Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai salah
satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan
kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi
klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.

1.2 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui fungsi dan peran perawat di lingkungan keluarga.
2. Untuk mengetahui fungsi dan peran perawat di lingkungan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian
dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas
perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui
dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung
keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan
keluarga untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan
sebgaian waktu bekerja di rumah pasien d/an bersama keluarganya. Keperawatan
keluarga dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena
keluarga merupakan subyek.
2.2 Peran Perawat

Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap


seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi
oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi
keperawatan yang bersifat konstan.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan
pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada
klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain
itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan
perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.

2. Pembuat Keputusan Klinis


Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat
membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap
situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan
kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi
melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat
melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam
menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi
tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik
baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang
umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan
klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu
klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota
tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok
yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan
perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan
berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan
keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer
(Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan
tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan
pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan
dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang
memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya
perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi
ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan
factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah
klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran.
Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang
direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10.Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.

2.3 Fungsi Perawat


Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan
harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam
memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk
memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan
mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi
dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).

Hak-Hak Klien antara lain :


1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok

2.4 Konsep Keperawatan Keluarga

Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di europe yang merupakan praktek


keperawatan termodern saat ini adalah :
• Promoting and protecting people health. Merupakan perubahan pradigma dari cure menjadi
care melalui tindakan preventif.
• Mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .
Peran perawat keluarga menurut WHO Europe tahun 2000 adalah :
• Health educator (pemberi pendidikan kesehatan)
• Coordinator (Conector) mengatur perencanaan program-program atau merancang intervensi
yang akan dilaksanakan. Contoh merencanakan klien untuk dirujuk ke tim medis lain.
• Provider / caregiver memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
• Health Promotion (home care & home visit)
• Consultant penasehat dan memberi saran jika diminta oleh klien
• Collaborator berkolaborasi dengan tim medis lain untuk tujuan kesembuhan klien.
• Fasilitator contohnya memfasilitasi keluarga yang kurang mampu untuk memperoleh
jamkesmas.
• Case founder penemu kasus
memodifikasi
• Enviromental modifier lingkungan baik berupa fisik, psikis, maupun perilaku dan gaya hidup.

Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan saran tentang gaya hidup,
perilaku beresiko. dengan pengkajian dapat mendeteksi awal penyakit sehingga dapat
memberikan intervensi terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor sosial ekonomi
yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga agar dapat memberikan intervensi yang tepat.
Perawat bertindak sebagai lynchpin yaitu terlibat bersama keluarga, tidak terbatas merawat, tetap
juga tahu masalah keluarga dan harus menempatkan diri sebagai anggota keluarga sehingga
dapat menghubungkan keluarga dengan tim kesehatan lain.
Empat intervensi utama perawat keluarga dititikberatkan kepada pencegahan.
• Primer proaktif mencegah stessor, mempermudah mendapatkan fasilitas kesehatan. Contoh :
memberi pendkes untuk mencegah penyakit, menciptakan suasana harmonis di keluarga.
• Sekunder screening, vaksinasi, deteksi awal timbulnya penyakit.
• Tersier rehabilitasi untuk mencegah morbiditas lebih lanjut. Contohnya ROM bagi penderita
stroke.
• Direct care bekerja sama dengan keluarga yang merupakan sistem pendukung utama untuk
menyembuhkan.
Empat tingkatan keluarga
1. Family as context
• Fokus pada kesehatan individu
• Keluarga sebagai background dari anggotanya
• Keluarga sebai support system atau stressor terberat bagi anggota
• Individu / anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi
• Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan
1. Family as client
• Fokus pada seluruh anggota keluarga
• Keluarga didefinisikan sebagai kelompoka atau keseluruhan dari anggota keluarga
• Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya
• Masalah kesehatan atau keperawatan yang sama dari masing-masing anggota kan diintervensi
bersamaan.
1. Family as system
• Fokus masalah pada hubungan antara anggota keluarga
• Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah subsistem dalam keluarga
• Anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi
• Fokus intervensi : mengenai hubungan ibu anak, hub perkawinan, dll
1. Family as component of society
• Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan jadi fokus utama dari pengkajian dan
keperawatan.
• Fokus keluarga dengan individu sebagai background
• Keluarga dipandang sebgai interaksional sistem
• Fokus intervensi : dinamia internal keluarga, hubungan dalam keluarga, hubungan subsistem
keluarga dengan lingkungan

2.5 Peran Perawat Profesional dalam Membangun Citra Perawat


Ideal di Mata Masyarakat

Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu cita-
cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena suatu
keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir
dalam menentukan pilihan hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu profesi
yang mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien tanpa
membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang
dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat
juga mengemban fungsi dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan
secara holistik kepada klien. Namun, sudahkah perawat di Indonesia melakukan tugas mulianya
tersebut dengan baik? Bagaimanakah citra perawat ideal di mata masyarakat?
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan
masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya
masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai
aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin
meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi
sorotan. Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra
perawat senantiasa baik di mata masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk
membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat
telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak
pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra perawat di mata masyarakat
yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah
citra perawat seperti yang banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu
merupakan suatu keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional. Seorang
perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role
model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan
perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi
konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat untuk dapat
menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh seorang
perawat ideal di mata masyarakat.
Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang menjawab
ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka. Mungkin
kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan tersebut memiliki
makna yang besar. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik dalam
arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan asuhan keperawatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang baik yang
dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu
memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata
masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang memunculkan jawaban demikian dari
masyarakat.
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik
dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional haruslah
mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah
pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus,
rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran
tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini
saya akan menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra perawat
ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya ialah peran sebagai pemberi
perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman dan peran sebagai komunikator.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling utama bagi
seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik
dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di mata masyarakat. Saat
ini, perawat vokasional memang masih mendominasi praktik keperawatan di rumah sakit
maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perawat
vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam melakukan praktik keperawatan.
Namun, perawat vokasional memiliki pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan
dengan perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional saat ini,
diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh perawat vokasional. Seorang
perawat profesional harus memahami landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan.
Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan
maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini
tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat
yaitu perawat yang cerdas, terampil dan profesional.

Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat yang
menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang relatif terhadap rasa
nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh
karena itu, peran perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup
penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional
diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat
profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri
klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses
penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang
diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap
peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada
saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan salah satu
bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien dalam menjalani perawatan.
Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat
menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa
nyaman seperti apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di
mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat menjadi komunikator yang
baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia menjalani asuhan
keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan
keluarga, antar-sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan
komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang
menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya
seorang perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat berhadapan dengan
klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah
keperawatan terkait kesehatan klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut yaitu :


Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanana kesehatan
sesuai dengan kebijakan umum pemerintah khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk pelayanan
kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas kesehatan yang lebih baik.
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiapi hari selalu berhubungan dengan
kita .keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dan
di keluarga juga semua dapat di ekspresikan tanpa hambatan yang berarti .

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Bailon,S.G. & Maglaya ,A. 1978.perawatan kesehatan keluarga :suatu pendekatan proses
(terjemahan ).jakarta : pusd Iknakes.
Gunarso,Y. singgihD.1988. psikologis untuk keluarga . Jakarta:PT BPK Gunung mulia .
PPNI.2003.standar praktek keperawatan .
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. “Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat
2010.” http://www.depkes.go.id/indonesiasehat.html (16 Feb. 2008)
http://firwanintianur93.blogspot.com/2012/09/makalah-peran-dan-fungsi-perawat-di.html

Anda mungkin juga menyukai