Anda di halaman 1dari 26

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang


Lokasi : Jalan Simpang Neptunus, Malang – Jawa Timur
Tahun Anggaran : 2015

I. PENDAHULUAN
1. Umum
Metode pelaksanaan merupakan suatu sistem rekayasa dimana sumber daya (material/bahan,
peralatan, teknologi, dana dan waktu, serta pekerja) dalam proses konstruksi disusun dan
diorganisasikan dengan baik membentuk urutan kegiatan dalam suatu kerangka logis menyeluruh
untuk menghasilkan produk konstruksi.
Berdasarkan pengertian itu ada tiga faktor memiliki keterkaitan kuat satu dan lainnya dan saling
mempengaruhi dalam sistem manajemen konstruksi. Faktor tersebut meliputi pembiayaan, waktu
konstruksi dan kualitas, yang memerlukan koordinasi dan pengendalian sistematis sebagai upaya
mewujudkan keterpaduan dan integritas keseluruhan dalam rangkaian pekerjaan yang rumit dan
berlapis-lapis serta sifat pekerjaan yang terurai, terbagi-bagi, terpisah-pisah sesuai karakteristik dan
profesinya sehingga dihasilkan suatu bangunan, karena itu diperlukan suatu Metode Pelaksanaan
Pekerjaan.

Paparan Metode pelaksanaan pekerjaan ini merujuk pada ketentuan evaluasi Dokumen Penawaran
pada Dokumen Pengadaan Nomor: 027/P1.58/03/ULP.LB/V/2015, Tanggal 03 Juni 2015 untuk
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi: Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang
berdasarkan persyaratan substantive sehingga memudahkan dalam penilaian dan evaluasi dokumen,
yang meliputi:

- Metode pelaksanaan pekerjaan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan


dilengkapi metode kerja untuk jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang atau
pekerjaan sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan untuk melaksanakan pekerjaan.
- Tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjan dari awal, sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai akhir (PHO) dan dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis dan sinkron dengan Jangka Waktu Pelaksanaan (Time Shcedule).

1
2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dibuatnya metode pelaksanaan pekerjaan pada pokoknya sebagai acuan kerja
untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga memberikan suatu gambaran umum terhadap penyelesaian
pekerjaan tepat waktu dan tempat mutu sesuai dengan yang ditentukan.

3. Lokasi Rencana Pekerjaan


Lokasi rencana pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang berada di Komplek
Perumahan Dosen Universitas Brawijaya Malang, Jalan Neptunus, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan
Lowok Baru, Kota Malang. Jalan menuju ke lokasi rencana pekerjaan kondisinya tergolong sangat
mantap dan telah dilapis aspal hotmix.
Tidak jauh dari lokasi rencana proyek, arah Timur, terdapat sungai yang melintas. Foto satelit yang
menunjukkan kondisi arel lokasi rencana pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di
Malang.

Gambar 1 : Foto satelit rencana lokasi Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang.

4. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang
direncanakan 150 (seratus lima puluh) hari kalender. Masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan atau
180 hari kalender terhitung sejak penerimaan pertama pekerjaan (PHO = Provisional Hand Over).

5. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang secara garis besar menurut
Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan ketentuan BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar
dikelompokkan dalam 2 (dua) pekerjaan pokok yaitu pertama Bangunan Asrama Putra dan
Bangunan Asrama Putri, namun dari jenis pekerjaan, kedua bangunan asrama itu dapat disigikan
kedalam 3 (tiga) jenis pekerjaan utama, sebagai berikut;
a. Pekerjaan Struktur.
b. Pekerjaan Arsitektur/Finishing.
c. Pekerjaan Elektrikal.

2
Secara utuh seluruh jenis pekerjaan tersebut dipaparkan pada ketentuan BAB XII Spesifikasi Teknis
dan Gambar serta Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB). Masing-masing sub pekerjaan
pokok melingkupi beberapa item pekerjaan, sebagai berikut :
A. ASRAMA PUTRA
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
III. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU/JENDELA DAN KACA
VI. PEKERJAAN KAYU KAP DAN PENUTUP ATAP
VII. PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI
VIII. PEKERJAAN LANTAI DAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
X. PEKERJAAN SANITASI
XI. PEKERJAA FINSHING
B. ASRAMA PUTRI
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
III. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU/JENDELA DAN KACA
VI. PEKERJAAN KAYU KAP DAN PENUTUP ATAP
VII. PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI
VIII. PEKERJAAN LANTAI DAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
X. PEKERJAAN SANITASI
XI. PEKERJAAN FINSHING

Pada pokoknya pekerjaan Asrama Putra dan Asrama Putri terbagi dalam beberapa bagian
pekerjaan fisik, yang pelaksanaannya secara bertahap. Tahapan-tahapan pekerjaan saling berurutan
dan saling berkait satu sama lain sebagaimana tertuang di dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini
dan diuraikan pada Jadwal Umum Pelaksanaan Pekerjaan/Time Schedule (terlampir).

II. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Pekerjaan Pendukung

Pekerjaan pendukung dimaksudkan adalah pekerjaan bantu yang diperlukan untuk dilaksanakan
sebelum pekerjaan pokok dimulai, tetapi tidak terlingkupi pada Rencana Anggaran Biaya (Bill of
Quantity) dan merupakan bagian dari pembiayaan overhead. Pekerjaan bantu ini secara umum
diatur menurut ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya
terakhir dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Perpres Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perka LKPP) Nomor 14 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010

3
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta memperhatikan ketentuan pasal-pasal pada BAB
XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
Ruang lingkup pekerjaan bantu secara garis besar menurut BAB III Bagian C Angka 2 huruf d butir 2)
Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 mencakup pada pekerjaan mobilisasi, yang melingkupi pekerjaan,
antara lain mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, pembuatan
pagar pengaman atau pagar keliling terutama lokasi pekerjaan, barak kerja, gudang, fasilitas air
kerja, penerangan/tenaga listrik, mobilisasi dan demobilisasi material, personil secara bertahap,
asuransi tenaga kerja sebagai jaminan atas keselamatan pekerja (kegiatan ini dilaksanakan sebelum
pekerjaan kontruksi dimulai), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
(SMK3K).
Bangunan yang dibuat untuk pekerjaan bantu akan dibongkar setelah pekerjaan pokok selesai.
Uraian pelaksanaan pekerjaan, sebagai berikut :

a. Direksikeet
Direksikeet dibangun sesuai instruksi dan petunjuk Direksi. Ukuran untuk Direksikeet tidak
diuraikan atau ditentukan pada BAB XII, namun berdasarkan ketentuan umum, minimal luas
36 m2, rangka kayu, dinding tripleks atau zingkalum, atap zingkalum atau atap sejenisnya
dilengkapi dengan perlengkapan yang cukup seperti meja, kursi, papan untuk menempel
gambar kerja, keperluan P3K dan lain-lainnya mengikuti ketentuan Pasal 6 dan Pasal 23 BAB
XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
Direksikeet akan difungsikan sebagai kantor lapangan, sehingga harus dibuat dari bahan-
bahan dengan kualitas cukup di lokasi yang disetujui atau yang ditunjuk oleh Direksi dilengkapi
dengan sarana orinoir dan WC.
Sarana orinoir dibuat dari jerigen warna putih, ukuran 20 liter, diberi corong plastik ukuran
besar dan dihubungkan menggunakan selang sebagai salura untuk menampung urine.
Jerigen diletakkan pada tempat yang aman, diberi pelindung dari struktur bangunan kayu
berbentuk U setinggi 150 m.
Warna putih jerigen dipilih untuk memudahkan dalm mengontrol urine yang terisi agar tidak
sampai meluap.
Direksikeet ini terdiri dari kantor untuk menempatkan meja kerja dan ruang pertemuan
lapangan serta sebuah ruang untuk penyimpanan peralatan kecil dan barang-barang lainnya,
sebuah kamar tidur untuk penjaga malam, fasilitas sanitasi dan lain-lain. Pada Direksikeet
disediakan perlengkapan kantor, perlengkapan personil serta memperhatikan ketentuan Pasal
6 BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.

Lokasi pembangunan Direksikeet pada lahan rencana lokasi Pembangunan Asrama


Pemuda/Pelajar di Malang atau menurut petunjuk Direksi.

4
b. Barak Pekerja
Barak pekerja adalah tempat penginapan yang diperuntukan bagi pekerja konstruksi proyek ini
terutama bagi pekerja dari daerah lain. Barak pekerja akan dibangun pada areal rencana
lokasi proyek ini atau diadakan dengan cara penyewaan. Lokasi pembangunan barak
pekerja dan bangunan kelengkapannya seperti sanitasi pada prinsipnya harus memperhatikan
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Lokasi penempatan bangunan barak pekerja setelah mendapat persetujuan Direksi.

c. Gudang Material
Gudang dibuat dengan luas yang cukup untuk penyimpanan peralatan kecil, bahan/material
konstruksi, dan lainnya. Konstruksi dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk
pembangunan gudang disesuaikan dengan jenis dan sifat bahan/material yang akan disimpan
serta pengelolaannya berpedoman pada buku standar penanganan dan penyimpanan
bahan/material dengan tetap memperhatikan unsur keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Dalam pengelolaan gudang akan ditempatkan tenaga pengelola sesuai kebutuhan untuk
merekam dan mendokumentasikan segala aktivitas pergudangan diantaranya menyangkut
sistem keluar-masuknya bahan/material, memantau ketersediaan stok serta pengadaan
bahan/material ketika ketersediaannya limit.
Pada prinsipnya pengelolaan gudang dilakukan dengan benar serta sesuai pedoman untuk
dapat mendukung dan menjamin kelancaran dan terlaksananya pekerjaan konstruksi
sehingga menjamin ketepatan waktu penyelesaiannya, ketepatan mutu hasil pekerjaan, dan
jadwal waktu penyerahan hasil pekerjaan.

Lokasi pembangunan gudang material sedapat mungkin diusahakan berada pada areal lokasi
rencana proyek Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang.

d. Penyediaan Air Kerja


Penyediaan air kerja diadakan dalam suatu sistem fasilitas sementara penyediaan air dan
tetap dipelihara selama masa pelaksanaan pekerjaan konstruki proyek ini. Fasilitas sementara
penyediaan air diadakan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan air di lokasi pekerjaan
maupun di barak kerja, dan fasilitas sementara lainnya.
Kapasitas dari fasilitas sementara penyediaan air tersebut didesain serta pengelolaannya
dilakukan dengan penekanan pada prinsip yakni memperlancar pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan untuk memenuhi kebutuhan di barak kerja.
Fasilitas penyediaan air untuk mendukung kegiatan proyek ini diupayakan dapat
menggunakan sumber air bersih dari sistem jaringan air bersih yang telah ada dengan cara
pembayaran bulanan atau dengan sarana yang dibangun khusus serta disediakan oleh
pelaksana pekerjaan menggunakan 4 (empat) buah Water Tank kapasitas 2.200 liter.

e. Lampu Penerangan

5
Lampu penerangan sangat dibutuhkan terutama pada malam hari. Lampu penerangan ini
dimaksudkan membantu dan mendukung pelaksanaan tugas personil keamanan dalam
menjaga asset proyek baik manajer lapangan, pekerja, bahan maupun peralatan yang berada
di lokasi proyek terutama di waktu malam hari.
Pengadaan sistem penerangan dengan cara penyambungan jaringan instalasi listrik
sementara selama masa pelaksanaan konstruksi pada proyek ini ke kantor pelayanan listrik
PT (Persero) PLN setempat atau melakukan penyambungan sementara dengan pembayaran
sewa setiap bulannya atau pengadaan genset dengan kapasitas tertentu sesuai kebutuhan
atau menurut petunjuk Direksi.

f. Mobilisasi / Demobilisasi
Mobilisasi dan demobilisasi dimaksud pengangkutan sarana pelaksanaan yang akan
digunakan ke lapangan berdasarkan pada jadwal pelaksanaan yang disampaikan setelah
penerimaan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Mobilisasi termasuk personil, bahan/material
dan peralatan dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pekerjaan konstruksi atau sesuai
dengan perintah Direksi.
Demobilisasi termasuk pemindahan semua personil dan peralatan dari lokasi. Kegiatan ini
disesuaikan dengan jadwal waktu penyelesaian pekerjaan dan atau menurut petunjuk Direksi.
Pada prinsipnya demobilisasi personil dan peralatan akan dilakukan secara bertahap setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan.

g. Pengaturan Keselamatan
Penerapan program K3 merupakan wujud dari kebijaksaan K3 top manajemen perusahaan
yang menekankan agar dalam pelaksanaan pekerjaan proyek tidak terjadi kecelakaan apalagi
kecelakaan sampai pada tingkat fatality terhadap pekerja maupun asset perusahaan lainnya
dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Kebijakan K3 manajemen perusahaan
menekankan pada prinsip pengelolaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) ‘’Zero Accident.’’

h. Pembuatan dan Pemasangan Rambu-rambu

Lokasi rencana pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang memiliki


arus lalu lintas cukup ramai sehingga berpotensi membahayakan aktivitas pembangunan fisik
proyek. Mengiliminir potensi kecelakaan akibat adanya aktivitas proyek, sangat perlu tanda
peringatan atau rambu-rambu.
Rambu-rambu dibuat untuk membantu pengelolaan sistem manajemen proyek di lapangan
terutama dimaksudkan sebagai petunjuk bagi pekerja dan orang lain. Pembuatan rambu-
rambu menjadi satu kesatuan dalam program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3). Rambu-rambu yang dipasang besifat larangan, peringatan, instruksi dan
motivasi/terapi/slogan.

6
Penempatan dan pemasangan rambu-rambu di tempat yang mudah terlihat dan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan konstruksi pada proyek ini. Rambu-rambu lalu lintas
pemasangannya terutama pada jalur keluar masuk lokasi proyek. Pemasangan rambu-
rambu lainnya akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan/atau menurut petunjuk
Direksi.

i. Sistem telekomunikasi

Sistem komunikasi pada prinsipnya dimaksudkan memudahkan koordinasi petugas pelaksana


dalam pengelolaan pekerjaan konstruksi pada proyek ini. Alat komunikasi menggunakan
telepon seluler (Hand Phone) bagi pelaksana lapangan pada tingkat jabatan tertentu.

j. Pelaporan dan dokumentasi


1) Pelaporan
Pelaporan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bentuk
berdasarkan aktivitas kegiatannya yakni laporan harian, laporan mingguan, dan laporan
bulanan.
Laporan harian dibuat setiap hari sesuai hasil yang dicapai pada hari yang
bersangkutan, ditandatangani oleh wakil kontraktor dan Direksi disamping catatan-
catatan lainnya.
Laporan mingguan dibuat setiap hari Senin. Data serta informasi untuk laporan
mingguan merupakan rekapitulasi dan bersumber dari laporan harian. Laporan
mingguan ini diserahkan kepada Direksi paling lambat pada hari pertama minggu
berikutnya.
Laporan bulanan diserahkan kepada Direksi paling lambat pada hari pertama minggu
terakhir pada bulan yang bersangkutan.
Materi laporan bulanan merupakan rekapitulasi dari laporan mingguan yang telah
ditandatangani kontraktor dan Direksi.
2) Dokumen

Pengertian dokumen berkaitan dengan pelaksanaan proyek ini adalah dokumentasi dan
foto. Dokumentasi dan foto masing-masing untuk setiap tahapan 0 % dan setiap
pertambahan kemajuan fisik pekerjaan 25 % sampai 100 % atau menurut petunjuk
Direksi. Ukuran dokumen foto menggunakan ukuran standar 3 R, yang diambil pada
satu titik tetap, yang ditentukan oleh Direksi.
Pada akhir pekerjaan fisik mencapai 100 %, foto yang diambil pada satu titik tertentu dan
disetujui Direksi dicetak dalam ukuran 20 R pada kertas dop dan dipasang pada pigura
yang diberi kaca.

k. Pos Jaga Keamanan


Personil keamanan akan ditempatkan selama masa konstruksi dan masa pemeliharaan untuk
menjaga aktivitas proyek, inventaris proyek serta pekerja dan orang lain (tamu) aman dan

7
nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Untuk mendukung tugas keamanan, dibuatkan pos
jaga pada pintu masuk orang dan kendaraan agar memudahkan di dalam pengelolaan
manajemen keamanan proyek.

l. Asuransi Tenaga Kerja


Spanduk JAMSOSTEK dipasang pada tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat
umum atau menurut petunjuk Direksi. Spanduk Jamsostek merupakan suatu bukti
bahwa pekerja yang dipekerjakan pada pelaksanaan proyek Pembangunan Asrama
Pemuda/Pelajar di Malang telah diikutkan pada program Asuransi Tenaga Kerja
(ASTEK) sebagaimana ketentuan Pasal 23 Ayat (2) UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi, UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, UU
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: KEP-196/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program JAMSOSTEK Bagi
Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada
Sektor Jasa Konstruksi, serta peraturan lebih khusus Dokumen Pengadaan Pekerjaan
Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang.
Pembayaran Jamsostek pada pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Asrama
Pemuda/Pelajar di Malang dilakukan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan Kota Malang di Jalan Dr. Sutomo No. 1 Malang.

m. Pagar Pengaman/Keliling
Pagar sementara dipasang mengelilingi areal rencana lokasi pekerjaan
Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang. Pagar keliling dibuat untuk
menciptakan keamanan dan kenyamanan bekerja bagi pekerja proyek selain upaya
mencegah pekerja proyek dan orang lain tertimpa material bangunan atau alat kerja.
Kegiatan pemagaran dilakukan setelah areal rencana proyek dibersihkan dari
bongkaran, pohon beserta perakaranya, sampah, dan lainnya.
Bahan pagar dari seng gelombang BJLS 20. Dipasang dengan penguat paku seng
pada rangka dari bahan kayu kuat ukuran 5/7cm dipasang berjajar 3 (tiga) dengan
ukuran jarak disesuaikan diantara dua buah tiang kayu ukuran 8/12 cm

n. Lain-lain

8
Untuk menjamin kesehatan dan kebersihan lingkungan lokasi proyek serta bangunan
sementara dibentuk satu regu petugas K3 kebersihan sehingga lokasi proyek selalu dalam
kondisi bersih dan sehat bagi pekerja dan orang lain serta lingkungan sekitarnya.

o. Perkiraan kebutuhan dan penggunaan tenaga, bahan dan peralatan


Jumlah pekerja/tenaga, bahan dan peralatan yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang dihitung berdasarkan Analisa Harga
Satuan Pekerjaan dan Volume/Kuantitas masing-masing jenis pekerjaan sesuai yang
tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Kebutuhan penggunaan tenaga, bahan
dan material untuk menyelesaikan pekerjaan ini disajikan tersendiri pada bagian Analisa
Spesifikasi Teknis dan Perhitungan Kebutuhan Bahan, Tenaga, dan Alat.

2. Penyelenggaraan Konstruksi
Pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang berdasarkan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) terdiri dari 2 (dua) bangunan yang menjadi pekerjaan pokok. Adapun tahapan
pelaksanaan penyelenggara konstruksi sebagai berikut:

1) PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Pembersihan Lapangan
Pembersihan lapangan rencana lokasi Asrama Putra dan Putri ini secara umum mencakup
pekerjaan pembersihan awal dan pembersihan akhir, termasuk menjaga keasrian dan
kebersihan tempat kerja selama kegiatan proyek berlangsung. Pembersihan awal dilakukan
mengacu pada ketentuan Pasal 25 dan Pasal 27 BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar
dilakukan pada areal rencana pekerjaan dengan membersihkan rencana lokasi dari bekas
bongkaran, sampah-sampah, pohon sampai pada sistem perakaran dan sampah lain yang
berpotensi dapat mengganggu proses pengukuran dan pemasangan bouwplank serta
keselamatan bangunan.
Pembersihan lokasi kerja dipandang secara luas termasuk juga memperhatikan keasrian
selama masa pelaksanaan pekerjaan fisik, sehingga pembersihan lokasi kerja dapat
diartikan sebagai upaya menjaga agar lokasi proyek tetap dalam kondisi rapi, bersih dan
sehat untuk aktivitas kerja sebagaimana ketentuan Pasal 7 BAB XII Spesifikasi Teknis dan
Gambar. Namun demikian lingkup pekerjaan pembersihan lokasi kerja dalam pengertian
teknis dihubungkan dengan pekerjaan fisik untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan
pengukuran dan pemasangan bouwplank.

b. Papan Nama Kegiatan


Papan nama kegiatan atau Papan nama proyek merupakan informasi umum mengenai
identitas pekerjaan di lapangan dibuat dari bahan vinyl dengan alas triplek tebal 6 mm,

9
ukuran 120 cm x 180 cm dengan 2 (dua) buah tiang kayu ukuran 5/7, tinggi 3 meter, dan
tulisan-tulisan pada papan nama proyek menurut petunjuk Direksi.
Lokasi pemasangan papan nama proyek pada tempat yang mudah terlihat oleh masyarakat
atau penempatannya setelah mendapat persetujuan/petunjuk Direksi. Pengadaan papan
nama kegiatan mengacu pada ketentuan Pasal 22 BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.

c. Uitzet Dan Pemasangan Papan Bouwplank


Pekerjaan pasangan bouwplank Asrama Putra dan Asrama Putri diawali dengan uitzet.
Pelaksanaan pengukuran awal dilakukan oleh regu juru ukur dibawah koordinasi officer juru
ukur dengan memperhatikan ketentuan Pasal 4, Pasal 5, Pasal 24, dan Pasal 26 BAB XII
Spesifikasi Teknis dan Gambar, setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan bersama
dengan Direksi atau wakil yang ditunjuk Direksi. Pengukuran diikuti pematokan. Secara
umum uitzet meliputi kegiatan sebagai berikut:
 Penentuan referensi (titik duga)
Titik referensi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Asrama
Putra dan Asrama Putri sesuai petunjuk dan data spesifikasi teknis dan gambar proyek
Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang atau memperhatikan peil jalan dan
gambar rencana.
Pemasangan gambar pengukuran/uitzet lapangan dilakukan sebelum pekerjaan fisik
dilaksanakan.
Sebelum pelaksanaan uitzet terlebih dahulu meminta petunjuk Direksi. Setelah uitzet
selesai, dilanjutkan dengan pembuatan gambar uitzet yang nantikan dipakai untuk
pengecekan bersama Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi untuk mengetahui tingkat
kebenaran uitzet. Apabila hasil uitzet telah dinyatakan benar, maka dibuat berita acara
uitzet untuk dilampirkan pada perhitungan MC 0 (Mutual Check 0 %).
 Alat ukur dan tenaga kerja
Alat ukur yang digunakan untuk pekerjaan uitzet berupa seperangkat Theodolit yang
dilengkapi centering optis dan seperangkat alat sipat datar otomatis beserta segala
perlengkapannya.
Tenaga ukur yang menangani adalah regu juru ukur dibawah koordinasi seorang
Tenaga Ahli bersertifikat SKA Muda Geodesi yang telah berpengalaman khusus di
bidang pengukuran dan pemetaan.

 Pemeriksaan hasil pengukuran


Seluruh hasil pengukuran diajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
Pemasangan bouwplank seiring dengan pekerjaan pengukuran. Bouwplank dari bahan
kayu/papan sesuai ketentuan analisa 1.4 menggunakan usuk kayu dan papan kayu klas
III, dipasang menerus keliling luar rencana site bangunan dengan jarak minimal 2,5
meter dari garis bangunan terluar untuk pencegahan longsoran terhadap galian tanah

10
pondasi, kecuali ada bidang yang berbatasan langsung dengan tembok pembatas milik
warga, akan disesuaikan kondisi lapangan.
Permukaan atas kayu/papan bouwplank diserut rata dan terpasang waterpas dengan
peil lebih kurang +0.00. Kayu patok/tiang bouwplank dipakai usuk ukuran 5/7 cm,
dipasang dengan jarak minimal 2,5 meter pada masing-masing patok/tiang dan
tertancap dengan kuat dalam tanah.
Pada papan bouwplank dicat terutama pada sumbu-sumbu dinding dengan cat warna
merah, tidak luntur atau dapat dengan paku. Penentuan sumbu-sumbu dinding ini
dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan ukuran yang benar-benar tepat, siku
dan sejajar satu sama lainnya.
Penentuan peil lebih kurang +0.00 diambil atas persetujuan Direksi berdasarkan
keadaan lapangan.
Setelah pemasangan kayu/papan bouwplank selesai, kemudian diajukan untuk
dilakukan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi sebelum memulai penggalian tanah
pondasi.
Pengukuran lainnya pada pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Asrama
Pemuda/Pelajar di Malang dilaksanakan sesuai tahapan pekerjaan, melingkupii
diantaranya:
 Titik kolom bangunan dan pondasi.
 Leveling lantai struktur, ring balok dan lain-lain.
 Mengecek kebenaran kedudukan elemen konstruksi selama pengerjaan.

d. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


Menurut ketentuan Pasal 142 Ayat (3) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau
Pemerintah Daerah tidak termasuk objek Retribusi. Artinya tidak dipungut biaya retribusi
untuk penerbitan IMB Asrama Pemuda/Pelajar di Malang. Namun demikian alokasi biaya
IMB diadakan karena dalam proses penerbitan IMB membutuhkan pengukuran lapangan,
konsultasi bangunan, meliputi berbagai kegiatan diantaranya kegiatan peninjauan desain
dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis
bangunan dan rencana tata ruang, dengan tetap memperhatikan koefisien dasar bangunan
(KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien ketinggian bangunan (KKB), dan
pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi
syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.
Pada pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang untuk
menghindari sanksi penghentian pekerjaan pembangunan, maka sebelum kegiatan
konstruksi akan menyampaikan laporan pemberitahuan kepada Pemerintah setempat
melalui institusi yang diberi tanggung jawab menangani masalah IMB. Selain itu,
manajemen perusahaan mengalokasikan biaya mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
dan mengajukan permohonan tertulis dengan mengisi formulir sebagaimana ketentuan

11
Peraturan Daerah (Perda) Kota Malang Nomor: 20 Tahun 2008 tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan.

2) PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


a. Pengeboran Pondasi Strauss Pile
Pondasi strauss pile menurut gambar rencana stross Asrama Putra dan Asrama Putri
terdapat 10 (sepuluh) titik, masing-masing 5 (lima) titik pada Asrama Putra dan 5 (lima) titik
pada Asrama Putri. Pondasi strauss pile merupakan salah satu tipe pondasi dangkal yang
dipergunakan untuk bangunan, apabila kondisi tanah dasarnya tidak mempunyai daya
dukung untuk memikul berat bangunan. Strauss pile dikerjakan dengan cara tanah di bor
atau di buatkan lubang terlebih dahulu lalu dimasukan besi tulangan yang sudah di install
(dirakit/rangkaian besi tulangan), kemudian dituangkan adukan beton atau pengecoran
setempat.
Pelaksanaan pekerjaan pengeboran strauss pile diawali dengan pengajuan request
dan jadwal pelaksanaan untuk mendapat persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas.
Langkah-langkah pengerjaan pegeboran pondasi strauss pile sebagai berikut :

a) Menentukan titik koordinat dan titik patok As bored pile beserta pilecapnya, dengan
menggunakan theodolite dan waterpass.

b) Dalam menentukan titik awal pengeboran diharuskan berada dilokasi yang tidak
mengganggu pekerjaan sirkulasi angkutan material.

c) Mempersiapkan peralatan pengeboran dan tempat perawatannya dekat dengan lokasi


pengeboran.

d) Merencanakan alur pergerakan alat bor agar nantinya perpindahan alat menjadi
efisiensi dalam segi waktu.

e) Melakukan pengeboran. Ada 2 metode yang dilakukan untuk pengeboran yaitu wash
boring dan dry drilling. Metode yang mana digunakan tergantung pada kondisi
lapangan areal pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang. Namun
dari sisi ketentuan pada BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar pengeboran
menggunakan sistem bor tangan atau bor manual.

● Bor pile dengan sistem dry drilling (sistem bor kering):


Tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan tanah yang di bor diangkat
setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
kedalaman yang ditentukan sesuai gambar rencana. Pengeboran ini dilakukan
apabila karakterstik tanah yang dibor cenderung tanah pasir dan tanah yang lunak.

12
● Bor pile dengan sistem wash boring (sistem bor basah):
Tanah di bor dengan menggunakan mata bor cross bit yang memiliki kecepatan
putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh
dapat diberi chasing terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang
hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang
stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80/pompa sentrifugal 3″. Hal ini
menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.
Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara
mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi
tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang
seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi
sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari
lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang
terbaik.

f) Pembersihan lubang bor dari lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan dilakukan dengan
alat pembersih khusus dengan ukuran yang sesuai dengan diameter lubang bor.

b. Galian Tanah Pondasi


Galian tanah pada site rencana bangunan Asrama Putra dan Asrama Putri
melingkupi pekerjaan galian untuk pekerjaan pasangan pondasi batu belah dan
galian pondasi setempat (foot plate), dilaksanakan menggunakan tenaga manusia
dengan alat gali sederhana seperti linggis, ganco, dan sekop.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah memperhatikan ketentuan Pasal 67 Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: PER
01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan dan ketentuan Bab X Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja
Nomor: KEP.174/MEN/86 dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 104/KPTS/1986
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi,
terutama terhadap peil galian sampai kedalaman melebihi batas ukuran tinggi
pekerja. Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian diberikan pengaman
dan penunjang yang kuat terutama pada galian untuk pekerjaan pondasi footplate,
septictank, dan peresapan.
Pekerjaan galian dilakukan setelah pemasangan dan penandaan ukuran pada
bouwplank selesai dilaksanakan dan dimensi galian tanah untuk pondasi sesuai
gambar yang telah disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi.
a) Galian tanah pondasi batu belah

13
Galian tanah pondasi batu belah atau pondasi menerus disesuaikan dengan RAB dan
gambar kerja dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia. Pelaksanaan
pekerjaan setelah pemasangan dan penandaan ukuran pada bouwplank selesai
dilaksanakan dan dimensi galian tanah untuk pondasi sesuai gambar yang telah
disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi.
Galian pondasi menerus dilakukan terlebih dahulu menentukan lay out dan titik as
pondasi yang akan digali ditentukan dengan teliti. Galian pondasi dibersihkan dari
akar pohon ataupun sampah yang akan merusak konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan sampai mencapai tanah keras atau peil
sesuai gambar kerja.
Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke tempat yang
direncanakan penimbunan, sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk
penimbunan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Pengukuran elevasi hasil galian dilakukan setelah galian tanah diperkirakan telah
mencapai peil dilanjutkan dengan pemeriksaan bersama dengan Direksi/wakil yang
ditunjuk Direksi untuk memastikan elevasi hasil galian benar-benar telah mencapai
peil. Setelah elevasi galian dipastikan mencapai peil dibuatkan berita acara mulai
pasang, yang dilampiri dengan data cek elevasi.
b) Galian Tanah Pondasi Setempat
Galian tanah untuk pekerjaan pondasi setempat/foot plate atau pondasi cakar ayam
disesuaikan dengan gambar kerja dan RAB Asrama Putra dan Asrama Putri, dilakukan
secara manual menggunakan tenaga manusia. Pelaksanaan pekerjaan setelah
pemasangan dan penandaan ukuran pada bouwplank selesai dilaksanakan dan
dimensi galian tanah untuk pondasi sesuai gambar yang telah disetujui oleh
Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi.
Galian pondasi foot plate dilakukan terlebih dahulu menentukan lay out dan titik as
pondasi yang akan digali ditentukan dengan teliti. Galian pondasi foot plat dibersihkan
dari akar pohon ataupun sampah yang akan merusak konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan sampai mencapai tanah keras atau peil
sesuai gambar kerja.
Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke tempat yang
direncanakan penimbunan, sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk
penimbunan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Pengukuran elevasi hasil galian dilakukan setelah galian tanah diperkirakan telah
mencapai peil dilanjutkan dengan pemeriksaan bersama dengan Direksi/wakil yang
ditunjuk Direksi untuk memastikan elevasi hasil galian benar-benar telah mencapai
peil. Setelah elevasi galian dipastikan mencapai peil dibuatkan berita acara mulai
pasang, yang dilampiri dengan data cek elevasi.

Gambar. Bagan Alir Pekerjaan Galian

14
MULAI

PEMASANGAN
PATOK DAN
BAWPLANK

TIDAK
CEK

YA

PENGGALIAN

TIDAK
CEK

SELESAI

c. Mengurug Kembali
Pekerjaan mengurug kembali tanah bekas galian untuk Asrama Putra dan Asrama
Putri dilaksanakan mengikuti tahapan pekerjaan pasangan pondasi. Pada prinsipnya
pekerjaan mengurug kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi
batu belah/pondasi foot plate, pondasi foot plate tangga, pasangan septictank dan
peresapan disertai dengan kegiatan pemadatan. Bahan-bahan yang dipakai untuk
pengurugan timbunan, baik tanah urug atau pasir urug digunakan bahan timbunan
yang bersih dari kotoran-kotoran organik yang dapat menyebabkan rusaknya
konstruksi bangunan dengan memperhatikan persyaratan bahan pada spesifikasi
teknis dan gambar.

15
Pemadatan bahan timbunan dilakukan dengan cara penyiraman air yang bersih dari
zat-zat yang dapat merusak bangunan sampai jenuh. Apabila dipandang perlu dan
memenuhi ruang, pemadatan urugan sisa galian dapat menggunakan alat pemadat
minimal hand stamper atau plat stamper (stamper kodok) termasuk urugan pasir
dibawah pondasi dan urugan pasir dibawah lantai sebagaimana dinyatakan pada
ketentuan BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
d. Urugan Pasir Bawah Pondasi dan Lantai
Urugan pasir bawah pondasi dan lantai melingkupi urugan pasir pawah pondasi dan
lantai untuk Asrama Putra dan Asrama Putri. Pelaksanaan pekerjaan dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Urugan pasir bawah pondasi
Urugan pasir bawah pondasi untuk pasangan Aanstamping (pasangan batu
kosong), dan lantai kerja, dilaksanakan setelah galian pondasi telah mencapai
tanah keras atau peil serta mendapat persetujuan Direksi atau Pengawas
Lapangan.
Tebal urugan pasir dibawah pondasi disesuaikan dengan gambar kerja yaitu 10
cm. Persyaratan bahan urugan pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
teknis dan gambar atau menurut petunjuk dan persetujuan Direksi.
b) Urugan pasir bawah lantai
Urugan pasir bawah lantai untuk pelaksanaan pemasangan lantai keramik
bangunan Asrama Putra dan Asrama Putri setelah pekerjaan urugan tanah dalam
bangunan atau urugan tanah peninggi lantai telah mencapai peil dan kepadatannya
mendapat persetujuan Direksi atau Pengawas Lapangan. Tebal urugan pasir bawah
lantai 10 cm atau disesuaikan dengan gambar kerja.
Persyaratan bahan urugan pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis atau
menurut petunjuk dan persetujuan Direksi. Pasir urug yang digunakan disaring
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan memiliki ukuran yang homogen
kemudian dilakukan penyiraman sampai jenuh agar diperoleh kepadatan sesuai
yang diharapkan menurut spesifikasi teknik dan gambar kerja. Pemadatan
dengan penyiraman diselingi dengan pamadatan menggunakan hand
stamper/plate stamper.
Urugan dan pemadatan dilakukan sampai memenuhi kepadatan serta peil
menurut spesifikasi teknis dan gambar dan mendapat persetujuan Direksi/wakil
Direksi.
c) Urugan tanah peninggi lantai
Pekerjaan urugan tanah peninggi lantai atau urugan tanah dalam bangunan dilakukan
setelah pasangan pondasi selesai dikerjakan. Tanah urug yang dipakai sebagai bahan

16
timbunan bersih dari kotoran-kotoran organik yang dapat menyebabkan rusaknya
bangunan. Ketebalan lapisan urugan tanah sesuai gambar dilakukan setiap lapis,
kemudian dipadatkan dengan cara menyirami dengan air bersih sampai jenuh disertai
proses pemadatan menggunakan alat hand stamper atau stamper plat sampai
mencapai nilai kepadatan yang sempurna.

3) PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


Pekerjaan pasangan dan plesteran pada Asrama Putra dan Asrama Putri diawali
pelaksanaannya setelah galian tanah pondasi batu belah mendapat persetujuan dan tidak ada
lagi koreksi dari Direksi/Wakil Direksi/Konsultas Pengawas. Pekerjaan pasangan dan plesteran
meliputi pekerjaan pasangan batu kosong, pondasi batu kali, pasangan dinding ½ bata trasram,
pasangan dinding ½ bata, plesteran dinding ½ bata trasram, plesteran dinding ½ bata, acian,
plesteran siar, dan pasangan roster.
Pekerjaan pasangan dan plesteran Asrama Putra dan Asrama Putri ini dikelompokkan dalam 2
(dua) bagian disesuaikan dengan lantai bangunan sebagai berikut:
a. Lantai I
a) Pasangan Batu Kosong
Pekerjaan pasangan batu kosong (aanstaming) setelah urugan pasir dibawah pondasi
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi. Dimensi dari pasangan
batu kosong dibuat sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
Batu yang digunakan memenuhi persyaratan mutu baik, keras, tidak cacat atau retak,
tidak berpori besar, dan bebas dari lumpur atau memperhatikan ketentuan persyaratan
material batu menurut spesifikasi teknis dan gambar.
Alat bantu/peralatan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kosong
adalah kereta dorong. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan jadwal kerja.
b) Pasangan Pondasi Batu Belah 1PC : 5PS
Pondasi adalah struktur perantara, yang memiliki fungsi meneruskan beban bangunan
diatasnya (termasuk berat sendiri) kepada tanah tempat pondasi tersebut berpijak,
tanpa mengakibatkan kerusakan tanah atau tanpa mengakibatkan terjadinya penurunan
bangunan di luar batas toleransi. Pada pekerjaan Pembangunan Asrama
Pemuda/Pelajar di Malang, pekerjaan pondasi dibedakan berdasarkan bahan yang
digunakan yaitu pondasi batu belah dan pondasi plat beton (diuraikan pada pekerjaan
beton).
Pekerjaan pasangan pondasi batu belah dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah
dan pasangan batu kosong selesai dan mendapat persetujuan Direksi.
Urutan dan tata cara pelaksanaan:

17
i. pelaksanaan pekerjaan setelah pekerjaan pasangan batu kosong selesai
dikerjakan dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
ii. sebelum pelaksanaan pasangan pondasi batu belah, terlebih dahulu dibuat profil
dari benang sebagai panduan bagi tukang batu dalam melaksanakan
pekerjaannya.
iii. campuran pasangan pondasi batu belah menggunakan mortal dengan spesi 1 pc :
5 ps sesuai dengan keterangan gambar rencana dengan dimensi / elevasi
pasangan sesuai gambar kerja yang telah disetujui Direksi/Pengawas.
iv. bahan yang digunakan batu kali/gunung dan pasir pasang yang didatangkan dari
luar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck, sedangkan untuk portland
cement (PC) menggunakan semen merk Gresik atau semen lainya menurut
ketentuan pada BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar dengan daya pengikat
awal cepat, yang dibeli dari distributor.
v. peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang batu berupa capang, pacul,
sekop, bak pencampur, kereta dorong, ember untuk mengambil air dari tempat
penampungan air, dan concrete mixer untuk pencampuran mortal.
vi. waktu pelaksanaan pekerjaan pondasi mengikuti jadwal kerja pelaksanaan
pekerjaan pondasi batu belah.
vii. pada pelaksanaan pekerjaan pondasi batu belah disediakan tempat dudukan untuk
pengecoran kaki kolom praktis 10/10, yang nantinya diintal/dirangkai menyatu
dengan sloof 15/20.
c) Pasangan Dinding ½ Bata Trasram 1PC : 3PS
Pasangan trasram dengan adukan 1 pc : 3 ps dilaksanakan untuk pasangan bata
trasram setinggi 20 cm keliling bangunan dan 150 cm pada bangunan KM/WC.
Sebelum pasangan bata trasram dilakukan, bata disiram (dibasahi) lebih dahulu hingga
jenuh agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortal/adukan pasangan.
Pekerjaan pasangan dinding ½ bata trasram dilakukan di atas lapisan adukan mortal
dan diketok ke tempatnya hingga kuat meneruskan sloof 15/20. Pekerjaan ini dilakukan
menggunakan campuran spesi 1pc : 3ps. Pasangan bata trasram sesuai spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dengan dimensi/elevasi pasangan sesuai gambar kerja
yang telah mendapat persetujuan Direksi.

d) Pasangan Dinding ½ Bata 1PC : 5PS


Pekerjaan pasangan dinding ½ bata dilakukan di atas lapisan adukan mortal dan
diketok ke tempatnya hingga kuat meneruskan pasangan bata trasram. Pekerjaan ini
dilakukan menggunakan campuran spesi 1pc : 5psr. Pasangan bata sesuai spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dengan dimensi/elevasi pasangan sesuai gambar kerja
yang telah mendapat persetujuan Direksi.

18
Bahan yang digunakan berupa batu bata bermutu baik dengan pembakaran sempurna,
bebas dari cacat dan retak serta mempunyai ukuran uniform. Pasir didatangkan
menggunakan dump truck atau pick up, batu bata didatangkan menggunakan truck
pelat atau pick up, sedangkan untuk portland cement (PC) menggunakan semen
dengan daya pengikat awal cepat, yang dibeli dari distributor.
Cara pemasangan dinding bata merah dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Dibuat marking pada kolom sebagai tanda ‘’as’’ dari dinding.
 Bata yang akan dipasang dibasahi (disiram) lebih dahulu agar tidak
menyerap/mengurangi kadar air dari spesi/adukan pasangan.
 Bata dipasang selang seling, dimulai dari kolom struktural, agar tidak membentuk
siar tegak yang menerus, untuk mencegah keretakan dinding.

Gambar 2. Pasir pasang dan bata merah yang digunakan masyarakat sekitar lokasi Pekerjaan Pembangunan
Asrama Pemuda/Pelajar di Malang.

 Setiap tinggi bata kurang lebih 100 cm atau lebih kurang 20 lapis, pasangan
dinding dihentikan. Selama proses pemasangan bata, vertikalitas dan kelurusan
selalu dikontrol dengan waterpass atau profil benang.
 Pasangan bata dihentikan pada elevasi dasar balok untuk memberi kesempatan
pengecoran.
 Khusus untuk kolom yang bersifat struktural, dicor lebih dulu, baru pemasangan
bata. Dalam hal ini, untuk menjamin hubungan antara kolom dan dinding
disediakan besi stek yang tertanam dalam kolom setiap jarak 75-80 cm pada ’’as’’
pasangan dinding bata.
 Peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang batu berupa cepang, pacul,
sekop, bak pencampur, ember wadah mortal, ember untuk mengambil air dari
tangki penampung air, dan concrete mixer (molen) untuk pencampuran mortar.
 Waktu pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok bata sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.

Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom praktis dihentikan setelah
bata mencapai ketinggian 20 lapis atau 1 meter, kemudian terhadap kolom praktis
dilakukan pengecoran setelah sebelumnya disiapkan bekisting kolom praktis dari bahan

19
kayu papan 2/20, yang dipasang mengapit pasangan dinding bata pada sisi dinding
bata menerus sloof 15/20 dengan pengaku bekisting dari kawat bendrat dan bekisting
kolom praktis pada persinggungan pasangan dinding bata serta pengecoran kolom
praktis yang bersinggungan dengan kusen. Pasangan dinding bata dilanjutkan setelah
bekisting kolom praktis dilepas minimal satu hari setelah dilakukan pengecoran.

e) Plesteran Dinding ½ Bata Trasram 1PC : 3PS


Seluruh siar dinding ½ bata trasram dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm, dibuat
cekungan untuk mendapatkan perekatan plester. Tebal plesteran dinding
maksimal 1,5 cm sesuai spesifikasi teknis atau menurut gambar kerja.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih dahulu
sampai merata agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran.
Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah membuat
profil membentuk bidang dengan tebal 1,5 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk memudahkan kontrol dalam hal
mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang sama rata. Selain membuat
profil sebelum pekerjaan plesteran juga membuat kepalan, yaitu plesteran
selebar kurang lebih 3 cm (kepalan) untuk menjamin agar plesteran dapat rata,
vertikal, dan horizontal, serta siku pada pojok-pojoknya.
Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal
plester), kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan yang
berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaanya setelah kepalan berumur kurang
lebih satu hari. Setelah plesteran setengah kering, maka plesteran diratakan
dengan menggunakan jidar aluminium, yang dijalankan menempel pada kepalan
yang ada. Setelah plesteran selesai, dicek kembali kerataanya, vertikallitasnya
dengan menggunakan unting-unting.
Plesteran transsram menggunakan campuran spesi sesuai Spesifikasi Teknis
1Pc : 2Ps.

f) Plesteran Dinding ½ Bata 1PC : 5PS


Seluruh siar dinding bata dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm, dibuat cekungan
untuk mendapatkan perekatan plester. Tebal plesteran dinding maksimal 1,5 cm
sesuai spesifikasi teknis atau menurut gambar kerja.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih dahulu
sampai merata agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran.

20
Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah membuat
profil membentuk bidang dengan tebal 1,5 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk memudahkan kontrol dalam hal
mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang sama rata.
Selain membuat profil benangan sebelum pekerjaan plesteran juga membuat
kepalan, yaitu plesteran selebar kurang lebih 3 cm (kepalan) untuk menjamin
agar plesteran dapat rata, vertikal, dan horizontal, serta siku pada pojok-
pojoknya.
Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal
plester), kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan yang
berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaanya setelah kepalan berumur kurang
lebih satu hari. Setelah plesteran setengah kering, maka plesteran diratakan
dengan menggunakan jidar aluminium, yang dijalankan menempel pada kepalan
yang ada. Setelah plesteran selesai, dicek kembali kerataan dan vertikallitasnya
dengan menggunakan unting-unting.
Plesteran beton mengikuti keterangan pada gambar rencana atau spesifikasi
teknis. Beton yang akan diplester dibersihkan terlebih dahulu dari benda-benda
yang melekat lalu disiram air dan dibilas dengan air semen sesuai bidang yang
akan diplester kemudian pekerjaan plesteran dilakukan menggunakan campuran
mortal 1 PC : 3 Psr.
g) Acian
Pekerjaan acian pada dinding ½ bata merupakan langkah akhir dari rangkaian
pekerjaan dinding, dimulai dari pemasangan dinding ½ batu, kemudian dilakukan
plesteran dan diakhiri dengan acian.

Pelaksanaan acian dinding tembok dapat dijelas sebagai berikut:

aa. persiapan bahan dan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak
semen atau stereofom dan lain-lainnya sesuai kebutuhan.
bb. menyiapkan tempat penampungan air bisa berupa ember cor, ember bekas
cat atau tempat lain yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
cc. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak menyerap air semen.
dd. pelan-pelan menaburkan bubuk semen menurut petunjuk Direksi atau
dengan perbandingan 1 : 1 ke dalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal dan cepat
kering sehingga tidak dapat digunakan untuk acian dinding.

21
ee. melaburkan bahan acian campuran semen yang sudah jadi ke permukaan
dinding dengan menggunakan alat cetok.
ff. menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas zak semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
gg. diusahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering dengan cara
menyiram air karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
hh. pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu
untuk melanjutkan ke pekerjaan pengecatan.
h) Plesteran Siar 1PC : 2 PS
Sebelum pekerjaan siar dimulai, sambungan-sambungan dari semua permukaan
pasangan batu belah digaruk atau dipahat untuk penembokan batu yang sudah lama
terpasang. Permukaan dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi air. Setelah
langkah tersebut barulah spesi di pasang diawali dengan pemberian pelet semen untuk
perekat.
Spesi untuk semua pekerjaan siaran sesuai dengan spesifikasi teknis atau seperti
ditetapkan lain oleh Direksi, terdiri dari 1 (satu) bagian semen Portland dan 2 (dua)
bagian pasir serta air secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang sesuai untuk
penggunaan pada pekerjaan siaran.
Semua pasangan batu siar dirawat dengan air (curring) dan dalam proses
perawatannya pasangan-pasangan batu dijaga agar tetap basah paling tidak sampai 14
hari atau dengan cara lain yang dapat diterima menurut persetujuan Direksi.
Pasir yang digunakan untuk pekerjaan siar ‘’mata sapi’’ adalah pasir pilihan yang
bersumber dari quary di lokasi setempat atau pasir yang mempunyai gradasi yang baik
untuk menghasilkan adukan siaran yang baik untuk pekerjaan siaran. Air untuk
campuran adukan plesteran bersumber dari sistem fasilitas sementara
penyediaan air yang tetap dipelihara selama masa pelaksanaan pekerjaan
konstruki proyek ini untuk menjamin pemenuhan kebutuhan air di lokasi
pekerjaan.
i) Pasangan Roster Beton
Roster beton dipasang meneruskan pasangan dinding bata diatas kusen pintu dan
jendela berpedoman pada gambar rencana. Perekat pasangan menggunakan mortal
campuran mengikuti ketentuan spesifikasi teknis.
Kelurusan pasangan roster beton dikontrol menggunakan waterpas baik arah vertikal
maupun horizontal atau dengan profil benangan yang dipasang sebagai panduan
pekerjaan dinding ½ bata.
b. Lantai II
a) Pasangan Dinding ½ Bata Trasram 1PC : 3PS

22
Pasangan trasram dengan adukan 1 pc : 3 ps dilaksanakan untuk pasangan bata
trasram setinggi 20 cm keliling bangunan dan 150 cm pada bangunan KM/WC.
Sebelum pasangan bata trasram dilakukan, bata disiram (dibasahi) lebih dahulu hingga
jenuh agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortal/adukan pasangan.

b) Pasangan Dinding ½ Bata 1PC : 5PS


Pekerjaan pasangan dinding ½ bata dilakukan di atas lapisan adukan mortal dan
diketok ke tempatnya hingga kuat meneruskan pasangan bata trasram. Pekerjaan ini
dilakukan menggunakan campuran spesi 1pc : 5psr. Pasangan bata sesuai spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dengan dimensi/elevasi pasangan sesuai gambar kerja
yang telah mendapat persetujuan Direksi.
Bahan yang digunakan berupa batu bata bermutu baik dengan pembakaran sempurna,
bebas dari cacat dan retak serta mempunyai ukuran uniform. Pasir didatangkan
menggunakan dump truck atau pick up, batu bata didatangkan menggunakan truck
pelat atau pick up, sedangkan untuk portland cement (PC) menggunakan semen
dengan daya pengikat awal cepat, yang dibeli dari distributor.
Cara pemasangan dinding bata merah dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Dibuat marking pada kolom sebagai tanda ‘’as’’ dari dinding.
 Bata yang akan dipasang dibasahi (disiram) lebih dahulu agar tidak
menyerap/mengurangi kadar air dari spesi/adukan pasangan.
 Bata dipasang selang seling, dimulai dari kolom struktural, agar tidak membentuk
siar tegak yang menerus, untuk mencegah keretakan dinding.
 Setiap tinggi bata kurang lebih 100 cm atau lebih kurang 20 lapis, pasangan
dinding dihentikan. Selama proses pemasangan bata, vertikalitas dan kelurusan
selalu dikontrol dengan waterpass atau profil benang.
 Pasangan bata dihentikan pada elevasi dasar balok untuk memberi kesempatan
pengecoran.
 Khusus untuk kolom yang bersifat struktural, dicor lebih dulu, baru pemasangan
bata. Dalam hal ini, untuk menjamin hubungan antara kolom dan dinding
disediakan besi stek yang tertanam dalam kolom setiap jarak 75-80 cm pada ’’as’’
pasangan dinding bata.
 Peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang batu berupa cepang, pacul,
sekop, bak pencampur, ember wadah mortal, ember untuk mengambil air dari
tangki penampung air, dan concrete mixer (molen) untuk pencampuran mortar.
 Waktu pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok bata sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.

23
Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom praktis dihentikan setelah
bata mencapai ketinggian 20 lapis atau 1 meter, kemudian terhadap kolom praktis
dilakukan pengecoran setelah sebelumnya disiapkan bekisting kolom praktis dari bahan
kayu papan 2/20, yang dipasang mengapit pasangan dinding bata pada sisi dinding
bata menerus sloof 15/20 dengan pengaku bekisting dari kawat bendrat dan bekisting
kolom praktis pada persinggungan pasangan dinding bata serta pengecoran kolom
praktis yang bersinggungan dengan kusen. Pasangan dinding bata dilanjutkan setelah
bekisting kolom praktis dilepas minimal satu hari setelah dilakukan pengecoran.
c) Plesteran Dinding ½ Bata Trasram 1PC : 3PS
Seluruh siar dinding ½ bata trasram dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm, dibuat
cekungan untuk mendapatkan perekatan plester. Tebal plesteran dinding
maksimal 1,5 cm sesuai spesifikasi teknis atau menurut gambar kerja.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih dahulu
sampai merata agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran.
Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah membuat
profil membentuk bidang dengan tebal 1,5 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk memudahkan kontrol dalam hal
mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang sama rata. Selain membuat
profil sebelum pekerjaan plesteran juga membuat kepalan, yaitu plesteran
selebar kurang lebih 3 cm (kepalan) untuk menjamin agar plesteran dapat rata,
vertikal, dan horizontal, serta siku pada pojok-pojoknya.
Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal
plester), kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan yang
berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaanya setelah kepalan berumur kurang
lebih satu hari. Setelah plesteran setengah kering, maka plesteran diratakan
dengan menggunakan jidar aluminium, yang dijalankan menempel pada kepalan
yang ada. Setelah plesteran selesai, dicek kembali kerataanya, vertikallitasnya
dengan menggunakan unting-unting.
Plesteran transsram menggunakan campuran spesi sesuai Spesifikasi Teknis
1Pc : 2Ps.
d) Plesteran Dinding ½ Bata 1PC : 5PS
Seluruh siar dinding bata dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm, dibuat cekungan
untuk mendapatkan perekatan plester. Tebal plesteran dinding maksimal 1,5 cm
sesuai spesifikasi teknis atau menurut gambar kerja.

24
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih dahulu
sampai merata agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran.
Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah membuat
profil membentuk bidang dengan tebal 1,5 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk memudahkan kontrol dalam hal
mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang sama rata.
Selain membuat profil benangan sebelum pekerjaan plesteran juga membuat
kepalan, yaitu plesteran selebar kurang lebih 3 cm (kepalan) untuk menjamin
agar plesteran dapat rata, vertikal, dan horizontal, serta siku pada pojok-
pojoknya.
Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal
plester), kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan yang
berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaanya setelah kepalan berumur kurang
lebih satu hari. Setelah plesteran setengah kering, maka plesteran diratakan
dengan menggunakan jidar aluminium, yang dijalankan menempel pada kepalan
yang ada. Setelah plesteran selesai, dicek kembali kerataan dan vertikallitasnya
dengan menggunakan unting-unting.
Plesteran beton mengikuti keterangan pada gambar rencana atau spesifikasi
teknis. Beton yang akan diplester dibersihkan terlebih dahulu dari benda-benda
yang melekat lalu disiram air dan dibilas dengan air semen sesuai bidang yang
akan diplester kemudian pekerjaan plesteran dilakukan menggunakan campuran
mortal 1 PC : 3 Psr.

e) Acian
Pekerjaan acian pada dinding tembok merupakan langkah akhir dari rangkaian
pekerjaan dinding, dimulai dari pemasangan dinding batu bata, kemudian
dilakukan plesteran dan diakhiri dengan acian.

Pelaksanaan acian dinding tembok dapat dijelas sebagai berikut:

aa. persiapan bahan dan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak
semen atau stereofom dan lain-lainnya sesuai kebutuhan
bb. menyiapkan tempat penampungan air bisa berupa ember cor, ember bekas
cat atau tempat lain yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
cc. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak menyerap air semen.

25
dd. pelan-pelan menaburkan bubuk semen menurut petunjuk Direksi atau
dengan perbandingan 1 : 1 ke dalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal dan cepat
kering sehingga tidak dapat digunakan untuk acian dinding.
ee. melaburkan bahan acian campuran semen yang sudah jadi ke permukaan
dinding dengan menggunakan alat cetok.
ff. menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas zak semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
gg. diusahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering dengan cara
menyiram air karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
hh. pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu
untuk melanjutkan ke pekerjaan pengecatan.
f) Pasangan Roster Beton
Roster beton dipasang meneruskan pasangan dinding bata diatas kusen pintu dan
jendela berpedoman pada gambar rencana. Perekat pasangan menggunakan mortal
campuran mengikuti ketentuan spesifikasi teknis.
Kelurusan pasangan roster beton dikontrol menggunakan waterpas baik arah vertikal
maupun horizontal atau dengan profil benangan yang dipasang sebagai panduan
pekerjaan dinding ½ bata.

26

Anda mungkin juga menyukai