MAKALAH PRAKTIKUM
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
relevan, serta pengetahuan dari penyusun sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik sesuai yang diharapkan pada kesempatan ini penyusun menyampaikan
terima kasih kepada Ibu Drh. Rini Widyastuti, M.Si. selaku dosen mata kuliah
telah membimbing penyusun hingga hasil makalah ini dapat penyusun selesaikan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
III. PEMBAHASAN............................................................................... 7
LAMPIRAN ............................................................................................. 15
iii
1
PENDAHULUAN
II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
kerja dan syarat kesehatan kerja. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan
kesehatan kerja.
3. UU No. 25 Tahun 1997, tentang Ketenaga Kerjaan, pasal 108 yang
menegaskan kembali bahwa, setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan
pelakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta agama.
4. Rekomendasi ILO/WHO Konvensi No. 155/1981, ILO menetapkan kewajiban
setiap negara untuk merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan
nasionalnya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja.
Pengelolaan K3RS menjadi percontohan pengembangan sistim pengelolaan
K3 di seluruh sarana kesehatan di tanah air, mengingat rumah sakit adalah
sarana kesehatan yang memiliki banyak kerawanan terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja bagi tenaga kerjanya
Biohazard
untuk dapat menunjang aktivitas perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Peraturan menteri tenaga kerja tentang Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yaitu setiap tempat kerja yang memiliki
tenaga kerja 100 orang atau lebih dan atau memiliki resiko tinggi di tempat
kerjanya harus menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
7
III
PEMBAHASAN
Anggota staff dan kelompok yang harus ikut berpartisipasi dalam penilaian
risiko, diantaranya yaitu: (Fontes, 2008)
• Peneliti utama perlu bertanggung jawab atas kejadian yang akan terjadi dalam
penelitian, hal ini melibatkan protokol biohazard
• Staf perawatan hewan
• Staf sumber daya hewan
• Petugas keamanan hayati
• Dokter kesehatan kerja
• Komite perawatan dan perawatan hewan institusional
• Komite keamanan hayati kelembagaan
8
Lima faktor penting yang berpengaruh terhadap risiko penilaian dan risiko
manajemen kelompok yaitu: (Fontes, 2008)
a. Patogen
Langkah pertama yang efektif dalam penilaian dan penanggulangan
risiko adalah dengan mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan agen
patogenik yang terlibat dalam penelitian atau dengan spesies hewan. Bendera
merah untuk mendiskusikan agen tersebut:
• Sebelumnya Infeksi telah ditangani di laboratorium
• Memiliki rute transmisi udara
• Memiliki dosis infeksi yang rendah
• Menampilkan risiko yang signifikan yang akan terjadi pada individu atau
hewan lainnya
• Memiliki persyaratan pengawasan medis
• Memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan dekontaminasi
Penting untuk memastikan agar setiap anggota yang terlibat dalam
proyek ini mengetahui serta memahami adanya zoonosis yang terjadi secara
alami.
b. Prosedur
Praktik biosafety :
• Jangan makan, minum, merokok, atau simpan makanan di laboratorium.
Jauhkan tangan dari wajah Anda (jangan sentuh tangan Anda mata,
hidung, atau mulut dengan tangan bersarung).
• Hindari masuknya cairan kimia ke dalam mulut.
• Gunakan pakaian pelindung di laboratorium (jas lab, sarung tangan, dan
pelindung wajah).
• Behati - hati dengan benda tajam.
• Bekerjalah dengan hati-hati untuk meminimalkan potensi pembentukan
aerosol.
10
3 Peralatan
Selain praktik kerja dan prosedur untuk melindungi hewan dan anggota,
pemilihan dan penggunaan pelindungan peralatan yang efektif penting
dalam manajemen risiko. Yang harus disediakan yaitu :
• Pakaian lab yang dapat melindungi diri dari kecelakaan dan infeksi
yang mungkin akan terjadi pada saat bekerja
• Sarung tangan dan lengan tahan gores yang harus digunakan sekali
pakai
• Perlindungan wajah dan juga pernafasan mungkin diperlukan
tergantung potensi pembentukan splash, droplet, atau aerosol
• Penutup rambut bisa diindikasikan untuk perlindungan lebih lanjut
dari infeksi oleh binatang.
• Kecamata penangan, ataupun masker perisai wajah
d. Personil
Penting untuk memverifikasi bahwa individu telah berhasil
menyelesaikan semua program pelatihan awal yang dipersyaratkan. Setiap
anggota harus memiliki ketangkasan alam menangani dan menjalankan setiap
prosedur penanganan hewan dalam laboratorium. Selain itu para anggota pun
harus memahami dan patuh terhadap peraturan yang telah dibuat.
e. Tempat
Lokasi penelitian yang diusulkan harus disesuaikan guna melindungi
spesies hewan yang digunakan dalam penelitian. Dan perlu diketahui juga
bahwa lokasi yang digunakan jauh dari tekanan atau faktor – faktor negatif
yang dapat mempengaruhi kondisi hewan. Selain itu juga lokasi tempat harus
disesuaikan agar tidak terjadi penyebaran infeksi ke lingkungan luar dalam
skala besar.
Hal terpenting yang harus dilakukan oleh penanganan hewan yang
menggunakan kabinet biosafety yaitu sebagai berikut :
• Pastikan kabinet biosafety telah teruji dan bersertifikat sebelum digunakan
12
IV
KESIMPULAN
menjangkit hewan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN