Anda di halaman 1dari 4

Chernobyl, Bencana Nuklir Terburuk Di Dunia

Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam


sejarah. Pada tanggal 26 April 1986 pukul 01:23:40 pagi (UTC+3),
reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl
yang terletak di Uni Soviet di dekat Pripyat di Ukraina meledak.
Akibatnya, kebakaran dan radioaktif menyebar. Ribuan penduduk
terpaksa diungsikan dari kota ini.
International Nuclear and Radiological Event Scale (INES) mencatat bahwa
skala kecelakaan Chernobyl adalah di level 7. Saat itu, lima juta orang di sekitar
reaktor terkena radiasi dan menderita sejumlah penyakit, termasuk kanker.
Sementara di level sedikit rendah, 5, ada bencana kebocoran nuklir di Three Mile
Island milik Amerika Serikat pada 1979. Artinya, bencana ditandai dengan
melelehnya bahan bakar di teras.
Kecelakaan yang terjadi dikarenakan akibat kecerobohan oleh pekerja yang
melakukan eksperimen secara tidak resmi dan berkekuatan rendah. yang mencakup
tindakan mematikan sistem pendingin darurat. sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibat kan afek terhadap makhluk disekitar dan menimbulkan penyakit
kangker terhadap manusia yang terkena radiasi nuklir itu.
Chernobyl adalah sebuah kota tak berpenghuni di Ukraina utara, tepatnya di Oblast
Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia. Kota ini ditinggalkan penghuninya tahun
1986 setelah bencana ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang terkenal sebagai
Bencana Chernobyl yang terletak 14,5 km utara-barat laut. Pembangkit tersebut
dinamakan sesuai dengan nama kotanya, dan terletak di Chernobyl Raion (distrik),
tetapi bukan merupakan tempat tinggal bagi pekerjanya. Pada saat pembangunan
pembangkit tersebut, sebuah kota kembar, Prypiat dibangun didekatnya untuk para
pekerjanya.
Chernobyl terletak di koordinat 51°38′ LU 30°11′ BT Sekarang kota ini masih
berpenghuni walau hanya sedikit. Tingkat radiasi di kota ini masih dalam keadaan
kritis,yaitu pada 5,6 roentgen per second (R/s) (0.056 Grays per second, atau Gy/s).
Lima belas tahun setelah kecelakaan Chernobyl, komunitas internasional masih
mempelajari dan berusaha melakukan generalisasi hal ini pada kasus kasus
kecelakaan yang lebih kecil. Diharapkan, pelajaran ini tidak pernah terulang kembali
dalam kejadian dengan ukuran dan skala Chernobyl.
Pada tanggal 26 April 1985, pukul 1.24 dini hari, unit 4 Pembangkit Tenaga nuklir
Chernobyl meledak. Terjadi dua kali ledakan sangat besar dalam waktu 3 detik, yang
telah meruntuhkan atap gedung. Gas radioaktif, reruntuhan bangunan, dan material
berasal dari dalam gedung reaktor, terlempar ke udara setinggi dua per tiga mil (1
km). Potongan serpihan bahan bakar reaktor yang sangat panas beterbangan di
udara dan jatuh dalam jarak nyaris mencapai 1 mil (1,6 km) jauhnya, menyulut
kebakaran radioaktif yang menerangi wilayah itu.
Tragedi ini menyebabkan kontaminasi radiasi meluas di Ukraina, hingga sampai ke
Belarus dan Rusia. Butuh dua hari bagi Uni Soviet untuk membeberkan informasi
mengenai ledakan ini kepada publik. Tragedi ini juga membuka mata dunia, melalui
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bahwa dunia perlu menjalin kerjasama
dan berbagai informasi dalam penggunaan energi nuklir.
Hingga saat ini, rehabilitasi untuk korban-korban Chernobyl masih terus berlanjut.
Rusia, Ukraina dan Belarus masih terus dibebani dengan biaya dekontaminasi dan
perawatan kesehatan bagi korban. Korban tewas tragedi ini 50 orang, terdiri dari
para staf reaktor dan tim penyelamat.
Namun dampak dari paparan radiasi Chernobyl sangat luas. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan sembilan ribu orang terkena radiasi. Sedangkan aktivis
lingkungan hidup Greenpeace menyatakan jumlah yang terpapar mencapai 93 ribu
orang. Mereka mengalami berbagai penyakit seperti kanker dan bayi-bayi dilahirkan
cacat karena mutasi gen.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengevakuasi ratusan ribu orang, meski
dinyatakan sekitar tujuh juta jiwa masih hidup di wilayah berbahaya karena tingkat
radiasinya di atas batas aman. Reaktor terakhir ditutup pada 2000 lalu, 14 tahun
setelah tragedi.
Dua pekerja terbunuh seketika, dan dua puluh sembilan orang berkubang dalam
radiasi yang begitu tinggi sehingga mereka bisa dikatakan tewas mulai itu. meski
sebagian besar di antara mereka masih hidup selama beberapa minggu di rumah
sakit, dan merasakan penderitaan tahap akhir keracunan yang ekstrem ini. Ratusan
ribu orang dievakuasi dari kota-kota di sekitarnya, tak terhitung banyaknya hewan
yang dimusnahkan untuk menghindari tertelan daging yang telah terkena radiasi
beracun, dan banyak negara-negara Eropa menolak pengapalan padi dari wilayah
mana pun yang berada dekat dengan Ukraina, meminta para penduduk untuk
mencuci semua buah-buahan serta sayur sayuran, meski mereka adalah penduduk
asli negara mereka sendiri.
Kecelakaan Chernobyl terjadi karena beberapa pekerja mencoba melakukan
eksperimen secara tidak resmi dan berkekuatan rendah, yang mencakup tindakan
mematikan sistem pendingin darurat. Pada saat setiap orang menyadari bahwa inti
terlalu panas, semua sudah terlambat untuk memutar balikkan proses ini (mereka
kurang hati-hati dengan membiarkan panas membengkokan saluran di mana
serpihan-serpihan bahan bakar seharusnya masuk kesana) hal berikutnya yang
mereka tahu adalah atap telah terbang, dua orang tewas dan awan gas yang
mematikan telah menyebar di seluruh daerah.
Radioaktivitas dari ledakan Chernobyl akhirnya terdeteksi hingga ke Amerika
serikat. Pemimpin Uni soviet tidak mengatakan sepatah kata pun tentang ledakan ini
hingga dua hari kemudian, tanggal 28 april, setelah para ilmuwan swedia
melaporkan terjadinya peningkatan radioaktif di atmosfer negara mereka sendiri,
kemudian melacaknya kembali ke Chernobyl. Bahkan setelah mereka beritakan apa
yang telah terjadi, pada penduduk Soviet sama sekali tidak memiliki cara untuk
menanggapi bencana monumental semacam ini.
Reaktor Chernobyl akhirnya dimasukkan ke dalam sebuah struktur beton yang
disebut sebagai Sarkofagus. Lebih dari enam ratus ribu pekerja, yang dikenal sebagai
“liquidator” bekerja untuk membersihkan reaktor dan konstruksi Sarkofagus.
Lapisan semen dibangun dengan buruk, dan mulai terjad kebocorari radiasi
beberapa tahun setelah konstruksi ini selesai. Semakin banyak pekerjaan yang
dilakukan untuk memastikan kekokohannya, temy. keamanannya masih diragukan.
Kecelakaan nuklir Chernobyl adalah kecelakaan nuklir terburuk sepanta si masa.
Kecelakaan ini terjadi tak lama setelah kecelakaan di Three Mile Island, ini semakin
menguatkan gerakan antinuklir, dan telah menggugah banyak negara untuk
membuat peraturan keamanan yang baru bagi konstruksi dan operasi pembangkit
tenaga nuklir yang baru.
Sebagai dampak kesehatan jangka panjang, merebaknya radiasi dari Chernobyl
diperkirakan mengakibatkan ratusan ribu kasus kanker baru, dan puluhan ribu di
antaranya akan berakhir dengan kematian.
Dampak Terburuk
Diperkirakan semula dampak fisik akan begitu dahsyat. Namun, ternyata data
sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang
(para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran)
meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun
kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses pembersihan daerah PLTN
yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di Belarusia, Ukraina, dan
Rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di
daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi
seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan
dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali.
Di sisi lain, hasil studi dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan bahwa “tidak
ada korelasi langsung antara kenaikan jumlah penderita kanker dan jumlah
kematian per satuan waktu dengan paparan radiasi Chernobyl.
Pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di
Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi
kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan
mereka yang kena kanker, di Belarusia meninggal delapan anak dan di Rusia seorang
anak. Yang lainnya selamat.
Berdasarkan laporan “Chernobyl Lecacy”, sebagian besar daerah pemukiman yang
semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena kecelakaan PLTN Chernobyl
telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti sebelum terjadi kecelakaan. Dampak
psikologis adalah yang paling dahsyat, terutama trauma bagi mereka yang
mengalaminya seperti stres, depresi, dan gejala lainnya yang secara medis sulit
dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara yang memiliki PLTN membangun
konsensus internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan standar
keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-PLTN telah menggunakan isu kecelakaan
di Chernobyl sebagai bahan kampanye untuk menolak kehadiran PLTN, termasuk di
Indonesia, dengan berbagai informasi yang keliru karena ketidaktahuan akan
kebenaran informasi sebab terjadinya kecelakaan Chernobyl.

Anda mungkin juga menyukai