Anda di halaman 1dari 1

Nama : Lulu Rusliana Arva

NIM : 511413035

Tugas I Etika Profesi

Filsafat Gorontalo Tentang Etika Profesi

“Aadati hulahula’a to Syara’a, Syara’a hulahula’a to Qur’ani” (Adat bersendikan


syara, syara bersendikan Kitabullah), merupakan falsafah hidup rakyat Gorontalo yang
menurut sejarah pertama kali diumumkan oleh raja Eato pada abad ke 17. Hal ini dikarenakan
sebagian besar masyarakat Gorontalo memeluk agama Islam, sudah tentu adat istiadatnya
menjunjung tinggi kaidah-kaidah Islam. Masyarakat Gorontalo adalah masyarakat yang
religius dan sangat menjunjung tinggi adat. Meskipun hidup dalam iklim masyarakat yang
dinamis, terutama sejak pemekaran provinsi Gorontalo, namun adat tetaplah yang dinomor
satukan. Adat di Gorontalo adalah adat yang tidak dapat ditinggalkan, karena inti dari
adatnya adalah ajaran-ajaran agama. Sehingga, manakala rakyat Gorontalo meninggalkan
adat, berarti dia telah meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.

Beberapa adat Gorontalo yang sangat erat kaitannya dengan ajaran agama, seperti
adat Pohutu Motimamango atau adat penyambutan tamu yang hakikatnya adalah
penghormatan terhadap manusia, dimana penghormatan tersebut ditujukan kepada Allah
SWT dengan cara saling menghromati sesama manusia yang merupakan ciptaan-Nya. Hal ini
juga berkaitan dengan Etika Profesi dimana dalam bekerja kita hendaknya dapat saling
menghormati dan menghargai satu sama lain sesuai dengan etika, moral, dan adat yang ada di
masyarakat.

Adat Gorontalo juga mengatur tentang remaja yang telah memasuki masa pubertas
seperti adat Mome’ati atau Pembeatan, dimana dalam adat ini seorang gadis yang telah
memasuki masa pubertas mengirarkan janji yang dituntun seorang ulama. Janji tersebut ialah
ketika remaja nanti tidak akan bersikap kasar pada siapapun, mematuhi perintah Allah SWT
dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hampir semua adat yang ada di Gorontalo berlandaskan ajaran Islam. Namun dewasa
ini, Gorontalo yang terkenal dengan julukan “Serambi Madinah” mulai tercoreng dengan
banyak perilaku warga yang menyimpang. Sebut saja kasus mengenai seorang gadis yang
tega membunuh ayahnya, yang baru-baru ini mengusik perhatian masyarakat. Apakah
manusia masih memuliakan manusia lain?. Ini hanyalah salah satu contoh yang menunjukkan
bahwa masyarakat Gorontalo sedang mengalami krisis moral, masyarakat sudah tidak lagi
menjunjung tinggi adat dan syariat. Tidak semua masyarakat memang, tapi dengan teknologi
sekarang dimana budaya luar dapat dengan mudah masuk dan menjangkiti masyarakat tidak
menutup kemungkinan adat asli Gorontalo yang berlandaskan Syariat akan luntur dan
terlupakan cepat ataupun lambat.

Anda mungkin juga menyukai