Anda di halaman 1dari 8

FORMAT PREPLANNING TINDAKAN KEPERAWATAN

PRE PLANNING PROSEDUR RAWAT LUKA

Hari/Tanggal :............................................................................................
Tempat :...........................................................................................
Waktu :...........................................................................................
Kegiatan :............................................................................................

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Jumlah lansia di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Meningkatnya
jumlah lansia tersebut tentu saja akan meningkatkan permasalahan kesehatan
terkait lansia. Penyakit pada lansia tentunya berbeda dengan dewasa muda, hal ini
dikarenakan penyakit pada lansia merupakan gabungan antara penyakit dengan
proses menua yaitu menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri serta mempertahankan fungsi dan struktur normalnya (Stanley,
2006).
Individu yang telah lanjut usia dapat dilihat dari kulit yang mulai keriput,
rambut yang mulai memutih, berkurangnya fungsi pendengaran dan penglihatan,
melambatnya proses berpikir, aktivitas untuk bergerak mulai melambat, dan
membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu perubahan nyata yang dapat dilihat
adalah perubahan kulit.
Masalah kulit yang umumnya terjadi pada lansia seperti pruritus, xerosis,
infeksi jamur, dermatitis, da skabies (Smith & Hsieh, 2000). Pruritus atau gatal-
gatal adalah salah satu keluhan dalam gangguan dermatologis yang paling umum
terjadi pada lansia baik pada tangan, kaki, maupun seluruh tubuh. Pruritus dapat
ditandai dengan adanya keinginan untuk menggaruk, adanya ekskoriasi,
kemerahan, perubahan pigmen kulit.
Pruritus pada kaki dapat memberikan dampak negatif terhadap aspek
kesehatan terutama untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan mobilisasi. Hal ini
disebabkan karena peranan penting dari bagian ekstremitas bawah sebagai
penyeimbang dan mobilitas seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari
terutama pada lansia (Gardiner, 2014). Apabila masalah kaki terus dibiarkan dan
tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan munculnya luka bekas garukan
yang dapat menimbulkan ulserasi pada kaki.
Perawatan luka secara aseptik menjadi hal prioritas dalam menanggulangi
masalah kerusakan integritas kulit. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di
UPTD Griya Werdha Jambangan, didapatkan 16,67% lansia mengalami gatal
pada bagian ekstremitas bawah dan atas hingga menyebabkan luka karena
digaruk. Oleh karena itu mahasiswa profesi berpartisipasi dalam menanggulangi
luka yang dialami lansia karena penyakit kulit, seperti morbus hansen, furunkel
dan scabies di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.
2. Tujuan
a. Mengatasi kerusakan intergritas kulit akibat penyakit klit
b. Meningkatkan prognosis kesembuhan penyakit kulit
c. Membantu proses penyembuhan luka dengan granulasi (pertumbuhan jaringan
baru)

B. Masalah Keperawatan
Gangguan Integritas Kulit
C. Plan of Action
1. Sasaran :
2. Persiapan Klien
3. Persiapan alat dan bahan
a. Alat steril
1. Bak instrumen.
2. Pinset anatomis.
3. Pinset cirurgis.
4. Kom tutup.
5. Kassa steril.
6. Sarung tangan steril.
b. Alat Bersih :
1. Sarung tangan bersih.
2. Gunting perban.
3. Plester.
4. Perban gulung atau elastis perban.
5. Perlak
6. Bengkok
7. Larutan steril atau larutan NaCl 0,9%
8. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Prosedur Pelaksanaan
No Kegiatan Perawat Kegiatan Lansia
1 Persiapan
Praorientasi:
1. Cuci tangan.
2. Menyiapkan alat-alat yang
diperlukan sesuai dengan kondisi
luka.
Orientasi
1. Memberikan salam terapeutik
(Assalamu’alaikum Bpk/Ibu).
2. Melakukan evaluasi/validasi
(Bagaimana perasaannya hari ini).
3. Melakukan kontrak (waktu,
tempat & topik).
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan.
5. Menjaga privasi klien dengan
memasang tirai atau penghalang.
Fase Kerja
1. Cuci tangan dan pasang sarung
tangan bersih.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Mempersiapkan dan meletakkan
alat didekat pasien.
4. Pasang alas/perlak dibawah luka.
5. Letakkan bengkok dekat dengan
area luka yang akan dirawat.
6. Buka balutan lama, bila
mengalami kesulitan dalam
membuka jangan lupa
menggunakan kapas alkohol atau
basahi dengan larutan steril untuk
membuka plester dan buang
dalam bengkok.
7. Lepaskan sarung tangan bersih.
8. Set up peralatan, membuka
peralatan steril & siapkan cairan
serta obat yang diperlukan.
9. Kenakan sarung tangan steril.
10. Inspeksi luka, perhatikan
kondisinya
11. Bersihkan luka dengan pegang
kassa yang telah dibasahi larutan
NaCl 0,9% dengan pinset.
Gunakan kassa untuk sekali usap,
bersihkan dari daerah yang
kurang terkontaminasi ke daerah
yang terkontaminasi.
12. Gunakan kassa baru untuk
mengeringkan luka atau insisi.
13. Berikan obat jika dipesankan
14. Tutup luka dengan kassa steril
15. Lepaskan hand scone
16. Pasang plester.
17. Bantu pasien untuk posisi yang
nyaman.
18. Rapikan alat-alat.
19. Cuci tangan
3 Terminasi
Evaluasi Tindakan
1. Mengevaluasi klien setelah ganti
balutan.
2. Rencana tindak lanjut.
3. Kontrak untuk kegiatan
selanjutnya.
4. Pendokumentasian kondisi luka.
D. Evaluasi Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan alat dan bahan perawatan luka
b) Pasien berada pada tempat yang disediakan dan kondisi tempat yang kondusif
c) Penyelenggaraan perawatan luka dilakukan oleh mahasiswa
d) Pengorganisasian penyelenggaraan perawatan luka dilakukan pada hari
sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a) Perawatan luka dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b) Pasien antusias terhadap perawatan luka yang diberikan
c) Suasana terapi tertib dan tenang

3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan perawatan luka selesai tepat waktu
b) Pasien merasakan penurunan gejala nyeri ataupun gatal pada bagian lesi
c) Pasien memahami dan mampu mengikuti perawatan luka dengan baik

Surabaya,.........................................
Mengetahui, Ketua Kelompok
Pembimbing Akademik

Elida Ulfiana, S.Kep.,Ns.,M.Kep Desy Mustika Anggraeni


NIP.197910132010122001 NIM.131713143011
FORMAT PREPLANNING TINDAKAN KEPERAWATAN
PRE PLANNING PROSEDUR RAWAT LUKA

Hari/Tanggal :............................................................................................
Tempat :...........................................................................................
Waktu :...........................................................................................
Kegiatan :............................................................................................

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Jumlah lansia di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Meningkatnya
jumlah lansia tersebut tentu saja akan meningkatkan permasalahan kesehatan
terkait lansia. Penyakit pada lansia tentunya berbeda dengan dewasa muda, hal ini
dikarenakan penyakit pada lansia merupakan gabungan antara penyakit dengan
proses menua yaitu menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri serta mempertahankan fungsi dan struktur normalnya (Stanley,
2006).
Individu yang telah lanjut usia dapat dilihat dari kulit yang mulai keriput,
rambut yang mulai memutih, berkurangnya fungsi pendengaran dan penglihatan,
melambatnya proses berpikir, aktivitas untuk bergerak mulai melambat, dan
membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu perubahan nyata yang dapat dilihat
adalah perubahan kulit.
Masalah kulit yang umumnya terjadi pada lansia seperti pruritus, xerosis,
infeksi jamur, dermatitis, da skabies (Smith & Hsieh, 2000). Pruritus atau gatal-
gatal adalah salah satu keluhan dalam gangguan dermatologis yang paling umum
terjadi pada lansia baik pada tangan, kaki, maupun seluruh tubuh. Pruritus dapat
ditandai dengan adanya keinginan untuk menggaruk, adanya ekskoriasi,
kemerahan, perubahan pigmen kulit.
Pruritus pada kaki dapat memberikan dampak negatif terhadap aspek
kesehatan terutama untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan mobilisasi. Hal ini
disebabkan karena peranan penting dari bagian ekstremitas bawah sebagai
penyeimbang dan mobilitas seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari
terutama pada lansia (Gardiner, 2014). Apabila masalah kaki terus dibiarkan dan
tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan munculnya luka bekas garukan
yang dapat menimbulkan ulserasi pada kaki.
Perawatan luka secara aseptik menjadi hal prioritas dalam menanggulangi
masalah kerusakan integritas kulit. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di
UPTD Griya Werdha Jambangan, didapatkan 16,67% lansia mengalami gatal
pada bagian ekstremitas bawah dan atas hingga menyebabkan luka karena
digaruk. Oleh karena itu mahasiswa profesi berpartisipasi dalam menanggulangi
luka yang dialami lansia karena penyakit kulit, seperti morbus hansen, furunkel
dan scabies di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

2. Tujuan
a) Mengatasi kerusakan intergritas kulit akibat penyakit klit
b) Meningkatkan prognosis kesembuhan penyakit kulit
c) Membantu proses penyembuhan luka dengan granulasi (pertumbuhan jaringan
baru)

B. Masalah Keperawatan
Gangguan Integritas Kulit
C. Plan of Action
1. Sasaran :
2. Persiapan Klien
3. Persiapan alat dan bahan
a. Alat steril
1. Kom tutup.
2. Kassa steril.
3. Sarung tangan steril.
b. Alat Bersih :
1. Sarung tangan bersih.
2. Gunting perban.
3. Plester
4. Perlak
5. Bengkok
6. Larutan NaCl 0,9%
7. Kapas alkohol dalam tempatnya
8. Povidone iodine (Betadine)
4. Prosedur Pelaksanaan
No Kegiatan Perawat Kegiatan Lansia
1 Persiapan
Praorientasi:
1. Cuci tangan.
2. Menyiapkan alat-alat yang
diperlukan sesuai dengan kondisi
luka.
Orientasi
1. Memberikan salam terapeutik
(Assalamu’alaikum Bpk/Ibu).
2. Melakukan evaluasi/validasi
(Bagaimana perasaannya hari ini).
3. Melakukan kontrak (waktu,
tempat & topik).
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan.
5. Menjaga privasi klien dengan
memasang tirai atau penghalang.
Fase Kerja
1. Cuci tangan dan pasang sarung
tangan bersih.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Mempersiapkan dan meletakkan
alat didekat pasien.
4. Pasang alas/perlak dibawah luka.
5. Letakkan bengkok dekat dengan
area luka yang akan dirawat.
6. Buka balutan lama, bila
mengalami kesulitan dalam
membuka jangan lupa
menggunakan kapas alkohol atau
basahi dengan larutan NaCl 0,9%
untuk membuka plester dan
buang dalam bengkok.
7. Lepaskan sarung tangan bersih.
8. Set up peralatan, membuka
peralatan steril & siapkan cairan
serta obat yang diperlukan.
9. Kenakan sarung tangan steril.
10. Inspeksi luka, perhatikan
kondisinya
11. Bersihkan luka dengan pegang
kassa yang telah dibasahi larutan
povidone iodine. Gunakan kassa
untuk sekali usap, bersihkan dari
daerah yang kurang
terkontaminasi ke daerah yang
terkontaminasi.
12. Gunakan kassa baru untuk
mengeringkan luka atau insisi.
13. Berikan obat jika dipesankan
14. Tutup luka dengan kassa steril
15. Lepaskan sarung tangan
16. Pasang plester.
17. Bantu pasien untuk posisi yang
nyaman.
18. Rapikan alat-alat.
19. Cuci tangan
3 Terminasi
Evaluasi Tindakan
1. Mengevaluasi klien setelah ganti
balutan.
2. Rencana tindak lanjut.
3. Kontrak untuk kegiatan
selanjutnya.
4. Pendokumentasian kondisi luka.

D. Evaluasi Tindakan Keperawatan


1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan alat dan bahan perawatan luka
b) Pasien berada pada tempat yang disediakan dan kondisi tempat yang
kondusif
c) Penyelenggaraan perawatan luka dilakukan oleh mahasiswa
d) Pengorganisasian penyelenggaraan perawatan luka dilakukan pada hari
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Perawatan luka dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b) Pasien antusias terhadap perawatan luka yang diberikan
c) Suasana terapi tertib dan tenang

3. Evaluasi Hasil
d) Kegiatan perawatan luka selesai tepat waktu
e) Pasien merasakan penurunan gejala nyeri ataupun gatal pada bagian lesi
f) Pasien memahami dan mampu mengikuti perawatan luka dengan baik

Surabaya,.........................................
Mengetahui, Ketua Kelompok
Pembimbing Akademik

Elida Ulfiana, S.Kep.,Ns.,M.Kep Desy Mustika Anggraeni


NIP.197910132010122001 NIM.131713143011

Anda mungkin juga menyukai