Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI TEKNIK KIMIA II

BATCH DISTILLATION

I. Tujuan
 Mahasiswa dapat memahami konsep proses pemisahan dengan metode distilasi.
 Mahasiswa dapat menerapkan konsep distilasi pada operasi peralatan distilasi secara
batch.

II. Diskusi Pendahuluan


a. Jelaskan prinsip dasar pemisahan secara distilasi !
b. Apa yang dimaksud dengan relative volatility dan vapor-liquid equilibria (VLE) serta
pengaruhnya terhadap distilasi ?
c. Jelaskan perbedaan operasi distilasi secara batch dan kontinyu !
d. Jelaskan perbedaan packed bed column dan plate column !
e. Apa yang dimaksud dengan HETP (Height Equivalent to a Theoritical Plate) ? Jelaskan
kegunaannya dalam mendesain kolom distilasi !

III. Metodologi
Dalam praktikum distilasi batch ini, akan dilakukan eksperimen pemurnian larutan etanol
dengan menggunakan metode fraksinasi secara batch.
1. Perangkat dan Alat Ukur
a. Satu set perangkat modul distilasi yang terdiri dari :
 Labu didih (dilengkapi dengan termometer)
 Kolom fraksinasi batch (packed bed column)
 Kondensor
 Water bath
 Penampung distilat (dropping funnel / erlenmeyer)
b. Piknometer
c. Termometer
d. Stopwatch
e. Gelas ukur
f. Pipet ukur
g. Hot plate
h. Timbangan / Neraca Analitik
2. Bahan / Zat Kimia
a. Etanol
b. Aquades
3. Sketsa Eksperimen

4. Variabel Eksperimen
a. Variabel tetap
 Konsentrasi larutan etanol = 1M
 Fraksi mol etanol mula – mula = 15 %
 Volume larutan etanol awal = 200 ml
b. Variabel berubah
 Waktu distilasi = 10, 20, 30, 40, 50, 60 menit
5. Garis Besar Prosedur Kerja
a. Kalibrasi piknometer untuk menentukan hubungan antara komposisi cairan biner
terhadap densitasnya.
b. Susun tata kerja untuk melakukan operasi distilasi secara batch.
c. Catat data yang diperlukan guna menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa agar tujuan praktikum ini tercapai antara
lain :
 Membuat hubungan antara komposisi terhadap densitas campuran biner secara grafis
dan dilengkapi dengan persamaan matematik.
 Mendapatkan kemurnian larutan etanol tertinggi serta melakukan perhitungan yield
produk serta % recovery.

IV. Pengolahan Data


1. Data Literatur
 Data kesetimbangan uap-cair sistem yang diuji pada tekanan praktikum
T (oC) x y

Dari data tersebut dibuat Kurva Kesetimbangan Uap-Cair nya.

 Densitas air pada berbagai temperatur


T (oC) ρair

 Sifat fisik etanol dan air


BM (g/mol) Tdidih (oC) Puap (mmHg)
Air
Etanol

2. Data Percobaan
 Kalibrasi densitas etanol
Fraksi mol Lar. Et-OH Massa Lar. Et-OH Densitas Lar. Et-OH
0
..
1
 Operasi distilasi batch
ρbottom ρdistilat
t (min) Tlabu (oC) Tkolom (oC) xbottom xdistilat
(g/ml) (g/ml)
APLIKASI TEKNIK KIMIA II
TANGKI BERPENGADUK (AGITATION)

I. Tujuan
 Mahasiswa dapat memahami konsep mekanika fluida dalam proses pengadukan
(agitation).
 Mahasiswa dapat menerapkan konsep mekanika fluida untuk operasi tangki berpengaduk.

II. Diskusi Pendahuluan


a. Jelaskan pengertian dari vortex serta pengaruhnya terhadap proses pencampuran !
b. Apa itu impeller ? Sebutkan dan jelaskan tipe – tipe dari impeller serta pengaruhnya
terhadap proses pencampuran !
c. Apa itu reynolds number ? Jelaskan pengaruh reynolds number terhadap proses
pencampuran !
d. Jelaskan pengaruh baffle di dalam tangki terhadap proses pencampuran !
e. Jelaskan konsep perhitungan power motor pengaduk berdasarkan prinsip mekanika fluida
tersebut !

III. Metodologi
Dalam praktikum tangki berpengaduk (agitation) ini, akan dilakukan eksperimen operasi
tangki berpengaduk dengan berbagai macam variasi untuk mempelajari kelakuan fluida di
dalam tangki.
1. Perangkat dan Alat Ukur
a. Satu set overhead stirrer
b. Bejana / Beaker glass 2000 ml
c. Baffle
d. Viskosimeter ostwald
e. Piknometer
f. Gelas ukur
2. Bahan / Zat Kimia
a. Air
b. Glitter
3. Sketsa Eksperimen

4. Variabel Eksperimen
a. Ada dan tidaknya baffle.
b. Skala pengatur kecepatan putar impeller (dalam rpm).
c. Kedalaman impeller dalam bejana.
d. Sudut shaft pengaduk dalam bejana.
5. Garis Besar Prosedur Kerja
a. Susun tata kerja percobaan operasi pengadukan (agitation) dalam suatu tangki
berpengaduk.
b. Lakukan pengamatan terhadap kelakuan fluida yang teraduk untuk tiap – tiap variabel
yang diberikan.
c. Catat data yang diperlukan guna menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa agar tujuan praktikum ini tercapai antara
lain :
 Mendapatkan pengaruh baffle terhadap kelakuan fluida yang teraduk seperti bilangan
reynolds, vortex, dll.
 Mendapatkan pengaruh kecepatan putar (dalam rpm) terhadap kelakuan fluida yang
teraduk seperti bilangan reynolds, vortex, dll.
 Membuat perhitungan power yang dibutuhkan motor pengaduk berdasarkan data
bilangan reynolds, viskositas, kecepatan putar pengaduk, dsb.
IV. Pengolahan Data
1. Data Literatur
 Densitas fluida yang diaduk sebagai fungsi waktu.
 Viskositas fluida yang diaduk sebagai fungsi waktu.

2. Data Percobaan
 Jenis pengaduk (diameter impeller, tinggi cairan, dsb).
 Hasil pengamatan
Sudut Shaft Kedalaman Vortex
N (rpm) Aliran Endapan
Pengaduk Impeller (Dimensi)
100
..
 Hasil perhitungan
N (rpm) Densitas Viskositas NRe Power
100
..
APLIKASI TEKNIK KIMIA II
REAKTOR KIMIA (BATCH)

I. Tujuan
 Mahasiswa dapat memahami prinsip dasar kinetika reaksi kimia dalam reaktor batch.
 Mahasiswa dapat menerapkan konsep kinetika reaksi ke dalam perancangan reaktor
batch.

II. Diskusi Pendahuluan


a. Jelaskan prinsip dasar kinetika reaksi kimia pada reaktor batch !
b. Jelaskan perbedaan dari konversi reaksi dan yield produk !
c. Sebutkan jenis – jenis reaktor kimia dan jelaskan perbedaan dari ketiganya !
d. Jelaskan konsep perhitungan perancangan reaktor kimia berdasarkan prinsip kinetika
reaksi !
e. Apa itu katalis ? Jelaskan pengertian katalis serta kegunaannya dalam reaksi kimia !

III. Metodologi
Dalam praktikum reaktor kimia ini, akan dilakukan eksperimen pembuatan biodiesel
melalui reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit RBD (refined, bleached, and deodorized)
dengan metanol menggunakan katalis NaOH dalam reaktor batch.
1. Perangkat dan Alat Ukur
a. Satu set perangkat reaktor batch
b. Viskosimeter ostwald
c. Piknometer
d. Gelas ukur
2. Bahan / Zat Kimia
a. Minyak kelapa sawit RBD (refined, bleached, and deodorized)
b. Metanol
c. NaOH
3. Sketsa Eksperimen

1. Hot plate stirrer 6. Kondensor refluks


2. Magnetic stirrer 7. Air pendingin keluar
3. Labu leher tiga 8. Termometer
4. Rubber proof 9. Oil bath
5. Air pendingin masuk
4. Variabel Eksperimen
a. Variabel tetap
 Rasio volume minyak : metanol = 2 : 1
 Berat katalis NaOH = 4 % (w/w minyak)
 Volume total reaktan = 300 ml
 Suhu reaksi = 65 oC
b. Variabel berubah
 Waktu reaksi = 0, 15, 30, 45, 60 menit
5. Garis Besar Prosedur Kerja
a. Susun tata kerja reaksi transesterifikasi pada reaktor batch dengan menggunakan
NaOH sebagai katalis.
b. Uji densitas dan viskositas dari produk biodiesel yang dihasilkan dengan
menggunakan piknometer dan viskosimeter ostwald.
c. Catat data yang diperlukan guna menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa agar tujuan praktikum ini tercapai antara
lain :
 Mendapatkan konsentrasi biodiesel yang dihasilkan melalui analisa viskositas.
 Melakukan perhitungan konversi reaksi dan yield biodiesel.
 Mendapatkan pengaruh waktu reaksi terhadap yield biodiesel.
 Melakukan perhitungan kinetika reaksi sehingga didapatkan orde reaksi serta
konstanta kecepatan reaksinya.
IV. Pengolahan Data
1. Data Literatur
 Sifat fisik bahan – bahan murni
BM (g/mol) ρ (g/ml) μ (mm2/s)
Minyak Sawit RBD
Metanol
FAME (Biodiesel)
Gliserol

2. Data Percobaan
 Hasil reaksi
Metode analisa hasil reaksi transesterifikasi dijabarkan ke dalam langkah – langkah
sebagai berikut :
a. Ambil 10 ml dari lapisan atas (yang berwarna kuning cerah), masukkan ke dalam
piknometer lalu ukur densitasnya.
b. Pindahkan 10 ml produk dalam piknometer tadi ke dalam viskosimeter oswald, lalu
ukur viskositasnya pada suhu 40 oC.
c. Kemudian, hitung kemurnian biodiesel dengan menggunakan konsep campuran
biner Arrhenius, yakni

dimana, μmix = viskositas sampel produk


μ1 = viskositas biodiesel murni
μ2 = viskositas minyak kelapa sawit RBD murni
x1 = fraksi massa biodiesel
x2 = fraksi massa minyak kelapa sawit RBD
xtotal = x1 + x2
t (min) ρ (g/ml) μ (mm2/s) x1 x2
15
....
APLIKASI TEKNIK KIMIA II
LIQUID – LIQUID EXTRACTION

I. Tujuan
 Mahasiswa dapat memahami prinsip dasar transfer massa dalam ekstraksi.
 Mahasiswa dapat menerapkan konsep transfer massa dalam unit operasi ekstraksi cair –
cair (liquid – liquid extraction) tipe batch mixer settler.

II. Diskusi Pendahuluan


a. Jelaskan konsep dasar transfer massa !
b. Apa pengertian dari liquid – liquid extraction ? Jelaskan perbedaan batch dan continuous
liquid – liquid extraction !
c. Jelaskan konsep material balance pada single stage dan multi stage liquid – liquid
extraction !
d. Jelaskan konsep coefficient distribution dan overall mass transfer coefficient pada single
batch mixer settler !

III. Metodologi
Dalam praktikum liquid – liquid extraction ini, akan dilakukan eksperimen pemisahan
solute asam oksalat dari aqueous phase (kerosene) dengan extractant (solvent) air. Metode
yang digunakan adalah esktraksi dengan batch mixer settler (single stage dan dual stage
process).
1. Perangkat dan Alat Ukur
a. Overhead stirrer d. Corong pemisah
b. Beaker glass e. Erlenmeyer
c. Water pump f. Buret
2. Bahan / Zat Kimia
a. Asam oksalat c. Air
b. Kerosene d. NaOH
3. Sketsa Eksperimen

4. Variabel Eksperimen
 Variabel tetap
 Volume total = 500 ml
 Waktu operasi = 20 menit
 Kecepatan pengadukan = 500 rpm
 Variabel berubah
 Ratio aqueous phase : solvent = 2 : 3 dan 3 : 2 (%v/v)
 Suhu ekstraksi = 35 dan 55 oC
5. Garis Besar Prosedur Kerja
a. Susun tata kerja liquid-liquid extraction asam oksalat dari campuran kerosene dengan
air.
b. Buatlah larutan asam oksalat 10 ppm dalam kerosene.
c. Tentukan konsentrasi asam oksalat dalam feed (aqueous phase) dengan metode titrasi.
d. Tentukan konsentrasi asam oksalat dalam extract dan raffinate dengan metode titrasi.
e. Catat data yang diperlukan guna menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa agar tujuan praktikum ini tercapai antara
lain :
 Mendapatkan konsentrasi solute pada extract dan raffinate dengan metode titrasi.
 Melakukan perhitungan neraca massa single stage.
 Menyusun diagram fasa dari data kesetimbangan asam oksalat – kerosene – air.
 Melakukan perhitungan overall mass transfer coefficient.
IV. Pengolahan Data
1. Data Literatur
 Sifat fisik bahan – bahan murni
BM (g/mol) T (oC) ρ (g/ml)
Air
Asam Oksalat
Kerosene
Aqueous phase

2. Data Percobaan
 Hasil esktraksi
Metode analisa hasil ekstraksi dijabarkan ke dalam langkah – langkah sebagai berikut :
a. Ambil 5 ml extract dari dalam corong pemisah, masukkan ke dalam piknometer
lalu ukur densitasnya.
b. Ambil 10 ml extract dari dalam corong pemisah, titrasi dengan larutan standar
NaOH, hitunglah kadar solute.
c. Ambil 5 ml raffinate dari dalam corong pemisah, masukkan ke dalam piknometer
lalu ukur densitasnya.
d. Ambil 10 ml raffinate dari dalam corong pemisah, titrasi dengan larutan standar
NaOH, hitunglah kadar solute.

 Tabel perhitungan
Ratio aqueous Suhu ρ Waktu VNaOH VNaOH Xas.oksalat Xas.oksalat
phase : solvent ekstraksi (g/ml) Equilibrium (Extract) (Raffinate) (Extract) (Raffinate)
2:3 35 oC
2:3 45 oC
3:2 35 oC
3:2 45 oC
 Data kesetimbangan asam oksalat di dalam air (x) dan kerosene (y)
x (air) y (kerosin)
0 0
0,000375 0,0001
0,00175 0,00015
0,00385 0,0002
0,00645 0,00025
0,00994 0,0003
0,014 0,000345
0,0184 0,00039
0,024 0,00044
0,03 0,000484

Anda mungkin juga menyukai