhkan diri dan segera berbaring di
tempat tidur yang serasa sangat nyaman saat itu. Ia mematikan telephone genggamnya agar tak
terganggu hal-hal lain.

Sampai pada saatnya ia terbangun dari tidur lelapnya. Betapa terkejut dirinya, ia merasa bahwa ia
tidur sangat lama, namun pada kenyataannya ia hanya tidur beberapa saat. Tak lama, ia bangkit
dari tempat tidur untuk mengganti pakaiannya yang masih mengenakan seragam kantor. Lalu ia
bergegas membersihkan dirinya agar lebih segar.

Setelah selesai, semua lelah dan rasa kantuk terasa hilang. Merasa bosan, ia pun meraih
telephone genggamnya, namun ia merasa ragu untuk menghidupkan telephonnya itu, ia takut
pesan dari wanita itu tak kunjung dibalas dan hanya menyebabkan dirinya merasa semakin
memikirkannya, namun jika tak dihidupkan bagaimana ia mengetahui wanita itu membalas atau
tidak.

Setelah beberapa lama ia mengalahkan keraguannya, namun kali ini ia tak salah, wanita itu
ternyata membalas pesannya. Betapa senang dan bahagianya ia saat itu, mereka pun terus
berbalas pesan hingga larut malam, sesekali ia melihat ke arah jam dan ingin menyudahi pesan
saat itu. Namun di pikirannya selalu menolak, karna kapan lagi mereka bisa melakukan hal
seperti itu. Setelah beberapa lama mereka pun mengakhiri kebahagiaan singkat itu.
Keesokan harinya ia lagi dan lagi terlambat untuk bekerja, ia benar-benar masih kelelahan.
Namun bedanya hari itu tidak ada penyesalan dalam dirinya, karena ia merasa bahwa malam itu
memang tak seharusnya dilewati begitu saja. Hari itu juga ia mengirim pesan untuk mengajak
bertemu dengan si wanita setelah bekerja. Hari itu pun seakan menjadi hari terbahagia dalam
hidupnya, karena si wanita menerima ajakannya. Pekerjaannya pun diselesaikan secara cepat.
Rasa lelah dan letih seperti hilang begitu saja, bahkan ia terlihat begitu bersemangat. Ia begitu
tak sabar bertemu dengan si wanita.

Sesuai dengan kesepakatan mereka berdua bertemu di sebuah mall. Waktu yang ia tunggu pun
datang. Namun dirinya terlihat sangat gugup, ia hanya sibuk dengan telephone genggamnya, atau
lebih tepatnya menyibukan diri dengan telephone genggamnya itu. Karena disaat itu pula si
wanita sedang bersama teman-temannya, ingin rasanya masuk dalam pembicaraan dan
mencairkan suasana. Namun tak bisa, karena ia bukanlah tipe orang yang terbuka, jelas saat itu
adalah posisi yang sulit untuk dirinya.

Saat yang dinanti pun akhirnya tiba, beberapa temannya nampaknya mengerti suasana yang
tengah ia alami, mereka memilih untuk pulang dan yang lain memilih untuk berkeliling di sekitar
mall.
Mereka pun akhirnya mengobrol dan bercanda bersama, betapa perasaannya sangat senang kala
itu. Tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, namun jelas terlihat di wajahnya. Waktu sudah
menunjukan larut malam, mereka pun pulang, tak lupa diantarnya si wanita.

Sesampainya kembali ke rumah ia langsung menuju tempat tidur yang menjadi landasan
kelelahannya. Dengan memandangi langit-langi kamar, ia benar-benar masih merasa tak percaya
dengan yang ia lewati malam ini. Wanita yang selalu ia impikan, dan harapkan setiap hari untuk
ia temui, malam ini ia mendapat kesempatan itu bertemu dengan bidadari dalam mimpinya .

Beberapa hari kemudian ia lewati dengan hubungan yang lebih intensif, ia pun tak
menyianyiakan kesempatan ini. Karena sifatnya yang terburu-buru ia pun langsung
mengutarakan perasaannya. Namun bukan secara terang-terangan, sedikit demi sedikit ia
memberi sebuah pertanda bahwa dirinya ingin menjalani hubungan spesial dengan si wanita.
Respon yang didapat terlihat begitu baik, sehingga dirinya mencoba untuk mengajaknya bertemu
kembali agar dapat mencurahkan perasaanya. Sampai di suatu pertemuan kedua. Untuk kali ini
mereka menghabiskan waktu yang cukup lama, mereka membaca novel, dinner, dan diakhiri
dengan menonton sebuah film.Yang uniknya adalah bahwa novel yang dibeli oleh si wanita dan
tema di film yang mereka lihat, sama dengan apa yang sedang dialami mereka saat itu.

Setelah pertemuan itu mereka pun semakin dekat. Sampai saat dimana ia menyatakan perasaaan
yang sesungguhnya, si wanita sebenarnya sudah mengetahui dan merasakan hal itu, karena si
wanita juga merasakan hal yang sama, namun ada sesuatu yang membuat ia tak bisa menjalani
ke hubungan yang selanjutnya. Walau merasa terpukul dan jatuh ke dalam sakitnya rasa kecewa,
namun ia merasa ada sesuatu harapan kecil, ia harus bisa mendapatkan wanita itu. Ini adalah
kesempatan yang tak bisa dipikir dua kali, ini harus menjadi kenyataan dari mimpi yang
selanjutnya.
Namun setelah beberapa pekan mereka lewati, dirinya merasa seperti menunggu dan berjuang
sendirian. Tak ada sesuatu tujuan pasti yang menjadi akhir, apalagi si wanita mengatakan bahwa
si wanita tak bisa memberi kepastian. Meski sudah mendapat penjelasan seperti itu, dirinya tak
menyerah untuk mendapatkannya. Mata hatinya telah tertutup rasa cinta yang begitu menggebu,
seakaan ia tak mengerti bahwa itu hanyalah penolakan halus yang terungkapkan.

Sedikit demi sedikit, perlahan demi perlahan ia mengerti hal tersebut. Sampai pada akhinrya,
dirinya mendapatkan alasan dan jawaban atas keraguannya. Si wanita mengatakan bahwa tak
bisa menjalani hubungan dengan dirinya karena tak ingin kecewa lagi. Pria itu pun seperti benar-
benar tertampar keras, betapa pengorbanan dan penantiannya sia-sia. Ia menganggap bahwa itu
alasan yang tak dapat ia fikirkan, karena ia tak sama dengan yang mungkin dulu pernah
mengecewakan si wanita. Akhirnya adalah ia sadar bahwa bukan saatnya lagi berharap kepada
seseorang yang tak mengharapkannya, dan tak berharap kepada seseorang yang tak bisa melihat
siapa dirinya sendiri.

Cerpen Karangan: Fitra Karuniawan


Blogk: Brainf7.blogspot.com
Fitra Karuniawan
Ingin menjadi penulis karena cara terbaik mengungkapkan perasaan adalah dengan cara menulis
untuk menjadi kenangan dimasa yang akan datang tak terlupakan.

Cerpen Berharap merupakan cerita pendek karangan Fitra Karuniawan, kamu dapat
mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

Ada 3 Tips dalam menulis paragraf pertama,

 Seperti halnya pembukaan film, buatlah seakan-akan kita berada di tempat kejadian.
 Buatlah hal yang dapat mengejutkan pembaca.
 Berusaha agar dapat memberitahu keseluruhan cerita Anda dalam satu paragraf pertama.
Ketika Bingung Menemukan Ide Menulis, Ini
yang Saya Lakukan!
Oleh : Asep Zefhy

Karena hobi saya adalah menulis, maka hampir setiap harinya memang selalu ada saja yang saya
tulis, entah itu mengenai pengalaman pribadi, menulis puisi atau menulis artikel SEO untuk
website.

Apa lagi saya memang seorang blogger, menulis menjadi hal yang wajib untuk selalu dilakukan.

Kegiatan ini tentu saja menyita waktu saya.

Karena untuk mendapatkan tulisan yang bagus, memerlukan waktu yang tidak sebentar.

Bukan hanya waktu, untuk mendapatkan ide menulis yang sesuai dengan topik artikel ternyata
lebih menyita otak dan pikiran saya.

Dan ini yang kerap menjadi persoalan ketika dihadapkan pada situasi dimana saya sama sekali
tidak bisa berpikir untuk menemukan ide menulis.

Nah, dengan pengalaman-pengalaman seperti itulah akhirnya saya menemukan solusinya


sekarang sehingga bisa dengan mudah mendapatkan ide-ide dalam menulis.

Bukan hanya wawasan luas serta informasi yang banyak saja untuk bisa menciptakan gagasan
dalam setiap tulisan saya, namun kreatifitas yang tinggi sangat dibutuhkan supaya hasil tulisan
bisa lebih bermakna dan tentu saja disukai oleh banyak orang.

Mencari inspirasi menulis saat membuat tulisan yang baik bisa muncul dari mana saja.

Inilah yang akan saya uraikan di bawah ini.


Bagaimana Cara Mencari dan Menemukan Ide Menulis
Ada 12 cara mendapatkan ide menulis yang kesemuanya didasari dari pengalaman pribadi saya,
dan saya akan membagikannya untuk Anda.

1. Menonton Acara Televisi

Menghabiskan waktu depan komputer tentu saja akan


membuat Anda penat. Pikiran akan terasa mumet dan tidak lagi bisa berpikir bagus.

Apalagi jika harus memikirkan dan mencari ide-ide untuk menulis, rasanya mustahil bisa
berhasil.

Menonton acara di televisi dapat sedikit merefresh otak Anda dari kepenatan. Cabalah menonton
hal-hal yang ringan namun bermanfaat.

Biasanya, ketika pikiran dan otak kita mulai merasakan ketenangan maka secara otomatis
seluruh bagian tubuh akan terasa lebih segar dan tentu saja rileks.

Nah, pada tahap inilah secara tidak sadar pikiran kita dapat dengan cepat menampung semua
pesan yang tersampaikan lewat acara-acara televisi yang kita tonton tadi.

Dari sini sering kali ide-ide untuk menulis mulai tergambar. Tinggal bagaimana Anda bisa
merealisasikan gambaran-gambaran dipikiran tadi dapat dicurahkan melalui tulisan.

Atau,

Anda bisa bertanya pada diri sendiri mengenai tujuan Anda menulis. Apakah Anda mencoba
untuk menghibur? Apakah Anda ingin memberikan informasi?

Pilihlah acara televisi sesuai tujuan Anda menulis.

2. Membaca Buku
Cara ini yang sering saya lakukan. Membaca buku ..

Banyak manfaat yang dapat Anda rasakan ketika membaca buku menjadi satu kebiasaan. Salah
satunya bisa menambah wawasan dan pengetahuan.

Bukan hanya itu, dengan membaca buku dapat menjadikan pikiran lebih nyaman dan terasa
santai.

Ada hal yang begitu baik lagi ternyata, sering membaca buku dapat memberikan banyak ide
menulis kreatif. Itu juga yang saya bisa rasakan manfaatnya.

O iya, menurut saya orang yang suka menulis biasanya juga hobi membaca. Untuk itu, menulis
dan membaca mempunyai hubungan yang sangat erat tentunya.

Intinya, Membaca buku dapat membuat kita menemukan berbagai inspirasi dan ide unik sebagai
bahan tulisan.

3. Berdiskusi

Berdiskusi dapat menjadi alternatif agar Anda bisa


menemukan ide untuk menulis. Tentu saja, Anda harus cermat dalam memilih partner diskusi ini.

Dalam hal ini Anda bisa mengajak orang-orang terdekat disekitarnya seperti anggota keluarga,
teman atau bahkan pacar.

Ajaklah mereka diskusi mengenai satu atau beberapa topik pembahasan.

Dengan diskusi akan terjadi tukar menukar pendapat dan transfer pemikiran dan ide.

Dari sinilah ide menulis bisa didapatkan. Selanjutnya tugas Anda adalah menuangkannya dalam
tulisan.
4. Blogwalking

Mengunjungi blog orang lain menjadi salah satu kegiatan yang


sering dilakukan seorang blogger, mungkin saja termasuk Anda.

Ini yang sering juga saya lakukan untuk mencari beberapa ide menulis.

Dengan cara blogwalking inilah biasanya banyak bermunculan ide unik untuk sebuah bahan
tulisan yang akan dibuat.

Biasanya saya mengintip beberapa judul postingan dari beberapa blog tersebut, lalu coba
diseleksi dengan beberapa pertimbangan, antara lain:

 Sesuai dengan apa yang saya pahami dan kuasai


 Sesuai niche blog
 Banyak dicari

5. Mengingat Pengalaman Sendiri

Pengalaman bisa menjadi ide unik dalam menciptakan


tulisan kreatif.

Coba Anda pikirkan tentang perjalanan hidup yang telah dilewati, pikirkan dan pilih beberapa
yang menurut Anda mempunyai sisi menarik dan ada manfaat yang dapat diambil dari
pengalaman tersebut sehingga akan berguna untuk setiap pembacanya nanti.

Banyak sekali penulis yang memulai karirnya sebagai penulis profesional dengan menuliskan
segala hal mengenai pengalaman pribadi dalam hidupnya.
Lalu dikemas sebaik mungkin sehingga tulisan menjadi sangat menarik bahkan sering kali
dijadikan sebagai refrensi atau motivasi untuk orang lain.

Adakah pengalaman menarik Anda dalam hidup? Mulailah menuliskannya dari sekarang.

6. Menulis tentang Hobi

Menemukan ide menulis dengan cara mengenali dan


coba memikirkan tentang hobi Anda.

Itu adalah hal yang juga menarik untuk dipaparkan dalam sebuah tulisan kreatif.

Tentu saja semua orang mempunyai hobi. Entah itu olahraga, memancing, memasak atau hobi
touring.

Jika Anda coba menggali dan menjadikan hobi Anda menjadi satu gagasan atau ide menulis
maka tentu saja akan menjadi lebih bermanfaat.

Bisa saja hobi jalan-jalan atau berwisata tadi menjadi bahan untuk tulisan-tulisan unik Anda.
Seperti halnya banyak penulis wisata yang bisa menciptakan sebuah karya tulis yang sangat
menarik dan inspiratif.

7. Tentang Kemampuan yang dikuasai

Anda akan merasa lebih baik menuliskan sesuatu yang


benar-benar dipahami, dengan begitu Anda dapat menguraikannya dengan bebas dan yakin
sehingga akan menciptakan sebuah tulisan yang kreatif dan mampu memberikan informasi
dengan benar.

Bayangkan, jika Anda memaksakan menulis dengan topik yang tidak Anda kuasai. Itu akan
terasa sangat berat dan sudah pasti sulit untuk mendapatkan satu tulisan yang baik.
Parahnya lagi hasil tulisan Anda tidak enak saat dibaca dan akan terkesan mengada-ada atau
bahkan aneh. Dampaknya, pembaca akan merasa kecewa dan menganggap Anda tidak ahli
dalam hal menulis.

Untuk itulah, dengan memikirkan kemampuan yang Anda kuasai maka Anda akan mudah
mendapatkan dan menghasilkan ide-ide menulis yang unik dan kreatif.

8. Perhatikan Trending topic

Hal yang sedang populer dibicarakan publik di dunia digital


merupakan salah satu cara yang bisa Anda gunakan untuk menemukan ide menulis.

Serius ..

Lihat dan cermatilah topik apa saja yang sedang trend atau sedang ramai dibicarakan, misalnya
dengan mengamati netizen di twitter.

Anda dapat melihat TTI (Trending Topic Indonesia). Pilihlah trending topic yang sesuai dengan
minat dan niche blog Anda. Tulislah salah satu trending topic yang Anda anggap paling menarik
untuk dijadikan sebuah artikel pada blog.

9. Hirup Udara Segar di Luar Rumah

Sepertinya yang satu ini adalah hal yang paling sering


saya lakukan ketika saya merasa bingung dan buntu saat mencari dan mendapatkan ide menulis.

Menghirup udara segar di luar rumah menjadi salah satu alternatif yang paling mudah dilakukan
namun berdampak baik pada otak dan pikiran.
Rasa penat dan bosan ketika harus berlama-lama di dalam kamar akan menjadikan suasana otak
dan pikiran kita menjadi tidak fokus, sehingga saat Anda memikirkan tentang ide menulis malah
yang terjadi adalah ketidaktahuan dan rasa cape yang justru mendera.

Saran saya, luangkan beberapa saat waktu untuk berjalan-jalan diluar sekitar rumah Anda,
menghirup udara segar dan coba lihat perlahan sekeliling Anda.

Suasana dan udara yang berbeda akan memberikan satu pemikiran yang tentunya lebih fresh
dibandingkan saat di dalam kamar tadi.

Biasanya, ide menulis akan lebih mudah didapatkan bahkan diluar dugaan Anda sebelumnya.

10. Rekreasi

Mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan


bisa membuat pikiran lebih terbuka dan terlepas dari segala kepenatan yang ada.

Bila pikiran sudah kembali tenang, segar dan terbuka kembali maka dengan sendirinya pikiran
akan lebih mudah menemukan ide-ide kreatif untuk menulis.

Bukan tidak mungkin, justru di tempat rekreasi itulah gagasan itu muncul dengan melihat
suasana dan keadaan yang ada.

Pastinya, rekreasi lebih untuk me-refresh pikiran dan tubuh dari segala kepenatan yang ada
sehingga membuat pikiran yang tadinya sulit bekerja akan terasa lebih rileks dan santai lagi.

saya percaya, dengan cara ini maka akan lebih mudah dalam menemukan ide menulis Anda.

11. Kunjungi Wikihow


Entah apa alasannya.

Jika saya merasa kehabisan ide saat ingin menciptakan sebuah tulisan maka mengunjungi
Wikihow menjadi satu kebiasaan yang sering saya juga lakukan.

Dan Wikihow menjadi salah satu situs pavorit saya.

Banyak gambaran-gambaran yang bisa dilakukan setelah mengunjungi situs ini.

Dengan mengintip judul-judul yang ada sering kali ide menulis akan datang bermunculan entah
bagaimana caranya.

Seperti yang tertulis jelas di halaman utama Wikihow Indonesia :

Kami berupaya membantu semua orang di seluruh dunia belajar cara melakukan apapun.

Jika Anda penasaran cobalah untuk sekedar berkunjung dan melihat-lihat, mungkin hal itu akan
membantu dalam menemukan ide menulis Anda.

12. Istirahat dan Tidur

Ini adalah cara paling terakhir ketika sulit menemukan


ide-ide menulis.

Istirahat dan tidur adalah pilihannya ketika kita dihadapkan pada situasi yang sulit dimana otak
dan pikiran kita sudah benar-benar lelah dan cape.
Biasanya, saat bangun nanti pikiran akan lebih santai dan rileks lagi sehingga diharapkan ide
atau gagasan mengenai tulisan yang akan dibuat akan lebih mudah didapatkan.

Bagaimana menurut Anda, mau mencoba?

Pada dasarnya ide menulis akan muncul ketika hati, otak dan pikiran kita terasa tenang.

Karena itu, selalu jaga dan ciptakan suasana yang lebih sehat dan fresh.

Cara menemukan ide menulis di atas tadi adalah yang sering saya lakukan dan semoga informasi
tadi bermanfaat untuk Anda.

Jika Anda ingin menambahkan beberapa cara menemukan ide menulis, silahkan tuliskan pada
kolom komentar.

Menulis adalah hal yang cukup menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai