Anda di halaman 1dari 24

TOKOH-TOKOH DALAM

ILMU GEOLOGI
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 7
Nama Anggota : 1. Zulkamal Rizki (1604108010021)
2. Abshar Syahputra (1604108010035)
3. Syadie Al Fawaz (1604108010042)
4. Julian Zulfikar (1604108010045)
Kelas : 12
Dosen Pembimbing : Fahri Adrian, M.Sc

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
KOTA BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah menciptakan manusia
dengan sempurna yang dilengkapi dengan jiwa dan akal yang mulia serta limpahan nikmat-Nya
yang tiada habisnya dan senantiasa mengiringi kita baik didunia maupun di akhirat.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada rasul pilihan, yang telah
membawa kita dari alam jahiliah ke alam islamiah dan dari alam kebodohan ke alam yang penuh
dengan cahaya ilmu pengetahuan seperti kita rasakan hingga detik ini. Beliau adalah Nabi besar
Muhammad Saw.
Dengan izin Allah Swt. kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan. Adapun makalah yang telah kami buat ini berjudul “Tokoh-Tokoh Dalam Ilmu
Geologi”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
pembuatan makalah ini. Dan teman-teman yang telah membantu juga, kami ucapkan terima
kasih.
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini. Semoga bermanfaat dan
berguna bagi kita semua. Amin.

Wassalam

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 James Hall, J.D. Dana ........................................................................................... 2
2.2 Leonardo da Vinci ................................................................................................. 3
2.3 James Ussher ......................................................................................................... 4
2.4 Nicholas Steno ...................................................................................................... 6
2.5 George Cuvier ....................................................................................................... 8
2.6 Abraham Gottlob Werner...................................................................................... 10
2.7 James Hutton, Charles Lyell ................................................................................. 11
2.8 William Smith ....................................................................................................... 12
2.9 Alfred Wegener ..................................................................................................... 13
2.10 Harry Hess .......................................................................................................... 18

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 20
3.2 Kritik dan Saran .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Geologi merupakan ilmu kebumian. Orang yang mempelajarinya disebut ahli geologi,
geologiawan, atau geologist. Geologi, kelompok ilmu yang mempelajari Bumi secara
menyeluruh; pembentukan, komposisi, sejarah dan proses-proses alam yang telah dan sedang
berlangsung (menjadikan muka bumi seperti saat ini).
Geologi modern berkembang pada akhir abad ke-18, James Hutton merupakan bapak
geologi modern. Pada tahun 1795, James Hutton menerbitkan bukunya yang berjudul: Theory of
the Earth dimana ia mencetuskan doktrin Uniformitarianism (“The present is the key to the
past”, artinya gaya atau proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati
sekarang ini, telah berlangsung sejak terbentuknya bumi).
Tahun 1912, Alfred Wegener mencetuskan teori pengapungan benua, yang “menduga”
bahwa pada mulanya benua Amerika Selatan dan Afrika bersatu, dan kemudian berpisah menjadi
seperti saat sekarang yang terpisah oleh samudra Atlantik. Sejak tahun 1960 berkembanglah
Teori Pengapungan Benua (Continental Drift) yang sekarang di kenal dengan Teori Tektonik
Lempeng. Teori ini dapat menjelaskan dan menyderhanakan banyak hal mengenai gejala-gejala
alam yang semula di anggap misterius. Seperti gempa bumi yang datangnya secara tiba-tiba dan
gunung api yang tiba-tiba meletus.
Selain itu hal lain yang penting adalah berubahnya paradigma keberadaan hidrokarbon
dan juga berkembnagnya metoda eksplorasi bahan tambang dan hidokarbon. Ilmu geologi
merupakan ilmu yang sangat nyata (practical science), karena ilmu geologi berdasarkan hasil
observasi dan dapat dibuktikan (tested). Pengetahuan tentang ilmu kimia, fisika, matematika dan
biologi yang memadai akan sangat menunjang dalam mempelajari geologi.
Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang menjadi dasar
geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya : Mineralogi, Petrologi, stratigrafi,
Paleontologi, Geologi Struktur, Geomorfologi, Geofisika, Geokimia, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapakah tokoh-tokoh yang berperan dalam ilmu geologi ?
2. Apa saja teori-teori dalam ilmu geologi ?

1.3 Tujuan
1. Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam ilmu geologi.
2. Menjelaskan teori-teori dalam ilmu geologi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 James Hall, J.D. Dana (Geosyncline)

Gambar 2.1 James Hall


James Hall (lahir di Amerika 12 September 1811 dan meninggal 7 Agustus 1898,
Betlehem, New Hampshire) merupakan ahli geologi dan paleontologi Amerika yang merupakan
kontributor utama teori geosinklin. Teori ini dikemukakan oleh Hall pada tahun 1859 yang
kemudian dipublikasikan oleh James Dwight Dana pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk
menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang
seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina dan Andes.
Konsep tersebut menyatakan bahwa geosinklin terbentuk memanjang atau seperti
cekungan dalam skala ribuan meter, yang terus menurun akibat dari akumulasi batuan sedimen
dan vulkanik. Sedangkan geosinklin adalah suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami
tekanan selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses
pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen
yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk
pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan
mengalami metamorfosa.
Terdeformasinya batuan di dalamnya dapat dijelaskan sebagai akibat dari menyempitnya
cekungan, sehingga batuan di dalamnya terlipat dan tersesarkan. Pergerakan ini terjadi akibat
adanya gaya penyeimbang atau isostasi.
Kelemahan dari teori yakni tidak bisanya menjelaskan asal-usul vulkanik. Pada intinya,
golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal.
Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus
dengan bidang yang terdeformasi.
2
Menurut teori ini, sedimen penumpukan di tempat yang dangkal dan menyebabkan
cekungan hingga tenggelam, sehingga memaksa daerah di sampingnya untuk naik. Studi rinci
didirikan stratigrafi timur Amerika Utara.

Gambar 2.2 Teori Geosyncline

2.2 Leonardo da Vinci (1452-1519)

Gambar 2.3 Leonardo da Vinci


Leonardo da Vinci (lahir 15 April 1452, Anchiano, dekat Vinci, Republik Florence, Italia
dan meninggal 2 Mei 1519, Cloux (sekarang Clos-Lucé), Perancis) merupakan seorang pelukis
Italia, perencana, pematung, arsitek dan insinyur yang jenius, salah satu lukisannya yang terkenal
adalah lukisan Mona Lisa.
Leonardo da Vinci tidak hanya seorang pelukis. Dia juga adalah seorang ahli geologi
yang cerdas. Sebagai seorang ahli geologi, Leonardo disegani oleh para ilmuwan abad ke 18 dan
19 yang membuktikan bahwa bumi jauh lebih tua daripada yang dikatakan dalam The Book of
Genesis (Kitab Kejadian). Ketika para ilmuwan lain menemukan fosil hewan sekitar 1800 tahun
yang lalu dan meneliti proses-proses yang membuat dan mengikis batu, mereka dengan cepat
memperoleh kesimpulan yang mengarah pada teori evolusi Darwin dan krisis Kekristenan.
3
Tetapi berbeda dengan Leonardo da Vinci, seorang peneliti otodidak yang berpikir melalui
banyak penemuan dari ratusan tahun sebelumnya. Leonardo memiliki pengetahuan yang hebat
tentang geologi dan fosil:
a. kerang yang muncul di puncak gunung dan tulang ikan di gua-gua merupakan sisa-
sisa hewan yang lama yang berenang di daerah tersebut. Mereka menduga akibat
terbawa oleh banjir Nuh, namun penjelasan tersebut sama sekali tidak masuk akal.
Akan tetapi permukaan bumi telah berubah dari waktu ke waktu, dengan dahulunya
laut berubah menjadi daratan.
b. Kekuatan alam yang paling hebat merupakan arus aliran sungai. Aliran sungai yang
panjang dan berkelok-kelok, membuat proses yang harus memakan waktu yang
sangat lama.
c. Proses alami itu lambat dan terus-menerus, tidak seketika satu proses itu terjadi, dan
lama kelamaan telah membentuk sebuah planet.
Teori Leonardo tersebut membuat dirinya bingung atas masalah dasar ilmu pengetahuan
dan mencapai beberapa kesimpulan radikal. Ia tidak hanya berpikir tentang hal-hal ini secara
abstrak tetapi ia juga melakukan penelitian. Ketika ia tinggal di Milan sebagai seniman lapangan
untuk Ludovico Sforza yang daerahnya dekat dengan pegunungan Alpen. Ia pergi berjalan-jalan
di pegunungan dan mendaki ke puncak Monte Rosa. Kemudian ia menjelajahi gua gunung dan
menemukan tulang fosil besar. Dan beberapa petani juga membawa karung yang berisikan
kerang yang ditemukan di pegunungan.

2.3 James Ussher

Gambar 2.4 James Ussher


James Ussher (1581-1656) adalah salah seorang sarjana Alkitab yang terpenting pada
abad ke-17. Penelitiannya dan karya ilmiah bahkan telah mendapatkan pujian yang tinggi dari
beberapa ahli lainnya. Disebut "termasyhur terbesar gereja Irlandia" dan "salah satu sarjana
4
terbesar di gereja Kristen," karyanya telah mempengaruhi pemikiran para Kristen lainnya dengan
cara yang dimiliki Ussher.
Untuk perhitungan tanggal tersebut diperlukan beberapa penelitian yang serius dan hisab
sejarah. James Barr menekankan aspek akademis ini dalam studinya tentang kronologi Ussher.
Ini bertentangan dengan presentasi umum yang hanya menambahkan silsilah, Barr
mengidentifikasi tiga periode berbeda dari sejarah yang Ussher kemukakan, yaitu :
a. Silsilah (dari Adam kepada Salomo). Untuk periode ini, ada suksesi tak terputus dari
garis keturunan laki-laki dengan usia masing-masing ahli waris pada saat kelahiran putra
mereka. Meski begitu, Ibrani dan Septuaginta Alkitab berbeda dengan hampir 1500 tahun
di total mereka. Ussher pergi dengan bahasa Ibrani Alkitab dan menambahkan angka-
angka.
b. Periode raja (dari Solomon ke Babel, atau sekitar 930 SM - 586 SM). Berikut hal-hal
yang jauh lebih rumit: suksesi raja-raja tidak kontinyu, sebagai bupati kadang-kadang
memerintah selama periode antara raja-raja berturut-turut, dan bahkan ada tumpang
tindih antara pemerintahan. Cukup referensi silang diperlukan untuk mengkorelasikan
raja Yudea dengan sejarah kontemporer lainnya.
c. Antara kedua Perjanjian (dari Ezra dan Nehemia untuk kelahiran Yesus). Catatan Alkitab
dari Perjanjian Lama berakhir dengan rekening Ezra dan Nehemia kembali ke Yerusalem
dan membangun kembali Bait Suci Kedua, yang mungkin terjadi di sekitar 515 SM.
Untuk istirahat abad ke-5, Ussher mengandalkan sepenuhnya pada jadwal alternatif
seperti Chaldean dan sejarah Persia. Dengan menghubungkan peristiwa penting (seperti
pemerintahan Nebukadnezar), sejarah ini dapat digunakan sebagai "jembatan" untuk
menghubungkan Yahudi dan jadwal Romawi, dan dengan demikian akhirnya tiba di
kelahiran Yesus di sekitar 4 SM.
Dalam semua itu diperhitungkan bahwa Ussher mengandalkan narasi Bibel hanya
seperenam dari kronologi nya. Sisa referensi nya berasal dari-Nya studi mendalam dari
Chaldean, Persia, Yunani dan sejarah Romawi - yang, kami mencatat, mewakili hampir semua
sejarah kuno tahu di Eropa pada saat itu. kencan nya dari peristiwa sejarah lainnya (seperti
kematian Alexander dan Julius Caesar pada tahun 323 SM dan 44 SM masing-masing) sesuai
dengan perkiraan saat ini.
Ini mungkin tampak sedikit terlalu rapi yang estimasinya untuk "Penciptaan kelahiran
Yesus" tepat pada 4000 tahun. Memang, itu menjadi lebih mencurigakan dalam pandangan
umum (di hari Ussher) bahwa Bumi akan berlangsung selama 6000 tahun. Ussher
mengasumsikan Alkitab adalah sumber kronologi yang sahih, ia menyertakan informasi tentang
kematian raja Nebuchadnezzar sebagai titik tolak perhitungan mundur atas semua
5
data penanggalan dari alkitab. Berdasarkan perhitungan tersebut ia berakhir pada kesimpulan
bahwa hari pertama penciptaan dunia adalah pada tanggal 23 Oktober 4004 SM. Ussher
menggunakan kronologi dari kitab Kejadian, serta kronologi raja-raja Israel dan Yehuda hingga
masa pengasingan bangsa Yahudi pada tahun 584 SM. Dan ia pun mencapai pada angka 4004
tahun.

2.4 Nicholas Steno

Gambar 2.5 Foto Nicholas Steno


Nicholas Steno atau dengan nama lain Denmark Niels Steensen atau Niels Stensen (lahir
pada tanggal 1 Januari 1638, Kopenhagen, Denmark dan meninggal 25 November 1686,
Schwerin, Jerman) merupakan seorang ahli geologi dan ahli anatomi pengamatan awal yang
sangat maju dalam pengembangan geologi.
Pada tahun 1669, Steno pergi ke Italia dan melakukan pengamatan geologi di De Solido
Intra Solidum Naturaliter Contento Dissertationis Prodromus (The Prodromus of Nicolaus
Steno's). Dalam karya ini, sebuah tonggak dalam literatur geologi, ia meletakkan dasar-dasar
ilmu kristalografi. Ia menjelaskan bahwa, meskipun kristal kuarsa sangat berbeda dalam
tampilan fisik, mereka semua memiliki sudut yang sama antara daerah-daerah yang sesuai.
Selain itu, dari pengamatan yang dia lakukan terhadap gigi hiu yang lama kelamaan akan
membatu menjadi fosil, ia mengusulkan ide revolusioner fosil yang sisa-sisa organisme hidup
kuno akan menjadi batu sedimen (sedimentasi).
Steno adalah orang pertama yang menyadari bahwa kerak bumi mengandung peristiwa
sejarah geologi dan bahwa sejarah dapat diuraikan melalui satu penelitian dari strata dan fosil. Ia
menolak gagasan bahwa pegunungan tumbuh dari pohon, mengusulkan sebaliknya bahwa
gunung terbentuk oleh perubahan kerak bumi. Dan pada tahun 1969, Steno juga mencetuskan
hukum Steno, yaitu :

6
a. Hukum Superposisi
Pada lapisan yang belum terganggu, batuan yang tertua (yang terendapkan paling awal)
akan berada paling bawah, begitupun sebaliknya batuan yang termuda (yang terendapkan paling
akhir) akan berada pada lapisan paling atas (The Lower is The Older, The Upper is The
Younger).

Gambar 2.6 Hukum Superposisi


b. Hukum Horizontalitas
Pada mulanya lapisan batuan sedimen di endapkan secara horizontal di dasar cekungan,
sejajar dengan permukaan bumi, dan jika di jumpai lapisan batuan sedimen dengan kedudukan
miring, maka batuan tersebut sudah mengalami deformasi atau mengalami proses geologi,
misalnya dipengaruhi oleh gaya tektonik.

Gambar 2.7 Sedimen Yang Diendapkan Di Wilayah Yang Luas Dalam Lembaran Continue

7
c. Hukum Kemenerusan Lateral
Hukum ini menyatakan bahwa pengendapan batuan sedimen menyebar secara mendatar,
sampai menipis atau menghilang pada batas dimana ia diendapkan. Selain itu, kita juga dapat
mengidentifikasi apakah lapisan batuan tertentu terbentuk pada masa yang sama, yaitu dengan
cara korelasi fosil yang ditemukan pada batuan tersebut.

Gambar 2.8 Hukum Kemenerusan Lateral

2.5 George Cuvier (Catastropism)

Gambar 2.9 Foto George Cuvier

Georges Leopold Cuvier lahir tanggal 23 Agustus 1769 di kota kecil Montbeliard yang
berbahasa Prancis di daerah Wurttemberg, tidak jauh dari Prancis. Dia adalah putra kedua dari
tiga bersaudara. Ayahnya perwira di ketentaraan dan keluarganya adalah penganut agama
Kristen Lutheran yang sangat taat. Abangnya meninggal tak lama sesudah dia lahir.
Sepanjang abad ke 18 doktrin katastropisme sangat populer. Baron Georges Cuvier dan
para penganutnya percaya bahwa bentuk permukaan bumi dan segala kehidupannya terbentuk
dan musnah dalam sesaat akibat suatu bencana (catstroph) besar. Flora dan fauna dari tiap zaman

8
itu berjalan tidak berubah dan sewaktu terjadi revolusi maka hewan-hewan ini musnah dan
kemudian timbul kembali species flora dan fauna yang baru yang berbeda dengan sebelumnya.
Sejarah bumi juga membuktikan adanya pembentukan sederatan pegunungan raksasa
secara berulang kali serta masa-masa susut dan genang laut (regresi dan trasgresi) dari dan ke
bagian-bagian benua. Semua peristiwa-peristiwa itu terjadi secara mendadak dengan sangat
dahsyat dan berlangsung di seluruh muka bumi.
Untuk menjelaskan ketidakberaturan pada permukaan bumi, seperti lembah dan
pegunungan tinggi, mereka mengembangkan satu teori yang disebut catastrophism, yang
mencoba membuat fakta-fakta yang teramati cocok dengan kisah-kisah bencana dalam kitab
suci, seperti kisah tentang Air Bah. Tiap musibah menyapu bersih seluruh spesies, yang
merupakan penjelasan yang nyaman untuk adanya fosil yang telah mereka temukan terkubur
jauh di dalam bebatuan di tambang-tambang batubara.
Menurut teori Katastropisme bahwa selama 40.000 tahun terakhir di bumi terjadi empat
kali peristiwa malapetaka yang masing-masing menyebabkan kepunahan fauna yang ada dan
kemudian tercipta fauna yang baru. Oleh karena umur manusia pendek, maka kejadian-kejadian
itu hampir tidak dapat disaksikan oleh manusia. Konon, peristiwa malapetaka yang terakhir
terjadi pada zaman Nabi Nuh.
Bukan satu kebetulan bahwa teori katastropisme mendapat pijakan paling kuat di
Perancis, di mana Revolusi Besar memiliki pengaruh yang paling kuat atas psikologi semua
kelas, yang gemanya masih terus dibunyikan di semua generasi susul-menyusul. Bagi mereka
yang berniat melupakannya, revolusi 1830, 1848 dan 1870 merupakan peringatan yang sangat
jelas atas pengamatan Marx yang tajam bahwa Perancis adalah negeri di mana perjuangan kelas
selalu dilakukan sampai tahapan terakhirnya. Bagi Georges Cuvier, ahli naturalis dan geologi
Perancis abad ke-19 yang terkenal itu, perkembangan ini ditandai dengan “sederetan masa-masa
pendek yang mengandung perubahan yang intensif, dan tiap masa menandai satu titik balik
dalam sejarah. Di antara masa-masa itu, terdapat masa-masa stabilitas yang panjang dan
membosankan. Seperti Revolusi Perancis, setelah masa penuh gejolak, segala sesuatunya
berubah. Seperti itu pula, waktu geografis dibagi-bagi menjadi bab-bab yang terpisah, masing-
masing dengan tema dasarnya sendiri.”

9
2.6 Abraham Gottlob Werner (Neptunisme)

Gambar 2.10 Teori Neptunisme


Teori Neptunis oleh Abraham Gottlob Werner yang menyebutkan bahwa “semua
batuan merupakan hasil presipitasi sebuah aliran yang sangat besar”.
Abraham Gottlob Werner mengeluarkan teori bernama neptunisme saat ia menafsirkan
sebuah urutan batuan yang ditemukannya yang disusun dari bawah ke atas oleh batuan beku,
batuan metamorf dan batuan sedimen. Menurutnya, Bumi dulu pernah ditutupi oleh lautan asal
(primeval ocean) yang mengatasi seluruh permukaannya bahkan pegunungan-pegunungan
tertinggi. Teorinya ini disebut neptunisme, mengambil nama dewa lautan bangsa Latin :
Neptunus. Batuan-batuan beku dan metamorf juga ditafsirkannya sebagai hasil pengendapan dari
air laut. Teorinya ini diterima secara luas saat itu, tetapi kesulitan pun segera muncul ketika
harus menjelaskan asal lava basal dan gunung api.
Menurut teori Werner dasar laut adalah permukaan awalnya tidak rata di mana batuan
tertua diendapkan selama periode primitif. Masa primitif ditandai dengan sangat dalam, kondisi
air yang tenang.
Periode berikutnya dari skala waktu geologi Werner adalah periode floetz. Periode ini
ditandai sebagai bergantian antara lautan dangkal dan laut yang tenang dalam. Perubahan ini
antara lingkungan pengendapan tampaknya diwakili batu dengan stratifikasi tidak konsisten atau
rusak. Batuan ini serta batuan vulkanik dan alluvial adalah hasil dari kekuatan yang berbeda.
Misalnya, floetz diendapkan keluar dari laut yang universal sementara basal diyakini untuk
membentuk oleh pembakaran deposit batubara bawah tanah.
Werner akhirnya menyadari bahwa beberapa batu primitif yang terdapat fosil, sehingga
masa transisi diciptakan untuk menjelaskan perbedaan ini. Masa transisi menandai transisi
lambat dari kondisi laut yang tenang untuk mendung dan berangin kencang kondisi yang
menyebabkan kepunahan fosil yang ditemukan di masa transisi.

10
2.7 James Hutton, Charles Lyell

Gambar 2.11 Prinsip Uniformitarianism


Menurut teori Evolusi, proses kehidupan di muka bumi ini terjadi karena adanya
perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama tanpa tahu titik awalnya dari mana. Faham
Uniformitarianisme adalah bagian dari teori Evolusi. Faham ini berdasar pada perubahan fisik
yang terjadi perlahan dan memakan waktu lama sekali. Konsep awal dari teori Evolusi tidak
berbeda dengan faham ini. Law Faunal Assemblages : "Like collection of fossil organism
indicate like geologic ages for the rocks that contain them (Jenis organisme fossil yang didapat
mengarah pada usia bebatuan yang ada disekelilingnya)". Keadaan fisik dari permukaan bumi
yang diandalkan teori Evolusi adalah strata yang terbentuk menurut struktur lapisan yang
berbeda. Sedimentasi atas dan bawah dihasilkan oleh perubahan iklim yang memakan ribuan
bahkan jutaan tahun.
James Hutton (1726-1797) menentang konsep malapetaka yang digagas oleh Baron
Georges Cuvier. Ia menyatakan bahwa peristiwa katasropisme hanya terjadi secara setempat
(lokal). Perubahan-perubahan besar di muka bumi adalah akibat proses fisika dan kimia yang
terjadi secara berangsur dan berkesinambungan dan dulu hingga sekarang dan bahkan sampai
saat ini kita masih bisa menyaksikannya.
Maka pada abad ke 18, dianggap sebagai permulaan geologi modern, karena pada masa
ini James Hutton bapak Geologi Modern, seorang ahli fisika Skotlandia pada tahun 1795
menerbitkan bukunya yang berjudul Theory of the earth dimana ia mencetuskan doktrin
uniformitarianisme.
Proses dalam bumi terjadi secara berulang-ulang, sehingga munculah diktum the present
is the key to the past. Dengan kecanggihan teknologi serta konsep geologi global, para ahli masa
kini telah mengembangkan lebih lanjut diktum yang dinyatakan oleh J. Hutton tersebut. Dewasa
ini telah dicoba memperkirakan apa yang bakal terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan

11
rangkaian peristiwa yang terjadi sekarang. Oleh karena itu, sekarang diktumnya menjadi
bertambah, the present is the key to the future.
Teori ini kemudian diberi nama oleh Charles Lyell yang disebut dengan teori
uniformitarianisme. Uniformitarianisme ini merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini
menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan bilogi yang berlangsung juga pada masa
lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang
kita amati sekarang ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi.
Semenjak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian, jelaslah
bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.

Gambar 2.12 Perbedaan Catastrophism, Gradualism dan Uniformitarism

2.8 William Smith (Faunnal Succession)

Gambar 2.13 Hukum Suksesi Fauna


Hukum suksesi fauna, pengamatan bahwa kumpulan fosil tanaman dan hewan mengikuti
satu sama lain dalam waktu dengan cara yang diprediksi. Urutan strata berturut-turut dan sesuai

12
antara fauna telah mereka cocokkan bersama untuk membentuk bagian komposit merinci sejarah
bumi, terutama dari awal Periode Kambrium, yang dimulai sekitar 540 juta tahun yang lalu.
Suksesi Faunal terjadi karena evolusi umumnya berlangsung dari yang sederhana sampai yang
kompleks dengan cara nonrepetitive dan teratur. Karena anggota fauna dapat dibedakan dari satu
sama lain melalui waktu dan karena distribusi geografis yang luas dari organisme di Bumi, strata
dari daerah geografis yang berbeda dapat dikorelasikan dengan satu sama lain. Suksesi fauna
adalah alat fundamental dari stratigrafi dan terdiri dasar untuk skala waktu geologi. Iklim dan
kondisi sepanjang sejarah bumi dapat dipelajari dengan menggunakan kelompok tanaman dan
hewan yang berturut-turut yang mencerminkan lingkungan mereka.

2.9 Alfred Wegener (Continental Drift)


Sudah sejak lama para ahli kebumian mengetahui bahwa daratan-daratan yang ada di
muka bumi ini sebenarnya tidaklah tetap di tempatnya, tetapi secara perlahan daratan-daratan
tersebut bermigrasi di sepanjang bola bumi. Terpisahnya bagian daratan dari asalnya dapat
membentuk suatu lautan yang baru dan dapat juga berakibat pada terjadinya proses daur ulang
lantai samudera kedalam interior bumi. Sifat mobilitas kerak bumi ditandai dengan adanya
gempa bumi, aktivitas gunung api dan pembentukan pegunungan (orogenesa). Berdasarkan ilmu
pengetahuan kebumian, teori yang menjelaskan mengenai bumi yang dinamis (mobil) dikenal
dengan teori Tektonik Lempeng.
2.9.1 Hipotesa Pengapungan Benua
Revolusi dalam ilmu pengetahuan kebumian sudah dimulai sejak awal abad ke 19, yaitu
ketika munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada kala itu dengan mengajukan
hipotesa tentang benua-benua bergerak yang ada di permukaan bumi. Sebenarnya teori tektonik
lempeng sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa Pengapungan Benua (Continental
Drift) diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred Wegener (1915) dalam bukunya “The Origins
of Oceans and Continents”.
Pada hakikatnya hipotesa pengapungan benua adalah suatu hipotesa yang menganggap
bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu yang dikenal sebagai super-kontinen
yang bernama Pangaea. Super-kontinen Pangea ini diduga terbentuk pada 200 juta tahun yang
lalu yang kemudian terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang kemudian
bermigrasi (drifted) ke posisi seperti saat ini.

13
Gambar 2.14 Bumi Pada Awalnya
2.9.2 Kecocokan / kesamaan Garis Pantai
Adanya kecocokan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian timur dengan
garis pantai benua Afrika bagian barat. Kedua garis pantai ini apabila dicocokan atau
dihimpitkan satu dengan lainnya maka akan berhimpit. Wegener menduga bahwa kedua benua
tersebut pada awalnya adalah satu. Berdasarkan adanya kecocokan bentuk garis pantai inilah
kemudian Wegener mencoba untuk mencocokkan semua benua-benua yang ada di muka bumi.

Gambar 2.15 Proses Perubahan Benua

14
2.9.3 Persebaran Fosil
Ditemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan
terpisah di beberapa benua :
1) Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu
ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
2) Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang
hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika Selatan dan
benua Afrika.
3) Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang
lalu, ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
4) Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dijumpai
di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika.

Gambar 2.16 Persebaran Fosil


2.9.4 Kesamaan Ujian Batuan
Jalur pegunungan Appalachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara dengan
sebaran berarah timur laut dan secara tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundlands.
Pegunungan yang umurnya sama dengan pegunungan Appalachian juga dijumpai di British Isles
dan Scandinavia. Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya
pemisahan/pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang
menerus.

15
Gambar 2.17 Persebaran Jenis Batuan
Dengan cara mempersatukan/mencocokan kenampakan bentuk-bentuk geologi yang
dipisahkan oleh suatu lautan memang diperlukan, akan tetapi data-data tersebut belum cukup
untuk membuktikan hipotesa pengapungan benua (continental drift). Dengan kata lain, jika suatu
benua telah mengalami pemisahan satu dan lainnya, maka mutlak diperlukan bukti-bukti bahwa
struktur geologi dan jenis batuan yang cocok/sesuai. Meskipun bukti-bukti dari kenampakan
geologinya cocok antara benua-benua yang dipisahkan oleh lautan, namun belum cukup untuk
membuktikan bahwa daratan/benua tersebut telah mengalami pengapungan.
2.9.5 Bukti Paleoclimatic (Iklim Purba)
Para ahli kebumian juga telah mempelajari mengenai ilklim purba, di mana pada 250 juta
tahun yang lalu diketahui bahwa belahan bumi bagian selatan pada zaman itu terjadi iklim
dingin, di mana belahan bumi bagian selatan ditutupi oleh lapisan es yang sangat tebal, seperti
benua Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika, dan India. Wilayah yang terkena glasiasi di
daratan Afrika ternyata menerus hingga ke wilayah ekuator. Akan tetapi argumentasi ini
kemudian ditolak oleh para ahli kebumian, karena selama perioda glasiasi di belahan bumi
bagian selatan, di belahan bumi bagian utara beriklim tropis yang ditandai dengan
berkembangnya hutan rawa tropis yang sangat luas dan merupakan material asal dari endapan
batu bara yang dijumpai di Amerika bagian timur, Eropa dan Asia.

16
Gambar 2.18 Iklim Pada Zaman Dahulu
Pada saat ini, para ahli kebumian baru percaya bahwa daratan yang mengalami glasiasi
berasal dari satu daratan yang dikenal dengan super-kontinen Pangaea yang terletak jauh di
bagian selatan dari posisi saat ini. Bukti-bukti dari Wegener dalam mendukung hipotesa
Pengapungan Benua baru diperoleh setelah 50 tahun sebelum masyarakat ahli kebumian
mempercayai kebenaran tentang hipotesa Pengapungan Benua.
2.9.6 Paleomagnatisme dan Pengapungan Benua

Gambar 2.19 Medan Magnet Bumi


Suatu metode yang dipakai untuk mengetahui medan magnet purba adalah dengan cara
menganalisa beberapa batuan yang mengandung mineral-mineral yang kaya unsur besinya yang
dikenal sebagai fosil kompas. Mineral yang kaya akan unsur besi, seperti magnetite banyak
terdapat dalam aliran lava yang berkomposisi basaltis. Saat suatu lava yang berkomposisi

17
basaltis mendingin (menghablur) dibawah temperatur Curie (±5800oC), maka butiran-butiran
yang kaya akan unsur besi akan mengalami magnetisasi dengan arah medan magnet yang ada
pada saat itu. Sekali batuan tersebut membeku maka arah kemagnetan (magnetisasi) yang
dimilikinya akan tertinggal di dalam batuan tersebut. Arah kemagnetan ini akan bertindak
sebagai suatu kompas ke arah kutub magnet yang ada. Jika batuan tersebut berpindah dari tempat
asalnya, maka kemagnetan batuan tersebut akan tetap pada arah aslinya. Batuan batuan yang
terbentuk jutaan tahun yang lalu akan merekam arah kutub magnet pada saat dan tempat di mana
batuan tersebut terbentuk, dan hal ini dikenal sebagai Paleomagnetisme.
Penelitian mengenai arah kemagnetan purba pada aliran lava yang diambil di Eropa dan
Asia pada tahun 1950-an menunjukkan bahwa arah kemagnetan untuk batuan batuan yang
berumur muda cocok dengan arah medan magnet bumi saat ini, akan tetapi arah kemagnetan
(magnetic alignment) pada aliran lava yang lebih tua ternyata menunjukkan arah kemagnetan
yang sangat bervariasi dengan perbedaan yang cukup besar. Berdasarkan hasil ploting dari posisi
yang terlihat sebagai kutub magnet utara untuk benua Eurasia mengindikasikan bahwa selama
500 juta tahun yang lalu, lokasi-lokasi dari kutub utara magnet bumi secara berangsur berpindah-
pindah. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa kutub magnet bumi telah mengalami berpindahan /
bermigrasi. Perpindahan arah kutub magnet ini dikenal sebagai “Pole Magnetic Wandering”
yaitu arah kutub magnet yang berkelana / berpindah pindah.
Sebaliknya apabila arah kutub magnet dianggap tetap pada posisi seperti saat ini maka
penjelasannya adalah bahwa benua yang mengalami perpindahan atau pengapungan.
Semua bukti-bukti ilmiah tersebut mengindikasikan bahwa posisi rata-rata dari kutub kutub
magnet erat kaitannya dengan posisi kutub geografis bumi. Dengan demikian, jika posisi kutub-
kutub magnet relatif tetap pada posisinya, maka kutub-kutub yang terlihat berpindah pindah
dapat dijelaskan dengan hipotesa Pengapungan Benua. Beberapa tahun kemudian, suatu kurva
dari kenampakan kutub-kutub magnet yang berpindah pindah juga dilakukan untuk benua
Amerika Utara. Apabila diperbandingkan hasil dari kedua jalur perpindahan kutub magnet bumi,
baik yang ada di Amerika Utara dan Eurasia memperlihatkan kesamaan dan kemiripan dari jalur
perpindahan kutub kutub magnet bumi tersebut yang terpisah dengan sudut 30 derajat.

2.10 Harry Hess (Convection Theory)


Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry Hess yang kemudian
dikembangkan lagi oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di alam bumi yang masih dalam
keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan bumi yang berada di atasnya,
sehingga ketika arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang membawa materi berupa lava
sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan

18
membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi
yang sudah tua.
Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudra/Punggung
Tengah Samudera (mid oceanic ridge) seperti mid atlantic ridge dan pacific atlantic ridge. Bukti
lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa semakian jauh dari
punggung samudra, umur batuan semakin tua, itu artinya terdapat gerakan yang berasal dari mid
oceanic ridge ke arah berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan kulit
bawah bumi.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planet Bumi, alam semesta beserta isinya yang pernah ada. Baik sejarahnya
maupun penemuan-penemuannya yang terbaru. Para ilmuwan geologi mempelajari bumi ini dari
dulu hingga sekarang. Sehingga, banyak teori-teori lama maupun teori yang baru diperoleh.
Seorang ahli geologi mempunyai tugas disamping melakukan penelitian-penelitian untuk
mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang berhubungan dengan
bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang terjadi seperti gempa
bumi dan meletusnya gunung api, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita
butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang, minyak, dan gas bumi.
Diantara beberapa ahli geologi diantaranya adalah James Hall, Leonardo da Vinci, James
Ussher, Nicholas Steno, George Cuvier, Abraham Gottlob Werner, James Hutton, Charles Lyell,
William Smith, Alfred Wegener, dan Harry Hess. Masing-masing dari mereka memiliki teori
yang sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu geologi dari dulu hingga sekarang.

3.2 Kritik dan Saran


Demikianlah makalah yang kami sampaikan tentunya ini semua jauh dari kesempurnaan,
kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan demi perbaikan makalah agar lebih baik. Dan
akhirnya, semoga semua apa yang kita pelajari bisa bermanfaat bagi orang lain dan khususnya
bagi diri kita sendiri.

20
DAFTAR PUSTAKA

Blackburn, Bonnie, and Leofranc Holford-Strevens, The Oxford Companion to the Year: An
Exploration of Calendar Customs and Time-reckoning, Oxford University Press, 1999.

http://duniayuza.blogspot.co.id/2010/12/hukum-pengendapan-hukum-steno.html. Diakses Pada


Tanggal 23 Februari 2018

http://fahriadhari.blogspot.co.id/2013/07/hukum-hukum-dasar-geologi.html. Diakses Pada


Tanggal 23 Februari 2018

http://sandigumbala.blogspot.co.id/2010/09/georges-cuvier-1769-1832-ahli-biologi.html.
Diakses Pada Tanggal 23 Februari 2018

https://sikna.wordpress.com/2012/01/15/teori-teori-evolusi-menurut-ahli/. Diakses Pada Tanggal


23 Februari 2018

https://publish.illinois.edu/platetectonics/geosynclinal-theory/. Diakses Pada Tanggal 24


Februari 2018

http://www.reshafim.org.il/ad/egypt/geography/. Diakses pada tanggal 24 Februari 2018

https://www.britannica.com/biography/James-Hall-American-geologist. Diakses Pada Tanggal


24 Februari 2018

https://www.theguardian.com/artanddesign/jonathanjonesblog/2011/nov/23/leonardo-da-vinci-
earth-geology. Diakses Pada Tanggal 24 Februari 2018

https://www.britannica.com/biography/Nicolaus-Steno. Diakses Pada Tanggal 24 Februari 2018

https://www.e-education.psu.edu/earth520/node/1803. Diakses Pada Tanggal 24 Februari 2018

http://www.bethinking.org/is-there-a-creator/conflict-myths-bishop-ussher-and-the-date-of-
creation. Diakses pada tanggal 24 Februari 2018

21

Anda mungkin juga menyukai