CSR
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Konsep Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) sudah dikenal sejak dahulu dan mulai dikenal
luas di zaman modern sejak Howard R. Bowen menerbitkan bukunya berjudul Social
Responsibilities of The Businessman pada era 1950-1960 di Amerika Serikat. Pengakuan
publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab sosial yang beliau kemukakan membuat
dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai Bapak CSR. Di Indonesia sendiri CSR lebih
dikenal dengan Tanggung Jawab Perusahaan dan Lingkungan (TJSL) sebagaimana yang
sudah termuat dalam UUPT. Dengan keberadaan UUPT tersebut membuat kegiatan atau
program TJSL menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Ketentuan itu
terdapat dalam Pasal 74 Ayat (1). Konsep CSR juga telah banyak berkembang di negara lain
dan Indonesia mengadopsi CSR yang awalnya berkembang di negara kapitalis karena menilai
hal ini perlu diatur mengingat semakin besarnya jumlah perusahaan di Indonesia yang
menjalankan CSR setengah hati disertai kerusakan lingkungan yang semakin parah. Jika
melihat sasaran CSR yang memperhatikan aspek lingkungan dan sosial maka kedua aspek
tersebut yang memiliki kecenderungan sebagai latar belakang pengaturan CSR di Indonesia
yang lebih dikenal dengan Tanggung Jawab Perusahaan dan Lingkungan (TJSL).
Banyak perusahaan yang dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tidak memperhatikan
lingkungan sekitar Sehingga berdampak pula pada masyarakat sekitar misalnya perusahan Tahu
yang letaknya berdekatan dengan rumah warga membuang sampahnya begitu saja sehingga
mencemari lingkungan dan berdampak pula pada warga yang tinggal di sekitar perusahaan Tahu,
jika hal seperti ini terjadi maka perusahaan harus bertanggung jawab. Kesuksesan sebuah
perusahaan, tidak hanya ditentukan dari keberhasilan menjalankan bisnisnya semata dalam
mendorong ekonomi. Tetapi didukung juga kemampuan dalam menyukseskan program
memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitarnya dengan mempertimbangkan pula factor
masyarakat dan lingkungan hidup sekitar.
1.4 Manfaat
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah khazanah
keilmuan Kewirausahaan terutama mengenai Tanggung jawab Sosial Perusahaan.
1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan makala ini, penulis menggunakan metode studi pustaka yang berorientasi
pada buku-buku yang berhubungan dengan judul makalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tanggungjawab Social Perusahaan atau CSR
CSR sudah mulai di perkenalkan sejak tahun 1950 oleh Howard R. Bowen yang
menerbitkan bukunya berjudul Social Responsibilities of The Businessman di Amerika
Serikat hingga mendapat apresiasi dari publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab sosial
yang beliau kemukakan membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai Bapak CSR. Di
Indonesia sendiri CSR mulai di kenal pada tahun 1990-an . Beberapa perusahaan sebenarnya
telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”.
Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang
merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial
dan lingkungan. Melalui konsep investasi social perusahaan “seat belt”, sejak tahun 2003
Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan
konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Dan pada tahun
2007 CSR mulai di Undangkan lebih tepatnya dalam Undang- Undang Perseroan Terbatas (
UU.PT) pasal 74. Yang mewajibkan perseroan untuk menyisihkan sebagian laba bersih dalam
menganggarkan dana pelaksanaan tanggung jawab sosial terutama bagi perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility(selanjutnya
disingkat CSR) itu sendiri adalah keseimbangan antara masyarakat, lingkungan dan laba yang
dalam artianya kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi
kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan
berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional.
Secara umum, Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan
mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat
menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup
termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain merupakan
cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada suatu komunitas,
atau merupakan suatu proses yang penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan dan
keuntungan kegiatan bisnis dari stakeholders baik secara internal (pekerja,shareholders, dan
penanaman modal) maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota
komunitas, kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain).
Jadi, tanggung jawab perusahaan secara sosial tidak hanya terbatas pada konsep pemberian
donor saja, tapi konsepnya sangat luas dan tidak bersifat statis dan pasif dan statis, hanya
dikeluarkan dari perusahaan akan tetapi hak dan kewajiban yang dimiliki bersama
antarastakeholders. Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggungjawab kemitraan
antara pemerintah, lembaga, sumberdaya komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan
ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara
sosial antara stakeholders. Konsep kedermawanan perusahaan (corporate philantrophy) dalam
tanggung jawab sosial tidaklah lagi memadai karena konsep tersebut tidaklah melibatkan kemitraan
tanggung jawab perusahaan secara sosial dengan stakeholders lainnya.
Tanggung jawab social perusahaan (corporate social responsibility) pada dasarnya juga terkait
dengan budaya perusahaan (coporate culture) yang ada dipengaruhi oleh etika perusahaan yang
bersangkutan. Budaya perusahaan terbentuk dari para individu sebagai anggota perusahaan yang
bersangkutan dan biasanya dibentuk oleh sistem dalam perusahaan. Sistem perusahaan khususnya
alur dominasi para pemimpin memegang peranan penting dalam pembentukan budaya perusahaan,
pemimpin perusahaan dengan motivasi yang kuat dalam etikanya yang mengarah pada
kemanusiaan akan dapat memberikan nuansa budaya perusahaan secara keseluruhan.
2.2 Resiko- resiko CSR yang Mungkin Timbul Dalam Kegiatan Bisnis
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, perusahaan akan mengalami kemungkinan resiko yang
timbul dalam menjalani aktifitas Bisnisnya tersebut.
Resiko sector spesifik : Restoran
Amati Analisis Bahas Sarankan
Nasabah… Timbul resiko Apa yang Sarankan nasabah
jika… penting… untuk…
Memperkerjakan (T) anak-anak Anak –anak harus Anak-anak hanya
anak anak diperkerjakan menerima boleh membantu
pendidikan, gizi dengan tugas-tugas
cukup dan ringan
perawatan Hanya boleh di luar
kesehatan. Mereka jam sekolah dan
harus dilindungi siswa harus punya
dari waktu dan tempat
penyalahgunaan khusus
dan diskriminasi mengerjakan
bisa bermain dan pekerjaan rumah
menikmati masa Anak-anak tidak
kanak-kanak diperbolehkan
mengoperasikan
mesin-mesin
berbahaya
Mengolah (k&k) bahan Tempat kerja yg Jaga kebersihan
makanan makanan yang bersih mencegah tempat kerja
mudah rusak tidak kuman dan Selalu cuci tangan
dijaga penyakit dan alat
kesegarannya di Makanan yang Hanya gunakan air
almari pendingin bersih tidak bersih
( L) ( K&K) pratek terkontaminasi Sediakan kotak
higienis tidak adalah sehat dan obat (PPPK)
diterapkan mencegah penyakit
(membasuh sehingga
tangan,air melindungi
bersih,mencuci nasabah anda
peralatan masak)
CSR = Peluang
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan sebuah
bisnis juga harus memperhatikan orang-orang yang secara tidak langsung berhubungan dengan
bisnis yang di jalankan (eksternal( masyarakat dan lingkungan sekitar)) dan perlu adanya
tanggung jawab dalam menjalankan sebuah bisnis atau perusahaan. Dengan penerapan CSR
sebagai sebuah program yang wajib sebagai bentuk rasa terima kasih perusahaan kepada
masyarakat dan juga sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Di
samping itu CSR juga memiliki peranan penting bagi perusahaan yang menjalankannya,dan
juga manfaat yang dapat dirasakan perusahaan bila menjalankan CSR yaitu diantaranya :
Meningkatkan Citra Perusahaan
Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan
Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan
Meningkatkan Harga Saham
Dari sisi masyarakat, CSR akan sangat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kebaikan untuk
masyarakat yang membutuhkan bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tunggal, Amin Widjaja, 2008, Corporate Social Responcibility, Harvarindo,
Jakarta.
2. Kewirausahaan,Modul 4: Menjalankan Usaha,Politeknik Negeri Kupang
3. http://www.csrindonesia.com