Kelompok 2 :
Sari Rahayuni Nopeliana Dwi Sari
Marda Kustria Dewi Dwi Ariani
Wahyu Trisetiana Meliana
Yulia Verawati Dian Aprilia
Tantiana Adela Lika Lastri
Meitri Widya Pangesti Slamet Taspan
Liliswaty Aridia Ramadhani
Dosen :
Ghalib Syukrillah, M. Farm
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2017
Reseptor Serotonin
Serotonin di otak disekresikan oleh raphe nuclei di batang otak. Serotonin disintesis
oleh perkusornya yaitu triptofan dengan dibantu enzim triptofan hidroksilase dan asam
amino aromatic dekarboksilase, serotonin yang terbentuk kemudian disimpan di dalam
monoamine vesikuler, selanjutnya jika ada picuan serotonin akan terlepas menuju celah
sinaptik. Serotonin yang terlepas akan mengalami berdifusi menjauh dari sinaptik,
dimetabolisir oleh MAO, mengaktivasi reseptor presinaptik, mengaktivasi reseptor post-
sinaptik dan mengalami re-uptake dengan bantuan transporter serotonin presinaptik
(Ikawati, 2008).
Struktur Serotonin
Serotonin disintesis dari prekursornya triptofan dengan bantuan enzim triptofan hidroksilase
dan asam amino aromatik dekaroksilase. Serotonin yang terbentuk akan disimpan di dalam
vesikel penyimpanan prasinaptik dengan bantuan transporter monoamine vesicular (VMAT =
vesicular monoamine transporter). Selanjutnya, jika ada picuan maka serotonin akan
dilepaskan menuju celah sinaptik.
Serotonin yang terlepas dapat mengalami beberapa peristiwa antara lain:
4. Mengaktivasireseptor post-sinaptik
Pengambilan kembali serotonin ke dalam ujung pre-sinaptik oleh SERT (peristiwa re-uptake)
merupakan mekanisme utama penghentian transmisi signal serotonin. Karena itu, obat yang
dapat mengikat SERT dan menghambat re-uptake serotonin dapat memperpanjang aksi
serotonin. Penyakit tertentu di mana kekurangan neurotransmitter serotonin, seperti depresi
dapat diatasi dengan meningkatkan ketersediaan serotonin di tempat aksinya dengan cara
menghambat re-uptake-nya.
Pengangkut serotonin (5-HTT) penting dalam penghentian dan modulasi neurotransmisi serotonergik
oleh reuptake serotonin yang bergantung pada natrium ke neuron presinaptik, yang kemudian
menghentikan tindakan sinaptik serotonin dan mendaur ulangnya ke dalam neurotransmiter.
Salah satu obat yang bekerja pada reseptor serotonin adalah Prozac yang didalamnya berisi
fluoxetin yng merupakan salah satu obat antidepresan golongan SSRI (Selective Serotonin
Reuptake Inhibitor atau Serotonin Reuptake Inhibitor Spesifik). Para penderita depresi,
memiliki kadar serotonin yang rendah pada bagian otak, akibatnya mereka terkadang merasa
gelisah dan tidak nyaman. Kondisi itu dapat diatasi dengan cara mengatur kadar serotonin pada
otak dengan menggunakan obat-obatan.
Manfaat Klinis : SSRI tidak hanya mewakili pendekatan baru untuk pengobatan depresi dan
gangguan lain (missal : gangguan obsesif kompulsif), tetapi juga dapat memberikan pilihan
pengobatan yang lebih aman daripada antidepresan lain karena obat ini relative aman dalam
keadaan overdosis. Selain itu SSRI memiliki profil efek samping yang lebih aman daripada
ATS dan MAOI.SSRI mempunyai efek antidepresan yang sebanding dengan kelas anti depresan
lainnya tetapi tanpa efek samping antikolinergik, kardiovaskular dan sedative yang
sidnifikan. Efek samping yang paling umum mencakup mual, diare, insomnia, mulut kering,
gelisah, sakit kepala, disfungsi seksual, mengantuk, pusing dan berkeringat.
Cara kerja Fluoxetin adalah dengan menghambat penyerapan kembali serotonin oleh sel-sel
syaraf sehingga kadar serotonin otak dapat dijaga. Depresi dapat terjadi ketika transporter
serotonin protein (G-protein coupled reseptor, di membran pra-sinaptik) yang memakan
molekul serotonin sebelum ia memiliki kesempatan untuk mengikat reseptor pasca-sinaptik.
Proses ini dikenal sebagai reuptake. Nah kerjanya Prozac ini nantinya dapat menghambat
reuptake serotonin dengan menonaktifkan protein transporter tersebut. Akibatnya, molekul
serotonin akan lebih banyak tersedia untuk reseptor pasca-sinaptik dan dengan demikian
depresi diotak akan lega.
Fluoxetin berikatan dengan serotonin transporter (triptofan dan glutamine) dengan ikatan
hydrogen
Kanal ion dapat ditemukan pada setiap jenis sel dan membantu mentransfer ion disepanjang
membran secara teratur. Akibatnya, kanal ion seringkali memproduksi sinyal elektrik yang
mengatur fungsi sel dan transduksi sinyal ke dalam proses yang melibatkan kejadian elektrik.
GABA (Gamma Amino Butiric Acid) merupakan neurotransmitter inhibitor, yang berarti akan
menghalangi penghantaran impuls diserabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine
yang bermuatan negative sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negative. Dengan
begitu impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf.
GABA-a merupakan neurotransmitter inhibitor utama di system saraf pusat dan terdapat pada
saraf hampir 40%, dan terletak di postsinaptik yang cukup penting karena merupakan tempat
aksi obat-obat benzodiazepin dan golongan barbiturat. GABA bekerja pada reseptornya yaitu
reseptor GABA.
Reseptor GABA-a merupakan kompleks protein heterooligomerik yang terdiri dari sebuah
tempat ikatan GABA-a ( GABA binding side) yang tergandeng dengan kanal ion Cl –.
Reseptor GABA memiliki beberapa tempat aksi obat : benzodiazepin site, GABA site,
barbiturat site dan neurosteroid site
Mekanisme kerja Reseptor GABA, disintesis terlebih dahulu dari glutamat dengan bantuan
enzim glutamic acid decarboxylase (GAD) kemudian didegradasi oleh GABA-transaminase.
Sekali dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi celah untuk berinteraksi dengan reseptornya
sehingga menimbulkan aksi penghambatan fungsi CNS. GABA yang sudah terdisosiasi dari
reseptornya diambil kembali (reuptake) ke dalam ujung presinaptik atau ke dalam sel glial
dengan bantuan transporter GABA.
Salah satu golongan obat yang bekerja pada reseptor GABA adalah Benzodiazepine.
Benzodiazepin diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek pada ansietas dan bekerja untuk
menenangkan serta mengembalikan aktivitas otak yang tertekan sehingga penggunaan jangka
panjang sebaiknya dihindari.
Struktur Benzodiazepine Contoh Obat Golongan Benzodiazepine
2. Reseptor GABA
Indikasi Benzodiazepin
Diazepam digunakan sebagai obat penenang untuk mengatasi gejala yang timbul seperti
gelisah yang berlebihan, halusinasi sebagai akibat mengkonsumsi alkohol.
b) Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi dan Impaired Cognition
c) Efek samping yang jarang sekali terjadi, seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia,
angioedema, behavioral disorders, blood dyscrasias, blurred vision, kehilangan
keseimbangan, constipation, coordination changes, diarrhea, disease of liver, drug
dependence, dysuria, extrapyramidal disease, false Sense of well-being, fatigue, general
weakness, headache disorder, hypotension, Increased bronchial secretions, leukopenia,
libido changes, muscle spasm, muscle weakness, nausea, neutropenia disorder,
polydipsia, pruritus of skin, seizure disorder, sialorrhea, skin rash, sleep automatism,
tachyarrhythmia, trombositopenia, tremors, visual changes, vomiting, xerostomia.
Gugus Aktif Diazepam
Gugus aktif dari diazepam adalah gugus 5 aril cincin C dan cincin 1,4
Cinci
n1
Gugus 5 Cinci
Aril Cincin n4
C
Perbedaan muatan listrik normalnya kan -60 sampai -80. yang dimaksud depolarisasi yaitu
‘kenegatifan’nya berkurang. misal dai -60 jadi -20 atau bahkan positif.
Depolarisasi terjadi saat ada ion positif yg masuk ke sel (misal Na+)
Ini kebalikan yg depolarisasi. perbedaan muatan listrik menjadi semakin besar (negatif).
terjadi saat kanal ion K+ terbuka dan ion K keluar. atau dapat juga terjadi saat ion Cl- masuk
ke dalam sel.
Depolarisasi terjadi karena kanal ion natrium terbuka dan natrium numpuk di dalam
sel
Hiperpolarisasi terjadi saat kanal ion kalium terbuka dan kalium keluar sampe terjadi
penurunan potensial aksi
3. Ion natrium di luar sel 10x lebih banyak daripada yg didalam sel
4. Ion kalium di dalam sel 10x lebih banyak daripada yg diluar sel
1. Saat ada stimulus berupa voltase maka kanal Na+ akan terbuka
2. Natrium yg banyak di luar sel akan masuk ke dalam sel (ingat dari yg konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah)
3.Nah karena ion natrium itu positif, maka intrasel yang semula negatif akan mengalami
depolarisasi karena perbedaan potensialnya dengan ekstrasel berkurang
4. Kemudian kanal K+ yg mengendus perubahan itu (err lebih tepatnya merasakan perbedaan
potensial) akan membuka sementara kanal Na+ menutup. Kanal K+ akan mengusir ion2
kalium agar keluar dari sel untuk mengembalikan potensial seperti saat resting potential
6. Eits kelebihan, sampe jadi negatif -76 mV (hiperpolarisasi)! err yaudahlah mending balik
kayak semula aja. lah piye baliknone? tenang kan ada pompa Na+/K+ ATPase
7. Namanya juga ATPase dia butuh ATP untuk mengembalikan ion2 natrium dan kalium
pulang ke rumahnya masing2. di pompa ini 3 natrium dikeluarkan dan 2 kalium
dimasukkan ke dalam sel
8. Wah kadang kala terasa tidak adil natrium keluar banyak. untuk itu digunakan juga
Na+/Ca++ exchanger