Wajar jika kemudian tidak ditemukan adanya kitab tertulis yang disebar
secara resmi. Hukum adat yang berlaku itu hanya dapat diketahui dan
dilihat dalam bentuk keputusan-keputusan para fungsionaris hukum itu,
bukan saja hakim tetapi juga kepala adat, rapat desa, wali tanah, petugas-
petugas di lapangan agama, petugas-petugas desa lainnya. Keputusan itu
bukan hanya keputusan mengenai suatu sengketa yang resmi, tetapi juga
diluar itu, berdasarkan nilai-nilai yang hidup sesuai dengan alam rohani
dan hidup kemasyarakatan angota-anggota persekutuan itu.
Dengan demikian, hukum adat itu merupakan keseluruhan adat (yang tidak
tertulis) dan hidup dalam masyarakat bempa kesusilaan, kebiasaan dan
kelaziman yang mempunyai akibat hukum.
Sekian dari informasi ahli mengenai pengertian hukum adat menurut ahli,
semoga tulisan informasi ahli mengenai pengertian hukum adat menurut
ahli dapat bermanfaat.
Sumber : Tulisan Informasi Ahli :
– A. Suriyaman Mustari Pide, 2009. Hukum Adat : Dulu, Kini dan Akan
Datang. Yang Menerbitkan Pelita Pustaka : Jakarta.
Ciri Ciri Hukum Adat
Pembahasan Mengenai Ciri Ciri Hukum Adat
Hai Pembaca, Kali ini Informasi Ahli akan membahas mengenai ciri ciri
hukum adat.
1. Hukum barat mengenal zakelijke rechten “yaitu hak atas suatu barang
yang berlaku terhadap setiap orang” dan persoonlijke rechten “yaitu hak
yang bersifat perorangan terhadap suatu objek”, sedangkan hukum adat
tidak mengenal pembagian ke dalam dua jenis hak tersebut.
Sistem hukum adat inilah yang berlaku di seluruh Nusantara sejak orang-
orang Belanda belum dan sesudah menapakkan kakinya di Nusantara.
Sebagai suatu sistem, meskipun berbeda dengan sistem hukum barat
sebagaimana perbedaannya antara lain diungkapkan oleh Soepomo pada
wacana di atas, hukum adat juga mempunyai aspek-aspek hukum perdata,
pidana, tata negara, bahkan hukum internasional. Amier
Sjariffudin mengatakan bahwa sebagai suatu sistem, hukum adat
mempunyai asas-asas yang sama, akan tetapi mempunyai perbedaan
corak hukum yang bersifat lokal.
“Spreekt het dus vanzelf dat een richtige aanwijzitig van de verschillende
rechtskringen eerst geschieden kan ah het adatrecht overall in Indie goed
doorzocht en goeil getaxeerd zal zijn, voorshands schijnt een indeeling in
negentien zulke kringen zich aan te bevelen“.
Sekian dari informasi ahli mengenai ciri ciri hukum adat, semoga tulisan
informasi ahli mengenai ciri ciri hukum adat dapat bermanfaat.
Sumber : Tulisan Informasi Ahli :
– A. Suriyaman Mustari Pide, 2009. Hukum Adat : Dulu, Kini dan Akan
Datang. Yang Menerbitkan Pelita Pustaka : Jakarta.
Hukum Adat Sebagai Sistem
Pengendalian Sosial
Pembahasan Mengenai Hukum Adat Sebagai Sistem Pengendalian
Sosial
Hai Pembaca, Kali ini Informasi Ahli akan membahas mengenai hukum adat
sebagai sistem pengendalian sosial.
1. Pengendalian Preventif
2. Pengendalian Represif
6. Pengendalian Institusional
7. Pengendalian Berpribadi
Pengendalian Berpribadi adalah pengaruh baik atau buruk yang datang dari
orang tertentu. Artinya tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal. Bahkan
silsilah dan riwayat hidupnya, dan teristimewa ajarannya juga dikenal.
Pada praktiknya, ketiga jenis sanksi tersebut di atas itu sering kali terpaksa
diterapkan secara bersamaan tanpa bisa dipisah-pisahkan, misalnya kalau
seorang hakim menjatuhkan pidana penjara kepada seorang terdakwa; ini
berarti bahwa sekaligus terdakwa tersebut dikenai sanksi fisik (karena
dirampas kebebasan fisiknya), sanksi psikologik (karena terasakan olehnya
adanya perasaan aib dan malu menjadi orang hukuman), dan sanksi
ekonomik (karena dilenyapkan kesempatan meneruskan pekerjaannya
guna menghasilkan uang dan kekayaan).
Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan dalam
pengendalian sosial masyarakat, yaitu :
Menurut Roucek & Warren, sistem pengendalian sosial itu meliputi hal-
hal sebabagai berikut:
a. Formal social control yang pertama menunjuk pada tata cara yang
dibentuk oleh badan badan resmi, tata cara yang mana dapat dipaksa akan
berlakunya. Pada yang kedua, daya berlakunya senantiasa tergantung
pada kenyataan apakah warga masyarakat mengakuinya atau tidak serta
menyukainya atau tidak.
d. External control dan internal control dari luar diri manusia sebagai
pribadi, misalnya yang datangnya dari masyrakat atau kelompok. Internal
control datangnya dari diri pribadi, yaitu usaha untuk mengekang atau
mengendalikan diri sendiri.
Adanya sistem pengendalian sosial ini tidak bsia dihindari yang memang
diakui keberdaannya dalam masyarakat. Bahkan sistem sosial ini juga
mendapat pengakuan secara yuridis dalam Pasal 3 UU Pokok Agraria
(UUPA), termasuk beberapa produk perundang-undangan lainnya. Akan
tetapi sebuah proses dalam kehidupan suatu komunitas masyarakat yang
selalu identik dan selaras dengan perkembangan zaman yang tidak lain
adalah sebuah perubahan.
Sekian dari Informasi Ahli mengenai hukum adat sebagai sistem
pengendalian sosial, semoga tulisan informasi ahli mengenai hukum adat
sebagai sistem pengendalian sosial.
Sumber : Tulisan Informasi Ahli :
– A. Suriyaman Mustari Pide, 2009. Hukum Adat : Dulu, Kini dan Akan
Datang. Yang Menerbitkan Pelita Pustaka : Jakarta.