VI Konsep Dasar Enzim PDF
VI Konsep Dasar Enzim PDF
Mahasiswa setelah mengikuti kuliah bagian ini mampu menyebut sifat dan jenis-jenis
enzim serta menjelaskan konsep dasar kinetika enzim
PENDAHULUAN
Setiap sel hidup dalam organisme memerlukan tenaga (energi) untuk kelangsungan
hidupnya. Tenaga tersebut diperoleh dari serangkaian reaksi pembongkaran
(katabolisme) bahan-bahan manakan (nutrisi) yang utamanya adalah glukosa
(sumber energi utama hasil konversi energi matahari menjadi energi kimia melalui
proses fotosintesis). Energi tersebut selanjutnya digunakan untuk melakukan seluruh
proses-proses fisiologi dan biokimia di dalam sel dan system tubuh melalui berbagai
reaksi. Seluruh proses dan reaksi tersebut dilakukan dalam kondisi terjaga, dan
memerlukan katalisator yang disebut Enzim.
PENGERTIAN ENZIM
Enzim adalah zat yang dihasilkan oleh organisme hidup yang melakukan fungsi
sebagai kalisator pada reaksi-reaksi biokimia.
Hampir semua enzim yang dikenali hingga saat ini berupa protein, dan sedikit yang
berupa RNA yang disebut Ribozim.
Sebagai protein, enzim berukuran sangat besar disbanding dengan molekul pada
reaksi yang dikatalisis. Ukuran enzim berkisar 12 -1000 KD.
Enzim dapat berupa untai polipeptida saja/ protein tunggal atau berupa protein yang
mengikat unsur atau gugus tertentu. Enzim yang berupa protein saja dinamakan
apoenzim sedang enzim yang merupakan gabungan antara protein dengan unsure
atau gugus non protein disebut holoenzim. Bagian enzim yang berupa unsure
dnamakan ko factor sedang yang berupa senyawa organic disebut ko enzim. Bagian
enzim non protein tersebut berperan penting dalam reaksi katalisis dan disebut
sebagai gugus prostetik. Ko-enzim pada umumnya berupa senyawa kelopmpok
vitamin larut dalam air.
43
Tabel 1. Contoh beberapa enzim yang memiliki ko-faktor
44
(transferase), subklas fosfotransferase (7), sub-sub klas gugus hidroksil
sebagai penerima (1) dan sub-sub-sub klas glukosa sebagai penerima (1).
3. Nama yang direkomendasi:nama yang memudahkan untuk menyebut dan
mengingat karena sering digunakan sehari-hari. Misalnya: Amilase
4. Nama singkatan: nama yang disingkat dari nama aslinya yang panjang.
Misalnya: GST singkatan dari Glutation-S transferase
5. Nama umum atau nama trivial: nama yang sering disebut. Misalnya
heksokinase, amilase, tripsin, pepsin. Kinase adalah nama umum untuk
enzim yang melakukan transfer gugus fosfat (fosforilasi), dan heksokinase
adalah nama umum untuk enzim contoh no 1.
http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/
atau:
http://www.biochem.ucl.ac.uk/bsm/enzymes/index.html
45
BAGAIMANA ENZIM BEKERJA
Gambar VI-1. Ilustrasi sebuah reaksi untuk mendapatkan produk dengan ne energi
yang lebih rendah. Reaksi dimulai dengan interaksi reaktan yang memerlukan energi
untuk aktivasinya hingga mencapai level untuk reaksi menuju produk dengan
melepas energi sehingga memiliki level energi yang lebih rendah dari semula.
Enzim bekerja dengan mengikat reaktan (substrat) yang menyebabkan berada pada
posisi (orientasi) yang diinginkan dengan energi yang lebih rendah dari energi
aktivasinya.
enzyme + A + B C + D + enzyme
46
Gambar IV-2. Peran enzim dalam mempercepat reaksi kimia. Deangan adanya
enzim maka energi aktivasi untuk reaksi A+B dapat diturunkan sehingga
pembentukan produk C+D akan berjalan lebih cepat.
47
2. Teori penyesuaian (Induced fit theory)
Teori yang mendasarkan bahwa struktur enzim pada binding site nya adalah
lentur dan secara spesifik mampu menyesuaikan dengan struktur substrat
yang tepat. Sekali substrat terikat pada binding site enzim rekasi akan dapat
berjalan. Dengan teori ini dapat dijelaskan bahwa reaksi enzimatik umumnya
berjalan reversible.
Gambar VI-3. Teori katalitik enzim. Teori Lock and Key merupakan teori lama yang
tidak dapat menjelaskan adanya sifat reversible reaksi enzimatis. Teori induced fit
merupakan teori yang banyak dianut hingga saat ini.
48
Pengaruh temperatur dan PH pada kerja enzim
Enzim adalah protein yang secara alami memiliki struktur tiga dimensi yang dibentuk
oleh berbagai jenis ikatan (utamanya hydrogen, hidrofobik, dan van der walls).
Integritas Bentuk tiga dimesi (bentuk konformasi) enzim sangat penting dalam
melakukan aktivitas katalitiknya sehingga menentukan fungsi spesifiknya.
Konformasi enzim tersebut bertahan pada temeratur dan pH tertentu.
Gambar VI-5. Perubahan konformasi enzim karena pengaruh temperatur dan pH.
Perubahan temperatur dan pH akan menyebabkan pemutusan ikatan-ikatan
intramolekuler enzim sehingga akan merubah bentuk tigadimensinya.
49
Perubahan sedikit saja temperatur ataupun pH akan mampu merubah aktivitas
enzim.
Sekali level kritik terlampaui hingga perubahan konformasi tidak dapat dikembalikan
lagi (irreversible) maka aktivitas enzim akan hilang selamanya.
Gambar VI-6. Pengaruh temperatur dan pH pada aktivitas enzim. Pada umumnya
enzim memiliki aktivitas optimum pada temperatur 30-40 oC dan pH 6,5-7,4. Pada
temperatur rendah (<20 oC) aktivitas enzim sangat rendah karena tidak cukup energi
utnuk melakukan raksi, sementara pada temperatur tinggi enzim mengalami
denaturasi (perubahan konformasi) sehingga menjadi tidak aktif.
50
Gambar VI-7. Pengaruh konsentrasi enzim dan substrat pada kecepatan rekasi
enzimatik.
51
Regulasi aktivitas Enzim
52