Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Antara Perpustakaan Dan Dokumentasi

 Pengertian Perpustakaan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam


bahasa Inggris, pembaca tentunya mengenal istilah library. Istilah ini berasal dari
kata Latin liber atau libri yang atrinya buku. Dari kata Latin tersebut,
terbentuklah istilah libraries yang artinya tentang buku. Dengan demikian, batasan
perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu
sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
biasanya disusun menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,bukan
untuk dijual.
Definisi diatas menyatakan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk
pembaca. Definisi ini menunjukkan perbedaan utama antara sebuah perpustakaan
dengan toko buku. Bila toko buku menyusun buku yang akan dijualnya dengan
tujuan utama mencari untung maka perpustakaan bertujuan mendayagunakan
koleksinya untuk kepentingan pembaca. Pada perpustakaan perusahaan tujuan
utamanya adalah membantu pembaca (dalam hal ini karyawan perusahaan). Jadi,
tujuannya bukan mencari untung, melainkan membantu perusahaan mencari
untung dengan cara seefisian mungkin.
Secara umum definisi perpustakaan selalu mencakup unsur koleksi,
penyimpanan, dan pemakai. Definisi perpustakaan umumnya membedakan
pengertian perpustakaan sebuah gedung atau akomodasi fisik tempat menyimpan
buku yang berbeda dengan pengertian perpustakaan sebagai akumulasi bahan
pustaka dalam arti luas.

 Istilah Berkaitan dengan Pustaka


Buku merupakan alat bantu manusia untuk belajar, sejak saat mulai dapat
membaca, memasuki bangku sekolah hingga bekerja. Karena perpustakaan selalu
dikaitkan dengan buku, sedangkan buku dikaitkan dengan kegiatan belajar maka
perpustakaan pun selalu dikaitkan dengan kegiatan belajar. Perpustakaan sebagai
pranata yang dikaitkan dengan kegiatan belajar lebih mengarah pada kegiatan
belajar di luar lingkungan sekolah.
Definisi ilmu perpustakaan ialah pengetahuan yang tersusun rapi yang
menyangkut tujuan, obyek, fungsi perpustakaan, serta fungsi medode, penyusunan
teknik, dan teori yang digunakan dalam pemberian jasa perpustakaan. Dalam ilmu
kepustakaan yang dikaji adalah:
 Perpustakaan sebagai salah satu institusi, mencakup, organisasi
perpustakaan, perkembangannya, peranannya dalam masyarakat serta
sumbangan perpustakaan pada sejarah manusia;
 Organisasi koleksi perpustakaan (buku dalam arti luas) termasuk cara
mengolah, menyimpan serta temu kembali sebaik, secepat, dan semurah
mungkin;
 Pengawetan buku serta bahan bahn pustaka lainnya;
 Penyebaran informasi serta jasa perpustakaan lainnya untuk kepentingan
umum; dan
 Hal-hal lain yang berkaitan dengan perpustakaan serta jasa perpustakaan.

 Tujuan Kepustakaan
 Penyimpanan, aertinya perpustakaan bertugas menyimpan buku yang
diterimanya. Tujuan ini nyata sekalipada perpustakaan nasional yaitu
perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang untuk menyimpan semua
terbitan dari suatu negara.
 Penelitian, artinya perpustakaan bertugas menyediakan buku untuk
keperluan penelitikan.
 Informasi, artinya perpustakaan yang menyediakan informasi yang
diperlukan pemakai perpustakaan.
 Pendidikan, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup,
terutama bagi mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah.
 Cultural, artinya perpustakaan menyimpan khasanah budaya bangsa atau
masyarakat tempat perpustakaan berada serta juga meningkatkan nilai dan
apresiasi budaya masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan
bacaan.
 Sejarah Perpustakaan
 Asal Mula Perpustakaan
Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari sejarah manusia
karena perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia
mula-mula tidak menetap tetapi mengembara dari satu tempat ke tempat lain.
Selama itu manusia berhubungan dengan manusia lain melalui bahasa lisan
maupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang di pahatkan
pada pohon ataupun batu ataupun benda lainnya , manusia mulai berkomunikasi
dengan kelompok lain melalui bahasa tulisan.
Dari segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon atau batu
atau benda lain dapat digunakan sebagai cantuman (record) mengenai apa yang
dikatakan manusia maupun apa yang diketahui seseorang. Hanya berdasarkan
bukti arkeologis diketahui bahwa perpustakaan pawal awal mulanya tidak lain
hanya berupa kumpulan catatan transaksi niaga. Dengan kata lain merupakan
sebuah kemudahan untuk menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan
perpustakaan purba tidak lain menyimpan kegiatan niaga maka ada kemungkinan
bahwa perpustakaan dan arsip semula bersumber pada kegiatan yang sama untuk
kemudian terpisah.
Dari kegiatan itu, ternyata bahwa sejak semula salah satu kegiatan
perpustakaan ialah menyimpan produk tulisan masyarakat sekaligus juga
perpustakaan merupakan produk masyarakat karena tak ada perpustakaan tanpa
ada masyarakat.
Mesin cetak penemuan Gutenberg kemudian dikembangkan lagi sehingga
mulai abad ke 16 pencetak buku dalam waktu singkat mampu menghasilkan
ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya revolusi
perpustakaan artinya dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan buku ccetak.
Revolusi yang mirip terjadi hamper 400 tahun kemudian ketika buku mulai
digantikan bentuk elekrolit. Dari Jerman, mesin cetak kemudian tersebar
keseluruh Eropa, kemudian dibawa lagi ke Asia tempat asal usul mesin cetak
dengan lahirnya padaham baru yang timbul akibat Renaissance.
 Sumeria dan Babylonia
Penggalian di berkas kerajaan Sumeria menunjukkan bahwa bangsa Sumeria
sekitar 3000 tahun sebelum masehi telah menyalin rekening, jadwal kegiatan,
pengetahuan yang mereka peroleh dalam bentuk lempeng tanah liat (clay tablets).
Semasa pemerintahan raja Ashaturbanipal dari Assyia (sekitar tahun 668-636
sebelum Masehi) didirikan perpustakaan kerajaan di ibukota Nineveh, berisi
puluhan ribu lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari segala penjuru kerajaan.
 Mesir
Pada masa hamper bersamaan, peradaban Mesir Kuno pun berkembang. Teks
tertulis paling awal yang ada di perpustakaan Mesir berasal dari sekitar tahun
4000 SM, namun gaya tulisannya berbeda dengan tulisan Sumeria. Dengan
demikian, permukaan lembaran papyrus dapat digunakan sebagai bahan tulis,
sedangkan alat tulisnya berupa pena sapu dan tinta. Umumnya tulisan hieroglyph
hanya dipahami oleh pendeta karena itu papyrus banyak ditemukan di kuil-kuil
berisi pengumuman resmi, tulisan keagamaan, filsafat, sejarah, dan ilmu
pengetahuan.
 Yunani
Peradaban Yunani mengenal tulisann Mycena sekitar tahun 1500 SM, kemudian
tulisan tersebut lenyap. Sebagai penggantinya, orang Yunani menggunakan 22
aksara temuan orang Phoenica, kemudian dikembangkan menjadi 26 aksara
seperti yang kita kenal dewasa ini. Perpustakaan berkembang pula semasa
kejayaan Yunani di bawah pimpinan senggang serta merupakan awal dimulainya
perdagangan buku. Perkembangan perpustakaan zaman kuno Yunani mencapai
puncaknya semasa Hellenisme, yang ditandai dengan penyebaran ajaran dan
kebudayaan Yunani. Ini terjadi berkat penaklukan Alexander Agung beserta
penggantinya, pembentukan kota baru Yunani, dan pengembangan pemerintahan
monarki.
 Roma
Yunani mempengaruhi kehidupan budaya dan intelektual Roma. Ini terbukti
bahwa banyak orang Roma mempelajari sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan
Yunani, bahkan juga bertutur bahasa Yunani. Perpustakaan pribadi mulai tumbuh
karena perwira tinggi banyak yang membawa rampasan perang termasuk buku.
Gulungan papyrus ini diganti dengan codex, yang merupakan kumpulan
parchmen, diikat serta dijilid menjadi satu seperti buku yang kita kenal dewasa
ini. Perpustakaan mulai mengalami kemunduran tatkala kerajaan Roma mulai
mundur. Akhirnya, yang tinggal hanyalah perpustakaan biara, yang lain umumnya
lenyap akibat serangan orang-orang barbar.
 Byzantium
Kaisar Konstantin Agung menjadi raja Kerajaan Roma Barat dan Timur pada
tahun 324. Ia memilih ibukota di Byzantium, kemudian diubah menjadi
Konstantinopel. Ia mendirikan perpustakaan kerajaan serta menekan karya Latin
karena bahasa Latin merupakan bahasa resmi hingga abad ke-6.koleksinya tercatat
hingga 120.000 buku. Pada waktu itu gereja merupakan pranata kerajaan yang
paling penting. Karena adanya ketentuan bahwa seorang uskup harus harus
memiliki sebuah perpustakaan maka perpustakaan gereja berkembang. Antara
pertengahan abad ke-7 hingga pertengahan abad ke-9 terjadi kontroversi mengenai
ikonoklasme yaitu penggambaran Yesus dan orang kudus lainnya pada benda.
 Arab
Orang Arab berhasil dalam bidang perpustakaan dan berjasa besar dalam
penyebaran ilmu pengetahuan dan matematika ke Eropa. Puncak kejayaan
terjemahan ini terjadi semasa pemerintahan Abbasid Al-Mamum, yang
mendirikan rumah kebijakan pada tahun 810, sebuah lembaga studi yang
menggabungkan unsure perpustakaan, akademi, dan biro terjemahan.
 Renaissance
Sambil mengungsi ilmuan ini membawa juga manuskrip penulis kuno. Ilmuan
Italia menyambut kedatangan ilmuan Byzantine ini serta mendorong
pengembangan kajian Yunani dan Latin. Karya ini kemudian tersebar ke Eropa
Utara dan Barat, sebagian di antaranya disimpan di perpustakaan biara maupun
universitas yang mulai tumbuh.
 Kondisi yang Menguntungkan Pengembangan Perpustakaan
Dari perkembangan perpustakaan selama hamper 5000 tahun itu, pembaca dapat
menyimak adanya kondisi yang menghambat pertumbuhan perpustakaan. Di
samping itu, ada pula kondisi yang menghambat pertumbuhan perpustakaan
sehingga perpustakaan tidak berkembang secara wajar. Dengan kata lain,
perpustakaan mencerminkan kebutuhan sosoal, ekonomi, kultural, dan pendidikan
suatu masyarakat. Kebutuhan cultural ini antara lain dipenuhi dengan penyediaan
buku oleh perpustakaan, khususnya oleh perpustakaan umum. Maka perpustakaan
akan tumbuh subur bila:
1. Masyarakat telah matang dalam arti telah mencapai kematangan sosial dan
cultural sehingga menyadari perlunya penyimpanan, penyebaran, dan
perluasan wadah pengetahuan.
2. Adanya periode yang relative damai dan tenang yang memungkinkan
tersedianya waktu yang cukup bagi anggota masyarakat untuk melakukan
kegiatan cultural dan intelektual.
3. Pada anggota masyarakat tersedia waktu dan sarana untuk menumbuhkan
seni dan memperbaiki pengetahuan yang dimilikinya.
4. Bila dalam masyarakat timbul dorongan untuk memperbaiki diri sendiri
serta tumbuh kesadaran akan perlunya informasi.
5. Terjadi kebangkitan kembali minat belajar yang berpusat di sekitar materi
grafis dan elektronik serta dapat diraih (akses) oleh mereka yang
memerlukannya.
6. Adanya kestabilan pranata masyarakat dan rasa aman yang membuahkan
kemantapan masyarakat.
7. Adanya kepemimpinan yang mendorong penggunaan perpustakaan,
tunjangan keuangan untuk menunjang perpustakaan serta minat budaya
dan intelektual untuk menggunakan perpustakaan.
8. Adanya kemakmuran ekonomi yang memungkinkan perorangan maupun
perusahaan menyumbang sebagian keuntungannya untuk perpustakaan.
9. Adanya pertumbuhan ekonomi, kekuatan nasional, dan status nasional
yang mendorong penyebarluasan informasi serta penggunaan informasi
yang bermanfaat.
 Prinsip Kepustakaan
 Perpustakaan Diciptakan oleh Masyarakat
Sejak zaman dahulu hingga sekarang tujuan perpestakaan selalu identik dengan
tujuan masyarakat. Halini terjadi karena perpustakaan merupakan hasil ciptaan
masyarakat, bukan sebaliknya. Hubungan yang erat antara masyarakat dengan
perpustakaan juga Nampak pada gedung perpustakaan. Perpustakaan dianggap
pranata penting sehingga orang-orang pada zaman dahulu selalu menempatkan
perpustakaan di kuil, istana,biara, atau katedral serta tempat lain yang dianggap
penting.
 Perpustakaan Dipelihara Masyarakat
Karena perpustakaan diciptakan masyarakat, masyarakat pun berusaha
memelihara hasil karyanya. Hal ini nyata dalam sejarah perpustakaan, gangguan
terhadap perpustakaan lebih banyak berasal dari luar perpustakaan, misalnya dari
revolusi, gejolak politik, maupun pertentangan agama. Di sepanjang sejarah selalu
ada usaha untuk menghancurkan buku yang disimpan di perpustakaan.
Sebaliknya pula, masyarakat pun berusaha mengamankan perpustakaan.
Diuraikan diatas nyatalah bahwa kekuasaan di luar perpustakaan dapat merupakan
kekuatan yang dapat menghancurkan perpustakaan. Sebaliknya pula, masyarakat
(merupakan kekuatan diluar perpustakaan namun perpustakaan merupakan bagian
darinya) pulalah yang menciptakan sekaligus memelihara perpustakaan.
 Perpustakaan dimaksudkan untuk Menyimpan dan Memencarkan Ilmu
Pengetahuan
Pada abad menengah, prinsip kepustakawanan yang ketiga ini tetap dianut
walaupun tekanan kepustakawanan lebih banayak ditujukan pada penyimpanan
daripada penyebaran buku. Prinsip kepustakawanan yang ketiga tersebut tetap
dipegang teguh hingga sekarang. Perpuatakaan bertugas menyimpan buku dan
menyebarkan ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarah manausia, perpustakaan
merupakan satu-satunya pranata ciptaan manusia tempat manusia dapat
menemukan kembalai informasi yang permanen serta luas ruang lingkupnya. Bila
perpuskaan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan buku, bukannya juga
menyebarkan ilmu pengetahuan maka pengaruhnya tidak akan sedramatis seperti
yang kita saksikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
 Perpustakaan Merupakan Pusat Kekuatan
Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah kekuatan.. karena perpustakaan
merupakan gudang ilmu pengetahuan maka perpustakaan pun merupakan
kekuatan. Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan sejarah. Penyimpanan di pusat
kekuasaan menunjukkan bahwa perpustakaan merupakan pusat kakuatan. Ini
berdasarkan analogi bahwa perpustakaan merupakan tempat penyimpanan
rekaman ilmu pengetahuaan, sedangkan ilmu pengetahuan merupakan kekuatan.
 Perpustakaan Terbukauntuk Semua Orang
Pada zaman modern prinsip bahwa perpustakaan terbuka untuk umum baru
berkembang dengan mulai dibukanya perpustakaan umum. Ini baru terjadi sekitar
abad-19. Karena prinsip terbuka bagi umum ini, Unesco (United Nations
Educational Scientific and Cultural Organization) mengeluarkan Manifesto
Perpustakaan Umum pada tahun 1973 (diperbarui) yang menyatakan bahawa
perpustakaan harus dibuka bagi semua anggota masyarakat dengan tidak
memandang perbedaan usia, kelamin, pekerjaan, usia, keyakinan, warna kulit
maupun agama.
 Perpustakaan Harus Berkembang
Walaupun perputakaan dimulai dengan koleksi yang terbatas, perpustakaan haeus
berkembang walaupun laju pertumbuhan tidak selalu sama. Perpustakaan harus
berkembang karena pemakai perpustakaan menghendaki pengembangan koleksi
yang mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan. Banyak perpustakaan umum
yang tidak pernah dikunjungi anggotanya karena koleksinya tidak bertambah,
malahan menyusut.
 Perpustakaan Nasional Harus Berisi Semua Literatur Nasional dari Negara
yang Bersangkutan Ditambah Literatur Nasional Negara Lainnya yang
Berkaitan
Literature disini artinya buku dalam arti luas. Perpustakaan nasional
mengumpulkan semua buku yang diterbitkan di Negara yang bersangkutan. Untuk
melaksanakan hal tersebut biasanya dikeluarkan UU Deposit yaitu undang-undang
yang mewajibkan penerbit dan pencetak mengirimkan contoh terbitannya ke
perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang tersebut. Demikian pula terbitan
asing yang menyangkut Negara yang bersangkutan juga disimpan. Untuk
penerbitan asing biasanya dilakukan dengan cara pembelian ataupun tukar-
menukar.
 Pengertian Dokumentasi
Dokumen menurut bahasa inggris berasal dari kata document yang
memiliki arti suatu yang tertulis atau tercetak dan segala benda yang mempunyai
keterangan-keterangan dipilih untuk di kumpulkan,disusun,di sediakan atau untuk
disebarkan. Sedangkan dokumentasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah sebagai sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai
sebagai bukti atau keterangan. Dokumentasi adalah kegiatan mencari,
mengumpulkan, menyusun, menyelidiki, meneliti dan mengolah serta memelihara
dan menyiapkan dokumen baru sehingga lebih bermanfaat. Beberapa pembagian
dokumentasi yaitu :

 Dokumentasi literer
Dokumentasi literer meliputi bidang perpustakaan. Dokumentasi ini
merupakan kegiatan mengumpulkan buku, majalah, koran, brosur dan bahan
pustaka lainnya yang disusun menurut sistem tertentu agar pengunjung lebih
mudah mencari bahan yang diinginkan serta diperlukan.

 Dokumentasi korporil

Dokumentasi korporil meliputi bidang permuseuman. Dokumentasi ini merupakan


kegiatan mencari, mengumpulkan tulisan-tulisan kuno, fosil-fosil, arca-arca, dan
benda-benda kuno yang disusun berdasarkan sistem tertentu.

 Dokumentasi privat

Dokumentasi privat meliputi bidang kearsipan. Dokumentasi ini merupakan


kegiatan mengumpulkan warkat-warkat, arsip-arsip atau surat-menyurat lainnya
yang berguna dan disimpan menurut sistem tertentu agar bila diperlukan mudah
ditemukan.

Dokumentasi merupakan kegiatan menyediakan keterangan-keterangan dalam


bentuk dokumen baru tentang pengetahuan dalam arti luas sebagai hasil kegiatan
manusia, mengumpulkannya, dan menyusun keterangan- keterangan tersebut.
Maka tugas Dokumentasi sebagai berikut:
1. Membuat atau menciptakan dokumen baru yang berupa literatur sekunder,
seperti bibliografi, indeks, dan abstrak.
2. Mengamati dan mengevaluasi sumber informasi, baik primer maupun
sekunder.
3. Memberikan pelayanan jawaban atas pertanyaan peneliti dan ilmuwan
mengenai bidang khususnya masing-masing.
4. Menyediakan keterangan dalam bentuk dokumen baru tentang pengetahuan
dalam arti luas yang meliputi semua kegiatan manusia, menyebarluaskan
dokumen baru itu kepada pemakai.

 Hubungan perpustakaan dengan dokumentasi

Awal perkembangannya, perpustakaan tempat menyimpan buku,


kemudian meningkat menjadi penyalur informasi dengan menyediakan
bibliografi-bibliografi bidang tertentu, menyediakan karya ilmiah, phamplet,
laporan teknis, laporan penelitian, dll. Abad ke-20 perpustakaan dituntut
memberikan pelayanan yang lebih khusus yang kemudian muncul perustakaan
umum, perpustakaan khusus, perpustakaan perturuan tinggi dan perpustakaan
sekolah.
Paul Otlet dan Henri La Fontaine (akhir abad ke-19) memperkenalkan
istilah Dokumentasi, dengan ditandai terbitnya bibliografi internasional untuk
semua bidang dengan berdasarkan teknik dan strategi pustakawan, namun
menggunakan UDC. Mereka juga membuat analisis teliti (analisis mendalam) dari
subyek-subyek guna membedakan dari aktivitas pustakawan pada masa tersebut.
Aktivitas tersebut mereka namakan dokumentasi pada tahun 1895. Orang yang
melakukan dokumentasi disebut dokumentalis. Di AS, istilah dokumentasi diubah
menjadi ilmu informasi.
Bagi pustakawan, yang menjadi perhatian utama adalah obyek materinya
(buku, majalah, dsb.), sedangkan bagi dokumentalis adalah informasi yang dapat
diperoleh dari dokumen buku, artikel, majalah. Namun pendapat tersebut belum
sepenuhnya benar. Sekarang yang menjadi unit rujukan (referensi adalah
dokumen yang memuat informasi, dan informasi tidak bisa disusun tanpa
menyusun dokumen terlebih dahulu. Informasi memerlukan dasar dokumentasi
dan melalui dokumen/bahan pustaka informasi disalurkan. Sebelum disalurkan
dokumen harus melewati proses pemilihan, pengawasan dan penyimpanan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan perbedaan aktivitas perpustakaan
dan dokumentasi pada: (1) macam bahan pustaka yang mendapat perharian, (2)
cara penggarapan informasi yang terdapat di dalam bahan pustaka/dokumen, (3)
macam petugasnya.
Perpustakaan dan Dokumentasi adalah lembaga informasi yang saling
berkaitan dimana kedua lembaga tersebut memiliki tugas yang berbeda, oleh
karena itu diperlukan pengetahuan tentang tugas perpustakaan dan dokumentasi
agar kedua lembaga tersebut mampu melakukan tugas perpustakaan dan
dokumentasi dengan baik dan benar.
Dokumentasi merupakan kegiatan yang semula tumbuh akibat tumbuhnya
majalah ilmiah, sementara perpustakaan tidak dapat menangani informasi yang
muncul dari majalah ilmiah. Hal ini nampak jelas di Eropa Barat sehingga di
samping kegiatan perpustakaan, muncul pula kegiatan dokumentasi yang
mengkhususkan diri pada pengolahan isi majalah. Salah satu negara Eropa Barat
yang mengalami munculnya dokumentasi ialah Belanda. Karena Belanda pernah
menjajah Indonesia, maka Belanda pun memperkenalkan sistem dokumentasi
yang ada di negeri Belanda pada Indonesia. Karena di negeri Belanda kegiatan
dokumentasi berbeda dengan kegiatan perpustakaan, maka hal tersebut nampak
pula pengaruhnya di Indonesia. Hingga kini di Indonesia masih ada perbedaan
antara dokumentasi dengan perpustakaan.

Perbedaan tersebut kurang nampak di AS karena penanganan isi majalah


dilakukan oleh pustakawan yang bekerja di perpustakaan khusus sehingga di
Amerika Serikat makna dokumentasi identik dengan kegiatan perpustakaan.
Dalam perkembangan selanjutnya definisi dokumentasi, seperti yang dinyatakan
oleh Federasi Dokumentasi dan Informasi Nasional (FID), mencakup sedemikian
rupa sehingga isinya luas sekali. Karena itu untuk memudahkan pembahasan,
diberikan tabel perbedaan kegiatan dokumentasi dan perpustakaan.

Perkembangan perpustakaan dimulai dengan pengumpulan berbagai


berkas niaga, pahatan, tulisan tangan dan sejenisnya. Dengan dikenalnya teknik
pembuatan buku, maka perpustakaan mulai memusatkan diri pada kegiatan
pengadaan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, temu balik, dan
pendayagunaan buku. Sebagai sebuah pranata masyarakat, perpustakaan juga
menghasilkan berbagai berkas, manuskrip, namun seringkali kedua bahan tersebut
tidak dianggap sebagai cakupan perpustakaan. Maka di bagian tersebut muncullah
kearsipan. Dibandingkan dengan kegiatan dokumentasi, maka kegiatan
perpustakaan jelas berbeda dibandingkan dengan kegiatan arsip

Konsep dokumentasi sama dengan kegiatan perpustakaan khusus sangat


kuat pengaruhnya di Amerika Serikat. Hal ini terjadi karena ketika terjadi
pelonjakan jumlah majalah ilmiah yang menyebabkan perlunya pengolahan isi
majalah ilmiah bagi pemakai dilakukan sepenunya ole perpustakaan khusus
sementara di Eropa dilakukan bukan oleh perpustakaan khusus.

Pustakawan dari perpustakaan khusus ini mampu menyusun indeks dan


abstrak majalah ilmiah kemudian menyajikannya pada pemakai sehingga
menganggap bahwa tugas dokumentasi identik dengan tugas perpustakaan khusus.
Hal ini berbeda dengan situasi di Eropa Barat. Waktu terjadi pelonjakan jumlah
majalah ilmiah beserta artikel yang dimuatnya, situasi itu tidak diduga oleh
banyak pustakawan Eropa. Mereka tiba-tiba merasa belum siap bagaimana
melayani pemakai dengan menyajikan informasi yang berasal dari majalah ilmiah.

Dalam keadaan demikian muncullah ilmuwan yang berusaha menyajikan


informasi dari majalah ilmiah (dalam bentuk indeks maupun abstrak) untuk
kepentingan pemakai. Kelompok ini menganggap kegiatan mereka terpisah dari
kegiatan perpustakaan. Kelompok ini menganggap mereka berhubungan dengan
dokumen sehingga menyebut diri mereka sebagai dokumentalis sedangkan yang
bergerak di bidang perpustakaan disebut pustakawan.
Perbandingan Kegiatan Perpustakaan dengan Dokumentasi :

No Kegiatan Perpustakaan Dokumentasi


1 Menciptakan/produksi Tambahan
2 Merekam/menghimpun Tambahan
Menerbitkan Tambahan
3 Mengembangkan Tambahan
Mencari Tugas Utama Tambahan
Memilih Tugas Utama Tambahan
4 Pengawasan Bibliografi Tugas Utama Tugas Utama
Pengatalogan Tugas Utama Tugas Utama
Klasifikasi Tugas Utama Tugas Utama
5 Analisis/pendayagunaan Tugas Utama
koleksi
Abstrak Tugas Utama
Analisis data Tugas Utama
Anotasi Tugas Utama
Bibliografi Tambahan Tugas Utama
Tinjauan Perkembangan Tugas Utama
6 Menyimpan Tugas Utama Tugas Utama
Temu kembali Tugas utama Tugas Utama
Memberikan jasa Tugas Utama Tugas Utama
Referens Tugas Utama Tugas Utama
Reproduksi Tugas Utama Tugas Utama
Sirkulasi Tugas Utama Tugas Utama
Administrasi Tugas Tugas Utama Tugas Utama
Tugas

Hubungan Perpustakaan dengan Dokumentasi

OLEH :

SRI YULIA WIDIAWATI SADE


C1 D4 15 013

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018

Anda mungkin juga menyukai