Anda di halaman 1dari 3

Kepemimpinan sebagai Agen Perubahan (Agent of Change)

Kepemimpinan masa depan adalah adanya “perubahan internal dalam dirinya”yang


mengartikan bahwa seorang pemimipin yang memiliki kepedulian terhadap perubahan dan mampu
beradaptasi terhadap setiap perubahan yang ada.Perubahan disik api oleh kebanyakan orang akan
membawa perasaan sakit (pain), karena perasaan sakit itu bisa saja disebabkan kegagalan, ketidak
puasan, dan kegagalan atau sebaliknya ingin mempertahankan posisi di satu yang sudah mapan
bagi dirinya.

Kepemimpinan memiliki perbedaan perbedaan yang ada, karna tergantung pada situasi, tugas,
dan karakteristik dari para pemimpin tingkat atas, banyak teori-teori kepemimpinan yang diteliti
oleh beberapa orang, menyatakan banyaknya perbedaan tergantung fokusnya yang akan diteliti.
Namun karakteristiknya dan tujuan hampir sama, mereka yang akan membentuk berbagai
organisasi untuk mencapai tujuan dengan cara masing yang dijalankan oleh para pemimpin pada
berbagai tingkat organisasi. Perkembangan organisasi yang ada tentunya akan menuntut
perubahan, karena adanya tantangan baru, kreatifitas, pembangunan, dan pemeliharaan, sehingga
perubahan (evolving) organisasi yang baru akan dibutuhkan. Ada beberapa faktor yang akan dapat
melakukan perubahan itu yang pada intinya adalah tergantung dari good will pemimpin.Perubahan
suatu organisasi banyak di pengaruhi oleh beberapa gaya kepemimpinya, maka pada kesempatan
ini akan di bahas secara detail.

Changing: The Leader as Change Agent. Perkembangan dan perubahan yang begitu cepat
seperti perubahan teknologi, perkembangan ekonomi, kemajuan politik, dan perubahan
lingkungan sosial, perlu dipertimbangkan oleh para pemimpin. Mengutip dari kalimat yang
mengatakan “people don’t resist chage, people resist being changed” bahwa setiap orang tidak
masalah dalam perubahan akan tetapi bila perubahan pada dirinya akan menjadi masalah.Memang
merupakan hal yang tidak mudah untuk menuju perubahan, akan tetapi kalau tidak dari sekarang
kapan kita akan berubah menuju yang lebih baik. Ada kalimat bijak yang mengatakan “tiada yang
abadi didunia ini, namun yang abadi adalah perubahan”, pemimpin harus mulai berpikir menjadi
agen perubahan (Agent of Change), bukan hanya untuk memimpin saja, namun lebih diutamakan
adalah bagaimana melakukan perubahan bagi sesuatu yang tidak memberikan keuntungan bagi
organisasi.
Apabila suatu organisasi mengalami permasalahan harus mengalami perubahan yang
diperlukan, pemimpin sebagai agen perubahan harus dapat menerima kepahitan itu. Pemimpin
harus berani melepaskan beberapa elemen yang dianggap tidak penting dalam organisasinya yangb
telah lama mengakar sebagai sebuah kultur. Sebagai contoh pemimpin level dibawahnya telah
diindoktrinasi pola atau kebiasaan lama telah membuat individualisme menjadi kuat. Hal ini yang
menjadikan mereka menolak membuka kesempatan pada alternatif yang baru. Seyogyanya
perubahan harus dilakukan mana kala adanya yang menghambatnya suatu organisasi harus
direduksi. Pemimpin harus berani dan mampu melakukan itu, oleh karena itu ada 3 hal penting
bagi pemimpin yang mampu membawa perubahan dalam organisasi yang di pimpinnya, yang
terdiri dari:

a) All changed is self-changed.kata kesanggupan”that soft stuff’ merupakan kunci untuk


mendapatkan hasil yang diinginkan , walaupun kita tahu bahwa tidak ada jalan lain untuk
melakukan perubahan dengan cara yang enak dan nyaman. Pemimpin tetap melakukan
perubahan bila dalam suatu organisasi secara struktur dan fungsinya harus dirubah, walau
resistensinya ada.
b) With self-changed you get emotions. Kepemimpinan ingin perubahan dimulai dari dirinya
sendiri sebagai contoh memberikan keteladanan dan integritas.Hal ini merupakan seni
kepemimpinan yang disebut “that soft stuff” dari hatinya yang paling dalam hanya terdiri
dari heart and hear. Pemimpin harus mau mendengarkan dan menggunakan hati untuk
mengadakan perubahan, seperti merubah kultur dalam organisasi dimulai dari pimpinan
atas, hal ini akan berlaku efektif dan akan diikuti oleh pengikut(follower) sehingga
perubahan itu terjadi.
c) Changed requires self-leadership. Pemimpin harus secara kontinyu berusaha untuk dapat
memastikan dan memutuskan sesuatu yang ingin dicapainya, baik di tinjau dari nilai, misi
dan visi, serta dapat menggerakan untuk mempengaruhi pengikutnya untuk mengikuti apa
yang diinginkanya.Sebagai contoh pemimpi seperti ini biasanya memberikan komitmen
dan keteladanan serta dapat membenarkan /koreksi untuk sesuatu pekerjaan, agar tidak
terjadi kesalahan demi pencapaian tujuannya.
Pada dasarnya perubahan akan terjadi secara bertahap (Gradual), namun semua itu sangat
tergantung dari motivasi pemimpin untuk merubah dirinya lebih dahulu di tengah
pengikutnya.pengertian yang mengtakan”self Leadership is the essence of leadership”. Prinsip
mengetahui dirinya sendiri dan mencari masukan masukan kepada bawahan yang dapat dipercaya
untuk kemajuan organisasi merupakan pemimpin yang selalu tanggap kepada lingkungan yang
selalu berubah. Kadang kala kita mau adanya perubahan, akan tetapi takala perubahan dituntut
pada diri kita inilah yang masih adanya resistensi, oleh karenanya Visi dari leadership adalah self
leadership yang intinya perubahan individu untuk butuh keberanian akan perubahan diri
sendiri(self changed). Menjadi pemimpin harus memiliki jiwa yang selalu di munculkan pada
dirinya sendiri secara terus menerus untuk memiliki nilai, visi dan Misi dan keberanian terus
ditingkatkan dan dipertajam. Paling poko dan hakiki dalam mengasah jiwa itu adalah memiliki
kepedulian terhadap ancaman dari luar yang dapat menggangu organisasi, serta dampaknya dapat
melemahkan semangat kita. Dari semua Persoalan itu yang sangat mendasar adalah ancaman dari
diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai