Anda di halaman 1dari 23

Khairul Basar

Catatan Kuliah
FI2101 Fisika Matematik IA
Semester I 2015-2016

ar
s
ba
kh
15
20
1
m
se
01
21
l fi
ku
ca

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Teknologi Bandung
ca
ku
l fi
21
01
se
m
1
20
15
kh
ba
sar
Bab 5
Integral Ganda

5.1 Integral Lipat Dua dan Lipat Tiga

Tinjau suatu fungsi multivariabel f (x, y) yang bila digambarkan dalam sistem
koordinat kartesian fungsi tersebut membentuk suatu permukaan (bidang).
Dengan pemahaman yang sama untuk fungsi dengan variabel tunggal, maka
dapat dipahami bahwa integral lipat dua dari fungsi f (x, y) tersebut menya-

ar
takan volume ruang di bawah permukaan yang dibentuk oleh fungsi f (x, y)

s
tersebut. Ilustrasinya ditunjukkan dalam Gambar 5.1.
ba
Dengan demikian, integral lipat dua (double integrals) dari suatu fungsi
kh

f (x, y) pada suatu daerah A dalam bidang xy menyatakan volume di bawah


15

fungsi
Z Z f (x, y) dan dibatasi luasan A. Integral ini biasanya ditulis sebagai
20

f (x, y)dxdy.
1
m

A
Selain pengertian tersebut di atas, integral lipat dua juga dapat diinter-
se

pretasikan sebagai luas suatu daerah yang dibatasi Z Z oleh suatu kurva ter-
01

tentu. Perhatikan dari pengertian di atas bahwa f (x, y)dxdy menyatak-


21
l fi

A
an volume di bawah suatu permukaan dengan batas
Z Z luasan A, bila diambil
ku

ZZ
ca

f (x, y) = 1 maka integral f (x, y)dxdy = dxdy sama dengan luas


A A
daerah A itu sendiri. Dengan demikian integral lipat dua juga dapat diin-
terpretasikan sebagai luas suatu daerah.
Dengan analogi di atas,Z Zdapat
Z dengan mudah dipahami bahwa integral
lipat tiga yang berbentuk f (x, y, x)dxdydz dapat diinterpretasikan se-
V
bagai ”hyper-volume” atau volumeZdalam
ZZ ruang berdimensi 4. Interpretasi
lainnya adalah integral lipat tiga dxdydz menyatakan volume suatu
V

111
112 Integral Ganda
ZZZ
objek. Selain itu f (x, y, x)dxdydz dapat juga dipahami sebagai mas-
V
sa suatu objek tiga dimensi dengan rapat massa yang dinyatakan dengan
f (x, y, z).
Multiple integrals biasanya dapat diselesaikan dengan cara perulangan in-
tegrasi. Contohnya seperti ditunjukkan berikut ini.

sar
ba
Gambar 5.1 Integral lipat dua sebagai volume ruang di bawah suatu permukaan.
kh
15

Contoh 1
20

Tentukan volume di bawah bidang z = 1 + y yang dibatasi dengan


1
m

bidang-bidang koordinat dan bidang vertikal yang dinyatakan dengan


se

2x + y = 2.
01
21

Dalam hal ini f (x, y) = 1+y dan luasan A adalah daerah pada bidang
l fi

xy yang dibatas sumbu-sumbu x, y dan garis y = 2 − 2x, sebagaimana


ku

ditunjukkan Gambar berikut


y
ca

y = 2 − 2x

1 x

khbasar2015
c
5.1 Integral Lipat Dua dan Lipat Tiga 113

 2−2x 
Z1 Z
5
V =  (1 + y)dy  dx =
3
x=0 y=0

Dalam perhitungan di atas, fungsi z diintegralkan dulu terhadap y


dengan batas-batas yang sesuai dan selanjutnya diintegralkan terha-
dap x.
Integral yang sama dapat pula dihitung dengan mengintegralkan lebih
dulu terhadap x kemudian baru terhadap y
 
Z2 1−y/2
Z
V = (1 + y)dx dy
 

y=0 x=0

Z2 1−y/2 Z2
= (1 + y)x dy = (1 + y)(1 − y/2)dy

0
y=0 y=0
Z2
5
= (1 + y/2 − y 2 /2)dy =
3
y=0

ar
s
ba
Contoh 2
kh

Hitung volume benda pada Contoh 1 di atas dengan menggunakan


15

integral lipat tiga.


20
1

Dalam hal ini objek tersebut dapat dipandang sebagai kumpul-


m
se

an kotak-kotak kecil yang masing-masing berukuran sama de-


ngan volume yang dinyatakan dengan dV = dx dy dz.
01

z
21

bidang z = 1 + y
l fi
ku
ca

garis y = 2 − 2x
x
Volume total benda dapat dihitung menggunakan integral lipat tiga
sebagai berikut

khbasar2015
c
114 Integral Ganda

Z ZZZ
V = dV = dx dy dz
V
 1+y 
Z1 2−2x
Z Z Z1 2−2x
Z
5
=  dz dy dx =
 (1 + y)dy dx =
3
x=0 y=0 z=0 x=0 y=0

5.2 Aplikasi Integral Ganda

Luas dan volume


Z
Telah diketahui bahwa integral tunggal f (x)dx memberikan interpretasi
geometris berupa luas daerah di bawah kurva f (x) (luas daerah yang diben-
tuk kurva f (x) dan sumbu x). Tinjau suatu kurva yang dinyatakan dengan
persamaan y = x2 antara x = 0 hingga x = 1. Luas daerah yang dibentuk
kurva tersebut dengan sumbu x dan sumbu y adalah

ar
Z1 Z1
s
x3 1
ba 1
A= ydx = x2 dx = =
kh
3 0 3
x=0 x=0
15

Luas daerah tersebut juga dapat diperoleh menggunakan integral ganda yang
20

dinyatakan sebagai berikut


1
m
se

ZZ ZZ
A= dA = dxdy (5.1)
01
21

R R
l fi
ku

Contoh
ca

Gunakan integral ganda untuk menghitung luas daerah antara fungsi


f (x) = x2 dengan sumbu x antara x = 0 sampai x = 1.

Daerah yang dibentuk berada dalam bidang xy dan elemen luas per-
mukaan tersebut dinyatakan dengan dA = dxdy. Dengan demikian
luas daerah yang dimaksud dinyatakan dalam bentuk integral ganda
sebagai berikut

khbasar2015
c
5.2 Aplikasi Integral Ganda 115

ZZ
A= dxdy
R

dengan daerah R merupakan daerah yang batas-batasnya adalah ku-


rva y = x2 , sumbu +x, garis x = 0 dan garis x = 1. Dengan memper-
hatikan batas-batas tersebut maka luas daerah A adalah
2
Z1 Zx Z1 x2 Z1
A= dydx = y dx = x2 dx

0
x=0 y=0 0 0
1
=
3

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian awal, integral ganda juga
dapat digunakan untuk menghitung volume ruang di bawah suatu permuka-
an. Volume suatu objek tiga dimensi dalam ruang xyz juga dapat dihitung
menggunakan integral lipat tiga sebagai berikut

ZZZ ZZZ
V = dV = dxdydz (5.2)

ar
R R

s
ba
kh

Contohnya dapat dilihat kembali pada Contoh 2 di halaman 113.


15
20

Massa Suatu Objek (dua atau tiga dimensi)


1
m
se

Jika elemen luas suatu permukaan yang berada pada bidang xy mempunyai
01

rapat massa yang dinyatakan dengan ρ(x, y), maka integral ganda berikut
21

menyatakan massa total permukaan yang terletak di bidang xy


l fi
ku

Z Z ZZ
M= dm = ρ(x, y)dA = ρ(x, y)dxdy (5.3)
ca

R R R

Sedangkan massa objek tiga dimensi yang berada dalam ruang xyz yang
rapat massanya ρ(x, y, z) dapat dinyatakan dengan integral lipat tiga sebagai
berikut

Z Z ZZZ
M= dm = ρ(x, y, z)dV = ρ(x, y, z)dxdydz (5.4)
R R

khbasar2015
c
116 Integral Ganda

Bentuk integral seperti pada persamaan 5.4 juga digunakan untuk menen-
tukan besaran fisis total lainnya. Misalnya jika fungsi ρ menyatakan rapat
muatan (charge density), maka integral tersebut akan memberikan muatan
total suatu objek tiga dimensi. Jika fungsi ρ menyatakan rapat energi (energy
density), maka integral tersebut akan memberikan energi total yang dimiliki
oleh suatu objek.
Contoh 1
Suatu permukaan pada bidang xy dibatasi oleh sumbu +x, kurva
y = x2 , garis x = 1 dan garis x = 2. Tentukan massa permukaan
tersebut jika rapat massanya dinyatakan dengan ρ = xy.

Massa permukaan tersebut adalah


Z Z
M = dm = ρ(x, y)dydx
R R
 2

x=2 y=x x=2  2
y 2 x
Z Z Z 
= x ydy  dx = x dx
 
2 0
x=1 y=0 x=1

ar
x=2
Z  
1 1 1 6 2 63
s
4

= x x dx = x =
ba
2 2 6 1 12
kh
x=1
15
20

Contoh 2
1

Sebuah kubus pejal yang rusuknya 1.5, sisi-sisinya berada di bidang


m

kordinat dan salah satu sudutnya di titik pusat kordinat mempunyai


se

rapat muatan yang dinyatakan dengan ρ = xyz. Tentukan muatan


01

total kubus pejal tersebut.


21
l fi

Ilustrasi objek tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.


ku

y
ca

1.5

x
1.5
1.5
z

khbasar2015
c
5.2 Aplikasi Integral Ganda 117

Elemen volume objek tersebut dinyatakan dengan dV = dxdydz. Jika


rapat muatannya adalah ρ = xyz, maka muatan sebuah elemen vo-
lume (elemen muatan objek tersebut) adalah dq = ρ dxdydz. Muatan
total kubus pejal tersebut adalah sebagai berikut

Z ZZZ
Q= dq = ρdxdydz
kubus
Z1.5 Z1.5 Z1.5
x2 1.5 y 2 1.5 z 2 1.5
     
= xdx ydy zdz =
2 0 2 0 2 0

x=0 y=0 z=0
27
=
8

Pusat massa objek

Posisi pusat massa suatu objek tiga dimensi ditentukan dengan cara sebagai

ar
berikut:

s
1
Z ba
xpm = xdm
kh

M
Z
1
15

ypm = ydm (5.5)


20

M
Z
1
1

zpm = zdm
m

M
se
01

Z
dengan M = dm adalah massa total objek.
21
l fi

Contoh
ku
ca

Sebuah objek 2 dimensi berupa daerah yang dibatasi oleh sumbu +x,
kurva y = x2 , garis x = 1 dan garis x = 2 mempunyai rapat mas-
sa yang dinyatakan dengan ρ = xy. Tentukanlah pusat massa objek
tersebut.

Massa total objek tersebut adalah


Z Z ZZ
M= dm = ρdA = xydxdy
objek objek objek

khbasar2015
c
118 Integral Ganda

 2

Z2 Zx
63
M= x ydy  dx =
 
12
x=1 y=0

Selanjutnya
 2

Z2 Zx
x7 2
Z Z
127
xdm = x2 ydxdy = x2  ydy  dx = =
 
14 1 14
objek objek x=1 y=0

 2

Z2 Zx
x8 2
Z Z
255
ydm = xy 2 dxdy = x y 2 dy  dx = =
 
24 1 24
objek objek x=1 y=0

Dengan demikian posisi pusat massa objek adalah


Z   
1 12 127
xpm = xdm =
M 63 14
objek

Z   
1 12 255

ar
ypm = ydm =
M 63 24
s
objek
ba
kh
15
20

Momen inersia
1
m
se

Momen inersia terhadap sumbu x, terhadap sumbu y dan terhadap sumbu


z yang masing-masing dilambangkan dengan Ix , Iy dan Iz dihitung sebagai
01

berikut
21
l fi

Z
Ix = y 2 dm
ku
ca

Z
Iy = x2 dm (5.6)
Z
Iz = (x2 + y 2 )dm

Contoh
Suatu objek berbentuk permukaan yang dibatasi oleh sumbu +x, garis
x = 1, garis x = 2 dan kurva y = x2 mempunyai rapat massa yang
dinyatakan dengan ρ = xy. Tentukan momen inersia objek terhadap

khbasar2015
c
5.3 Pengubahan Variabel dalam Integral 119

sumbu x, Ix ; momen inersia terhadap sumbu y, Iy dan momen inersia


terhadap sumbu z, Iz .

Momen inersia terhadap sumbu x adalah sebagai berikut


 2 
Z Z Z2 Zx
511
Ix = y 2 dm = xy 3 dxdy = x  y 3 dy  dx =
 
36
objek objek x=1 0

 2 
Z Z Z2 Zx
31
Iy = x2 dm = x3 ydxdy = x3  ydy  dx =
 
10
objek objek x=1 0
Z Z
3321
Iz = (x2 + y 2 )dm = (x2 + y 2 )xydxdy =
80
objek objek

5.3 Pengubahan Variabel dalam Integral


s ar
ba
kh
Dalam penyelesaian suatu persoalan terkadang lebih mudah bila digunakan
sistem koordinat yang berbeda. Penggunaan sistem koordinat yang berbeda
15

membawa dampak pada variabel integrasi. Misalnya, elemen luas dalam sis-
20

tem koordinat kartesian dinyatakan dengan dA = dxdy. Bagaimana bentuk


1

elemen luas dalam sistem koordinat yang lainnya? Cara yang dapat dilakukan
m

untuk menentukan bentuk elemen luas (dan juga elemen volume) dari suatu
se

sistem koordinat adalah dengan menggunakan Jacobian.


01

Misalkan terdapat integral


Z Z Z lipat tiga dalam sistem koordinat uvw dan
21

dinyatakan dalam bentuk f (u, v, w)dudvdw, kemudian sistem koordinat


l fi
ku

lain yaitu rst dan hubungan antara variabel-variabel dalam sistem koordinat
ca

uvw dan sistem koordinat rst diberikan dengan persamaan u = u(r, s, t),
v = v(r, s, t), w = w(r, s, t), maka Jacobian dari uvw terhadap rst adalah

∂u ∂u ∂u


∂r ∂s ∂t


∂(u, v, w) ∂v ∂v ∂v
J= = (5.7)
∂(r, s, t) ∂r ∂s ∂t

∂w ∂w ∂w


∂r ∂s ∂t

khbasar2015
c
120 Integral Ganda

Dengan menggunakan Jacobian tersebut maka integral lipat tiga tersebut


bila dinyatakan dalam variabel rst adalah

ZZZ ZZZ
f dudvdw = f |J| dr ds dt (5.8)

dengan catatan fungsi f (u, v, w) harus diubah menjadi f (r, s, t) dan batas
integrasi juga harus diubah menyesuaikan dengan variabel integral yang baru
sesuai dengan hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan u = u(r, s, t),
v = v(r, s, t), w = w(r, s, t)
Contoh 1
Hitunglah luas lingkaran yang jari-jarinya R.

Persamaan sisi lingkaran yang berpusat di pusat koordinat dan ber-


jejari r dinyatakan dengan
p
x2 + y 2 = R2 =⇒ y = R2 − x2

Dalam sistem koordinat kartesian, luas suatu permukaan dinyatakan

ar
dengan
s
Z ZZ ba
A = dA = dxdy
kh
15

Dengan demikian luas lingkaran tersebut adalah


20


x=R Z2 −x2
R
1

Z Z
m

A= dA = dydx
se


x=−R y=− R2 −x2
01
21

Integral tersebut sulit diselesaikan. Sekarang tinjau sistem koordinat


l fi

polar (silinder 2D), dengan


ku

x = r cos θ
ca

y = r sin θ

Jacobian yang bersangkutan adalah



∂x ∂x
cos θ −r sin θ

∂(x, y) ∂r ∂θ
J= = = =r

∂(r, θ) ∂y ∂y
sin θ r cos θ
∂r ∂θ

khbasar2015
c
5.3 Pengubahan Variabel dalam Integral 121

Dengan demikian integral lipat dua yang berkaitan dengan luas di-
nyatakan sebagai Z ZZ
A = dA = rdrdθ

Batas integrasi adalah r : 0 → R dan θ : 0 → 2π. Dengan demikian


luas lingkaran dihitung sebagai

Z2π ZR Z2π
R2
A= rdrdθ = dθ = πR2
2
θ=0 r=0 θ=0

Contoh 2
Diketahui suatu integral dalam variabel xy dinyatakan dengan

Z1/2 1−x
Z  2
x−y
I= dydx
x+y
x=0 y=x

Hitunglah integral tersebut dalam variabel rs jika

sar
1 ba
x= (r − s)
2
kh

1
y = (r + s)
15

2
20

Jacobian yang berkaitan dengan transformasi tersebut adalah


1
m
se


∂x ∂x
1 1
2 −2 1

01

∂(x, y) ∂r ∂s
J= = = =

21

∂(r, s) ∂y ∂y 1 1 2
l fi

2 2
∂r ∂s

ku
ca

Luasan A yang berkaitan dengan batas-batas integrasi pada bidang


xy adalah sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 5.2

khbasar2015
c
122 Integral Ganda

y r

Luasan A
2 y=x
s

x
1
2
y =1−x

Gambar 5.2 Luasan A pada integral dalam contoh 2.


Untuk menyatakan batas-batas integrasi dalam variabel yang baru,
perhatikan bahwa hubungan antar variabel r dan s dengan x dan y
dapat dinyatakan sebagai

r =x+y
s = −x + y

yang dapat disusun dalam bentuk perkalian matriks

ar
    
s
r 1 1 x ba
=
s −1 1 y
kh

 1√ 1√   
1 2 √2 2 √2 x
15

= 1√ 1 1
2 − 2 2 y
20

2 2 2
1

Perhatikan bahwa dalam ungkapan perkalian matriks tersebut, tran-


m

sformasi dari (x, y) menjadi (r, s) dinyatakan dengan matriks transfor-


se

masi yang merupakan matriks rotasi sumbu koordinat sebagaimana


01

yang telah dibahas pada bagian terdahulu. Ungkapan tersebut berarti


21

bahwa sumbu-sumbu r dan s dapat diperoleh dengan merotasi sumbu-


l fi

sumbu koordinat xy dengan rotasi sebesar π/4. Dalam sumbu-sumbu


ku

koordinat rs tersebut daerah A dicakup oleh batas-batas integrasi


ca

yang dinyatakan dengan s : 0 → r dan r : 0 → 1. Selanjutnya fungsi


f (x, y) bila dinyatakan dalam variabel r dan s adalah
 2  2
x−y −s  s 2
= =
x+y r r
Dengan demikian

khbasar2015
c
5.4 Integral Permukaan 123

Z1/2 1−x
Z  2 Z1 Zr  2
x−y s 1
I= dydx = dsdr
x+y r 2
x=0 y=x r=0 s=0
Z1
1 1
= rdr =
6 12
r=0

5.4 Integral Permukaan

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan cara menghitung luas permukaan da-
tar yang terletak pada bidang xy menggunakan integral lipat dua. Pada bagi-
an ini akan dijelaskan cara menghitung luas permukaan yang bukan permuka-
an datar, melainkan permukaan sembarang dalam ruang dengan persamaan
tertentu. Prinsipnya adalah menggunakan proyeksi elemen luas permukaan
tersebut ke bidang datar xy, sebagaimana halnya bila ingin menghitung pan-
jang lengkungan suatu kurva yang memiliki persamaan f (x).
Perhatikan gambar ?? untuk mengilustrasikan pembahasan tentang in-

s ar
tegral permukaan. Misalkan terdapat suatu permukaan dalam ruang yang
ba
dinyatakan dengan persamaan φ(x, y, z). Di salah satu titik pada permuka-
kh

an, misalnya titik (x0 , y0 , z0 ) dapat diperoleh elemen luas permukaan yang
15

dinyatakan dengan dA. Luas seluruh permukaan φ(x, y, z) tersebut tentu saja
20

dapat dihitung menggunakan integral dengan menjumlahkan seluruh elemen


dA pada permukaan tersebut. Jika elemen luas tersebut cukup kecil, ma-
1
m

ka elemen luas permukaan dA tersebut dapat didekati sebagai suatu bidang


se

singgung terhadap permukaan φ(x, y, z) di titik (x0 , y0 , z0 ). Bidang singgung


01

tersebut mempunyai vektor yang tegak lurus (atau arah normal) yang di-
21

nyatakan dengan N, sebagaimana ditunjukkan dalam gambr. Sudut antara


l fi

vektor normal N dengan arah vertikal (sumbu z) dinyatakan dengan θ.


Vektor normal N pada permukaan φ(x, y, z) = konstan di suatu titik sem-
ku

barang (x0 , y0 , z0 ) dinyatakan dengan 1


ca

∂φ ∂φ ∂φ
N = î + ĵ + k̂ (5.9)
∂x (x0 ,y0 ,z0 ) ∂y (x0 ,y0 ,z0 ) ∂z (x0 ,y0 ,z0 )

Dengan demikian jika elemen luas pada suatu permukaan dinyatakan dengan
dA, maka proyeksinya pada bidang datar xy dinyatakan dengan dxdy yang
dapat diperoleh melalui hubungan berikut

dxdy = dA cos θ (5.10)


1
lihat penjelasannya di http://kuliah-khbasar.blogspot.com

khbasar2015
c
124 Integral Ganda

z permukaan garis sejajar


φ(x, y, z) sumbu z

θ
(x0 , y0 , z0 )

elemen luas
dA

∆x proyeksi elemen
luas dA pada
∆y
bidang xy

Gambar 5.3 Integral permukaan.

s ar
ba
dengan θ menyatakan sudut antara garis normal pada permukaan dA dengan
kh

arah vertikal (dalam hal ini sumbu z, yang dinyatakan dengan k̂).
15

N
· k̂
20

cos θ =
|N|
1

∂φ ∂φ ∂φ
m

+ ĵ
î + k̂
se

∂x ∂y ∂z
= s   2  2 · k̂
01

2
∂φ ∂φ ∂φ
+ +
21

∂x ∂y ∂z
l fi

∂φ
ku

= s  ∂z
ca

2  2  2
∂φ ∂φ ∂φ
+ +
∂x ∂y ∂z

Dengan demikian

khbasar2015
c
5.4 Integral Permukaan 125

1
dA = dxdy (5.11)
sθ 
cos
2  2  2
∂φ ∂φ ∂φ
+ +
∂x ∂y ∂z
=
∂φ dxdy (5.12)

∂z

Kadangkala persamaan suatu permukaan dinyatakan dalam bentuk z =


f (x, y), dalam kasus ini berarti φ(x, y, z) = z − f (x, y) sehingga untuk ini
dapat diperoleh bahwa ∂φ/∂z = 1, sehingga akan diperoleh
s 
2  2
∂φ ∂φ
dA = dxdy + +1 (5.13)
∂x ∂y

Bila dikaitkan dengan uraian tersebut di atas, maka luas permukaan yang
persamaannya dinyatakan dengan φ(x, y, z) = konstan adalah

 s 2  2  2 
∂φ ∂φ ∂φ
+ +
∂x ∂y ∂z
ZZ  
 
A=  dxdy (5.14)

ar

 ∂φ 

s
 ba
∂z
kh
15

Hal tersebut berarti bahwa integral permukaan dA dapat dihitung menggu-


20

nakan elemen luas pada bidang datar xy, yaitu dxdy. Dalam hal ini batas
1

integrasi adalah sesuai dengan batas yang dibentuk oleh proyeksi permukaan
m

tersebut pada bidang datar xy.


se
01

Contoh
21

Tentukan luas permukaan yang terletak pada oktan pertama (first


l fi

octant) suatu bola yang persamaannya x2 + y 2 + z 2 = 1


ku
ca

Ilustrasi persoalan yang dimaksud ditunjukkan dalam gambar berikut

khbasar2015
c
126 Integral Ganda

x
Gambar 5.4 Permukaan bola pada oktan pertama.
Dapat dipahami bahwa permukaan tersebut merupakan 81 bagian dari
seluruh permukaan bola yang berjejari 1. Oleh karenanya luas permu-
kaan tersebut mestilah π2 . Berikut ini akan diuraikan cara mempero-
leh luas permukaan tersebut menggunakan integral permukaan. Dari
persamaan permukaan bola tersebut, maka dapat diperoleh bahwa
φ(x, y, z) = x2 + y 2 + z 2 . Turunan parsial terhadap masing-masing

ar
variabel adalah
s
ba
∂φ ∂φ ∂φ
kh
= 2x; = 2y; = 2z
∂x ∂y ∂z
15

Jadi luas permukaan yang dimaksud dapat dihitung sebagai berikut


20
1

 r   2  2 
2
m

∂φ ∂φ
ZZ
∂x + ∂y + ∂φ
∂z
se

 
A= 
∂φ
 dxdy
| ∂z |
01

 
21

ZZ
1 p 2 
l fi

= 4x + 4y 2 + 4z 2 dxdy
2z
ku

ZZ p 2
x + y2 + z2
ca

= dxdy
z

Selanjutnya karena x2 + y 2 + z 2 = 1 maka


ZZ ZZ
1 1
dA = dxdy = p dxdy
z 1 − (x2 + y 2 )

dan dengan menggunakan


p sistem kordinat
√ polar dapat dilakukan per-
ubahan variabel 1 − (x2 + y 2 ) = 1 − r2 , maka

khbasar2015
c
5.4 Integral Permukaan 127

ZZ
1
dA = √ rdrdθ
1 − r2
Zπ/2 Z1  1
r π p
= dθ √ dr = − 1 − r2

1 − r2 2 r=0
θ=0 r=0
π
=
2

ar
s
ba
kh
15
20
1
m
se
01
21
l fi
ku
ca

khbasar2015
c
ca
ku
l fi
21
01
se
m
1
20
15
kh
ba
sar
Paket Soal Bab 5

1. Hitunglah integral berikut


2
Z1 Z4 Z4 Zx/2 Z2 Zy
a. 3xdydx b. ydydx c. xdxdy
x=0 y=2 √
x=0 y=2 y=1 x= y

2. Hitunglah integral lipat berikut


ZZ

ar
a. (2x − 3y)dxdy dengan A adalah daerah berbentuk segitiga yang
s
ba
A
kh

titik-titik
Z Z sudutnya adalah (0, 0), (2, 1) dan (2, 0).
15

b. ydxdy dengan A adalah daerah berbentuk poligon yang titik-titik


20

A
sudutnya adalah (0, 0), (π, 0), (π, 4), (π/2, 4), (π/2, 2) dan (0, 2).
1
m

Z Z
c. xdxdy dengan A adalah daerah antara kurva y = x2 dan garis lurus
se

A
01

2xZ − y + 8 = 0.
21

Z
d. dxdy dengan A adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y = ln x,
l fi

A
ku

garis y = e + 1 − x dan sumbu x.


ca

3. Hitunglah volume benda dengan batas-batas berikut menggunakan inte-


gral lipat dua
a. di atas persegi yang titik sudutnya adalah (0, 0), (2, 0), (0, 2), (2, 2), di
bawah permukaan z = 8 − x + y.
b. di atas permukaan segitiga yang titik sudutnya (0, 0), (2, 0), (2, 1), di
bawah permukaan paraboloid z = 24 − x2 − y 2 .
1
c. di bawah permukaan z = , di atas daerah yang dibatasi oleh garis
y+2
y = x dan kurva y 2 + x = 2.

129
130 Paket Soal Bab 5

4. Suatu permukaan berupa seperempat lingkaran berjejari 2 yang terletak di


kuadran 1. Tentukanlah massa total permukaan tersebut jika rapat mas-
sanya adalah x + y.
5. Hitunglah integral lipat tiga berikut
Z2 Z2x y−x
Z Z2 Z2x Z1/z
a. dzdydx b. zdydzdx
x=1 y=x z=0 x=1 z=x y=0

6. Tentukanlah posisi pusat massa kerucut pejal yang alasnya berbentuk ling-
karan berjejari r dan tingginya h.
7. Tentukan volume objek yang terletak antara permukaan z = 2x + 3y + 6
dan z = 2x + 7y + 8 serta di atas permukaan segitiga yang titik sudutnya
(0, 0), (3, 0) dan (2, 1).
8. Sebuah lempeng berbentuk persegi mempunyai rapat massa yang homo-
gen. Tentukanlah momen inersia lempeng tersebut terhadap sumbu putar
berikut
a. salah satu sisinya
b. diagonalnya
c. melalui titik pusat massa dan tegak lurus permukaan lempeng
9. Tinjau sistem koordinat silinder parabolik (u, v) yang hubungan dengan

ar
1
variabel x dan y dinyatakan dengan x = (u2 − v 2 ) dan y = uv. Tentuka-
s
2 ba
nlah
kh

a. Jacobian transformasi tersebut


15

b. bentuk elemen luas dalam sistem koordinat silinder parabolik


20

10. Dengan menggunakan integral permukaan, hitunglah luas permukaan ke-


1
m

rucut yang tingginya l dan alasnya berjejari r. (Petunjuk: gunakan sistem


se

koordinat bola)
01
21
l fi
ku
ca

khbasar2015
c
ca
ku
l fi
21
01
se
m
1
20
15
kh
ba
sar

Anda mungkin juga menyukai