Anda di halaman 1dari 19

septic tank

Septic tank

Pengertian Septic Tank


Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan
pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan bantuan
bakteri. Tangki ini dibuat kedap air sehingga air dalam tangki septik tidak dapat meresap
ke dalam tanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan. Septic tank
(dengan disertai bidang resapan) merupakan salah satu bentuk pengolahan limbah
setempat yang umum digunakan di Indonesia dan direkomendasikan sebagai pilihan
teknologi yang relatif aman apabila memenuhi persyaratan tertentu.
Kerja bakteri dalam melakukan pengolahan limbah yang memadai dalam tangki septik
sangat bergantung pada pengoperasian dan perawatan yang benar yang dilakukan oleh
rumah tangga bersangkutan. Mengingat pentingnya peran bakteri tersebut maka perlu
dihindari masuknya bahan-bahan yang berbahaya bagi keberadaan bakteri ke dalam septic
tank. Bahan-bahan itu di antaranya adalah pemutih pakaian, bahan-bahan kimia, cat,
maupun deterjen.
Perawatan Septic Tank
Dalam perawatan septic tank, salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui
bahwa tangki septik memenuhi standar adalah dilakukan atau tidaknya pengurasan rutin
terhadap lumpur tinja (indikator ini digunakan dalam studi Environmental Health Risk
Assessment – Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan Kabupaten/Kota dalam
rangka penyusunan Buku Putih Sanitasi). Septic Tank yang tidak pernah dikuras (ataupun
memiliki periode pengurasan lumpur yang panjang) mengindikasikan bangunan yang tidak
standar dan berpotensi mencemari air tanah setempat.
Pengurasan lumpur dari septic tank secara teratur akan menjamin proses pengolahan air
limbah berjalan optimal. Lumpur yang berlebih akan mengurangi lamanya air limbah
tinggal di dalam septic tank sehingga mengurangi kinerja proses pengolahan. Waktu tinggal
yang disyaratkan agar air limbah mengalami proses pengolahan yang optimal di dalam
septic tank adalah 1,5 hari.
Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 03-2398-2002 mengenai Perencanaan Septic Tank
dengan sistem resapan, memberikan pedoman mengenai ukuran (dimensi) septic tank
dengan periode pengurasan tiga tahun untuk digunakan bagi satu keluarga (terdiri atas 5
jiwa). Apabila ukuran (dimensi) septic tank telah sesuai dengan apa yang terdapat dalam
SNI, maka pengurasan dapat mengikuti periode yang disarankan tersebut.
Untuk septic tank yang tidak mengikuti ukuran standar maupun septic tank yang tidak
diketahui dimensinya, salah satu cara untuk mengetahui apakah tangki septik tersebut
perlu dikuras atau tidak adalah dengan melakukan pengecekan sederhana terhadap
ketinggian lumpur. Pengecekan ini sangat sederhana yang dapat dilakukan oleh siapa saja
dan perlu dilakukan secara teratur (sekitar 6 bulan sekali). Langkah-langkah pengecekan ini
adalah sebagai berikut:
• Gunakan tongkat panjang yang dibungkus kain katun warna putih pada ujungnya
• Selanjutnya ukur kedalaman lumpur
• Apabila tinggi lumpur sudah mencapai setengah dari kedalaman tangki, maka tangki
septik sudah perlu untuk dikuras.
• Pengurasan lumpur dari tangki septik dapat dilakukan dengan bantuan mobil sedot tinja
milik pemerintah maupun dari pihak swasta.
Septic tank yang berfungsi dengan benar dapat menurunkan potensi pencemaran air tanah
dangkal yang masih menjadi salah satu sumber air utama bagi rumah tangga di Indonesia.
(Majalah Percik Edisi PPSP)
Sistem Septic Tank

Ada beberapa macam limbah domestik atau limbah rumah, antara lain limbah air kotor,
kotoran (yang berasal dari WC), dan sampah. Limbah rumah tangga diolah atau diatur
dengan sistem pengolahan limbah seperti septic tank dan sistem sanitasi air (got, gorong-
gorong, peresapan air). Masalah yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga dalam skala
kecil rumah tangga mungkin tidak menyebabkan masalah yang serius. Dari rumah tangga,
dapat dihasilkan limbah berupa air kotor, limbah organik maupun sampah. Biasanya, air
kotor dan sampah dapat langsung dibuang melalui riol kota ataupun bak sampah yang akan
diangkut. Namun dalam skala perkotaan, kadangkala karena berbagai keterbatasan, air
limbah maupun limbah organik langsung dibuang begitu saja melalui riol kota ataupun
sungai. Hal ini sangatlah tidak sehat dan dapat menyebabkan pencemaran serta polusi air
dan tanah.
Karenanya penting untuk mendesain hunian dengan pengaturan sanitasi yang baik. Peranan
septic tank adalah sangat penting. Dalam septic tank, limbah organik dipisahkan antara
bentuk padat dan bentuk cairnya, kemudian air limbah yang terpisah dialirkan ke sumur
resapan. Meskipun sebagian besar zat-zat kimia berbahaya telah diserap dan dinetralisir
oleh tanah, sebenarnya masih juga tersisa zat-zat berbahaya yang dapat merugikan
kesehatan bila mencapai air sumur yang diminum, karenanya sebaiknya terdapat jarak yang
cukup lebar antara septic tank dan sumur resapan, dengan sumur penghasil air bersih.
Kotoran yang berasal dari WC dialirkan ke septic tank, didalam septic tank kotoran
tersebut diolah menjadi lebih ‘ramah lingkungan’ dengan menjadikannya lebih cair,
sehingga siap untuk dialirkan ke sumur resapan. Air kotor diresapkan melalui sumur resapan
ini, sehingga bisa terserap dalam tanah. Bila sumur resapan penuh, barulah air kotor
tersebut dialirkan ke riol kota.
Permasalahan yang dapat terjadi dari sistem septic tank hunian rumah tinggal antara lain;
1. Sistem dalam septic tank tidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnya ada kebuntuan
saluran, berhenti mengalir
2. Tidak adanya lubang-lubang angin yang bisa menyebabkan sistem tersumbat
3. Septic tank telah penuh
4. Sumur resapan terlalu dekat dengan sumur air bersih, atau septic tank bocor sehingga
mencemari air bersih yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari
5. Air buangan tercemar oleh zat-zat kimia yang dapat membunuh organisme pengurai
dalam septic tank seperti air sabun, deterjen, minyak bumi (bensin, minyak gas), thinner,
pestisida
6. Terlalu banyak septic tank yang berdekatan
7. Sistem septic tank digunakan oleh terlalu banyak orang, atau digunakan untuk
membuang sampah lain atau limbah yang tidak semestinya dibuang lewat sistem ini

http://rahma93.blogspot.com/2011/06/septic-tank_10.html
Septic Tank adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara
setempat, tangki ini dibuat dengan bahan yang kedap air sehingga air dalam tangki
septik tidak dapat meresap ketanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang
disediakan. Air yang keluar dari tangki septik ini masih tidak aman bagi manusia dan
lingkungan, oleh karena itu masih diperlukan unit pengolahan lainnya yang pada
umumnya berupa :

1. Bidang Resapan.
2. Sumur Resapan.
3. Filter Aliran ke atas dengan pasir dan kerikil.

I.Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Perencanaan Dan Kontruksi

A.Septik tank

 Bisa digunakan secara individu maupun bersama (komunal ) sampai dengan 5


(lima) rumah, jika menggunakan sumur resapan / bidang resapan tergantung
dari ketersediaan lahan, jika digunakan untuk pemakaian lebih dari 5 (lima)
rumah bidang resapan yang diperlukan akan memerlukan lahan yang cukup
luas, untuk mengatasi kebutuhan lahan yang luas ini di bangun suatu Filter
untuk menggantikan fungsi bidang resapan.
 Dibuat pada lahan yang memudahkan untuk dilakukan pengurasan
 Ukuran dan volume hanya dipengaruhi oleh :

1. Jumlah pemakai
2. Periode pengurasan yang direncanakan
3. Asumsi jumlah kotoran manusia/tahun yang masuk dan diolah tangki
septik

 Ukuran dan Volume tangki septik tidak dipengaruhi oleh jenis tanah, daya
serap tanah, maupun tinggi muka air tanah
 Air yang keluar dari tangki septik masih harus diolah dalam bidang resapan ,
sumur resapan atau filter.

B. Bidang Resapan / Sumur Resapan

 Kontruksi dan ukuran tergantung pada tinggi muka air tanah dan jenis tanah
 Jarak dengan sumber air bersih > 10 m
 Hanya digunakan untuk pelayanan sampai 5 rumah

II. Penggunaan
 Tangki septik hanya menerima buangan kakus / tinja saja, tidak untuk air
bekas (mandi dan cuci)
 Pengurasan tangki septic dilakukan secara berkala setiap 3 tahun sekali

III. Pemeliharaan

 Tidak membuang bahan-bahan kimia berbahaya kedalam tangki septik, seperti


insektisida, karbol pembersih lantai, pemutih pakaian.
 Lumpur tinja hasil pengurasan tangki septik masih berbahaya bagi manusia
dan lingkungan, pengurasan sebaiknya dilakukan oleh orang / petugas yang
mempunyai peralatan penguras yang memenuhi syarat.
 Lumpur hasil pengurasan tidak boleh dibuang ke sungai, atau ketempat
terbuka akan tetapi harus dibuang ketempat yang telah direncanakan untuk
menampung lumpur tinja ( misal Instalasi Pengolah Lumpur Tinja /IPLT).

IV. Keuntungan

 Bangunan kuat dan biaya pembangunan murah


 Kotoran tidak mencemari lingkungan

V. Kerugian

 Membutuhkan biaya pengurasan


 Dibutuhkan perawatan agar tidak tersumbat
 Tergantung dari muka air tanah
 Memerlukan lahan yang cukup luas

http://www.dimsum.its.ac.id/id/?page_id=88
Septic Tank

Air limbah berupa black water yang berisi kotoran akan berakhir di septic tank.
Walaupun jarang kita sadari, peran septic tank sangat penting dalam keberlangsungan
aktivitas di rumah. Beberapa masalah yang cukup mengganggu seputar kamar mandi
dan WC yang akan Anda gunakan setiap harinya sering timbul dari septic tank.
Untuk itu septic tank haruslah dipilih dengan cermat sesuai dengan kebutuhan rumah
Anda.

Beberapa jenis septic tank dan cara kerjanya yang dapat menjadi pertimbangan Anda
adalah:

1. Septic tank konvensional

Septic tank model ini menampung dan mengendapkan limbah dan membiarkannya
terurai oleh bakteri, cairan hasil akhir dari tanki ini akan diendapkan ke tanah melalui
resapan khusus. Secara berkala septic tank ini akan penuh dan harus disedot.

2. Septic tank biologis

Pada septic tank biologis, limbah akan terurai sampai aman untuk dimanfaatkan
kembali, hingga tidak perlu disedot lagi. Saat ini ada beberapa jenis septic tank
biologis yang telah beredar di pasaran, diantaranya:

a. Septic tank berbahan fiberglass


Septic tank jenis ini terdiri dari 3 bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Air
limbah yang masuk ke septic tank ini akan masuk di bagian pertama, kemudian
disaring dan dialirkan ke bagian ke dua, pada bagian kedua limbah diurai oleh bakteri
dan dialirkan ke kotak ke tiga untuk diurai lebih lanjut. Sisa penguraian dari bagian
ke tiga akan dialirkan ke luar menuju saluran drainase umum setelah melalui tabung
disinfektan yang mensucihamakan limbah hingga aman.

b. Septic tank berbahan beton

Septic tank jenis ini terbuat dari beton yang juga terdiri 3 bagian, tapi dengan proses
yang sedikit berbeda dengan septic tank berbahan fiber glass. Pada septic tank jenis
ini, limbah yang masuk di bagian pertama akan disaring untuk memisahkan kotoran
dengan tissue. Limbah dari bagian pertama lalu dialirkan ke bagian ke dua untuk
diproses oleh mikroorganisme yang memakan limbah tersebut dan mengolahnya
menjadi cairan. Limbah yang sudah berubah menjadi cairan di bagian ke dua akan
dialirkan ke bagian ke tiga untuk diendapkan kemudian diresapkan ke dalam tanah
dan dialirkan ke sistem drainase kota.
Diskusikan dan pilihlah jenis septic tank yang paling sesuai dengan kebutuhan, sistem
saluran air, dan peraturan yang di lingkungan rumah dengan kontraktor Anda.

http://www.membangunbersama.com/post/step-by-step/pondasi/septic-tank/

Standar Septic Tank Jamban Sehat


Sebagai seorang yang berprofesi sebagai sanitarian atau kesehatan
masyarakat, tentu akan sangat akrab dengan kata septic tank. Bahkan dahulu
diawal melakoni pendidikan kesehatan lingkungan (saat ospek) nama ini
dijadikan nama identitas, disamping nama-nama trend lainnya seperti bowl,
jetting, dan lain-lain, sehingga sekarangpun nama itu seakan telah menjadi
trade mark sanitarian (sebagai mantri kakus). Berikut adalah informasi yang
sebaiknya kita ketahui terkait dengan septic tank tersebut.

Septic tank merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan ekskreta


untuk kelompok kecil yaitu rumah tangga dan lembaga yang memiliki
persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki hubungan dengan
sistem penyaluran limbah masyarakat (Chandra, 2007). Septic tank
merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan
biaya mahal, tekniknya sukar dan memerlukan tanah yang luas (Entjang,
2000).
Pembangunan septic tank juga perlu memperhatikan keadaan tanah, pada
kondisi tanah yang terlalu lembab dalam jangka waktu yang lama, maka
tanah tersebut tidak sesuai untuk lokasi septic tank. Pada tingkat tertentu
kelembaban tanah sangat mendukung kehidupan manusia, tetapi pada
tingkat kelembaban tanah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
menimbulkan permasalahan bagi manusia.

Kelembaban tanah perlu diperhatikan karena berdasarkan beberapa studi


disimpulkan bahwa air tanah juga tidak luput dari pencemaran. Bahan
pencemar dapat mencapai aquifer air tanah melalui berbagai sumber
diantaranya meresapnya bakteri dan virus melalui septic tank. Pada kondisi
tanah kering, gerakan bahan kimia dan bakteri relatif sedikit, dengan gerakan
ke samping praktis tidak terjadi. Dengan pencucian yang berlebihan (tidak
biasa terjadi pada jamban dan septic tank) perembesan ke bawah secara
vertikal hanya sekitar 3 m. Apabila tidak terjadi kontaminasi air tanah,
praktis tidak ada bahaya kontaminasi sumber air.

Dengan memperhatikan pola


pencemaran tanah dan air tanah, maka
hal-hal berikut. harus diperhatikan
untuk memilih lokasi penempatan
sarana pembuangan tinja (Soeparman,
2002):

1. Pada dasarnya tidak ada aturan


pasti yang dapat dijadikan
sebagai patokan untuk
menentukan jarak yang aman
antara jamban dan sumber air. Banyak faktor yang mempengaruhi
perpindahan bakteri melalui air tanah, seperti tingkat kemiringan,
tinggi permukaan air tanah, serta permeabilitas tanah. Yang terpenting
harus diperhatikan adalah bahwa jamban atau kolam pembuangan
(cesspool) harus ditempatkan lebih rendah, atau sekurang-kurangnya
sama tinggi dengan sumber air bersih. Apabila memungkinka, harus
dihindari penempatan langsung di bagian yang lebih tinggi dari
sumur. Jika penempatan di bagian yang lebih tinggi tidak dapat
dihindarkan, jarak 15 m akan mencegah pencemaran bakteriologis ke
sumur. Penempatan jamban di sebelah kanan atau kiri akan
mengurangi kemungkinan kontaminasi air tanah yang mencapai
sumur. Pada tanah pasir, jamban dapat ditempatkan pada jarak 7,5 m
dari sumur apabila tidak ada kemungkinan untuk menempatkannya
pada jarak yang lebih jauh.
Pada tanah yang homogen, kemungkinan pencemaran air tanah
sebenarnya nol apabila dasar lubang jamban berjarak lebih dari 1,5 m
di atas permukaan air tanah, atau apabila dasar kolam pembuangan
berjarak lebih dari 3 m di atas permukaan air tanah.
2. Penyelidikan yang seksama harus dilakukan sebelum membuat
jamban cubluk (pit privy), kakus bor (bored-hole latrine), kolam
pembuangan, dan sumur resapan di daerah yang mengandung lapisan
batu karang atau batu kapur. Hal ini dikarenakan pencemaan dapat
terjadi secara langsung melalui saluran dalam tanah tanpa filtrasi
alami ke sumur yang jauh atau sumber
penyediaan air minum lainnya.

Secara teknis desain atau konstruksi utama


septic tank sebagai berikut :
a. Pipa ventilasi. Pipa ventilasi secara fungsi
dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mikroorganisme dapat terjamin


kelangsungan hidupnya dengan
adanya pipa ventilasi ini, karena
oksigen yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidupnya dapat masuk
ke dalam bak pembusuk, selain itu
juga berguna untuk mengalirkan gas
yang terjadi karena adanya proses pembusukan. Untuk menghindari
bau gas dari septick tank maka sebaiknya pipa pelepas dipasang lebih
tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas di udara bebas (Daryanto,
2005).
2. Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan
pada lubang hawanya diberi kawat kasa (Machfoedz, 2004).

b. Dinding septic tank:

1. Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran
semen (Machfoedz,2004)
2. Dinding septic tank harus dibuat rapat air (Daryanto, 2005)
3. Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang
sama (Chandra, 2007).

c. Pipa penghubung:

1. Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air
(Chandra, 2007).
2. Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15
cm (Daryanto, 2005)

d. Tutup septic tank:

1. Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter di
bawah permukaan tanah halaman, agar keadaan temperatur di dalam
septic tank selalu hangat dan konstan sehingga kelangsungan hidup
bakteri dapat lebih terjamin (Daryanto,2005).
2. Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air).

Mekanisme Kerja Septic Tank


Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja
dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini
tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan
mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):

a. Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-
zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak
dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan
membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut.
lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob
dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat
tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

b. Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan
fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge dan scum.
Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga
pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat
penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian
tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya
dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Kedua tahapan di atas berlangsung di dalam septic tank. Berikut ini beberapa
hal yang perlu diperhatikan:

1. Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank


sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali setahun.
2. Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya
dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic tank.
3. Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran
pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain
untuk memudahkan proses dokomposisi oleh bakteri (Chandra, 2007).

Pendapat lain dikemukakan Suriawiria (1996), bahwa salah satu cara


pengelolaan tinja manusia adalah dengan penggunaan tanki septik (septic
tank) dan resapannya. Dengan cara ini maka buangan yang masuk ke dalam
bejana/tangki akan mengendap, terpisah antara benda cair dengan benda
padatannya. Benda padatan yang mengendap di dasar tangki dalam keadaan
tanpa udara, akan diproses secara anaerobik oleh bakteri sehingga
kandungan organik di dalamnya akan terurai. Akibatnya, setelah kurun
waktu tertentu, umumnya kalau tangki septik tersebut sudah penuh dan
isinya dikeluarkan, maka sisa padatan sudah tidak berbau lagi, seperti halnya
kalau kotoran/tinja tersebut dibiarkan di luar tangki septik. Yang tetap
menjadi masalah adalah untuk benda cairan setelah padatannya dipisahkan,
karena di dalam cairan tersebut masih akan terkandung sejumlah mikroba,
yang mungkin masih bersifat patogen (dapat menyebabkan penyakit).
Karenanya salah satu cara pemecahan yang banyak digunakan adalah
dengan menggunakan resapan, untuk mengalirkan benda cairan setelah
benda padatnya mengendap. Cara resapan yang digunakan adalah dengan
membuat lapisan yang terdiri dari batu kerikil di bawah tanah sehingga air
yang meresap masih mendapatkan suplai oksigen (aerobik), sehingga
mikroba patogen akhirnya akan terbunuh.

Pembangunan Septic Tank


Untuk keperluan perencanaan maka volume septic tank harus dihitung.
Perencanaan ini alan menyangkut jumlah pemakai, masa pengurasan, serta
perkiraan volume rata-rata tinja yang dihasilkan. Untuk keperluan
perencanaan apabila tidak tersedia data hasil penelitian setempat, maka
dapat digunakan angka kuantitas tinja manusia sebesar 1 Kg berat basah per
orang per hari (Soeparman, 2002).

Septic tank satu ruang

Keterangan:
A = Inlet
B = Outlet
C = Penahan
D = Busa yang mengapung
E = Lumpur
F = Ruang bebas busa
G = Ruang bebas lumpur
H = Kedalaman air dalam tangki
I = Ruang kosong
J = Kedalaman pemasukan penahan
K = Jarak penahan ke dinding, 20-30
cm
L = Sisi atas penahan 2,5 cm di
bawah dinding atas tangki
M = Tutup tangki, biasanya bulat
N = Permukaan tanah, kurang dari
30 cm di atas tangki (jika kurang,
naikkan tutup tangki ke
permukaan tanah)

Septic tank dua ruang


A =Bagian inlet
B =Bagian outlet
C =Ruang
penggelontoran
D = Sifon
penggelontoran
E = Penurunan
kedalaman cairan
F = Outlet
G = Tutup lubang
pemeriksa
Article Source :

1. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Daryanto. 2005. Kumpulan Gambar Teknik Bangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
3. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta
4. Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu Pengantar). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/08/septic-tank.html

Makalah keperawatan tentang jamban sehat

Here i will explain about Makalah Tentang Septic Tank. Many people have talked
about Makalah dan artikel pendidikan: upaya penanggulangan. In this article you will
know that Dengan adanya makalah ini , penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah ikut membantu penulis dalam pembuatan makalah ini..

 Di dalam keputusan menteri kesehatan nomor 852/2008 tentang strategi nasional


sanitasi total berbasis masyarakat disebutkan bahwa jamban sehat adalah fasilitas.
Makalah ilmiah biologi: limbah dan pemanfaatannya makalah ilmiah biologi limbah
dan pemanfaatannya oleh : 1 iyan y (22) 2 bima c (10) 3 m athoa (xx).
Read more on Makalah keperawatan tentang jamban sehat.

 Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling
penting tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat.
Mengenal Lebih Jauh Tentang Septictank.

Read more on Makalah ilmiah biologi: limbah dan pemanfaatannya.

Lingkungan bisnis juga bisa dilihat dari sisi internal perusahaan itu sendiri.
lingkungan internal menekankan pada hubungan antar fungsi di dalam suatu
organisasi.
http://the-forexjournal.rhcloud.com/link/makalah-tentang-septic-tank/

Pengertian Septic Tank

Septic Tank Adalah tempat penampungan limbah tinja. Banyak orang


beranggapan bahwa sistem Septic Tank tidaklah penting. Itu semua salah
besar, karena Septic Tank sangatlah penting dalam pengolahan limbah
domestik. Akan tetapi banyak orang keliru dalam membuat Septic Tank.
Yang banyak digunakan banyak orang biasanya hanya dibuat dengan Beton,
Septic Tank yang dibuat dengan beton hanya mengendapkan tinja ke dalam
tanah tanpa diolah terlebih dahulu.
Contoh Gambar Septic Tank Biasa / Konvensional

Seperti terlihat pada gambar diatas, Tinja / Sludge yang menumpuk akan
meresap ke dalam tanah dan akan mencemari debit air dalam tanah.
Air yang tercemar oleh limbah domestik mengandung bakteri berbahaya,
dan zat - zat tambahan lain yang mengakibatkan berkurangnya kualitas Air,
sehingga air tidak layak lagi dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari - hari.

http://biogreen-frp.blogspot.com/2014/02/pengertian-septic-tank.html

Pokok Bahasan: Pengertian Septictank

Sub. Pokok Bahasan:

- Fungsi septictank

- Resapan air kotor/ rembesan

• Septictank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC

(water closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata dan

diatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan diberi

pipa hawa T dengan diameter ø1 ½ “, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen
ke dalam septictank sehingga bakteri – bakteri menjadi subur. Sebagai pemusnah

kotoran – kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak penampungannya.

• Fungsi Septictank;

- Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran – kotoran

yang masuk, air limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang

jaraknya tidak jauh dari septictank, begitu juga penempatan septictank tidak

terlalu jauh dari WC (water closet)

- Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya

diberi lubang – lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang

rembesannya.

- Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air

limbah yang masuk ke septictank hanya dari WC saja.

- Hal yang penting menghitung volume septictank perlu untuk

perencanaan:

Misalkan jumlah penghuni 10 orang. Diperhitungkan setiap orang

membuang air sebanyak 25 l/hari.

Diperkirakan kotoran akan hancur habis dimakan oleh bakteri dalam

waktu 3 hari.

Berarti volume air buangan dihitung waktu 3 hari, jadi banyaknya air

buangan yang harus ditampung oleh bak septictank = 10 x 25 x 3 = 750 l.

Dipakai ukuran luas bak = 1,20 x 0,80= 0,96 m2 tinggi air diambil = 1 m, jadi volume air yang
dapat ditampung= 0,96 x 1= 0,96 m3

960 l> 750 l.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

Untuk ruang hawa diambil tinggi ± 1/3 tinggi airnya = 1/3 x 1 m= 0,35 m,

Jadi volume total septictank= (tinggi air + tinggi ruang hawa) x luas bak = 1,35 m x 0,96 m2=
1,296 m3 ~ 1,3 m3

Ukuran ini adalah ukuran ruang dalam septictank.

• Resapan air kotor/ rembesan;

- Rembesan adalah lubang yang berdekatan dengan septictank, gunanya

mendapatkan aliran air limbah dari septictank.

- Konstruksi rembesan terdiri dari pelapisan dari macam – macam bahan dari

pasir, diatasnya dipasangkan ijuk, kemudian dipasangkan krikil atau split

dipasangkan lagi ijuk diatasnya diberi pasangan batu karang yang berongga

diberi ijuk lagi dan pasir kembali dan seterusnya, yang perlu diperhatikan

sekeliling lubang diberi ijuk.

- Pipa paralon ø 2 ½ “ yang di dalam rembesan diberi berlubang – lubang untuk

memudahkan penyebaran air limbah yang mengalir dari septictank ke

rembesan.

- Jika akan memasang sumur pompa atau jet pump agar dipasang lebih dari

10m’. dari penempatan septictank dan rembesan, untuk menghindari infiltrasi

air limbah dari rembesan.

• Pengertian Bak Kontrol;

- Bak kontrol merupakan bak kecil yang terpasang diantara pasangan saluran air

kotor, gunanya sebagai pengontrol setiap saat jika saluran air kotor terjadi

hambatan atau terjadi genangan ait yang tidak kita inginkan.

- Bak kontrol menggunakan penutup dari cor – coran beton tulang dilengkapi
dengan besi pengangan untuk membuka.

- Dasar bak kontrol harus lebih dalam dari dasar saluran air kotor yang ada

dimaksudkan agar endapan yang terjadi mudah dibersihkan.

- Penempatan bak kontrol ada juga ditempatkan pada penutup septictank

disamping sebagai pengontrol dapat juga untuk memasukkan slang penyedot

air limbah di septictank.

- Konstruksi bak control dibuat dari pasangan bata ½ batu dengan kedap air 1

Pc: 3 Ps.

https://www.google.com/url?q=http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/11003-
13

Anda mungkin juga menyukai