Anda di halaman 1dari 21

Dr. JSM.

Manoppo S, SpM

SMF I.P.MATA FK UNSRAT / RSU


PROF.DR.R.D.KANDOU
2006

KATA PENGANTAR
Tumor mata merupakan salah satu penyebab kebutaan, sehingga
penulis terdorong untuk memperluas pengetahuan di bidang ini dengan
menulis buku “Pengantar Praktis Tumor Mata”. Pada buku ini dibahas
pengetahuan mengenai diagnosa dan terapi tumor-tumor yang sering
terdapat pada mata.
Diharapkan dengan diterbitkannya buku ini, akan menambah
wawasan para calon dokter dalam mendiagnosa dan mengobati secara dini
tumor mata. Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan
buku ini, untuk itu usul dan saran akan diperhatikan sesuai dengan
kebutuhan.

Penulis,

Dr. J.S.M. Manoppo-S, Sp.M

TUMOR MATA
Berdasarkan letaknya, tumor mata dibagi menjadi :
1. Tumor palpebra dan konjungtiva
2. Tumor intraokuler
3. Tumor orbita
4. Tumor sistem lakrimal
5. Tumor N. Optikus

Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai hal-hal tersebut diatas.

1. TUMOR PALPEBRA
Tumor yang terdapat pada palpebra dapat berupa tumor jinak dan tumor
ganas. Berikut ini akan dibahas mengenai kedua jenis tumor tersebut.

TUMOR JINAK PALPEBRA (TUMOR BENIGNA)

a. Kista Dermoid
Kista ini terjadi secara kongenital. Bisa unilateral atau bilateral. Terletak
dibawah kulit dan berbentuk lonjong dengan konsistensi keras.
Predileksinya yaitu pada bagian nasal atau lateral palpebra superior.
Penanganannya adalah dengan eksisi. (Gambar 1)
Gambar 1. Kista Dermoid
b. Xantelasma
Adalah kelainan berupa bercak berwarna kuning, agak keriput dan ireguler
yang merupakan degenerasi lemak pada jaringan ikat dibawah kulit.
Bercak yang seringkali terdapat lebih dari satu (multiple) ini mengandung
kolesterol dan lipid. Biasanya terdapat pada orang tua dan lebih sering
pada wanita. Terapinya adalah dengan eksisi, CO 2 laser ablation, dan
topical 100% Trichloroacetic Acid (TCA). (Gambar 2)

Gambar 2. Xanthelasma

c. Moluskum Kontangiosum
Adalah tonjolan bening sebesar ujung jarum dengan lekukan dibagian
tengahnya yang berlokasi pada tepi palpebra. Disebabkan oleh pox virus.
Terapinya adalah dengan eksisi, kauterisasi, krioterapi dan laser.

d. Hemangioma
Ada dua jenis hemangioma yaitu hemangioma kapiler dan hemangioma
kavernosa.

Hemangioma Kapiler (Strawberry Nevus)


Merupakan tumor jinak yang terbanyak pada anak-anak.Biasanya
tampak sesaat setelah lahir. Lebih sering terjadi pada wanita. Pertumbuhan
tumor ini cepat pada tahun pertama, kemudian pada tahun kedua mulai
mengecil secara spontan (40% kasus mengalami regresi dan sembuh pada
umur 4 tahun, 70% kasus pada usia 7 tahun). Tumor ini predileksinya pada
palpebra superior, unilateral, kecil, menonjol dan pucat bila ditekan. Bila
terdapat pada palpebra superior dapat menyebabkan ptosis mekanik.
Komplikasi lain yang sering terjadi adalah strabismus, ambliopia
anisometrop, dan bila pertumbuhan tumor ini sampai ke orbita dapat
menyebabkan proptosis dan penekanan N.Optikus. Ada beberapa pilihan
terapinya yaitu : konservatif dengan observasi sampai usia 4-7 tahun,
injeksi dengan agent sklerotik, radioterapi, steroid sistemik, injeksi steroid
lokal, diatermi dan eksisi bedah. Injeksi steroid intralesi seringkali berhasil
pada banyak kasus, dengan menggunakan 1 ml (40 mg/ml)
methylprednisolone dapat terjadi regresi cepat dalam 48 jam. (Gambar 3)

Gambar 3. Hemangioma Kapiler

Hemangioma Kavernosa
Merupakan cabang vena yang membesar, dinding fibrosis dan
berkapsul. Biasanya pada orang dewasa. Umumnya berasal dari orbita pada
muscle cone, tetapi kadang-kadang ditemukan pada palpebra. Perubahan
warna kulit bervariasi dari merah muda hingga ungu, tekstur kulit biasanya
normal. Terapinya adalah dengan eksterpasi dan injeksi steroid. (Gbr. 4)

Gambar 4. Hemangioma Kavernosa


e. Viral Wart/Squamous Cell Papiloma
Merupakan tumor jinak yang paling sering pada palpebra. Biasanya
ditemukan pada orang dewasa. Ciri khasnya bertangkai, dasar lebar,
karakteristik permukaan seperti raspberry. Terapinya dengan eksisi atau
ablasi laser

f. Nevus
Biasanya di diagnosa banding dengan melanoma, tetapi perbedaannya
adalah lebih berpigmen pada masa pubertas. Dapat diklasifikasikan
berdasarkan lokasinya menjadi :
– Intradermal nevus :
Pada epidermis bagian dalam.
Terutama pada anak-anak. (Gbr 5)
– Junctional nevus :
Pada zona peralihan epidermis dengan dermis. Terutama
pada dewasa muda.
– Compound nevus :
Dalam dermis. Terutama pada dewasa. (gambar 6)

Gambar 5. Intradermal nevus

Gambar 6. Compound nevus

TUMOR GANAS PALPEBRA (TUMOR MALIGNA)


a. Basalioma (Basal Cell Carcinoma)
Adalah tumor ganas palpebra yang paling sering (90%-95%).
Banyak pada palpebra inferior (50%-60%) dan kantus medial (25%-30%).
Jarang pada palpebra superior dan kantus lateral. Pasien yang beresiko
adalah kulit putih, mata biru, rambut merah dan kebanyakan pada orang
tua. Pada pasien muda banyak ditemukan dengan riwayat terpapar sinar
matahari dalam jangka waktu lama.
Tumor berbentuk nodular dengan batas tegas pada permukaannya
terdapat telangiektasi. Lesi ini bagian tepinya meninggi dengan bagian
tengah seperti keratan/gigitan. Pertumbuhannya lambat, meluas perlahan
dan jarang metastase. Bila bermetastase biasanya ke kelenjar getah bening,
paru-paru, tulang. Terapinya dengan operasi, krioterapi, radiasi dan
eksenterasio. (Gambar 7)

Gambar 7. Basalioma

b. Melanoma Maligna
Jarang tumbuh pada palpebra, hanya 1%, tetapi biasanya letal.
Secara klinis berupa nevi yang membesar, berwarna lebih gelap
(pigmentasi), sering disertai keradangan, pigmentasi yang menyebar dan
tumor tebal. Sekitar 40% melanoma palpebra adalah non-pigmented dan
bisa sekunder dari melanoma konjungtiva. Prediktor prognosis yang paling
penting adalah ketebalan tumor.Diagnosa dini pada saat tumor masih tipis
memberikan prognosis yang baik, tetapi jika tebal tumor sudah lebih dari
3,65 mm 8 years survival rate-nya kurang dari 38%. (Gambar 8)
Ada tiga tipe :
1. Superficial spreading melanoma:
plak dengan tepi ireguler dan pigmentasi yang bervariasi
2. Nodular melanoma:
nodul biru kehitaman dengan kulit sekitarnya yang normal
3. Melanoma yang berasal dari lentigo maligna:
makula pigmen yang lambat meluas yang biasanya
ditemukan pada orang tua
Terapinya adalah dengan operasi.

Gambar 8. Melanoma Maligna


c. Sebaceous Gland Carcinoma
Tumor yang sangat jarang. Utamanya pada orang tua dengan umur
rata-rata 60 tahun, tapi bisa juga terjadi pada anak usia 3,5 tahun. Biasanya
tumor tumbuh dari kelenjar meibom anterior ke gray line atau daru kelenjar
Zeiss / Moll, tetapi 50%-60% asal sel tumor tidak jelas. Lokasinya lebih
sering pada palpebra superior. Terapi dengan operasi, radiasi, kemoterapi.
Tumor ini berbahaya karena: sering tersamar sebagai kalazion yang
rekuren, blefarokonjungtivitis kronis sehingga diagnosanya sering
terlambat. Insiden metastasenya adalah 41 % dan 30% kasus rekuren
setelah reseksi. Prognosa jelek pada: tumor yang lebih besar dari 6 mm,
multisentrik, difus pada kedua palpebra dan tumor dengan invasi vaskuler,
limfatik atau orbita. (Gambar 9)

Gambar 9. Sebaceous Gland Carcinoma


d. Squamous Cell Carcinoma
Jarang ditemukan tetapi lebih agresif daripada basal cell carcinoma.
Sering pada orang tua. Predileksi pada palpebra inferior dan tepi palpebra.
Secara klinis tidak patognomonik, hanya sering tampak seperti keratinisasi
yang meluas dan menyebabkan palpebra berbenjol serta agak padat.
Perjalanan penyakit cepat, metastase ke kelenjar limfe. Terapi : operasi
(gambar 10)

Gambar 10. Squamous Cell Carcinoma

2. TUMOR INTRAOKULER
Tumor intraokuler terdiri dari :
- Tumor Melanositik
- Tumor Angiomatous
- Retinoblastoma
- Tumor limfomatous
Diantara tumor-tumor tersebut diatas, retinoblastoma merupakan tumor
intraokuler yant paling sering terjadi.

RETINOBLASTOMA

Keganasan paling sering pada anak-anak usia ± 3 tahun. Berasal


dari neuroretina (sel rod dan cone) atau sel glia. Biasanya bilateral pada
usia lebih muda (12 bulan) dan unilateral pada usia lebih tua (23 bulan).
Tidak ada perbedaan insiden pada laki-laki dan wanita. Tumor ini
merupakan kelainan kongenital. Kadang-kadang mengalami regresi
spontan sehingga mengakibatkan phtisis bulbi pada mata yang terkena.
Dapat juga berhenti tumbuh menjadi retinoma yang tidak membesar
Gambaran klinik :
• leukokoria (cat’s eye) : setiap saat; hanya pada posisi mata tertentu
• strabismus
• inflamasi (sering merah)
• glaukoma
• hifema spontan, hipopion
• visus menurun

Lesi kecil menyebabkan visus menurun dan strabismus. Lesi yang


lebih besar menyebabkan leukokoria dan glaukoma. Lesi sangat besar
menyebabkan proptosis karena perluasan ekstraokuler dan metastase ke
tengkorak, tulang panjang, dan sumsum tulang.
Pertumbuhan tumor sangat cepat sehingga menyebabkan vaskularisasi
menurun dan berakibat terjadinya degenerasi, nekrose dan kalsifikasi
(yang tampak pada foto orbita). Secara histopatologi didapatkan sel rosette.

Ada 3 stadium, yaitu :


1. Stadium tenang
2. Stadium glaukoma
3. Stadium ekstraokuler

Stadium tenang :
– pupil lebar
– refleks kuning (amourotic cat’s eye)
– ablasio retina

Stadium glaukoma :
– tumor membesar → tio meningkat → sakit
– media refraksi keruh

Stadium ekstraokuler :
– tumor membesar → bulbus membesar → eksoftalmus
– nekrose
– metastase kelenjar limfe, pembuluh darah → keseluruh
tubuh

Cara penyebaran retinoblastoma dapat melalui 2 cara, yaitu :


• intraokuler
– anterior : ke vitreous, kemudian ke aquous dan
menyebabkan glaukoma sekunder
– posterior : ke membran bruch, kemudian ke koroid, n.
opticus, subarachnoid dan otak

• ekstraokuler
– melalui n. optic ke ruang subarachnoid dan ke otak.

Diagnosa bandingnya adalah :


• penyakit coat
• retinopati prematuritas
• displasia retina
• persistent hyperplastic primary vitreous (phpv)
• toksokariasis okuler

Terapi tergantung dari stadium tumor. Jika lesi kecil dapat dilakukan
fotokoagulasi, krioterapi, radiasi atau kemoterapi. Jika stadium lanjut
dengan penyebaran intraokuler dilakukan enukleasi bulbi, jika terjadi
penyebaran ekstraokuler dilakukan eksenterasio, radiasi, kemoterapi.
(Gambar 11-13)

Gambar 11. Retinoblastoma

Gambar 12. Gambaran CT-Scan Retinoblastoma


Gambar 13. Histopatologi Retinoblastoma

3. TUMOR ORBITA

Tumor pada orbita dapat mengenai dinding orbita, isi orbita


maupun pada sinus. Tumor ini dapat merupakan tumor maligna dan tumor
benigna.
Gejala dan tanda :
- Eksoftalmus unilateral (proptosis)
- Gangguan gerakan mata
- Destruksi tulang
- Gangguan visus

Tumor Maligna
- Sarkoma carcinoma (sinus atau metastase)
- Terapi : eksenterasio orbita

Tumor Benigna
- Kista dermoid
- Hemangioma
- Neurofibroma
- Osteoma
- Terapi : Ekstirpasi tumor

4. TUMOR SISTEM LAKRIMAL

Tumor sistem lakrimal dapat mengenai pada tumor kelenjar


lakrimal dan tumor sakus lakrimal.
TUMOR KELENJAR LAKRIMAL
Dapat merupakan tumor jinak (adenoma, limfangioma) maupun
tumor maligna (mixed tumor, sarkoma, karsinoma)
Gambaran klinik:
- Proptosis medial, inferior
- Pseudoptosis
- Pembesaran tumor yang mengakibatkan gambatan S
- Nodul pada tepi orbita
- Mata kering dan sakit
- Diplopia

Terapi :
- Tumor benigna : ekstirpasi tumor
- Tumor maligna : eksenterasio tumor

TUMOR SAKUS LAKRIMAL


Tumor pada sakus lakrimal jarang terjadi, biasanya penderita
mengeluh adanya epifora. Pada pemeriksaan ditemukan benjolan pada
daerah kantus medial, dapat juga terjadi perdarahan pada retro kanalikuli.
Tumor sakus lakrimal ini harus dibedakan dengan dakriosistitis kronis .
Pengobatan :
- Benigna : dilakukan eksisi lokal disertai dengan intubasi kanalukuli
- Maligna : dilakukan eksenterasio

5. TUMOR N. OPTIKUS

Tumor N. Optikus dapat berupa meningiome, limfoma, glioma,


maupun metastase dari tumor ganas dari tempat lain.

Gambaran klinik :
- Proptosis
- Visus menurun
- Defek lapangan pandang
- Optik atrofi
Terapi :
- Reseksi / lateral orbitotomi
- Enukleasi sampai eksenterasi

DAFTAR PUSTAKA
1. Neff AG, Carter KD. Bening eyelid lesion. In: Yanoff M, Ducker JS,
editors. Ophthalmology. Second edition. St. Louis: Mosby, 2004

2. AAO. Orbit, eyelids, and lacrimal system. 2005-2006. Kansky JJ.


Clinical ophthalmology. A systematic approach. Fifth edition. Edinburgh:
Butterworth Heinemann, 2003

3. Geist CE. Benign epithelial tumors. In: Jakobiec A. Principles and


practice of ophthalmology. Volume 3. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1994

4. Gilberg S, Tse DT. Eyelid tumors. In: Wright KW. Textbook of


ophthalmology. Baltimore: William & Wilkins, 1997

5. Boynton JR. Eyelid tumors and reconstructive surgery. In: Podos SM,
Yanoff M, Tenzel RR, editors. Textbook of ophthalmology. Volume 4. Orbit and
oculoplastics. New York: Gower Medical Publishing, 1993Font RL. Eyelids and
lacrimal drainage system. In: Spencer WH. Ophthalmic patology an atlas and
textbook. Third edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1986

6. Bornfeld.N, Gragoudas.ES, Hopping W. et al. Tumor of The Eye.


Kugler Publication. Amsterdam;New York, 1991.

7. Henderson J.W., Farrow G.M, Devine K.D. Orbital Tumor. W.B.


Saunders Company. Philadelphia, London, Toronto, 1973.

Anda mungkin juga menyukai