Anda di halaman 1dari 4

E-2.

TRANSFORMATOR

Konsep Dasar
Induksi, flux magnetik, transformator dengan beban, transformator tanpa beban, kumparan.

Prinsip
Suatu tegangan diberikan pada salah satu dari dua kumparan (kumparan primer) yang diletakkan
pada inti besi. Tegangan yang diinduksikan dalam kumparan kedua (kumparan sekunder) dan
arus yang mengalir di dalam kumparan ditelaah sebagai fungsi dari jumlah lilitan dalam
kumparan, dan kuat arus yang mengalir melalui kumparan primer.

Tujuan
Tegangan sekunder pada transformator rangkaian terbuka ditentukan sebagai suatu fungsi
dari :
1. jumlah lilitan dalam kumparan primer,
2. jumlah lilitan dalam kumparan sekunder,
3. tegangan primer.

Arus hubungan-singkat pada sisi sekunder ditentukan sebagai fungsi dari


4. jumlah lilitan dalam kumparan primer,
5. jumlah lilitan dalam kumparan sekunder,
6. arus primer.

Dengan transformator dengan beban, arus primer ditentukan sebagai fungsi dari
7. arus sekunder,
8. jumlah lilitan dalam kumparan sekunder,
9. jumlah lilitan dalam kumparan primer.

Peralatan
Two-way switch, double pole 1 Connecting cord, 250 mm, red 2
Rheostat, 10 ohms, 5.7 A 1 Connecting cord, 250 mm, blue 2
Iron core, short, laminated 1 Connecting cord, 500 mm, red 3
Iron core, U-shaped, laminated 1 Connecting cord, 500 mm, yellow 2
Clamping device 1 Connecting cord, 500 mm, blue 2
Coil, 140 turns, 6 tappings 2 Connecting cord, 750 mm, red 1
Multi-range meter/overl.prot.B 3 Multitap transf., 14V AC/12 V DC, 5A 1

Gambar 1. Susunan percobaan transformator


Prosedur
Percobaan A:

1. Susunan peralatan seperti pada gambar 1. Meter multi-rentang dihubungkan seperti pada
gambar 2, sedangkan voltmeter dapat digunakan melalui saklar dua arah kutub rangkap
untuk rangkaian-rangkaian primer dan sekunder.
2. Sesuaikan jumlah lilitan primer n1 dan lilitan sekunder n2 seperti yang tercantum pada tabel
data.
3. Hidupkan power supply dengan sepengetahuan Asisten.
4. Atur tegangan primer U1 dengan menggeser rheostat dan mengubah tegangan power supply.
5. Catat tegangan sekunder U2 yang ditunjukkan oleh voltmeter.
6. Ulangi langkah 2 – 5 untuk melengkapi tabel data.

Gambar 2. Hubungan dalam meter multi-rentang

Percobaan B
1. Susunan peralatan seperti pada gambar 1. Meter multi-rentang dihubungkan seperti pada
gambar 2, sedangkan voltmeter dapat digunakan melalui saklar dua arah kutub rangkap
untuk rangkaian-rangkaian primer dan sekunder.
2. Sesuaikan jumlah lilitan primer n1 dan lilitan sekunder n2 seperti yang tercantum pada tabel
data.
3. Hidupkan power supply dengan sepengetahuan Asisten.
4. Atur arus primer I1 dengan menggeser rheostat dan mengubah tegangan power supply.
5. Catat arus sekunder I2 yang ditunjukkan pada amperemeter.
6. Ulangi langkah 2 – 5 untuk melengkapi tabel data.

Teori dan Evaluasi


Jika suatu arus I mengalir dalam sebuah kumparan karena adanya tegangan bolak-balik, menurut
persamaan Maxwell yang kedua, tegangan yang diinduksi dalam kumparan adalah

d
Uind  n1 (1)
dt
dengan n1 adalah jumlah lilitan dalam kumparan dan  adalah kerapatan flux magnetik.
Tegangan ini berlawanan polaritas dengan U1 sehingga

d
U1  n1 (1)
dt
Jika pada inti besi yang sama ada kumparan kedua (kumparan sekunder) yang sedemikian rupa
sehingga kerapatan flux magnetik  yang sama melintasi kumparan sekunder, maka tegangan
induksi U2 adalah

n2
U2   U1 (2)
n1

atau, dari (1)

n2
U'   U (2)
n1

Jika suatu arus I2 mengalir dalam rangkaian sekunder, flux magnetik yang dihasilkan

ditumpangkan pada kerapatan flux dalam kumparan primer dan akibatnya impedansi arus bolak-

balik dari kumparan primer menjadi berkurang. Jadi arus dalam kumparan primer bertambah

dengan tegangan U yang diberikan.

Karena flux yang dihasilkan oleh I2 dalam kumparan sekunder sama dengan flux yang dihasilkan
oleh arus tambahan I1 dalam kumparan primer, maka

n1
I2   I1 (3)
n2

Hasil bagi n1/n2 dinamakan rasio transformasi.

Jika beban pada sisi sekunder adalah murni resistif dan jika arus yang mengalir dalam rangkaian
primer selama transformator tidak dibebani adalah kecil dibandingkan dengan I1, maka I1 adalah
arus total yang mengalir pada sisi primer.

Rugi daya dalam transformator terutama terjadi oleh resistansi ohmik dari kumparan, rugi daya
magnetisasi dan histeresis dari inti besi, dan rugi daya melalui medan serabut yang timbul karena
flux magnetik primer total tidak melintasi kumparan sekunder, dan sebaliknya. Oleh karenanya
reaktansi induktif dan resistansi ohmik dari rangkaian-rangkaian primer dan sekunder menjadi
bervariasi.
Judul Percobaan : E-2. TRANSFORMATOR
Hari/Tanggal Percobaan :

NAMA PRAKTIKAN / NPM :1. ……………………………….……/………………………..


2. ……………………………………/………………………...
3. ……………………………………/…………………………
4.…………………………….………/…………………………

PERCOBAAN A.1 PERCOBAAN B.1


n1 = n2 = 140 lilitan n1 = n2 = 140 lilitan
No. I1 (ampere) I2 (ampere)
No. U1 (volt) U2 (volt)

PERCOBAAN A.2
PERCOBAAN B.2
n1 = 140 lilitan
n1 = 140 lilitan
No. n2 (lilitan) U 1 (volt) U2 (volt) No. n2 (lilitan) I1 (ampere) I2 (ampere)

PERCOBAAN A.3 PERCOBAAN B.3


n2 = 140 lilitan n2 = 140 lilitan
No. n1 (lilitan) U 1 (volt) U2 (volt)
No. n1 (lilitan) I1 (ampere) I2 (ampere)

Tugas:
1. Lengkapi tabel di atas.
2. Gambarkan grafik yang menunjukkan hubungan antara:
a. Tegangan sekunder sebagai fungsi dari tegangan primer.
b. Tegangan sekunder sebagai fungsi dari: - jumlah lilitan dalam kumparan primer.
- jumlah lilitan dalam kumparan sekunder.
c. Arus sekunder sebagai fungsi dari arus primer.
d. Arus sekunder sebagai fungsi dari: - jumlah lilitan dalam kumparan primer.
- jumlah lilitan dalam kumparan sekunder.

Anda mungkin juga menyukai