Anda di halaman 1dari 27

ABSTRAK

Telah dilakukan formulasi serta produksi dalam skala laboratorium (volume 150 ml)
untuk obat penurun demam dalam bentuk sediaan elixir non alkoholik (True solution).
Sediaan ini diberi nama CETAMOL yang mengandung bahan aktif sebagai berikut :

Paracetamol 100 mg
Paracetamol berfungsi untuk meredakan demam, mengurangi rasa sakit atau nyeri.
Spesifikasi dari CETAMOL meliputi :

Organoleptis : Solutio bewarna merah

Massa jenis sediaan : 1,194 g/cm3

pH sediaan :6

Viskositas sediaan : 72 cps

Volume kemasan : 15 ml

Expired date : 3 tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Demam adalah gejala penyakit yang umumnya diderita anak-anak dan dewasa
bahkan bayi. Demam pada bayi dan anak-anak dapat disebabkan oleh beberapa hal,
seperti infeksi kuman, perubahan kondisi lingkungan, pasca imunisasi serta terjadinya
penurunan sistem kekebalan tubuh. Pemberian obat analgesik-antipiretik dapat digunakan
untuk mengatasi demam.

1
Obat analgesik antipiretik yang umumnya dipakai adalah dari derivat anilin,
karena tidak menimbulkan efek sindrom reyer yang merupakan gejala ensefallopati
hepatik dan liver syeatosis pada anak-anak, seperti pada derivate salisilat. Paracetamol
merupakan pilihan utama dari derivat anilin karena mempunyai efek samping yang ringan
dibandingkan dengan derivat anilin lain yang umumnya memilki toksisitas yang lebih
besar. Indikasi Parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol juga aman
terhadap lambung juga tetapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping
yaitu berdampak ke liver atau hati jika digunakan dalam dosis besar.
Sediaan Paracetamol ini dirancang dalam bentuk drop karena penggunaannya
lebih praktis terutama bagi anak berusia di bawah 3 tahun, dan dosis dapat disesuaikan
berdasarkan takaran pada pipet tetes pada botol drop menurut umur pasien. Penggunaan
paracetamol tidak boleh bersama alkohol karena dapat menimbulkan kerusakan hati.
Selain itu alkohol aktif secara farmakologis mempengaruhi perkembangan otak anak-
anak.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana rancangan formula dan rancangan kemasan sediaan drop Paracetamol
untuk anak usia dibawah 3 tahun berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh
pustaka yang ada?
Apakah mutu sediaan yang dibuat sudah memenuhi persyaratan mutu untuk
diproduksi?

1.3 Tujuan
Untuk memperoleh formula sediaan drop non alkoholik dengan bahan aktif
Paracetamol yang aman, efektif, stabil dan dapat diterima secara farmakologis sebagai
analgesik antipiretik untuk anak-anak dibawah umur 3 tahun.
Untuk memastikan apakah sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan yaitu sediaan
yang aman, efektif, stabil, dan dapat diterima.

1.3 Manfaat
Memperoleh formula Paracetamol true solution dalam kemasan drop
Memperoleh hasil evaluasi sediaan Paracetamol yang memenuhi persyaratan mutu
sesuai pustaka, yaitu aman, efektif, stabil dan dapat diterima, sehingga memudahkan
masyarakat dalam penggunaan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Paracetamol merupakan salah satu contoh obat analgesik dan antipiretik yang
digunakan untuk pengobatan simptomatik terhadap gejala suatu penyakit, dimana pengobatan
ini hanya meringankan gejala penyakit tanpa menyembuhkan atau menghilangkan
penyebabnya. Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi saraf pusat secara
selektif dan dalam dosis therapeutik dapat meringankan atau menekan rasa nyeri tanpa
memiliki kerja anastesi umum. Analgetik bekerja dengan cara meningkatkan nilai ambang
nyeri. Antipiretik adalah senyawa yang dapat menurunkan suhu badan hanya pada keadaan
demam.
Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgesik dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Analgetika perifer (non narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik
dan tidak bekerja sentral. Analgetika anti radang termasuk kelompok ini.
b. Analgetika narkotik, khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat seperti pada
fraktura dan kanker.

Mekanisme kerja analgesik


Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan,
berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan
kerusakan tersebut. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis
(kalor, listrik) dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan. Rangsangan tersebut memicu
pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri di antaranya, histamin, brakidin,
leukotrien, dan prostaglandin. ( Obat-obat Penting, hlm 313 )

3
Pemberian analgesik menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada
sistem saraf pusat yang mengkatalis biosintesis prostaglandin seperti siklooksigenase,
sehingga mencegah sensitivasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit seperti
bradikinin, histamine, serotonin, prostaglandin, ion-ion hydrogen dan kalium yang dapat
merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi.

Mekanisme kerja antipiretik


Antipiretik adalah golongan obat yang dapat menurunkan suhu demam tubuh.
Hypothalamus merupakan thermostat atau pusat regulasi suhu tubuh, sehingga keseimbangan
antara produksi panas dengan panas yang hilang tetap terjaga. Apabila terjadi gangguan di
hipothalamus maka setting point suhu akan meninggi dan terjadi demam. ( Aksi Obat ed 2008
hlm.63 )
Pemberian antipiretik meningkatkan eliminasi panas pada penderita dengan suhu
badan tinggi, menimbulkan dilatasi pada pembuluh drah perifer dan mobilisasi air sehingga
terjadi pengenceran darah dan pengeluaran keringat. Pengaruh penurunan suhu tersebut
adalah hasil kerja obat pada system saraf pusat yang melibatkan pusat control suhu di
hipothalamus.
Paracetamol (Asetaminofen) memiliki khasiat sama seperti obat-obat non steroid
antiinflamantori drug (NSAID) lainnya. Paracetamol berfungsi menghambat prostaglandin
(mediator nyeri) di otak tetapi sedikit aktifitasnya sebagai penghambat prostaglandin perifer.
Namun, tidak seperti obat-obat NSAIDs, obat ini tidak memiliki aktifitas antiinflamasi dan
tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak
menguntungkan. Oleh karena itu, Paracetamol cukup aman digunakan pada semua golongan
usia.

4
II. PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
Tabel 2: Karakteristik fisika-kimia Parasetamol
KARAKTERISTIK
FISIKA KIMIA
Organoleptik: bentuk kristal, pH 5,3-6,5 (asam)
pH stabilitas 2-9
sedikit berbau atau serbuk putih
pH optimal 5-7
dengan rasa pahit (Martindale dan pH sediaan 6
FI III) Hindari dari cahaya: stabil sampai
Berat molekul: 151,16 (FI III) suhu 45oC
Titik lebur: 169o-172oC (FI III) Relatif stabil terhadap oksidasi
Kelarutan: Stabilitas: sangat stabil dalam air
5
1:70 air t pada pH 6 = 21,8 tahun
1:20 air panas t pada pH 2 = 0,73 tahun Codex
1:7-10 alkohol FI III t pada pH 9 = 2,28 tahun
1:9 propilenglikol t pada pH 5 = 19,8 tahun
1:40 gliserol Tetapan laju peruraian= 73,22 kJ/mol
Peruraian dikatalisa oleh asam basa
di dapar
Hasil peruraian: p-aminofenol dan
asam asetat
Interaksi dengan bahan aktif lainnya:
Interaksi dengan aspirin membentuk
diacetyl-p-aminofenol atau asam
salisilat.

Bentuk Sediaan yang dipilih adalah true solution (larutan), Alasannya :


- Parasetamol stabil dalam air (pH = 6, t1/2 fisik = 21,8 tahun)
- Parasetamol agak sukar larut dalam air, tetapi kelarutannya dapat ditingkatkan dengan
penambahan cosolvent seperti proplenglikol, gliserin dan sorbitol.
- Karena digunakan untuk anak usia di bawah 3 tahun, karena itu dihindarkan dari
penggunaan alkohol, karena dapat mempengaruhi perkembangan otak.

Alasan dipilih bentuk drops :


- Dikonsumsi untuk anak usia di bawah 3 tahun, sehingga lebih mudah ditelan.
- Dosis bisa disesuaikan berdasarkan takaran pada pipet tetes (botol drop) menurut
umur bayi.

III. PERSYARATAN MUTU SEDIAAN


a. Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan
dari Farmakope Indonesia IV/USP/BP/Internat Ph dan memperhatikan kriteria
pendaftaran obat jadi DepKes RI.

b. Aman
Pengertian : sediaan aman digunakan, bermanfaat secara analogi/psikologi dan tidak
menimbulkan efek samping yang merugikan/membahayakan pemakaiannya/dengan
efek samping yang telah dikendalikan sehingga tidak lebih toksik dari toksisitas bahan
aktif sebelum diformulasi.
Larutan oral Parasetamol mengandung Parasetamol, C8H9NO2,tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket (FI IV p.651).

c. Efektif

6
Pengertian : dengan dosis yang diberikan (dalam jumlah kecil,sekalipun) dapat
memberikan efek hasil terapi sesuai dengan yang diinginkan, yaitu mencapai efek
farmkologi yang optimum dan efek samping yang sekecil mungkin.
Jumlah / dosis pemakaian sekali pakai, sehari pakai, selama pengobatan harus
diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai tempat kerja (site of
action dan mampu melakukan aksi sebesar dan selama waktu yang diperhitungkan
dan dikehendaki).
Dosis (dewasa) : 0,5g 1g tiap 4-6 jam

d. Stabilitas Fisika
Pengertian : sediaan tidak boleh mengalami perubahan sifat fisika, penampilan, dan
homogenitas dari pembuatan sampai ke tangan pasien. Tidak terjadi perubahan
viskositas, berat jenis dan sifat alir selama proses pembuatan, penyimpanan dan
pemakaiannya.
Berat jenis : 1,21 1,23
Viskositas : 30 cps
Sifat alir : Newtonian
Homogenitas : Homogen

e. Stabilitas Kimia
Secara kimia tidak mengalami interaksi antara komponennya yang dapat mengubah
pH, mempercepat degradasi dan merubah bentuk sediaan dan warna (USP XXII p.1709).

f. Stabilitas Mikrobiologi
Sediaan tidak memiliki mikroba sesuai dengan persyaratan tertentu dan jika sediaan
tersebut mengandung zat antimikroba maka harus tetap aktif selama waktu yang telah
ditentukan tidak boleh ada bakteri Salmonella sp, Pseudomonas aerugenosa, Proteus
mirabilis, Serratia marescens, Staphylococus aureus, Candida sp, Bacterium antarium,
P. multivorans, Klebsiella sp, dan P. malthopila.

g. Stabilitas Toksikologi
Sediaan tidak boleh mengandung bahan-bahan yang meracuni jaringan lokal dan tidak
menunjukkan peningkatan toksisitas selama batas waktu tertentu, baik dalam proses
pembuatan, penyimpanan, distribusi hingga pada pemakaian (USP XXII p.1703).

h. Stabilitas Farmakologi

7
Efek terapi harus tetap dan tidak mengalami perubahan baik dalam proses pembuatan,
penyimpanan, distribusi hingga sampai pada konsumen (USP XXII p.1703).

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

Pewarna: Bau:
Dibuffer pH 6,0
Strawberry red Straw essence Dapar fosfat-fosfat

8
Paracetamol
Parasetamol
PEG 400
Propylenglycol
Glycerin
PEG 400
Sorbitol
Nipagin
NaH2PO4
Na2HPO4
Na sakarin
BAB IV
METODE PENELITIAN
Strawberry red
Strawberry essence
Aqua ad 150 ml
Mfla oral soultion
A. TAKARAN / DOSIS BAHAN AKTIF
a) Takaran / Dosis Zat Aktif baik dalam tiap kg berat maupun tiap cm2 luas permukaan tubuh
1. Remington edisi 19 (hal 1208)
Pediatric Oral = 175mg/m2, sehari 4 kali
< 1 tahun = 60 mg, sehari 3-4 kali
1-2 tahun = 60-120 mg, sehari 3-4 kali
3-5 tahun = 120 mg, sehari 3-4 kali
6-12 tahun = 150-325 mg, sehari 3-4 kali

2. Martindale edisi 36 p. 110


3 bulan-1 tahun= 60-120 mg
1-5 tahun = 120-250 mg
6-12 tahun = 250-500 mg

3. BNF for Children tahun 2009 p. 247


1-3 bulan = 30-60 mg setiap 8 jam
3-12 bulan = 60-120 mg setiap 4-6 jam
1-5 tahun = 120-250 mg setiap 4-6 jam
6-12 tahun = 250-500 mg setiap 4-6 jam
12-18 tahun = 500 mg setiap 4-6 jam

4. Mosbys Pediatric Drug Consult p. 541


Anak-anak = 10-15 mg/kg/dosis, setiap 4-6 jam
Bayi baru lahir = 10-15 mg/kg/dosis, setiap 6-8 jam

9
b) Perhitungan Dosis per satuan takaran terkecil (Body Surface Area)
Umur Bobot Bobot Bobot Rata- Surface Area (m2) Dosis
(bulan) Wanita (kg) Pria (kg) Rata (kg) (mg)
0 3,0 3,1 3,05 0,2135 37,36525
1 3,8 4,2 4,0 0,26 45,5
2 4,8 5,2 5,0 0,3 52,5
3 5,4 5,9 5,65 0,329 57,575
4 6,1 6,4 6,25 0,346 60,55
5 6,5 6,9 6,7 0,371 64,925
6 6,8 7,3 7,05 0,383 67,025
7 7,1 7,5 7,3 0,389 68,075
8 7,4 7,6 7,5 0,4 70
9 7,5 7,7 7,6 0,405 70,875
10 7,6 8,0 7,8 0,41 71,75
11 7,8 8,0 7,9 0,415 72,625
12 8,0 8,2 8,1 0,425 74,375
24 9,3 9,6 9,45 0,4675 81,8125

c) Aturan Pakai :
0-1 bulan : Sehari 4 kali 0,4 ml
2-5 bulan : Sehari 4 kali 0,6 ml
6-12 bulan : Sehari 4 kali 0,7 ml
24 bulan : Sehari 4 kali 0,8 ml

d) Perhitungan volume takaran terkecil


Volume takaran terkecil = 1 ml

e) Perhitungan volume kemasan


0,8 ml x 4 x 4 hari = 12,8 ml ~ 15 ml

Alasan perencanaan volume 1 kemasan 15 ml :

10
- Dalam waktu 4 hari diharapkan penyakit pasien sudah sembuh
- Dengan volume 1 kemasan 15 ml diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan pasien
sampai penyakitnya sembuh.
- Pemakaian parasetamol jangka panjang dapat menimbulkan nefropati analgesik.
- Apabila volume 1 kemasan > 15 ml, maka dikhawatirkan banyak obat yang tersisa.
Bila sisa obat disimpan terlalu lama, ada kemungkinan obat itu rusak dan tidak stabil.

B. PENYUSUNAN FORMULA AWAL


a) Komposisi umum sediaan (formula)
1. Bahan aktif : Parasetamol
2. Memilih Bahan pembantu formula:
Organoleptis Paracetamol:
Rasa sedikit pahit perlu corrigens saporis (Sakarin Natrium)
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau agak
aromatik; rasa sangat manis walau dalam larutan encer. Larutan encernya
tidak kurang 300 kali semanis sukrosa. Bentuk serbuk biasanya
mengandung sepertiga jumlah teoritis air hidrat akibat perekahan.
Kelarutan: Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol.
(Farmakope Indonesia IV hal 750)
Bau: tidak berbau perlu corrigens odoris (Flavours strawberry)
Guna : memberi rasa/aroma seperti strawberry yang disesuaikan dengan
pewarna.
Kadar: 0,24 gram dalam 100 ml (Martindale 28 hal 681)
Warna putih perlu corrigens colloris (Strawberry Red)
Kelarutan: dalam air 1:8 (Martindale 28 hal 431)
Guna: sebagai colouring agent/pewarna agar sediaan yang dibuat lebih
menarik.
Kadar: dalam larutan air 0,0005% (1 dalam 200.000) 0,001% (1 dalam
100.000) tergantung warna yang diinginkan dan kekentalannya.

Kelarutan Paracetamol:

11
Larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air panas, 7 bagian etanol, 13 bagian
aseton, 40 bagian gliserol, dan 9 bagian propilenglikol (Codex hal 988).
Pelarut paracetamol:
Propilenglikol
Pemerian: cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas; tidak berbau.
Guna: dapat melarutkan parasetamol
Gliserol
Pemerian: cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis; hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik (Farmakope
Indonesia IV hal 413)
Guna: dapat melarutkan parasetamol
Stabilitas Paracetamol:
dipengaruhi cahaya diatasi dengan wadah coklat
Bersifat Asam perlu dapar fosfat-fosfat (pH 6)
- NaH2PO4
Kelarutan : larut dalam air (1:1 air), sangat sedikit larut dalam etanol.
- Na2HPO4
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih larut dalam air panas,
praktis tidak larut dalam etanol (95 %).
Guna untuk mempertahankan pH sediaan
Stabil terhadap oksidasi
Rusak karena enzim dan mikroba perlu pengawet Nipagin (HPE hal
441)
Pemerian Nipagin: hablur kecil, tidak berwarna/serbuk hablur; putih; tidak
berbau/berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
Guna: pengawet

b) Formula awal
1. Perhitungan dapar Fosfat-Fosfat pH 6

12
pH stabil larutan Paracetamol oral = 6
= 0,01
pKa1 = 2,16
pKa2 = 7,21 pKa yang digunakan yaitu pKa2 = 7,21
pKa3 = 12,32

pH = - log [H+]
6 = - log [H+]
[H+] = 10-6

pKa = - log [Ka]


7,21 = - log [Ka]
[Ka] = 10-7,21

pH = pKa +

6 = 7,21 +

= -1,21

= 0,06165950019

[G] = 0,06165950019 [A]

= 2,303 x C x

0,01 = 2,303 x C x

0,01 = 2,303 x C x 0,054705312


C = 0,07937368855 M

13
` C = [A] + [G]
0,07937368855 = [A] + 0,06165950019 [A]
0,07937368855 = 1,06165950019 [A]
[A] = 0,07476379059 M

[G] = 0,06165950019 [A]


[G] = 0,00460989796 M

Persamaan Reaksi:
NaH2PO4 + NaOH Na2HPO4
[A] [G]

NaH2PO4 = [A]
= 0,07476379059 M
x Mr (156,01)
= 11,66389897 mg/ml
: 10
= 1,166389897 g ~ 1,17 %

Na2HPO4 = [G]
= 0,00460989796 M
x Mr (177,98)
= 0,8204696389 mg/ml
: 10
= 0,08204696389 g ~ 0,08 %

2. Perhitungan Kelarutan
Perhitungan kelarutan dapar
a. Kelarutan NaH2PO4 (1 : 1 air) HPE ed. 6 p. 659
1 g NaH2PO4 larut dalam 1 ml air
1,75 g NaH2PO4 larut dalam 1,75 ml air ~ 2 ml

b. Kelarutan Na2HPO4 (sangat mudah larut air 1 : < 1 air) HPE ed. 6 p.
656
1 g Na2HPO4 larut dalam kurang dari 1 ml air
0,12 g Na2HPO4 larut dalam kurang dari 0,12 ml air ~ 2 ml

Perhitungan kelarutan Nipagin dalam Propylenglikol (1:5)


1 g nipagin larut dalam 5 ml propylenglikol

14
0,75 g nipagin larut dalam =

Perhitungan kelarutan Paracetamol


- Kelarutan parasetamol dalam propylenglikol 1:9
Propylengilkol = 22% x 150 ml = 33 ml 0,375 ml = 32,625 ml
1 g paracetamol larut dalam 5 ml propylenglikol
?g: 32,625 ml => 6,525gram parasetamol

- Kelarutan parasetamol dalam Gliserin = 1:40


Propylengilkol = 23% x 150 ml = 34,5 ml
1g paracetamol larut dalam 40 ml propylenglikol
?g: 34,5 ml => 0,8625 gram parasetamol

3. Perhitungan Kelarutan
Bahan Konstanta dielektrik Hasil perhitungan KD
Propylene glikol 22% 0,22 32 7,04
Glycerin 23% 0,23 42,5 9,775
PEG 400 22% 0,22 13,6 2,992
Sorbitol 23% 0,23 33,5 7,705
Air 10% 0,1 78,5 7,85
total 35,362

Konstanta dielektrik Paracetamol dalam metanol= 32,63

4. Perhitungan ADI
1) ADI Nipagin, max 10 mg/kg BB
Umur (Bulan) Bobot Rata-Rata (kg) Dosis (mg)
0 3,05 30,5
1 4,0 40
2 5,0 50
3 5,65 56,5
4 6,25 62,5
5 6,7 67
6 7,05 70,5
7 7,3 73
8 7,5 75
9 7,6 76
10 7,8 78
11 7,9 79
12 8,1 81
24 9,45 94,5

0 bulan - 2 bulan : Sehari 4 x 0,4 ml = 0,05% x 1,6 ml = 0,0008 g = 0,8 mg


3 bulan - 5 bulan : Sehari 4 x 0,6 ml = 0,05% x 2,4 ml = 0,0012 g = 1,2 mg

15
6 bulan 12 bulan : Sehari 4 x 0,7 ml = 0,05% x 2,8 ml = 0,0014 g = 1,4 mg
2 tahun : Sehari 4 x 0,8 ml = 0,05% x 3,2 ml = 0,0016 g = 1,6 mg
Jadi, dosis nipagin tidak melebihi ADI

2) ADI Propylenglikol, max 25 mg/kg BB.


Umur (Bulan) Bobot Rata-Rata (kg) Dosis (mg)
0 3,05 76,25
1 4,0 100
2 5,0 125
3 5,65 141,25
4 6,25 156,25
5 6,7 167,5
6 7,05 176,25
7 7,3 182,5
8 7,5 187,5
9 7,6 190
10 7,8 195
11 7,9 197,5
12 8,1 202,5
24 9,45 236,25

0 bulan - 2 bulan : Sehari 4 x 0,4 ml = 22% x 1,6 ml = 0,352 g = 352 mg


3 bulan - 5 bulan : Sehari 4 x 0,6 ml = 22% x 2,4 ml = 0,528 g = 528 mg
6 bulan 12 bulan : Sehari 4 x 0,7 ml = 22% x 2,8 ml = 0,616 g = 616 mg
2 tahun : Sehari 4 x 0,8 ml = 22% x 3,2 ml = 0,704 g = 704 mg

Jadi, dosis propylenglikol melebihi ADI.

3) ADI PEG 400, max 10 mg/kg BB


Umur (Bulan) Bobot Rata-Rata (kg) Dosis (mg)
0 3,05 30,5

16
1 4,0 40
2 5,0 50
3 5,65 56,5
4 6,25 62,5
5 6,7 67
6 7,05 70,5
7 7,3 73
8 7,5 75
9 7,6 76
10 7,8 78
11 7,9 79
12 8,1 81
24 9,45 94,5

0 bulan - 2 bulan : Sehari 4 x 0,4 ml = 22% x 1,6 ml = 0,352 g = 352 mg


3 bulan - 5 bulan : Sehari 4 x 0,6 ml = 22% x 2,4 ml = 0,528 g = 528 mg
6 bulan 12 bulan : Sehari 4 x 0,7 ml = 22% x 2,8 ml = 0,616 g = 616 mg
2 tahun : Sehari 4 x 0,8 ml = 22% x 3,2 ml = 0,704 g = 704 mg

Jadi, dosis PEG 400 melebihi ADI.

4) ADI Na sakarin, max 2,5 mg/kg BB


Umur (Bulan) Bobot Rata-Rata (kg) Dosis (mg)
0 3,05 7,625
1 4,0 10
2 5,0 12,5
3 5,65 14,125
4 6,25 15,625
5 6,7 16,75
6 7,05 17,625
7 7,3 18,25
8 7,5 18,75
9 7,6 19
10 7,8 19,5
11 7,9 19,75
12 8,1 20,25
24 9,45 23,625

0 bulan - 2 bulan : Sehari 4 x 0,4 ml = 0,1% x 1,6 ml = 0,0016 g = 1,6 mg


3 bulan - 5 bulan : Sehari 4 x 0,6 ml = 0,1% x 2,4 ml = 0,0024 g = 2,4 mg

17
6 bulan 12 bulan : Sehari 4 x 0,7 ml = 0,1% x 2,8 ml = 0,0028 g = 2,8 mg
2 tahun : Sehari 4 x 0,8 ml = 0,1% x 3,2 ml = 0,0032 g = 3,2 mg

Jadi, dosis Na Sakarin tidak melebihi ADI.

5. Formula Awal :
R/ Parasetamol 500 mg
Propylenglikol 22 %
Glycerin 23 %
PEG 400 22 %
Sorbitol 23 %
Nipagin 0,05 %
NaH2PO4 1,17 %
Na2HPO4 0,08 %
Na Sakarin 0,1 %
Strawberry Red 0,001%
Strawberry Essence 2 tetes
Aqua purificata ad 5 ml
Mfla oral solution 150 ml

C. SPESIFIKASI BAHAN DAN SPESIFIKASI SEDIAAN


1. Bentuk Bahan Aktif Terpilih
Parasetamol larutan oral bentuk drop
2. Organoleptis Sediaan
Bau : Strawberry
Warna : Merah
Rasa : Manis
3. Kadar : Tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%
4. pH Stabil :6
5. Viskositas : 30 cps
6. Sifat Alir : Newtonian
7. Densitas / Berat Jenis : 1,21-1,23

D. PENYUSUNAN FORMULA AKHIR SEDIAAN SETIAP SATUAN TAKARAN


TERKECIL HINGGA SKALA BESAR
Tabel 4. Formula Sediaan dan Jumlah Bahan
18
Jumlah tiap
Kadar Jumlah tiap Skala
takaran Skala Lab
No Nama Bahan Obat dalam kemasan Pabrik
terkecil (150 ml)
% (15ml) (15.000ml)
(1ml)
1 Parasetamol 100 mg 100mg + 5% 1,5g + 5% 15g + 5% 1500g + 5%
=105 mg =1,575g = 15,75g = 1575g
2 Propylenglikol 22% 0,22 ml 3,3 ml 33 ml 3300 ml
3 Glycerin 23% 0,23 ml 3,45 ml 34,5 ml 3450 ml
4 PEG 400 22% 0,22 ml 3,3 ml 33 ml 3300 ml
5 Sorbitol 23% 0,23 ml 3,45 ml 34,5 ml 3450 ml
6 Nipagin 0,05% 0,0005 g 0,0075 g 0,075 g 7,5 g
7 Na2HPO4 0,08% 0,0008 g 0,012 g 0,12 g 12 g
8 NaH2PO4 1,17% 0,0117 g 0,175 g 1,75 g 175 g
9 Na Sakarin 0,1% 0,001 g 0,0015 g 0,15 g 15 g
9 Strawberry Red 0,001% 0,00001 g 0,00015 g 0,0015 g 0,015 g
10 Essence Strawberry Qs - - 2 tetes 15 ml
11 Aqua Purificara Ad 1 ml 15 ml 150 ml 15.000 ml

Sisa air skala lab : 150 ml 135ml = 15 ml


NaH2PO4 (1:1 air) = 2 ml
Na2HPO4 (1 : < 1 air) = 2 ml
Na Sakarin (1:1,2 air) = 2 ml
Strawberry red = 2 ml
Adjust pH max 7 ml
Propylenglikol 33 ml untuk melarutkan Parasetamol
Propylenglikol 0,375 ml untuk melarutkan Nipagin 0,075 g

Perhitungan Expired Date Sediaan Larutan Oral Parasetamol


t1/2 =
21,8 =

k = 0,0318 / tahun
log ct = log co - . t90
log 0,9 co = log co - t90
log 0,9 = . t90

t90 = 3,31 tahun ~ 3 tahun

E. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM SKALA LAB

Alat Bahan
Beaker glass Parasetamol

19
Gelas ukur Nipagin (metil paraben)
Pengaduk Na sakarin
Sudip NaH2PO4
Sendok tanduk Na2HPO4
Magnetic bar dan stirrer Strawberry red
Viscometer cup and bob Gliserin
Timbangan analitik dan digital Propilenglikol
Piknometer Sorbitol
pH meter PEG 400
Lap Essence strawberry
Aqua purificata
Kertas perkamen

F. PENYUSUNAN KERANGKA OPERASIONAL


CARA PEMBUATAN SEDIAAN SKALA LABORATORIUM
1. Kalibrasi botol 15 ml
2. Buat Dapar fosfat-fosfat
a. Timbang NaH2PO4.2H2O 1,75 g + air 2 ml, aduk ad larut
b. Timbang Na2HPO4.2H2O 0,12 g + air 2 ml, aduk ad larut
c. a + b, campur ad homogen
3. Kalibrasi beaker glass 33 ml, ukur propylenglikol sebanyak 33 ml
4. Kalibrasi beaker glass 34,5 ml, ukur gliserin sebanyak 34,5 ml
5. Kalibrasi beaker glass 33 ml, ukur PEG 400 sebanyak 33 ml
6. Kalibrasi beaker glass 34,5 ml, ukur sorbitol sebanyak 34,5 ml
7. 3 + 4 + 5 + 6 , dipanaskan dan diaduk menggunakan magnetic stirer
8. Timbang Paracetamol 15,75 gram
9. Masukkan Paracetamol sedikit demi sedikit ke pelarut no 7, ad terlarut seluruhnya
10. Timbang nipagin 0,075 gram
11. Kalibrasi beaker glass 0,375 ml, ukur propylenglikol sebanyak 0,375 ml
12. 10 + 11, campur ad homogen
13. 9 + 12, campur ad homogen menggunakan magnetic stirrer
14. 13 + 2, campur ad homogen
15. Timbang Na sakarin 0,15 gram + air 2 ml, aduk ad larut
16. 14 + 15, campur ad homogen
17. Timbang strawberry red 1,5 mg dineraca analitik + air 2 ml, aduk ad larut
18. 16 + 17, campur ad homogen
19. 18 + 2 tetes essence strawberry, campur ad homogen
20. 19 + air ad 140 ml
21. Cek pH no.19 (jika tidak sesuai di adjust)
a. Jika pH < 6, ditambahkan Na2HPO4.2H2O
b. Jika pH > 6, ditambahkan NaH2PO4.2H2O
22. Ambil 15ml, masukkan botol, sisanya dipakai untuk evaluasi.

20
KERANGKA OPERASIONAL Pembuatan pelarut Paracetamol

a. Kalibrasi beaker glass 33


ml, ukur propylenglikol sebanyak
33 ml
Kalibrasi botol 15 ml
b. Kalibrasi beaker glass
34,5 ml, ukur gliserin sebanyak
34,5 ml
Timbang Paracetamol 15,75 gram
c. Kalibrasi beaker glass 33
ml, ukur PEG 400 sebanyak 33 ml

d. Kalibrasi beaker glass


Dimasukkan sedikit demi sedikit, ad larut sempurna
34,5 ml, ukur sorbitol sebanyak
34,5 ml

a. Timbang nipagin e. a + b + c + d, dipanaskan


0,075 gram Campur ad homogen dan diaduk menggunakan
magnetic stirrer
b. Kalibrasi beaker glass
0,375

ml, ukur propylenglikol

sebanyak 0,375 ml
Campur ad homogen
c.
Timbang Na a +sakarin
b, campur
0,15 ad
gram +
homogen
air 2 ml, aduk ad larut Paracetamol yang sudah terlarut dalam
propylenglikol, sorbitol, PEG 400 dan
Campur ad homogen gliserin
Timbang strawberry red 1,5 mg
dineraca analitik + air 5ml, aduk
ad larut

Buat Dapar Fosfat-Fosfat

a. Timbang NaH2PO4.2H2O Larutan Paracetamol + air


Campur ad homogen
ad 150 ml
1,75 g + air 2 ml, aduk ad

larut

b. Timbang Na2HPO4.2H2O
G. RANCANGAN EVALUASI AKHIR
0,12 g + airTes
Jenis 2 ml, aduk
yang ad dilakukan, berpedoman SpesifikasiCek
akan pH :
sediaan
a) Organoleptis
larut 15 ml, masukkan botol, sisa
Ambil Alat yang digunakan: panca indera (jika tidak sesuai diadjust)
c. a + bdipakai untuk
, campur evaluasi.
ad homogen a. Jika pH < 6,
21
ditambahkanNa2HPO4

2H2O
b. Jika pH > 6, ditambahkan
NaH2PO4.2H2O

Bau : Strawberry
Warna : Merah
Rasa : Manis
Bentuk : sirup (larutan Oral)
b) Berat Jenis
BJ sirup : 1,3-1,6 g/mL
Alat : piknometer
Bahan : Aquadest & sediaan uji
Metode Kerja :
1. Timbang piknometer kosong pada timbangan analitik.
2. Isi piknometer dengan sediaan sampai penuh, kemudian
timbang juga dengan timbangan analitik.
3. Bobot jenis sediaan dihitung dengan rumus :

m1= massa piknometer & sediaan


m2= massa piknometer kosong

= berat jenis sediaan

Vpikno = Volume piknometer


4. Lakukan hal yang sama untuk air & hitung BJ relatif sediaan
terhadap air.

c) pH sediaan
Alat yang digunakan : pH meter
Metode Kerja:
a. Kalibrasi pH meter
1. Siapkan larutan buffer standard.
2. Elektrode gelas dicuci dengan aqua, dikeringkan dengan tisu.
3. Celupkan elektrode ke dalam larutan buffer standard.
4. Amati & catat pH standard.
b. Pengukuran pH sediaan
1. Elektrode dibilas dengan sediaan.
2. Isi bekker glass dengan sediaan qs ad elektrode tercelup.
3. Dibaca angkanya

d) Viskositas sediaan & Sifat alir


Sifat alir : Newtonian
Alat yang digunakan : Viskometer Cup & Bob
Spesifikasi : 800 cps 5 cps (pembanding gliserin pa : 800 cps)
Metode Kerja :
1. Viskometer Cup & Bob diletakkan pada posisi yang benar.
2. Mengisi aquadem secukupnya pada mantel viskometer.

22
3. Masukkan sediaan pada Cup, lalu posisi Cup dinaikkan beserta
penyangganya sampai permukaan Bob tercelup seluruhnya.
4. Berikan beban dari yang ringan sampai yang berat.
5. Siapkan stopwatch, dinyalakan pada saat rem dilepas.
6. Amati dan hitung t 100 putaran.

e) Uji Batas Kadaluarsa


Dengan uji stabilitas bahan aktif obat berdasarkan suhu
Menghitung t1/2 dan t 90.

H. RANCANGAN KEMASAN SEKUNDER, LABEL PADA KEMASAN PRIMER


DAN LEAFLET
Label : Leaflet :

23
Kemasan Sekunder :

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 HASIL PENELITIAN

No. Pengujian Spesifikasi Hasil Keterangan


1. Organoleptis
Bentuk Larutan Oral

24
Bau Strawberry Strawberry +
Rasa Manis Agak pahit -
Warna Merah Merah +
2. pH 6,00 5 % 6.00 +
3. Kadar 90 % - 110 %
4. Berat Jenis 1,21-1,23 g/cm3 1,194 g/cm3
5. Viskositas 72 cps
6. Sifat Alir Newtonian

Perhitungan:
Berat Jenis
Berat pikno + sediaan = 23,99 gram
Berat Pikno kosong = 12,05 gram
Berat sediaan = 11,94 gram
Volume pikno = 10 ml

= 1,194 g/cm3
Expired Date :

t1/2 =

21,8 =
k = 0,0318 / tahun

log Ct = log Co - . t90


log 0,9 Co = log Co - t90
log 0,9 = . t90

t90 = 3,31 tahun ~ 3 tahun

5.2 PEMBAHASAN
Paracetamol bentuk drop yang kami buat menunjukkan belum memenuhi persyaratan
organoleptis karena rasa dari sediaan masih agak pahit, sedangkan bau dan rasa sudah
memenuhi persyaratan yaitu berbau strawberry dan rasa strawberry. Kami

25
menggunakan Na sakarin sebagai pemanis sebanyak 0,1% (0,15 gram) tetapi hasil
yang didapatkan rasanya masih pahit.

Pada larutan parasetamol kelompok kami, setelah beberapa jam didiamkan mulai
muncul sedikit endapan, hal tersebut dikarenakan campuran antara bahan aktif,
pelarut dan eksipien tersebut bersifat lewat jenuh .
pH yang didapat dari hasil evaluasi = 6.00, yaitu sesuai dengan pH sediaan yang
direncanakan. Pada awalnya pH sediaan kelompok kami = 3,95 sehingga kami
menambahkan dapar Na2HPO4 sebanyak 1,5 gram dan dilarukan dalam 5 ml air.
Sediaan larutan oral paracetamol milik kami mempunyai BJ 1,194 g/cm 2 tersebut
lebih besar dari BJ air (bj air = 1), tetapi masih kurang sesuai dengan FI III hal 38 (BJ
elixir paracetamol 1.21-1.23). Hal ini sudah dianggap cukup kekentalanya, dimana
sediaan tersebut mudah dituang dan tidak seencer air yang akan menimbulkan efek
psikologis konsumen ( merasa bukan obat, melainkan hanya air yang dimodifikasi ).
Hal ini terbukti pada viskositas obat yang didapatkan 72 cps.
Sediaan yang diinginkan adalah sediaan dengan sifat alir Newtonian yang tidak akan
berubah karena pengaruh pengadukan. Tapi pada prakteknya, sediaan yang dibuat
kemungkinan mempunyai sifat alir non Newtonian karena dalam formula banyak
dipakai bahan kental yang bersifat non Newtonian.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Sediaan paracetamol non alkoholik aman digunakan untuk anak usia di bawah 3
tahun. Pemilihan bentuk drops dilakukan untuk memudahkan pasien dalam
mengkonsumsinya dengan skala yang tepat.
Sediaan yang kita peroleh sudah sesuai dengan spesifikasi kecuali pada bagian
oragnoleptis yaitu rasa. Menurut spesifikasi, rasa seharusnya manis tapi hasilnya
agak pahit.
Pembuatan sediaan dengan kandungan bahan aktif yang memiliki kelarutan sangat
kecil dalam dalam air (salah satunya Paracetamol) dapat ditingkatkan kelarutannya
dengan penambahan cosolvent seperti propylenglycol, gliserin, sorbitol, dll.

6.2 SARAN
Pengecekan pH hendaknya dilakukan secara berkala.
Untuk formulator berikutnya dapat ditingkatkan jumlah Na sakarin yang digunakan
agar rasanya manis.

26
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Korpri Sub Unit
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Korpri Sub Unit
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Lachman L, Lieberman H.A., Kamig, LI, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi 3,
Penerbit Universitas Indonesia , Jakarta.
Parfitt, K. 1986. Martindale The Complete Drug Reference, 28th edition. Pharmaceutical
Press, London .
Parfitt, K. 2009. Martindale The Complete Drug Reference,36th edition. Pharmaceutical
Press, London.
Remingtons. 1990. Pharmaceutical Science, 19th edition. Mack Piblishing Company, Easton,
Pennsylvania.
Kibbe, AH. 2009. Handbook of Pharmaceuticals Excipients, 6th edition. Pharmaceutical
Press, London.
British National Formulary edisi 62, September 2011.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia . 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta.
USP edisi 22.

27

Anda mungkin juga menyukai