Tumor Mata
Tumor Mata
Manoppo S, SpM
KATA PENGANTAR
Tumor mata merupakan salah satu penyebab kebutaan, sehingga
penulis terdorong untuk memperluas pengetahuan di bidang ini dengan
menulis buku “Pengantar Praktis Tumor Mata”. Pada buku ini dibahas
pengetahuan mengenai diagnosa dan terapi tumor-tumor yang sering
terdapat pada mata.
Diharapkan dengan diterbitkannya buku ini, akan menambah
wawasan para calon dokter dalam mendiagnosa dan mengobati secara dini
tumor mata. Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan
buku ini, untuk itu usul dan saran akan diperhatikan sesuai dengan
kebutuhan.
Penulis,
TUMOR MATA
Berdasarkan letaknya, tumor mata dibagi menjadi :
1. Tumor palpebra dan konjungtiva
2. Tumor intraokuler
3. Tumor orbita
4. Tumor sistem lakrimal
5. Tumor N. Optikus
Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai hal-hal tersebut diatas.
1. TUMOR PALPEBRA
Tumor yang terdapat pada palpebra dapat berupa tumor jinak dan tumor
ganas. Berikut ini akan dibahas mengenai kedua jenis tumor tersebut.
a. Kista Dermoid
Kista ini terjadi secara kongenital. Bisa unilateral atau bilateral. Terletak
dibawah kulit dan berbentuk lonjong dengan konsistensi keras.
Predileksinya yaitu pada bagian nasal atau lateral palpebra superior.
Penanganannya adalah dengan eksisi. (Gambar 1)
Gambar 1. Kista Dermoid
b. Xantelasma
Adalah kelainan berupa bercak berwarna kuning, agak keriput dan ireguler
yang merupakan degenerasi lemak pada jaringan ikat dibawah kulit.
Bercak yang seringkali terdapat lebih dari satu (multiple) ini mengandung
kolesterol dan lipid. Biasanya terdapat pada orang tua dan lebih sering
pada wanita. Terapinya adalah dengan eksisi, CO 2 laser ablation, dan
topical 100% Trichloroacetic Acid (TCA). (Gambar 2)
Gambar 2. Xanthelasma
c. Moluskum Kontangiosum
Adalah tonjolan bening sebesar ujung jarum dengan lekukan dibagian
tengahnya yang berlokasi pada tepi palpebra. Disebabkan oleh pox virus.
Terapinya adalah dengan eksisi, kauterisasi, krioterapi dan laser.
d. Hemangioma
Ada dua jenis hemangioma yaitu hemangioma kapiler dan hemangioma
kavernosa.
Hemangioma Kavernosa
Merupakan cabang vena yang membesar, dinding fibrosis dan
berkapsul. Biasanya pada orang dewasa. Umumnya berasal dari orbita pada
muscle cone, tetapi kadang-kadang ditemukan pada palpebra. Perubahan
warna kulit bervariasi dari merah muda hingga ungu, tekstur kulit biasanya
normal. Terapinya adalah dengan eksterpasi dan injeksi steroid. (Gbr. 4)
f. Nevus
Biasanya di diagnosa banding dengan melanoma, tetapi perbedaannya
adalah lebih berpigmen pada masa pubertas. Dapat diklasifikasikan
berdasarkan lokasinya menjadi :
– Intradermal nevus :
Pada epidermis bagian dalam.
Terutama pada anak-anak. (Gbr 5)
– Junctional nevus :
Pada zona peralihan epidermis dengan dermis. Terutama
pada dewasa muda.
– Compound nevus :
Dalam dermis. Terutama pada dewasa. (gambar 6)
Gambar 7. Basalioma
b. Melanoma Maligna
Jarang tumbuh pada palpebra, hanya 1%, tetapi biasanya letal.
Secara klinis berupa nevi yang membesar, berwarna lebih gelap
(pigmentasi), sering disertai keradangan, pigmentasi yang menyebar dan
tumor tebal. Sekitar 40% melanoma palpebra adalah non-pigmented dan
bisa sekunder dari melanoma konjungtiva. Prediktor prognosis yang paling
penting adalah ketebalan tumor.Diagnosa dini pada saat tumor masih tipis
memberikan prognosis yang baik, tetapi jika tebal tumor sudah lebih dari
3,65 mm 8 years survival rate-nya kurang dari 38%. (Gambar 8)
Ada tiga tipe :
1. Superficial spreading melanoma:
plak dengan tepi ireguler dan pigmentasi yang bervariasi
2. Nodular melanoma:
nodul biru kehitaman dengan kulit sekitarnya yang normal
3. Melanoma yang berasal dari lentigo maligna:
makula pigmen yang lambat meluas yang biasanya
ditemukan pada orang tua
Terapinya adalah dengan operasi.
2. TUMOR INTRAOKULER
Tumor intraokuler terdiri dari :
- Tumor Melanositik
- Tumor Angiomatous
- Retinoblastoma
- Tumor limfomatous
Diantara tumor-tumor tersebut diatas, retinoblastoma merupakan tumor
intraokuler yant paling sering terjadi.
RETINOBLASTOMA
Stadium tenang :
– pupil lebar
– refleks kuning (amourotic cat’s eye)
– ablasio retina
Stadium glaukoma :
– tumor membesar → tio meningkat → sakit
– media refraksi keruh
Stadium ekstraokuler :
– tumor membesar → bulbus membesar → eksoftalmus
– nekrose
– metastase kelenjar limfe, pembuluh darah → keseluruh
tubuh
• ekstraokuler
– melalui n. optic ke ruang subarachnoid dan ke otak.
Terapi tergantung dari stadium tumor. Jika lesi kecil dapat dilakukan
fotokoagulasi, krioterapi, radiasi atau kemoterapi. Jika stadium lanjut
dengan penyebaran intraokuler dilakukan enukleasi bulbi, jika terjadi
penyebaran ekstraokuler dilakukan eksenterasio, radiasi, kemoterapi.
(Gambar 11-13)
3. TUMOR ORBITA
Tumor Maligna
- Sarkoma carcinoma (sinus atau metastase)
- Terapi : eksenterasio orbita
Tumor Benigna
- Kista dermoid
- Hemangioma
- Neurofibroma
- Osteoma
- Terapi : Ekstirpasi tumor
Terapi :
- Tumor benigna : ekstirpasi tumor
- Tumor maligna : eksenterasio tumor
5. TUMOR N. OPTIKUS
Gambaran klinik :
- Proptosis
- Visus menurun
- Defek lapangan pandang
- Optik atrofi
Terapi :
- Reseksi / lateral orbitotomi
- Enukleasi sampai eksenterasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Neff AG, Carter KD. Bening eyelid lesion. In: Yanoff M, Ducker JS,
editors. Ophthalmology. Second edition. St. Louis: Mosby, 2004
5. Boynton JR. Eyelid tumors and reconstructive surgery. In: Podos SM,
Yanoff M, Tenzel RR, editors. Textbook of ophthalmology. Volume 4. Orbit and
oculoplastics. New York: Gower Medical Publishing, 1993Font RL. Eyelids and
lacrimal drainage system. In: Spencer WH. Ophthalmic patology an atlas and
textbook. Third edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1986