Anda di halaman 1dari 15

Peran CSR (Corporate Social Responsibility) dalam Membangun Citra

Perusahaan

Abstrak

Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Dalam menjalankan lini usahanya, saat ini perusahaan tidaklah berorientasi
pada aspek keuntungan finansial semata demi keberlangsungan usahanya, namun
perusahaan juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Dasar
pemikirannya adalah menggantungkan semata-mata pada kesehatan finansial tidak
menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).
Keberlanjutan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan aspek terkait
lainnya, yaitu aspek sosial dan lingkungan ( Rudito, Budiman, Prasetijo: 2004).
Perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi demi
pertumbuhan dan keberlanjutan usaha. Artinya, CSR tidak lagi dipandang sebagai
biaya tetapi laba di masa yang akan datang. Logikanya bila CSR diabaikan,
kemudian terjadi suatu insiden maka biaya yang dikeluarkan untuk
bertanggungjawab terhadap insiden tersebut lebih besar dibandingkan dengan
penghematan biaya atas alokasi CSR. Belum lagi risiko non-finansial yang
berpengaruh buruk pada citra koorpirasi dan kepercayaan masyarakat pada
perusahaan.
Terdapat contoh kasus CSR yang dapat mempengaruhi citra perusahaan.
Kasus lumpur panas Porong, kendala CSR terletak pada komitmen perusahaan.
Jika perusahaan tidak memiliki komitmen terhadap lingkungan sekitar, maka
tanggung jawab dan kepedulian sosial itu pun juga tidak ada. Selain itu, masalah
program juga menjadi kendala perusahaan dalam menjalankan kepedulian sosial.
Banyak perusahaan memiliki komitmen tinggi terhadap masalah-masalah sosial,
namun program yang dilaksanakan tidak berdasarkan pada ketulusan, namun
hanya untuk popularitas semata. CSR merupakan keharusan bagi perusahaan yang
ingin terus berkembang. Komitmen yang diimplementasikan dalam bentuk
program CSR dapat mencegah munculnya gesekan sosial yang dapat merugikan
perusahaan maupun masyarakat. Bila CSR dilaksanakan dengan baik, akan
berdampak positif terhadap keberlangsungan usaha. Selain itu, CSR pun dapat
menjadi bagian dari pembangunan citra perusahaan. Di negara-negara maju, CSR
merupakan salah satu prasyarat bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan
pinjaman dari bank. Saat ini masih banyak perusahaan yang melakukan CSR
hanya sebagai peredam gejolak, dan ini mempunyai banyak risiko seperti
menciptakan ketergantungan, psikologi ''tak pernah cukup', dan tidak mendidik,
tidak terprogram, dan tidak akan berkelanjutan. (Retnaningsih, Hartini. 2015.
Permasalahan CSR dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat).
Jika dilihat dari kasus diatas, masalah CSR yang timbul karena kurangnya
perhatian dari perusahaan akan memberikan dampak yang sangat besar, tidak
hanya dampak finansial dimana keuntungan dalam aspek bisnis akan berubah
menjadi kerugian yang berlipat, tetapi masalah CSR yan timbul pun akan
berdampak pada citra perusahaan. Oleh karena itu, masalah CSR tidak bisa
dianggap sepele oleh suatu perusahaan, bukan semata-mata untuk memenuhi
peraturan yang diatur dalam UU No.22 Tahun 2001 maupun UU No.40 Pasal 74
Tahun 2007.
Terdapat tiga alasan penting perusahaan harus menerapkan CSR (Wibisono:
2007). Pertama, perusahaan merupakan bagan dari masyarakat dan oleh
karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat.
Perusahaan harus menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan
lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial berfungsi sebagai kompensasi atau upaya
imbal balik atas penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh
perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai
kompensasi sosial karena timbul ketidaknyamanan (discomfort) pada
masyarakat.Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan
yang bersifat simbiosis mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat, setidaknya izin untuk melakukan operasi yang sifatnya kultural.
Wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada
masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan
citra dan performa perusahaan.Ketiga, kegiatan CSR merupakan salah satu cara
untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu
bisa berasal akibat dari dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan
struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen
perusahaan.

Teori yang Digunakan

Kotler (2000) mengungkapkanbahwa citra merupakan seperangkat


keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek. Citra
berkaitan erat dengan suatu penilaian, tanggapan, opini, kepercayaan publik,
asosiasi atau simbol-simbol tertentu terhadap suatu perusahaan. Menurut Ardianto
dan Soemirat (2004), citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatuaktivitas. Sedangkan menurut
Alma (2004), citra adalah kesan, impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada
publik mengenai perusahaan, mengenai suatu obyek, orang atau lembaga.
Menurut Weiwei (2007), Corporate Image adalah kesan-kesan yang
dimilikioleh publik terhadap perusahaan. Jefkins(Semuel dan Wijaya:2008)
menyatakanbahwa Corporate Image adalah citra darisuatu organisasi secara
keseluruhan, jadibukan citra atas produk danpelayanannya. Sedangkan menurut
Ruslan (Semuel dan Wijaya:2008), Corporate Image bersifat abstrak
tetapiwujudnya bisa dirasakan dari penilaian,baik semacam tanda penghargaan
danrasa hormat dari publik terhadapperusahaan yang dilihat sebagai suatubadan
usaha yang baik, dipercaya,professional, dan dapat diandalkan dalampemberian
pelayanan yang baik.
Menurut Smith (Roslina:2009), faktor yang mempengaruhi citra
perusahaan (corporate image) adalah: (a) Produk atau jasa, termasuk kualitas
produk dan kepedulian terhadap konsumen (b) Tanggung jawab sosial,
keanggotaan perusahaan, perilaku etis, dan masalah kemasyarakatan. (c)
Lingkungan, termasuk kantor, showroom dan pabrik. (d) Komunikasi termasuk
periklanan, hubungan masyarakat, komunikasi personal, brosur, dan program
identitas perusahaan (corporateidentity program).

Menurut Ulrich dan Eppinger (Hutapea:2012), beberapa faktor yang


mempengaruhi citra suatu organisasi adalah: (a) Kepemimpinan (leadership).(b)
Kebijaksanaa dan strategi (policy and strategi). (c) Kebijaksanaa sumber
dayamanusia (personnel policy). (d)Pengelolaan kekayaan (assetmanagement). (e)
Pengelolaan proses (process management). (f) Kepuasankonsumen (costumer
satisfaction). (g) Kepuasan karyawan (employeesatisfaction). (h) Tanggung jawab
sosial (societal responsibility). (i) Hasil usaha (business result/profit).
Menurut Suharto (2008), CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen
tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial,
melainkan juga untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga dan berkelanjutan. Menurut The WorldBusiness Council for
Sustainable Development (WBCSD) dalam Ruditodan Famiola (2007), Corporate
Social Responsibility adalah komitmen bisnisuntuk berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan,
keluarga karyawan tersebut, berikut komunitaskomunitas setempat dan komunitas
secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan.
Konsep CSR diibaratkan seperti kuil/candi Yunani dengan tiga pilarnya,
mencerminkan tiga dimensi CSR, yaitu: (a) Dimensi ekonomi, meliputi dampak
ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Dimensi ini
sering disalahartikan sebagai masalah keuangan perusahaan sehingga dimensi ini
diasumsikan lebih mudah untuk di implementasikan daripada dua dimensi dari
lainnya, yaitu dimensi sosial dan lingkungan. Dimensi ekonomi tidak sesederhana
melaporkan keuangan/neraca perusahaan saja, tetapi juga meliputi dampak
ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional
perusahaan di komunitas lokal dan pihak-pihak yang berpengaruh terhadap
perusahaan lainnya. Kunci sukses dari dimensi ekonomi adalah economic
performance/kinerja keuangan perusahaan. (b) Dimensi sosial,merupakan dimensi
yang terbaru daripada dimensi lainnya dan menjadi perhatian utama bagi beberapa
perusahaan saat ini. Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab
terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Inti dari dimensi sosial sebenarnya adalah respect for
people atau menghargai orang lain. (c) Dimensi lingkungan. Banyaknya
perusahaan manufaktur pada saat ini, memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan. Oleh sebab itu, inti dari dimensi ini adalah management of
environment atau bagaimana perusahaan bertindak agar dapat mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan (Semuel dan
Wijaya:2008).
Sedangkan menurut Carrol dalam Suharto (2009), dimensi CSR terdiri
dari:(a) Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. (b)
People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.
Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa
bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan,
penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang
berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat. (c) Planet. Perusahaan
peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan hayati. Beberapa program
CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan
hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan
pariwisata (ekoturisme).
Menurut Kotler dan Lee (2005), CSR yang diterapkan secara tepat, baik
dibidang ekonomi, sosial maupun lingkungan, akan dapat memberikan banyak
keuntungan bagi perusahaan, salah satunya adalah mampu meningkatkan
Corporate Image. Sedangkan menurut Corporate Forum forCommunity
Development (CFCD) dalam Ambadar (2007), CSR sangat penting, tidak hanya di
masyarakat melainkan juga perusahan itu sendiri. CSR dapat mencegah dampak
sosial lebih buruk, baik langsung atau tidak langsung atas kelangsungan usaha,
karena gesekan dengan komunitas sekitar. CSR juga merupakan bagian dari
pembangunan citra perusahaan. CSR merupakankeharusan bagi perusahaan bila
ingin terus maju dan berkembang.

Pembahasan

1. Corporate Social Responsibilty Bagi Perusahaan


Wacana mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility) kini telah menjadi sentral pembicaraan dan bahkan menjadi
pembahasan yang cukup populer. Karena itu semakin banyak perusahaan yang
mulai menggubris perbincangan terkait tanggung jawab sosial perusahaan, tidak
sekedar hanya untuk formalitas saja, kini banyak perusahaan yang sudah
menyadari esensi dan manfaat dari melakukan CSR (Corporate Social
Responsibility).
Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan untuk
mempertahankan keberlanjutan (sustainability) usahanya dan bukan lagi
dipandang sebagai suatu kegiatan yang hanya akan menambah biaya (cost)
melainkan sebagai suatu kegiatan yang nantinya akan memberikan keuntungan
(profit) dimasa yang akan datang. Program CSR merupakan komitmen perusahaan
untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). Masyarakat mempertanyakan apakah keuntungan-keuntungan yang
diraih perusahaan hanya akan diputar kembali untuk kegiatan usaha nya, mereka
mulai menyadari dan menuntut bahwa perusahaan tidak hanya menyediakan
barang dan jasa tetapi dituntut untuk melakukan tanggung jawab sosial.
Penerapan program CSR disuatu perusahaan merupakan salah satu
perwujudan konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate
Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai pedoman untuk mengatur
hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders). Konsep ini
mencakup berbagai kegiatan dan tujuannya adalah untuk mengembangkan
masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat didalam dan
diluar perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, meski perusahaan
hanya memberikan kontribusi sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi
diharapkan mampu mengembangkan dan membangun masyarakat dari berbagai
bidang.
Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable
Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan
berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat luas. Definisi lain, CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk
menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan
dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi (Warta
Pertamina, 2004). Sedangkan Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan CSR
sebagai komitmen bisnis untuk berperan untuk mendukung pembangunan
ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan
masyarakat luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara
yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.
Dalam prinsip responsibility, yang harus diutamakan adalah kepentingan
stakeholders perusahaan. Di sini perusahaan diharuskan memperhatikan
kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan nilai tambah (value added)
dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara
kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya. Sedangkan stakeholders
perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
eksistensi perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah karyawan, konsumen,
pemasok, masyarakat, lingkungan sekitar, dan pemerintah sebagai regulator.
Dalam CSR perusahaan tidak hanya berpacu dalam single bottom lone saja yaitu
nilai perusahaan (corporate value) yang berorientasi pada kondisi keuangan
(Financial) tetapi CSR harus berpacu pada triple bottom lines. Dimana bottom
lines lainnya selain finansial juga adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi
keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin
apabila, perusahaan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Sering kita
jumpai bagaimana reaksi masyarakat terhadap perusahaan yang tidak
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan (Idris,2005).

2. Citra Perusahaan
Jefkin menyatakan “Citra adalah suatu kesan yang didapat berdasar pada
pengetahuan dan pengertian seseorang mengenai fakta-fakta atau kenyataan
(Soemirat dan Ardianto, 2003: 114)”.“Citra perusahaan adalah suatu kesan atau
gambaran dari sebuah perusahaan di mata masyarakat luas yang terbentuk
berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman mereka pribadi (Adona,
2006:107)”.“Citra dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif
(Sukatendel dalam Soemirat, 2003: 113)”.
Hal ataupun sesuatu yang dapat meningkatkan citra perusahaan yaitu
melalui keberhasilan perusahaan dan sejarah atau riwayat perusahaan. Dengan
demikian, citra suatu perusahaan merupakan representasi dari suatu lembaga
dengan harapan mampu mendorong citra perusahaan yang positif. “Hal yang bisa
dan harus dilakukan oleh perusahaan melalui upaya-upaya humasnya adalah
membangun suatu citra yang sebenarnya (Adona, 2006: 108)”.

Jenis – Jenis citra

Citra dapat dibagi menjadi 4 jenis menurut Frank Jefkins, dalam buku Essential of
Public Relations yang dikutip oleh Soemirat. Dalam kutipan tersebut Frank
Jefkins menuturkan jenis-jenis citra sebagai berikut:

1. the mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen
terhadap public eksternal dalam melihat perusahaannya.
2. The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada public
eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya
informasi dan pemahaman public eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan
dengan mirror image.
3. The wish image (citra yang diinginkan), manajemen menginginkan
pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru
sebelum public eksternal memperoleh informasi yang lengkap.
4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu kantor
cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra yang
belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau
perusahaan.
5. The multiple image (citra majemuk), yaitu banyaknya jumlah pegawai
(individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi
dapat memunvulkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra
organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra tersebut harus
ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakan secara
keseluruhan.

Peran citra

Menurut Shirley Harrison informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan


meliputi empat elemen sebagai berikut:

1. Personality

keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami public sasaran seperti


perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab
sosial.

2. Reputation

Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini public sasaran berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi seluruh
bank.

3. Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan
seperti sikap manajemen yang perduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat
terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.

4. Corporate identity

Komponen – komponen yang mempermudah pengenalan public sasaran terhadap


perusahaan seperti logo, warna dan slogan.

3. Membangun Citra Perusahaan Melalui Program CSR

Biasanya tujuan suatu perusahaan didirikan dan melakukan kegiatan


operasional adalah semata-mata untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya dan meningkatkan citra perusahaan dimata stakeholders dimana citra
perusahaan menjadi penjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan
(sustainability) bila perusahaan tidak hanya berorientasi pada aspek finansial saja
tetapi juga memberi perhatian pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan sekitar.
Pemahaman masyarakat juga semakin meningkat dalam menilai bagaimana
kontribusi suatu perusahaan terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Selama ini, CSR di identikkan dengan sebarapa besar uang yang
dikeluarkan oleh perusahaan.

CSR tidak hanya dilihat dari besarnya uang yang telah diberikan
perusahaan, nilai intangible juga sangat penting terkait dengan sejauh mana
perusahaan aktif dan proaktif dengan lingkungan. Berdasar pada hal tersebut saat
ini beberapa perusahaan telah melaksanakan program CSR sebagai suatu
komitmen dan tanggung jawab perusahaan dalam berkontribusi aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan hidup dan diharapkan memperoleh dukungan dari
masyarakat luas dan berdampak positif terhadap citra perusahaan (Untung, 2008:
100).
Dalam News Of PERHUMAS (2004) disebutkan, bagi suatu perusahaan,
reputasi dan citra korporat merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai
harganya. Oleh karena itu segala upaya, daya dan biaya digunakan untuk
memupuk, merawat serta menumbuhkembangkannya. Beberapa aspek yang
merupakan unsur pembentuk citra & reputasi perusahaan antara lain; (1)
kemampuan finansial, (2) mutu produk dan pelayanan, (3) fokus pada pelanggan,
(4) keunggulan dan kepekaan SDM, (5) reliability, (6) inovasi, (7) tanggung
jawab lingkungan, (8) tanggung jawab sosial, dan (9) penegakan Good Corporate
Governance (GCG).

4. Manfaat Implementasi CSR pada Perusahaan


Mengimplementasikan CSR dalam sebuah perusahaan ketika menjalankan
usahanya akan membawa manfaat tersendiri yang akan dirasakan oleh perusahaan
tersebut. Menurut Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan yang berupaya
menerapkan CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi
danbrandimage perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate,
mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya,
membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan
dengan stakeholders, memperbaiki hubungandengan regulator, meningkatkan
semangat dan produktivitas karyawan sertaberpeluang mendapatkan penghargaan.
Sementara menurut Sukada, dkk (2006), manfaat CSR bagi perusahaan-
perusahaan yang mengimplementasikan CSR dengan baik, akan berkesempatan
mendapatkan sumberdaya manusia terbaik, produktivitas pekerja di perusahaan
bereputasi baik dicatat lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang bereputasi
lebih rendah selain juga jauh lebih loyal, mendapatkan kesempatan investasi yang
lebih tinggi di masa depan, dan sebagainya.
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka

Rudito, Bambang & Budimanta, Arif (2003). Metode dan Teknik Pengelolaan
Community Development. Jakarta : ICSD

Wibisono, Yusuf (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho
Publishing

Retnaningsih, Hartini (2015). Permasalahan Konsep dalam Rangka


Pemberdayaan Masyarakat.

Kolter, Philip (2000). Marketing Management (The Mellenium Edition). New


Jersey : Prentice-Hell, Inc. Upper Saddle River.

Weiwei, Tang (2007). Impact Corporate Image and Corporate Reputation on


Customer Loyalty : a review management science and Engineering. Hlm
57-62.

Semmuel, Hatane & Elianto Wijaya (2008). Corporate Social Responsibility,


Purchase Intention dan Corporate Image pada Restoran di Surabaya
dari Perspektif Pelanggan. Jurnal Manajemen Pemasaran. (Vol 3, No.1).
Hlm 35-53.

Rosalina (2009). Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek terhadap


Pembelian Produk. Jurnal Bisnis & Manajemen. (Vol. X No.2). Hlm
200-215.
Hutapea, Kenal (2012). Pengaruh Citra dan Perilaku Konsumen terhadap
Keputusan Menggunakan Jasa di PT. Garuda Plaza Hotel Medan. Jurnal
Ilmiah Profesional Indonesia.

Suharto, Edi (2008). Corporate Social Responsibility : What is and Benefit for
Corporate. CSR 2008. Hlm 1-11.

Yenti, Anofrida. Pengaruh Penerapan Program Corporate Social Responsibilty


terhadap Citra Perysahaan PT. Semen Padang.

Buchari, Alma (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :


Alfabeta.

Adona, Fitri (2006). Citra dan Kekerasan Simbolik dalam Iklan Perusahaan di
Televisi. Padang : Andalas University Press.

Soemirat, Ardianto (2003). Dasar-dasar Public Relation. Bandung : Rosda.

Vegawati, Kumadi & Fanani (2015). Pengaruh Program Corporate Social


Responsibility (CSR) Terhadap Citra Perusahaan.

Untung, Hendrik (2008). Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra


Perusahaan (Survey pada Warga Sekitar PT. Bantoel Prima, Karanglo
Malang). Malang : University Brawijaya.

Internet

blogchelsealovers.blogspot.co.id/2015/12/artikel-tentang-csr-corporate-sosial.html

https://semangatkuliahnya.werdpress.com/2016/01/24/pengertian-citra-
perusahaan-dan-manfaatnya/

http://www.rahmatullah.net/2010/05/masalah-pengelolaan-program-
corporate.html
http://martazulfika.blogspot.co.id/2014/11/contoh-perusahaan-yang-menerapkan-
csr.html

Anda mungkin juga menyukai