“DROP PARACETAMOL”
Kelompok B3 :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui cara membuat sediaan larutan dengan
bahan aktif paracetamol
Pada praktikum kali ini, bahan aktif yang dipakai adalah paracetamol. Nama
lain paracetamol adalah asetaminofen. Paracetamol merupakan metabolit fensetin
dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipirtik dari asetaminofen ditimbulkan
oleh gugus amino benzen. Efek analgesik paracetamol serupa dengan salisilat
yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol
juga menurunkan suhu tubuh, asetaminofen adalah penghambat prostaglandin
lemah dalam jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi sehingga tidak
digunakan sebagai antireumatik.
Paracetamol diberikan secara oral dan juga di absorbsi cepat dan sempurna
oleh saluran cerna. Konsentrasi tertiggi dalam plasma dicapai salam waktu ½ jam
dan masa paruh plasma antara 1-3jam. Dalam plasma 25% paracetamol terikat
dalam plasma.
Jika mengkonsumsi paracetamol tanpa petunjuk akan dapat menyebabkan
toksikberupa nekrosis hati sehingga dapat menimbulkan kematian. Gejala awal
dari kerusakan hati adalah mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Data baru juga
menyebutkan bahwa asetaminofen dapat menyebabakan kerusakan ginjal langka
tanpa kerusakan hati.
Paracetamol tersedia sebagai obat tunggal berbentuk tablet 500mg dan dalam
sirup 120mg/5ml. Dosis paracetamol untuk dewasa adalah 300mg-1g tiap kali
minum atau 4g/hari. Dan untuk anak-anak adalah 1,2g/hari (6-12tahun), 60-
120mg/hari (1-6tahun), 60mg/hari (dibawah 1tahun).
Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2. Berikut pemerian paracetamol :
Warna : putih
Rasa : pahit
Bau : tidak berbau
Pemerian : serbuk hablur
Kelarutan : sukar larut dalam air, larut dalam sebagian propilen glikol,
larut dalam alkali hidroksida
Suhu lebur : 169 – 172 ̊ C
Masa molekular : 272,4 g/mol
pH larutan : 3,8 – 6,1
Stabilitas : pada suhu > 40̊C akan lebih mudah terdegradasi, lebih mudah
terurai dengan adanya udara dari luar dan adanya cahaya, pH jauh dari
rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi
hidrolisis
Khasiat dan penggunaan : anelgetikum, antipiretikum
a. Bahan aktif terpilih : paracetamol karena bahan aktif ini sedikit efek sampingnya
dibandingkan analgetik lainnya. Dan paracetamol dapat diabsorbsi dalam saluran
cerna secara cepat dengan kadar maksimum dalam plasma dicapai t1/2 30 menit
sampai 1 jam. Biosintesis prostaglandin yang lemah , dapat diminum sebelum makan
karena tidak menyebabkan iritasi namun absorbsi diganggu oleh karbohidrat.
b. Bentuk sediaan terpilih: drop karena paracetamol merupakan bahan obat yang rasanya
pahit, diharapkan dengan bentuk drop dapat memperbaiki rasa dari bahan aktif
sehingga dapat mempermudah anak usia yang di tuju dapat mengkonsumsi obat ini.
Pemakaian oral :
Dewasa: 0,5 g – 1 g setiap 4-6 jam, maksimal 4 g sehari
Licensed untuk anak-anak
3 bulan – 1 tahun = 60 mg – 120 mg
1 tahun – 5 tahun = 120 mg – 250 mg
6 tahun – 12 tahun = 250 mg – 500 mg
Aqua
b. PEG 400
Rumus Moleku : H(O-CH2-CH2)nOH.
Berat Molekul : 380-420.
Pemerian : Cairan kental jernih; tidak berwarna atau praktis tidak berwarna; bau khas
lemah; agak higroskopis.
Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol 95% P, dalam glikol lain.
Titik Beku : 40 C sampai 80 C.
Khasiat : Basis salep, pelarut.
Konsentrasi : Sampai 30% v/v.
OTT : Tidak bercampur dengan beberapa zat pewarna.
Stabilitas : Dapat disterilkan dengan autoklaf, filtrasi dan penyinaran sinar gamma.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.
3. Pemanis
a. Sakarin
Rumus Empiris : C7H5NO3S
Berat Molekul : 183,18
Pemerian : Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau berbau aromatic lemah.
Larutan encer sangat manis. Larutan asam bereaksi terhadap lakmus
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform, dan dalam eter, larut dalam
air mendidih, sukar dalam etanol
Konsentrasi :0,02 – 0,5%
Kegunaan :Pemanis
Stabilitas:Terjadi dekomposisi hanya pada suhu 1250 C dan dalam pH yang rendah (
pH 2 )
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup dan simpan ditempat yang sejuk dan kering
4. Pengawet
a. Natrium benzoat
BM : 144,11.
Rumus molekul : C7H5NaO2.
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau,
stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih. Mudah
larut dalam etanol 90%.
Kegunaan : Antioksidan, zat pengawet.
OTT : Tidak bercampur dengan 4 campuran yaitu : gelatin, garam – garam ferri,
garam – garam kalsium, dan logam – logam berat termasuk perak, dan raksa.
Aktivitas pengawet mungkin berkurang melalui interaksi dengan kaolin atau surfaktan
non-ionik.
Konsentrasi : 0,02-0,5%
Stabilitas : Larutan yang mengandung air dapat disterilkan dengan autoclaving atau
penyaringan.
5. Pengental
a. Gliserin
Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, bau khas,
higroskopis
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol, tidak larut dalam klorofom, eter,
minyak menguap dan minyak lemak.
Konsentrasi 10% dapat meningkatkan viskositasnya menjadi 1.311 untuk konsentrasi
25% dapat meningkatkan viskositas menjadi 2.095 pada suhu 20°C.
Dalam sediaan oral, konsentrasi yang biasa digunakan 1-1.5 g/kg BB
BJ : <1.249
Penyimpanan : tempat sejuk dan kering
Gliserin dapat membentuk kristal pada suhu rendah, kristal tidak leleh sampai suhu
20°C
Alasan : sediaan sirup perlu diberi pengental untuk mempermudah dalam proses
penuangan. Karena rasa manisnya hanya 0.6x sukrosa, dan gliserin dapat digunakan
untuk meningkatkan viskositas sediaan.
a. Strawberry
Pemerian : cairan kental, warna merah, bau strawberry
Alasan : sediaan sirup perlu diberi perasa agar bau dan rasa pahit paracetamol dapat
ditutupi, selain itu dipilih perasa strawberry karena merupakan rasa favorit anak-anak.
a. Formula terpilih
R/ Parasetamol 10 %
Propilenglikol 26,67 %
Gliserin 20 %
PEG 400 20 %
Na Sakarin 0,26 %
Na Benzoat 0,23 %
Aquadest ad 100 %
Bahan % terhadap Fungsi 1 kemasan 1 batch
formula
Gliserin 20 % Pengental 3 ml 60 ml
Spesifikasi Sediaan
3. Ph sediaan 6-7
(1,038 g/ cm3)
6. Warna Merah
7. Bau Strawberry
8. Rasa Manis
Perhitungan ADI
a. Propilen glikol
ADI 25 mg/kg BB
b. Gliserin
ADI 1,0 – 1,5 g / kg BB
9 – 12 7,5 g – 8 g 11,25 g – 12 g
Gliserin yang digunakan : 20% x 15 ml x 1,265 gr/ml = 3,795 gr
d. Na sakarin
Dosis Sorbitol 2,5 mg / kg BB
6 – 12 tahun 40 mg – 57,5 mg
e. Na benzoat
Dosis Na benzoat 5 mg/ kg BB
0-3 bulan : 3-5,4 kg x 5 mg = 15 mg – 27 mg
4-8 bulan : 6,1 – 7,4 kg x 5 mg = 30,5 – 37 mg
9 – 12 bulan : 7,5 – 8,0 kg x 5 mg = 37,5 – 40 mg
Na benzoat yang digunakan 0,1% x 15 ml x 1,497 gr/ ml = 22,455 mg
A. ALAT
Neraca analitik
Gelas ukur
Beaker glass
Pipet tetes
Batang pengaduk
Erlenmeyer
B. BAHAN
Paracetamol
Propilenglikol
PEG 400
Na Sakarin
Na Benzoat
Gliserin
Aquadest
Perasa Strawberry
C. PROSEDUR PEMBUATAN
Diambil 3 ml gliserin
Diletakkan air panas pada beaker glas 100 ml dan disiapkan beaker glass 50 ml
Dicampur seluruh bahan diatas pada beaker glass 50 ml. Dan beaker glass diletakkan
pada air panas dalam beaker glass 100 ml
Dimasukkan larutan pada botol yang telah di kalibrasi dan ditambahkan aquades
sampai tepat tanda
Kemudian dibuat drops paracetamol dengan cara yang sama untuk batch sebanyak 300
ml
D. PROSEDUR EVALUASI SEDIAAN
UJI ORGANOLEPTIS
PENGUKURAN pH
Dicatat pH-nya
UJI VISKOSITAS
IX.1 PENGAMATAN
1. Uji Organoleptis
Sebelum Penyimpanan Setelah 6 hari penyimpanan
Warna drop : Merah tua Warna drop : Merah tua
Bau : Strawberry Bau : Strawberry
Rasa : Manis dan pahit Rasa : Manis dan pahit
Kelarutan : Larutan bening dan Kelarutan : Larutan bening dan
tidak mengendap tidak mengendap
Pada pengujian organoleptis ini, praktikan mengamati warna, bau, rasa, dan kelarutan.
Hasil yang didapat setelah pembuatan dan setelah 6 hari penyimpanan drop parasetamol
yaitu sama, warna merah tua, bau wangi strawberry, rasa manis dan pahit, kelarutan bening
dan tidak mengendap. Hasil organoleptis sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa drop parasetamol yang kami buat stabil.
2. Uji pH
Rentang pH yang baik untuk drop paracetamol yang baik adalah 3,8-6,1
Dalam 1 botol Dalam 1 batch
6 6
Pada uji pH ini digunakan kertas indikator pH untuk mengukur pH drop parasetamol
dengan mencelupkan kertas indikator dan menyocokkan kertas indikator dengan warna pada
literatur pH. Pada pengamatan pH yang dilakukan diperoleh pH 6 dalam skala pembuatan 1
botol maupun skala 1 batch. Hal ini sesuai pH yang direncanakan adalah 6 ± 0,5, sehingga
memenuhi spesifikasi.
3. Uji Viskositas
Pada pengujian viskositas ini digunakan alat Viskometer Brookfield dengan VT03,
spindel 5. Cara kerja : pertama, cuci alat dengan alcohol 95% dan keringkan, masukkan
sirup uji kedalam beaker glass sebanyak ±100 ml, masukkan lempeng besi atau spindel
(nomor 5) ke dalam larutan zat uji yang telah dipindahkan pada beaker glass sampai
tercelup sempurna pada sediaan, nyalakan alat dan amati jarum petunjuk hingga konstan ,
lalu baca dan catat angka yang ditunjuk jarum yang tertera pada alat viskometer. Hasil
yang didapat dari uji viskositas ini sebesar 0,5 dPas. Hasil menunjukkan viskositas yang
cukup yaitu tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer.
BJ = M2-M1
Vair
Dimana :
M2 = berat piknometer yang berisi sediaan
M1 = berat piknometer kosong
Vair = volume air
IX.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang pembuatan sediaan larutan dari
bahan aktif parasetamol. Asetaminofen atau yang biasa dikenal parasetamol
merupakan derivat dari para amino fenol. Efek terapeutik dari parasetamol adalah
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga merupakan efek sentral dan
tidak digunakan sebagai antiinflamasi karena efek inflamasinya yang lemah atau tidak
ada. Efek yang ditimbulkan parasetamol adalah analgesik-antipiretik, tidak seperti
analgesik lain seperti aspirin dan ibuprofen, paracetamol tidak menimbulkan iritasi
lambung atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arterious pada janin.
Pada praktikum kali ini, kelompok kami membuat sediaan larutan berupa
drop. Drop adalah sediaan cair berupa larutan, suspense atau emulsi yang
dimaksudkan untuk obat luar atau obat dalam. Digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menggunakan tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes baku yang disebutkan Farmakope Indonesia. Apabila disebutkan
Guttae, obat tetes tanpa penjelasan lebih lanjut, maka obat tetes yang dimaksudkan
adalah obat tetes untuk obat dalam.
Sedangkan, pengertian Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa
atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan
larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan
jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50%
sakarosa.
Perhitungan Dosis
Kandungan : 30mg/0,3ml
Pemakaian : 3-4x sehari
Lama pengobatan = 3 hari
Dewasa: 0,5 g – 1 g setiap 4-6 jam, maksimal 4 g sehari
Licensed untuk anak-anak
3 bulan – 1 tahun = 60 mg – 120 mg
1 tahun – 5 tahun = 120 mg – 250 mg
6 tahun – 12 tahun = 250 mg – 500 mg
Pemilihan bahan pemanis Untuk bahan pemanis dipilih sakarin Na, karena
penambahan sorbitol pada formula pertama tidak memberikan rasa manis sesuai dengan
yang diharapkan. Sakarin Na merupakan pemanis buatan yang memiliki tingkat
kemanisan 200 – 700 kali gula(sukrosa). Dalam formula yang dirancang, sakarin Na
yang ditambahkan sebanyak 0.26% dari total sediaan yaitu sekitar 40mg. Sakarin Na
yang tersedia tidak terlalu bersih menyebabkan larutan yang terbentuk sedikit kotor.
Larutan sakarin Na yang ditambahkan tidak disaring karena dikhawatirkan berat dari
sakarin Na akan berkurang dikarenakan tertinggal di atas kertas saring. Berkurangnya
berat sakarin Na dapat menyebabkan rasa pahit tidak dapat tertutupi dengan baik. Pada
pembuatan sediaan drop paracetamol 15ml, larutan paracetamol yang terbentuk tidak
terlalu jernih. Tetapi pada waktu penyimpanan larutan tersebut lebih stabil dari pada
sediaan 1 batch yang dibuat. Meskipun sakarin Na saat ini telah diklaim dapat
membahayakan organ tubuh karena mengandung zat yang dapat memicu dan
meyebabkan kanker, namun penggunaan sakarin untuk pemanis sediaan drop masih
boleh digunakan selama tidak melebihi batas ADI yang telah ditentukan. Selain itu,
penggunaan sakarin Na dengan jumlah yang kecil, telah menimbulkan manis yang
sama dengan penambahan pemanis lain dengan jumlah yang lebih besar, sehingga,
pemanis ini masih bisa digunakan untuk sediaan drop paracetamol.
Pemilihan bahan pengawet Untuk pengawet, digunakan natrium benzoate 0.23%
dari total sediaan Total natrium benzoate yang ditambahkan adalah 0.23% dalam 15 ml
yaitu sekitar 35mg.. Natrium benzoate memiliki batas ADI yaitu 0 – 5 mg/KgBB, pada
sediaan ini, ditambahkan natrium benzoate sebanyak 35mg , sehingga misalkan untuk
bayi 0-3bulan dengan berat 3 – 5 kg, total natrium benzoate yg dapat diterima adalah
15 – 25mg, rentang ini masih memenuhi ADI. Jumlah ini cukup membuat sediaan
keruh jika natrium benzoate tidak dilarutkan terlebih dahulu dalam aquades. Sehingga,
sebelum ditambahkan pada larutan, na benzoate harus dilarutkan terlebih dahulu. Hal
ini juga berlaku untuk pembuatan dalam 1 batch.
Pemilihan bahan Pengental Sebagai pengental digunakan gliserin. Pengental perlu
ditambahkan agar mempermudah dalam penuangan, tapi jika konsentrasinya terlalu
tinggi dapat mempersulit pengguna Pada suhu 20OC, jika konsentrasi yang
ditambahkan yaitu 10% dapat meningkatkan viskositas sekitar 1.311% sedangkan jika
konsentrasi yang ditambahkan sekitar 25% dapat meningkatkan viskositas menjadi
2.095%. pada sediaan yang dibuat, konsentrasi gliserin yang ditambahkan sebanyak
20% yaitu sekitar 3 ml dari total sediaan 15ml. Gliserin juga membantu kelarutan dari
bahan aktif sehingga dengan penambahan gliserin, selain sediaan bertambah
kekentalannya, sediaan juga menjadi lebih jernih karena paracetamol dapat larut dalam
gliserin.
Pemilihan perasa Untuk bahan coloris dan odoris digunakan perasa strawberry.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan acceptabilitas dari sediaan yang telah
dibuat. Pemilihan rasa bertujuan untuk meningkatkan minat anak-anak dalam
mengkonsumsi obat tersebut. Warna harus cerah dan bau yang menarik, bahan terpilih
seharusnya dipilih berdasarkan percobaan dan diambil rasa yang paling banyak disukai,
namun, kelompok kami memilih rasa strawberry dikarenakan sediaan drop infant di
pasaran banyak menggunakan perasa strawberry sehingga dapat disimpulkan rasa yang
paling banyak disukai adalah rasa strawberry.
Dalam pembuatan larutan dalam 1 batch ada beberapa cara pembuatan yang
berbeda dari sediaan 15ml. Jika sediaan 15ml, semua bahan dilarutkan dalam beaker
glass diatas air panas dalam beaker glass yang lebih besar, kemudian diaduk hingga
semua larut. Pada pembuatan 1 batch dilakukan metode yang berbeda, mula-mula
paracetamol dilarutkan dengan air panas diatas mortir, berisi air panas, tujuannya untuk
meningkatkan kelarutan paracetamol karena paracetamol memiliki titik lebur tinggi.
Setelah larutan paracetamol sedikit larut, kemudian di tambahkan co-solvent secara
sedikit demi sedikit diiringi dengan penambahan paracetamol kembali dengan terus
diaduk. Setelah larut, bahan – bahan lain seperti pengawet, dan pemanis ditambahkan
satu persatu sambil diaduk konstan sampai semua bahan larut. Pengadukan dan
pencampuran bahan terus dilakukan diatas mortir berisi air panas yang diganti secara
periodic.
Permasalahan Masalah yang menjadi masalah utama pada saat pembuatan
sediaan adalah pada proses pencampuran. Percampuran sangat sulit dilakukan karena
hanya menggunakan pencampuran mekanik dan tidak menggunakan alat sehingga hasil
yang didapatkan tidak menghasilkan warna yang benar-benar jernih.
Evaluasi Evaluasi produk yang dilakukan ada 4 uji , yaitu uji organoleptis
dihasilkan warna, bau, rasa yang disesuaikan berdasarkan produk referen dan ketiga
komponen tersebut tetap setelah didiamkan selama 1 minggu penyimpanan pada
sediaan 15ml Uji yang kedua adalah pengujian pH. Dilakukan pengujian pH pada saat
praktikum menggunakan indicator universal. Didapatkan pH 6 untuk sediaan baik pada
pembuatan 15mL maupun 1 batch (300mL). Pengujian selanjutnya adalah pengujian
viskositas dengan menggunakan Viskometer Brockfield dengan VT03, nomor spindel 5
dan didapatkan hasil rentang viskositas sediaan paracetamol drop yang didapat adalah
50 mpa.S. Pengujian terakhir adalah uji berat jenis menggunakan piknometer.
Didapatkan hasil berat jenis drop paracetamol adalah 1.128 m.g/v
Setelah didiamkan selama 1 minggu, sediaan 15ml drop paracetamol tidak
menimbulkan tanda – tanda kerusakan fisik seperti timbulnya Kristal, kekentalan
berkurang, dll. Tidak ditemukan adanya Kristal pada dasar botol. Hal ini dimungkinkan
terjadi karena formulasi menggunakan 3 campuran pelarut sehingga telah cukup
melarutkan semua bahan aktif. Selain itu pencampuran tidak dilakukan di atas hotplate,
pencampuran tidak terlalu dipaksakan, sehingga ketika sediaan sudah dingin,
dimungkinkan potensi terbentuknya Kristal cukup rendah karena bahan aktif dan semua
komponen telah larut dalam pelarut – pelarutnya.
X. KESIMPULAN
Pada drop paracetamol dengan dosis yang ditentukan pada formula diuji dalam 4
uji , yaitu uji organoleptis dihasilkan warna, bau, rasa yang disesuaikan berdasarkan
produk referen dan ketiga komponen tersebut tetap setelah didiamkan selama 1 minggu
penyimpanan pada sediaan 15ml Uji yang kedua adalah pengujian pH. Dilakukan
pengujian pH pada saat praktikum menggunakan indicator universal. Didapatkan pH 6
untuk sediaan baik pada pembuatan 15mL maupun 1 batch (300mL). Pengujian
selanjutnya adalah pengujian viskositas dengan menggunakan Viskometer Brockfield
dengan VT03, nomor spindel 5 dan didapatkan hasil rentang viskositas sediaan
paracetamol drop yang didapat adalah 50 mpa.S. Pengujian terakhir adalah uji berat
jenis menggunakan piknometer. Didapatkan hasil berat jenis drop paracetamol adalah
1.128 m.g/v.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi empat. Jakarta: UI Press