Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No.

1 ISSN 1858-4330

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN


AYAM BROILER POLA KEMITRAAN
The finansial analyse of broiler chicken by partner pattern

Thamrin Salam1), Mufidah Muis1), dan Alfian E.N. Rumengan2)


1) Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa
2) Alumni Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa

ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulam Maret sampai Mei 2006 di Desa
Bontolangkasa Utara Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk menganalisa secara finansial tentang pengalokasian biaya serta tingkat
keuntungan usaha peternakan rakyat ayam ras broiler pola kemitraan dan kegunaannya
adalah sebagai bahan informasi bagi peternak dalam mengelola usaha peternakan ayam
broiler. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif pada usaha
peternakan rakyat ayam ras broiler pola kemitraan. Berdasarkan kriteria investasi yang
diperoleh pada peternak X maka dari segi finansial usaha peternakan ayam ras broiler
memberikan keuntungan dan layak usaha. Kelayakan usaha tersebut dibuktikan kajian
analisa finasial diperoleh nilai Net B/C selama lebih besar satu yaitu 1,05, nilai NPV pada
tingkat suku bunga terendah (12 %) Rp 256.335.768 dengan rata-rata Rp. 85.445.256 dan
NPV tingkat suku bunga tertinggi (17 %) Rp 245.381.247 atau rata-rata Rp. 81.793.749,
nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank tertinggi (17 %) yaitu 24,31 % dan tingkat
penjualan hasil produksi di atas dari BEP unit (16.380,11 kg) dengan rata-rata 4.095,03 kg
dan BEP rupiah Rp. 136.118.396 atau rata-rata Rp 34.029.599 pertahun.
Kata kunci: Analisis finansial, ayam broiler, pola kemitraan

ABSTRACT
The Research executed by during 2 months from March until Mei 2006 at Desa
Bontolangkasa Utara Kecamatan Bontonompo Kab.Gowa. This research aim to analysing
by finansial about cost allocation and it’s mount advantage. The research usefulness is as
information substance for the breeder in managing the broiler chicken ranch. This research
is done by quantitative descriptive method at the broiler chicken ranch of partner pattern by
directly involve in production process activity, and collecting technical and finansial datas.
By the result of the X breeder investment criterion, its finansial side give the advantages
and to be laboured. The effort elegibility is proved with the result of Net B/C more than 1
(1,05), NPV at the lowest mount rate of interest (12%) is Rp 256.335.768 with mean Rp
85.445.256 and NPV at the highest mount rate of interest (17%) is Rp 245.381.247 or
mean Rp 81.793.729, IRR value is bigger than highest bank rate (17%) 24,31% and the
yield of mount sale is more than unit BEP (16.380,11 kgs) which its mean 4.095,03 kgs
and BEP Rp 136.118.396 or means Rp 34.029.599 per year.
Key words: Financial analyse, broiler chicken, partner pattern

32
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

PENDAHULUAN masing berjumlah 1.699.086 ekor,


1.774.021 ekor, 2.143.650 ekor, 2.545.753
Pembangunan peternakan merupakan
ekor dan 3.131.201 ekor. Khusus
bagian dari pembangunan keseluruhan
Kabupaten Gowa, menurut Anonim
yang bertujuan untuk menyediakan
(2005) bahwa, jumlah populasi ternak
pangan hewani berupa daging, susu, serta
ayam broiler pada tahun 1999, 2003 dan
telur yang bernilai gizi tinggi,
2006 mengalami peningkatan setiap tahun
meningkatkan pendapatan petani peternak,
masing-masing 431.693 ekor, 1.538.900
serta menambah devisa dan memperluas
ekor dan 1.734.150 ekor, rata-rata 8,03 %
kesempatan kerja. Hal inilah yang
pertahun.
mendorong pembangunan sektor
peternakan sehingga pada masa yang akan Perkembangan populasi ternak ayam
datang diharapkan dapat memberikan broiler tidak terlepas dari permasalahan
kontribusi yang nyata dalam yang menjadi dilema bagi peternak dan
pembangunan perekonomian bangsa. sulit dipecahkan oleh peternak yaitu aspek
pasar dan penyediaan sarana produksi
Untuk mencapai pembangunan pertanian
yang tidak seimbang dengan harga jual
pada umumnya dan sektor peternakan
produksi, sehingga membuat peternak
khususnya, maka sebagai penunjang
takut mengambil resiko untuk
kebutuhan protein hewani yang
mengembangkan usaha peternakan ayam
merupakan bagian dari kebutuhan dasar
broiler dengan skala produksi lebih besar.
manusia perlu di usahakan produktifitas
yang maksimal sehingga dapat Untuk mengatasi permasalahan yang
meningkatkan pendapatan petani peternak. dihadapi oleh peternak maka diperlukan
peran pemerintah dalam menggerakan
Dalam upaya pemenuhan protein hewani
perusahaan swasta dan lembaga-lembaga
dan peningkatan pendapatan peternak,
pembiayaan agribisnis dalam menunjang
maka pemerintah dan peternak telah
pengembangan produksi peternakan
berupaya mendayagunakan sebagian besar
khususnya ayam broiler. Peran
sumber komoditi ternak yang
perusahaan dan lembaga-lembaga
dikembangkan, diantaranya adalah ayam
agribisnis ini sangat membantu
pedaging (broiler). Sebagaimana
petani/peternak yakni dalam menyiapkan
diketahui ayam broiler merupakan ternak
sarana produksi berupa bibit, pakan, obat-
penghasil daging yang relatif lebih cepat
obatan, vaksin, vitamin dan pemasaran
dibandingkan dengan ternak potong
hasil peternakan dengan pola kemitraan.
lainnya. Hal inilah yang medorong
sehingga banyak peternak yang Pola kemitaran merupakan suatu bentuk
mengusahakan peternakan ayam broiler kerja sama antara pengusaha dengan
ini. Perkembangan tersebut didukung peternak dari segi pengelolaan usaha
oleh semakin kuatnya industri hilir seperti peternakan. Dalam kemitraan pihak
perusahaan pembibitan (Breeding Farm), pengusaha dan peternak harus mempunyai
perusahaan pakan ternak (Feed Mill), posisi yang sejajar agar tujuan kemitraan
perusahaan obat hewan dan peralatan dapat tercapai dimana dalam hal
peternakan (Saragih, 2000). perhitungan tentang biaya produksi diatur
sepenuhnya oleh perusahaan yang
Berdasarkan data Statistik Peternakan
disepakati bersama oleh peternak. Pada
Sulawesi Selatan jumlah populasi ternak
hakekatnya kemitraan adalah sebuah kerja
ayam broiler dari tahun ketahun
sama bisnis untuk tujuan tertentu dan
mengalami peningkatan, yaitu tahun
antara pihak yang bermitra harus
1998, 1999, 2000, 2001 dan 2002 masing-

33
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

mempunyai kepentingan dan posisi yang dimasud adalah pemilik peternakan ayam
sejajar. broiler berserta tenaga kerja dalam usaha
Keberlanjutan usaha peternakan ini tersebut.
ditentukan oleh gambaran finansial usaha, Jenis data yang diambil berupa data
sebab kemampuan suatu usaha peternakan primer dan data sekunder. Data primer
dalam mengembangkan modal terukur merupakan data utama yang mencakup
dalam parameter investasi seperti identitas responden, keadaan umum usaha
kemampuan usaha mengembangkan peternakan, pendapatan usaha, kebutuhan
modal awal lebih besar daripada bunga tenaga kerja, upah tenaga kerja, struktur
bank, keuntungan usaha pada tahun-tahun penerimaan, faktor-faktor produksi, biaya
mendatang dan lain sebagainya. Dengan tetap (fixed cost) dan biaya variabel
kata lain usaha peternakan tersebut dapat (variabel cost) yang dikeluarkan dalam
bertahan jika keuntungan yang diperoleh usaha peternakan tersebut. Data sekunder
lebih besar daripada biaya yang merupakan data pendukung yang meliputi
dikeluarkan dimana semuanya itu harus data dari instansi-instansi terkait seperti
diputuskan layak secara finansial (Fatah, Kantor Desa atau Kecamatan berupa data
1994). geografis lokasi penelitian.
Dari uraian diatas maka penulis memilih
suatu kajian untuk mengetahui kelayakan Analisis Data
usaha peternakan ayam broiler pola Data yang diperoleh dari hasil wawancara
kemitraan melalui metode pendekatan dengan peternak kemudian ditabulasi
analisa proyek secara finansial. Tujuan selanjutnya dianalisis dengan
Penelitian untuk mengetahui keadaan menggunakan model analisis finansial
usaha peternakan rakyat ayam broiler pola melalui pendekatan analisis proyek:
kemitraan dalam pengalokasian biaya dan
tingkat keuntungan yang diperoleh dan 1. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C
untuk menganalisa secara finansial usaha Ratio)
peternakan rakyat ayam broiler pola Net Benefit Cost Ratio dihitung dengan
kemitraan. rumus (Kadariah, 1999):
BAHAN DAN METODE
⎛ ⎞
Teknis Pengumpulan Data n ⎜⎝ B t − C t ⎟⎠

1. Penentuan Jumlah Sampel t = n (1 + i 2 ) t
B/C Ratio =
Penentuan sampel atau responden dalam n (C − B )
∑ t t
t = n (1 + i1 ) t
penelitian ini adalah penunjukan langsung
(proporsive sampling) peternakan rakyat
ayam broiler milik peternak X dengan
menggunakan metode magang. Keterangan :
Bt = Benefit kotor pada tahun ke-t
2. Teknik Pengumpulan Data Sampel Ct = Biaya kotor pada tahun ke-t
n = Umur ekonomis perusahan/proyek
Pengumpulan data diperoleh melalui i = Bunga potongan (discount rate)
pengamatan langsung pada usaha (1+i) = Discount factor (Df)
peternakan ayam broiler dan disertai
dengan wawancara langsung pada Kriteria yang sering dipakai dalam
responden yang menggunakan daftar menilai sesuatu usaha ditentukan oleh :
pertanyaan (kuesioner). Responden yang

34
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

B/C Ratio > 1 : Usaha tersebut boleh Keterangan :


dilaksanakan (meng- NPV1 = NPV pada tingkat discount
untungkan). rate tertinggi
B/C Ratio = 1 : Usaha tersebut mengem- NPV2 = NPV pada tingkat discount
balikan modal persis rate terendah
sama dengan biaya yang i1 = Discount rate NPV 1
dilakukan (impas). i2 = Discount rate NPV 2
B/C Ratio < 1 : Usaha tersebut ditolak
karena tidak mengun- Kriteria yang sering dipakai dalam
tungkan. menilai suatu usaha ditentukan oleh :
IRR > Cost of capital maka proyek
2. Net Present Value (NPV) dianggap layak.
Net Present Value dihitung dengan rumus IRR < Cost of capital maka proyek
(Kadariah, 1999): dianggap tidak layak.

4. Break Event Point (BEP)


n Bt − Ct
NPV = ∑ Break Event Point dihitung dengan rumus
t = n (1 − i )
t
(Gittinger, 1990):

Keterangan : FC
Bt : Jumlah penerimaan kotor dari BEP =
usaha pada tahun t
(unit) P − VC
Ct : Jumlah pengeluaran kotor dari
usaha pada tahun t FC
BEP =
n : Umur ekonomis (rupiah) VC/ Unit
i : Bunga potongan (Discount rate)
1−
P

Kriteria yang sering dipakai dalam Keterangan :


menilai suatu usaha ditentukan oleh : FC : Biaya Tetap (Fixed Cost)
NPV > 0 : Usaha tersebut boleh VC : Biaya Variabel (Variabel Cost)
dilaksanakan P : Harga jual per unit (Volume
NPV = 0 : Usaha tersebut Penjualan)
mengembalikan modal
sama dengan Kriteria yang digunakan :
biaya yang dikeluarkan. a. Biaya bisa dibagi menjadi biaya
NPV < 0 : Usaha tersebut ditolak variabel.
karena tidak b. Usaha peternakan hanya menjual dua
menguntungkan jenis produk saja, kalaupun usaha itu
menghasilkan lebih dua jenis produk,
3. Internal Rate of Return (IRR) komposisi produk dianggap tetap.
c. Unit yang dihasilkan adalah sama
Internal Rate of Return dihitung dengan dengan unit yang di jual.
rumus (Kadariah, 1999):

⎛ ⎞
( )
NPV1
IRR = i + ⎜ ⎟ i −i
1 ⎜ NPV − NPV ⎟ 1 2
⎝ 1 2⎠

35
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

HASIL DAN PEMBAHASAN penjualan dari tahun 2003 - 2006 setiap


tahunnya berturut-turut yaitu Rp.
Analisa Finansial pada Usaha
233.811.568 ; Rp. 416.478.953 ; Rp.
Peternakan Ayam Ras Broiler
605.216.065 dan Rp. 110.434.661 dengan
Melakukan suatu kajian secara finansial total penjualan yaitu Rp. 1.365.941.247
dalam usaha peternakan sangat perlu atau rata-rata penjualan Rp. 341.485.312.
sebab penentuan kelayakan suatu usaha Adapun Perincian biaya tetap, variabel,
harus dilakukan melalui analisa finansial pendapatan analisa finansial tahun 2003-
yaitu dengan menghitung semua unsur 2006.
biaya masukan dan semua unsur
pemasukan. Analisa fianansial yang Net Benefit Cos Ratio (Net B/C Ratio)
digunakan dalam usaha peternakan rakyat
pola kemitraan milik peternak X di Desa Analisa Net Benefit Cos Ratio (Net B/C
Bontolangkasa Utara menggunakan Ratio) merupakan perbandingan
kriteria penilaian investasi yaitu Net penerimaan bersih usaha dalam tahun-
Benefit Cos Ratio (Net B/C Ratio), Net tahun bersih positif dan biaya bersih usaha
Present Value (NPV), Internal Rate of dalam tahun-tahun bersifat negatif.
Return (IRR) dan Break Event Point Berdasarkan hasil analisa pada Tabel 1
(BEP). Adapun perhitungan analisa menunjukkan bahwa diperoleh nilai Net
finansial adalah sebagai berikut : B/c ratio selama 4 tahun mulai tahun
2003-2006 yaitu B/C Ratio sebesar 1,05
artinya dalam usaha tersebut setiap
Analisa Pendapatan Petani
penambahan satu satuan modal
Pendapatan petani ditentukan oleh menghasilkan keuntungan 1,05. Dengan
penjualan hasil produksi akhir yaitu melihat kriteria investasi maka usaha
berupa ayam hidup dan hasil sampingan peternakan rakyat ayam ras broiler milik
berupa subsidi pretasi, subsidi kerugian, peternak X menunjukan Net B/C Ratio >
subsidi hargha pasar, pupuk kandang dan 1 layak untuk dikembangkan (Gittinger,
karung pakan. Pedapatan petani 1990).
merupakan selisih antara penerimaan
(output) dan biaya produksi (input). Net Present Value (NPV)
Seperti pada Tabel 13.
Net Present Value (NPV) merupakan
Tabel 13 menujukkan bahwa total selisih nilai pendapat bersih yaitu selisih
pendapatan bersih setiap tahun bervariasi antara penerimaan dan biaya yang telah
yaitu tahun 2003 Rp. 43.965.728, tahun dikalikan dengan discount factor (df).
2004 Rp. 61.997.419, tahun 2005 Rp. Dalam analisa NPV pada penelitian ini
113.127.253 dan tahun 2006 Rp. tingkat suku bunga bank (discount factor)
11.493.058 dengan total pendapatan terendah 12 % dan tertinggi 17 %. Nilai
bersih selama 4 tahun berjumlah Rp. NPV ini menunjukkan kemampuan usaha
230.583.458 atau rata-rata Rp. 57.645.865 peternakan dalam mengembangkan modal
per tahun. Adapun alokasi biaya yang selama 4 tahun.
digunakan selama 4 tahun mulai tahun
2003, 2004, 2005 dan tahun 2006 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
berturut-turut adalah Rp. 189.845.840, hasil analisa nilai NPV pada tingkat suku
Rp. 354.481.534, Rp. 492.088.812 dan bunga bank terendah (12 %) tahun 2003
Rp. 98.941.603 dengan total alokasi biaya Rp. 49.241.615 ; tahun 2004 Rp.
sebesar Rp. 1.135.357.789, rata-rata 69.437.109 ; tahun 2005 Rp. 126.702.523
pertahun Rp. 283.893.447. Hasil dan tahun 2006 Rp. 12.872.224 dengan
total NPV pada tingkat suku bunga

36
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

terendah (12 %) yaitu Rp. 256.335.768 rata-rata Rp. 81.793.749 per tahun.
atau rata-rata Rp. 85.445.256 per tahun Dengan demikian nilai akhir dari
dan pada tingkat suku bunga bank perhitungan dari NPV pada suku bunga
tertinggi (17 %) tahun 2003 Rp. terendah maupun suku bunga bank
51.439.902; tahun 2004 Rp. 72.536.980 ; tertinggi lebih besar dari nol artinya usaha
tahun 2005 Rp. 132.358.886 dan tahun peternakan rakyat ayam ras broiler pola
2006 Rp. 13.446.878, dengan jumlah nilai kemitraan milik peternak X di Desa
NPV total pada suku bunga bank tertinggi Bontolangkasa Utara menguntungkan dan
(17 %) berjumlah Rp. 245.381.247 atau layak untuk dikembangkan.

Tabel 1. Aliran Arus Keuangan (cash flow) pada Usaha Peternakan Rakyat Ayam Ras
Broiler Milik Peternak X Tahun 2003-2006.

Tahun Produksi (Rp) Total Rata-rata/


No Uraian
2003 2004 2005 2006 (Rp) tahun
1 2 3 4 5 6 3+4+5+6 (Rp)
I Pendapatan kotor (Rp)
1. Pendapatan utama 227.049.862 408.303.971 587.701.135 108.470.448 1.331.525.416 332.881.354
2. Pendapatan sampingan 6.761.706 8.174.982 17.514.930 1.964.213 1.365.941.247 8.603.958
Total pendapatan kotor (1+2) 233.811.568 416.478.953 605.216.065 110.434.661 1.365.941.247 341.485.312
II Pembiayaan (Rp)
a. Biaya Tetap 5.534.330 5.700.996 10.034.164 3.467.633 24.737.123 6.184.281
b. Biaya Variabel (Rp) 184.311.510 348.780.538 482.054.648 95.473.970 1.110.620.666 277.655.167
Total Biaya II ( a + b ) 189.845.840 354.481.534 492.088.812 98.941.603 1.135.357.789 283.839.447
III Pendapatan Bersih (I-II) 43.965.728 61.997.419 113.127.253 11.493.058 230.583.458 57.645.865
IV Net B/C 1,05 1,05 1,05 1,05 3,13 1.05
NPV (Rp)
. 49.241.615 69.437.109 126.702.523 12.872.224 256.335.768 85.445.256
2% 51.439.902 72.536.980 132.358.886 13.446.878 245.381.247 81.793.749
. 24,31 24,31 24,31 24,31 24,31 24,31
7%
IRR (%) 3.173,77 4.624,25 5.524.99 3.057.10 16.380,11 4.095.03
BEP 26.141.189 35.072.385 49.307.952 25.596.870 136.118.396 34.029.599
- Unit (kg)
- Rupiah
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2006

Internal Rate of Return (IRR) rakyat ayam ras broiler dari tahun 2003 -
Internal Rate of Return (IRR) merupakan 2006 dengan rata-rata yaitu 24,31.
Dengan melihat kriteria investasi bahwa
suatu tingkat bunga yang menunjukkan
nilai NPV sama dengan jumlah seluruh nilai IRR lebih besar dari cost of capital
biaya selama usaha peteternakan di kelola dilihat dari tingkat suku bunga bank 12 -
yang dinyatakan dalam bentuk persen (%). 17 % artinya usaha peternakan rakyat
IRR digunakan untuk mengetahui ayam ras broiler layak dilanjutkan dan
dikembangkan.
persentase keuntungan dari usaha
peternakan ayam ras broiler milik
peternak X di Desa Bontolangkasa Utara Break Event Point (BEP).
pada setiap tahun dan merupakan alat ukur Analisa Bereak Event Point (BEP)
untuk mengetahui kemampuan usaha dilakukan untuk mengetahui titik impas
peternakan dalam mengembalikan modal. atau pulang pokok dari suatu usaha
Data pada Tabel 1 menunjukkan nilai IRR peternakan. Pada Tabel 1 menunjukkan
yang diperoleh pada usaha peternakan bahwa hasil analisa BEP unit pada tahun
2003, 2004, 2005, dan tahun 2006

37
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

berturut-turut 3.173,77 kg ; 4.624,25 kg ; 230.583.458 atau rata-rata Rp.


5.524,99 kg ; 3.057,10 kg dengan jumlah 57.645.865 per tahun.
BEP unit selama 4 tahun mencapai 2. Berdasarkan kriteria investasi yang
116.380,11 kg atau rata-rata 4.095,03 kg diperoleh maka dari segi finansial
pertahun. Sedangkan BEP rupiah tahun usaha peternakan ayam ras broiler
2003 Rp. 26.141.189 ; tahun 2004 Rp. milik peternak X memberikan
35.072.385 ; tahun 2005 Rp. 49.307.952 keuntungan dan layak usaha.
dan tahun 2006 Rp. 25.598.870 serta total Kelayakan usaha tersebut dibuktikan
BEP rupiah selama 4 tahun produksi Rp. dengan kajian analisa finasial selama 4
136.118.396 atau rata-rata Rp 34.029.599 tahun proses pemeliharaan diperoleh
pertahun. Ini berarti apabila hasil nilai Net B/C Ratio selama lebih besar
penjualan usaha hanya mencapai titik BEP satu yaitu 1,05, nilai NPV pada
unit dan BEP rupiah maka usaha tersebut tingkat suku bunga terendah (12%) Rp
tidak mengalami kerugian dan keuntungan 256.335.768 dengan rata-rata Rp.
(impas) sedangkan apabila menjual hasil 85.445.256 dan NPV tingkat suku
produksi diatas BEP unit dan BEP rupiah bunga tertinggi (17%) Rp 245.381.247
maka usaha tersebut mendapat
atau rata-rata Rp. 81.793.749, nilai
keuntungan, sebaliknya apabila menjual IRR lebih besar dari suku bunga bank
hasil produksi dibawah dari BEP unit dan tertinggi (17 %) yaitu 24,31 % dan
BEP rupiah maka usaha tersebut tingkat penjualan hasil produksi di atas
mengalami kerugian. dari BEP unit (16.380,11 kg per tahun)
dengan rata-rata 4.095,03 kg dan BEP
KESIMPULAN rupiah Rp. 136.118.396 atau rata-rata
1. Hasil kajian secara finansial Rp 34.029.599 pertahun.
menunjukan alokasi biaya pada usaha 3. Pelaksanaan penyuluhan pertanian
peternakan rakyat ayam ras broiler diarahkan kepada peternak ayam ras
yaitu tahun 2003 berjumlah Rp.
broiler pola kemitraan dan kelompok
189.845.840; tahun 2004 Rp. tani Juluatia I denga jumlah peserta 20
354.481.534; tahun 2005 Rp. orang. Materi yang disampaikan
492.088.812 dan tahun 2006 Rp. mengenai tatalaksana keuntungan dan
98.941.603 dengan jumlah alokasi kelemahan dalam bermitra,
biaya selama 4 tahun produksi yaitu
pemeliharaan, pencegahan dan
Rp. 1.135.357.789 atau rata-rata Rp. pengobatan penyakit ternak ayam
283.839.447 per tahun. Sedangkan broiler dan ayam buras dengan
hasil penjualan pada tahun 2003 Rp. menggunakan metode pendekatan
233.811.568; tahun 2004 Rp. perorangan dan metode pendekatan
416.487.953; tahun 2005 Rp.
kelompok. Adapun media yang
605.216.065 dan tahun 2006 Rp. digunakan berupa media cetak dan
110.434.661 dengan jumlah elektronika yakni folder, VCD dan
keselurhan penjualan selama 4 tahun Televisi.
berjumlah Rp. 1.365.941.247 atau
rata-rata Rp. 341.485.312 per tahun.
Dengan keuntungan bersih yaitu tahun
2003 Rp. 43.965.728; tahun 2004 Rp.
691.997.419; tahun 2005 Rp.
113.127.253 dengan jumlah
keselurahan pendapatan bersih Rp.

38
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. Gowa Dalam Angka. Biro
Pusat Statistik Kab Gowa, Gowa.
Fatah, 1994. Evaluasi Proyek. Aspek
Finansial Pada Proyek Mikro. C.V.
Asona, Jakarta.
Gittinger, 1990. Analisa Ekonomi
Proyek-Proyek Pertanian.
Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Hafsah, 1997. Studi Kelayakan Proyek.
Gramedia, Jakarta
Kadariah, 1999. Pengantar Evaluasi
Proyek. Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada Press,
Yogyakarta.
Saragih B., 2000. Agrbisnis Berbasis
Peternakan. Pustaka Wirausaha Muda,
Bogor.

39

Anda mungkin juga menyukai